STUDI FARMAKOEPIDEMIOLOGI
CASE SERIES
Oleh:
KELOMPOK A2
Dosen Pengampu:
Apt. I Wayan Martadi Santika, S.Farm., M.Si.
1.1 Farmakoepidemiologi
Kata Farmakoepidemiologi berasal dari kata “Pharmacon” (Obat), “Epi” (Pada),
“Demos” (Penduduk) dan “logos” (Ilmu). Farmakoepidemiologi didefinisikan sebagai ilmu
yang mempelajari tentang penggunaan obat dan efek sampingnya pada sejumlah besar
manusia serta menerapkan ilmu tersebut untuk memecahkan masalah tersebut.
Farmakoepidemiologi juga digunakan sebagai aplikasi, metode, latar belakang dan
pengetahuan epidemiologik untuk mempelajari penggunaan dan efek samping obat dalam
suatu populasi manusia (Storm, et. al., 2011).
1.2 Sejarah Farmakoepidemiologi
Farmakoepidemiologi muncul pada awal 1960 saat kekhawatiran tentang efek samping
obat muncul pada masyarakat sehingga mendorong terbentuknya metode dalam mempelajari
keamanan terapi obat. Pada tahun 1960 FDA (Federal Drug Administration) mengumpulkan
laporan efek samping obat, mengarah kepada program pemantauan obat berbasis rumah sakit.
Farmakoepidemiolgi kemudian diusulkan menjadi disiplin ilmu baru yang mendukung sistem
ini. Awalnya penelitian penggunaan obat di fokuskan terhadap pemasaran, distribusi, resep
dan penggunaan obat dalam masyarakat dengan penekanan khusus pada dampak medis,
sosial, dan ekonomi yang dihasilkan. Selama bertahun-tahun database mengenai peresepan
obat telah berkembang. Farmakoepidemiologi sangat berperan dalam pengambilan keputusan
terapi yang paling tepat untuk pasien. Hal mendasar yang menjadi tantangan dalam
pengembangan farmakoepidemiologi adalah kurangnya sumber daya praktisi yang
berkemampuan akibat ketiadaan edukasi yang memadai (Storm, et. al., 2011).
Hal ini sangat mempengaruhi pengembangan farmakoepidemiologi. Selama 50 tahun
terakhir penelitian telah dikembangkan dari penelitian deskriptif seperti menghitung tablet
yang digunakan hingga menilai efektivitas dan keamanan terapi obat dalam praktek klinis.
Farmasi klinis memiliki peranan penting dalam perkembangan di masa depan. Pada abad ke-
20 farmakoepidemiologi bergeser dari yang sebelumnya hanya berfokus terhadap efek
samping obat dan studi hubungan resiko, kini mencakup juga hasil klinis lain dan aspek
ekonomi kesehatan (Storm, et. al., 2011).
1
BAB II
DASAR TEORI
2
BAB III
OVERVIEW JURNAL
Abstract
Background: Statins are associated with skeletal muscle adverse effects. These are generally
considered mild and reversible, with more severe toxicity occurring rarely. There is little
known regarding statin myotoxicity in Aboriginal and Torres Strait Islander Australians who
are at high cardiovascular risk and likely to receive statins.
Aims: To describe features of serious statin-associated myotoxicity (SSAM) occurring in
Indigenous Australians and increase awareness of this condition.
Methods: Observational case series of SSAM in Aboriginal or Torres Strait Islanders. Cases
were identified from personal clinical experience, referrals, reports to the Therapeutic Goods
Administration, medical literature, an Internet search and reports from a histopathology
laboratory. Information was collected onto a standardised data collection form.
Results: Fifteen cases of serious myotoxicity in Aboriginal or Torres Strait Islanders exposed
to statins were identified from 2006 to 2012. The mean age was 55 (range 35–69). Painless
weakness was the most common presentation. Interacting drugs were involved in seven cases.
Biopsies were done in eight cases, three showed inflammatory polymyositis and five
necrotising myositis. Three patients died and two had permanent severe disability. Resolution
of symptoms after statin cessation was variable.
Conclusions: SSAM has occurred in the Indigenous Australian population with some
fatalities. Awareness of the potential for SSAM is essential for early recognition and effective
management to reduce probability of avoidable catastrophic harm. Safe, as well as effective
use of medication, is essential for optimum health outcomes. Effective pharmacovigilance
and therapeutic risk management are important for Aboriginal and Torres Strait Islander
Australians.
3
BAB IV
PEMBAHASAN
7
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah kami rangkum adapun kesimpulan dari
review jurnal adalah sebagai berikut:
1. Jenis penelitian yang digunakan pada jurnal acuan adalah penelitian non-eksperimental
observasional berbasis populasi yang bersifat deskriptif.
2. Populasi dari penelitian ini adalah orang Aborigin dan penduduk pribumi Kepulauan
Selat Torres Australia. Sampel penelitian ini yaitu penduduk pribumi Kepulauan Selat
Torres Australia (ATSI) yang menerima statin dan mengalami miotoksisitas serius, yang
diidentifikasi dari tahun 2006 hingga tahun 2012. Kriteria inklusi merupakan sampel
penduduk ATSI yang mengalami SSAM atau Rhabdomyolysis, sedangkan kriteria
eksklusinya adalah kasus sampel yang mengalami SSAM atau Rhabdomyolysis di negara
Amerika Serikat dan Inggris.
3. Hasil penelitian menunjukkan sejumlah lima belas kasus yang meliputi lima kasus dari
pencarian internet, tiga kasus yang diidentifikasi dari laboratorium histopatologi, dua
kasus yang dilaporkan langsung ke TGA (Therapeutic Goods Administration), satu kasus
pengalaman pribadi, dan empat kasus rujukan. Dari lima belas kasus tersebut terdiri dari
delapan perempuan dan tujuh laki-laki dengan rata-rata usia 55 tahun (kisaran 35-69).
Presentasi gejala yang paling umum adalah kelemahan korset tungkai proksimal tanpa
rasa sakit.
4. Adapun kelebihan dari penelitian ini yaitu merupakan penelitian yang murni dan orisinil
serta dapat menjadi acuan dalam penelitian lanjutan dalam topik yang sama, namun untuk
kekurangannya yaitu masih memiliki keterbatasan data yang representatif dalam
mendukung hasil observasi.
8
DAFTAR PUSTAKA
Carey, T. S., & Boden, S. D. (2003). A critical guide to case series reports. Jurnal Spine
vol. 28 (15). 1631–1634.
Porta, Miguel. 2008. A Dictionary of Epidemiology. Edisi 5. Oxford University Press: New
York. 33
Sayre J. W., Toklu Hale Z. Ye F., Mazza Joseph, Yale Steven. 2017. Case Reports, Case
series – From Clinical Practice to Evidence-Based Medicine in Graduate Medical
Education. Cureus 9(8): 1546.
Storm B L, Kimmel S E, Hennessy S. 2011. Pharmacoepidemiology Fifth Edition.
Philadelphia: John Wiley & Sons.