Pekerjaan :
2000 – Juli 2017 : Dinkes Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat
2017 – skrg : Direktorat P2PM, Timker/subdit HPISP
Nomor MPI. 4
Judul Mata Pelatihan Manajemen logistik pencegahan dan
pengendalian hepatitis B
Deskripsi Mata Pelatihan Mata pelatihan ini membahas tentang
perencanaan kebutuhan logistic, prinsip
penyimpanan logistik, distribusi logistik
Waktu 8 JPL (T = 2, P = 4, PL = 2)
3
Pengelolaan logistik
dilakukan oleh???
1. Kementerian Kesehatan Pusat
2. Dinkes Provinsi
3. Dinkes Kabupaten/Kota
4. Fasyankes : FKTP dan FKRTL
4
Pengertian Manajemen Logistik
Distribusi Logistik
5
Manajemen logistik pencegahan dan pengendalian
Pengertian (P2) hepatitis B serangkaian kegiatan yang dilakukan mulai dari
Manajemen perencanaan, penyimpanan, pendistribusian, sampai dengan penggunaan, serta
adanya sistim manajemen pendukung untuk program P2 hepatitis B
Logistik
6
Logistik P2 hepatitis B semua jenis logistik yang
digunakan mulai dari deteksi dini hingga pengobatan hepatitis B
dapat digunakan untuk semua sasaran program.
7
Pengertian Manajemen Logistik
Distribusi Logistik
8
PERENCANAAN KEBUTUHAN LOGISTIK
Proses strategis yang difokuskan pada forecasting kebutuhan logistik melalui
perhitungan kebutuhan logistik.
9
Perencanaan Kebutuhan logistik dilakukan disetiap level administrasi setiap tahun secara berjenjang
10
Tahapan dalam penyusunan perencanaan kebutuhan logistic :
1. Menghitung kebutuhan setiap jenis logistik dalam waktu 1 tahun dengan memperkirakan target yang akan
dicapai ditahun mendatang.Menghitung sisa stok logistik yang masih ada dengan mempertimbangkan masa
kadaluarsa.
2. Menghitung sisa stok logistik yang masih ada dengan mempertimbangkan masa kadaluarsa.
3. Menghitung jumlah logistik yang akan diusulkan berdasarkan kebutuhan dikurangi sisa stok yang ada.
4. Menambahkan jumlah stok cadangan (buffer stock) yang disesuaikan dengan pengembangan
kegiatan/layanan.
5. Mengirimkan surat usulan kebutuhan logistik program untuk tahun berikutnya disertai dengan surat
pernyataan bersedia menerima Barang Milik Negara (BMN) disampaikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan
kabupaten/kota ke Direktur Jenderal P2P cq Direktur P2PM pada tahun berjalan.
11
Hal-hal yang diperhatikan dalam melakukan perencanaan logistik adalah :
3. Ketersediaan Data :
a. Sasaran ibu hamil g. Capaian tahun sebelumnya
b. Bayi usia 9-12 bulan yang lahir dari ibu HBsAg reaktif h. Rencana pengembangan layanan
c. Sasaran populasi berisiko, i. Jumlah logistik yang digunakan tahun
d. Tenaga Kesehatan sebelumnya
e. Estimasi ibu hamil reaktif HBsAg j. Stok logistik yang masih bisa dipakai
f. Target capaian tahun perencanaan k. Sumber dana
12
Hal-hal yang diperhatikan dalam melakukan perencanaan logistik adalah :
13
Jenis Logistik Pencegahan dan Pengendalian Hepatitis B
Dalam manajemen hepatitis B, logistik dikelompokkan dalam 2 jenis yaitu logistik obat dan logistik non obat
Logistik Obat :
Tenofovir Disoproksil Fumarate (TDF) 300mg
Obat ini digunakan untuk menurunkan jumlah virus hepatitis B dalam tubuh sehingga apabila diminum oleh ibu
hamil dapat menurunkan risiko penularan pada bayinya
14
Logistik Non Obat
Logistik non obat terbagi menjadi 2 jenis yaitu logistik habis pakai dan tidak habis pakai.
Logistik non obat yang habis pakai :
RDT HBsAg RDT Anti HBs
Vaksin HBIG
(wholeblood, serum, plasma)
RDT HBeAg
Cartridge HBV DNA.
16
RDT HBEAg
Mengidetifikasi keberadaan hbsag dalam darah/ Untuk mendeteksi hepatitis B
Vaksin HBIg
digunakan sebagai imunoprofilaksis (pencegahan lewat kekebalan tubuh)
pasif pada bayi yang lahir dari ibu reaktif HBsAg, pemberian ini dilakukan
sesegera mungkin setelah bayi lahir
17
Alat penunjang diagnostic :
(alat tes cepat molekuler)
Pemeriksa
Tes Cepat Kekenyalan Hati
Molekuler
18
Perhitungan Logistik Hepatitis B
Pemantauan bayi 9-12 bulan = {(Perkiran jumlah bayi lahir dari ibu HBsAg reaktif
x 1 tes) + (10% stok cadangan)} - sisa stok
2 RDT (jumlah ibu hamil HBsAg reaktif x 1 catridge) + (10% stok cadangan)} – sisa stok
HBeAg *jumlah ibu hamil HBsAg reaktif = %ibu hamil HBsAg reaktif x target pemeriksaan
ibu hamil
3 Catridge {(jumlah ibu hamil HBsAg reaktif x 1 catridge) + (10% stok cadangan)} – sisa stok
HBV DNA *jumlah ibu hamil HBsAg reaktif = %ibu hamil HBsAg reaktif x target pemeriksaan
ibu hamil
* Perkiran jumlah bayi lahir dari ibu HBsAg reaktif = {(95%x% target bumil DDHB per tahun x Sasaran ibu hamil x %ibu hamil
HBsAg reaktif
19
No Nama Logistik Cara Perhitungan
4 Vaksin HBIg {(jumlah bayi lahir dari ibu HBsAg reaktif x 1 kit) + (10% stok
cadangan)} – sisa stok
5 RDT Anti HBS (%bayi dengan hasil HBsAg non reaktif x jumlah bayi lahir dari ibu
HBsAg reaktif x 1 tes) + (10% stok cadangan)} - sisa stok
6 Obat antivirus {(% Target bumil yang diperiksa DNA VHB x 15% x 4 botol) + (10%
Hepatitis B stok cadangan)} – sisa stok
20
Contoh Soal :
Diketahui di Kab. X pada tahun 2024 memiliki sasaran ibu hamil 40.000 dengan persentase reaktif HBsAg pada
ibu hamil tahun 2022 sebanyak 1,5%. Tahun 2024 target pemeriksaan ibu hamil 100%, dan memiliki sisa stok
logistik sebagai berikut: RDT HBsAg : 5.000 test, HBV DNA : 100 catridge, Vaksin HBIg : 200 syr, RDT anti
HBs : 0 tes, Obat antivirus hepatitis B : 30 botol
Total kebutuhan :
44.000 + 627 – 5000 = 39.627 test
21
Diketahui di Kab. X pada tahun 2024 memiliki sasaran ibu hamil 40.000 dengan persentase reaktif HBsAg pada
ibu hamil tahun 2022 sebanyak 1,5%. Tahun 2024 target pemeriksaan ibu hamil 100%, dan memiliki sisa stok
logistik sebagai berikut: RDT HBsAg : 5.000 test, HBV DNA : 100 catridge, Vaksin HBIg : 200 syr, RDT anti
HBs : 0 tes, Obat antivirus hepatitis B : 30 botol
22
Diketahui di Kab. X pada tahun 2024 memiliki sasaran ibu hamil 40.000 dengan persentase reaktif HBsAg pada
ibu hamil tahun 2022 sebanyak 1,5%. Tahun 2024 target pemeriksaan ibu hamil 100%, dan memiliki sisa stok
logistik sebagai berikut: RDT HBsAg : 5.000 test, HBV DNA : 100 catridge, Vaksin HBIg : 200 syr, RDT anti
HBs : 0 tes, Obat antivirus hepatitis B : 30 botol
23
Diketahui di Kab. X pada tahun 2024 memiliki sasaran ibu hamil 40.000 dengan persentase reaktif HBsAg pada
ibu hamil tahun 2022 sebanyak 1,5%. Tahun 2024 target pemeriksaan ibu hamil 100%, dan memiliki sisa stok
logistik sebagai berikut: RDT HBsAg : 5.000 test, HBV DNA : 100 catridge, Vaksin HBIg : 200 syr, RDT anti
HBs : 0 tes, Obat antivirus hepatitis B : 30 botol
24
Diketahui di Kab. X pada tahun 2023 memiliki sasaran ibu hamil 40.000 dengan persentase reaktif HBsAg pada
ibu hamil tahun 2022 sebanyak 1,5%. Tahun 2023 target pemeriksaan ibu hamil 100%, dan memiliki sisa stok
logistik sebagai berikut: RDT HBsAg : 5.000 test, HBV DNA : 100 catridge, Vaksin HBIg : 200 syr, RDT anti
HBs : 0 tes, Obat antivirus hepatitis B : 30 botol
25
Diketahui di Kab. X pada tahun 2024 memiliki sasaran ibu hamil 40.000 dengan persentase reaktif HBsAg pada
ibu hamil tahun 2022 sebanyak 1,5%. Tahun 2024 target pemeriksaan ibu hamil 100%, dan memiliki sisa stok
logistik sebagai berikut: RDT HBsAg : 5.000 test, HBV DNA : 100 catridge, Vaksin HBIg : 200 syr, RDT anti
HBs : 0 tes, Obat antivirus hepatitis B : 30 botol
26
27
Pengertian Manajemen Logistik
Distribusi Logistik
28
Penyimpanan logistik adalah komponen kunci dalam manajemen rantai pasokan yang mencakup:
pengaturan, pengelolaan, dan pemeliharaan fasilitas penyimpanan yang diperlukan untuk
menyimpan dan mengelola logistik hepatitis B.
Penyimpanan logistik dalam P2 hepatitis B adalah aspek yang sangat penting yang memerlukan
penekanan khusus.
1. Suhu
2. keamanan stok
3. rotasi persediaan
4. pemantauan terus-menerus
5. pemilihan lokasi gudang yang strategis
6. perancangan ruang penyimpanan yang efisien
7. sistem pengendalian inventaris yang akurat
8. keamanan dan pemeliharaan fasilitas penyimpanan
29
Prinsip rotasi stok harus diterapkan
• Suhu ruang penyimpanan logistik disesuaikan dengan petunjuk yang tercantum dalam kemasan masing-
masing logistik.
• Alat tes sensitif terhadap panas dan kelembaban, jangan terkena paparan matahari secara langsung dan
ruang penyimpanan harus kering.
• Prinsip pengeluaran logistik dengan FEFO (First Expired First Out) dan FIFO (First In First Out).
30
2 – 8 derajat Celcius)
1. Vaksin HbIg
2. Vaksin HB0, HB1, HB2,HB3
Distribusi Logistik
33
Pengertian Distribusi pada layanan Hepatitis B
1. Vaksin
2. Reagensia
34
Pendistribusian Logistik dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan dan perundang-
undangan
Permenkes Nomor 52 tahun 2017 : pasal yang sama di ayat 2 poin c
Eliminasi Penularan Human Immunodeficiency Virus atau HIV, Sifilis, dan
Hepatitis B dari ibu ke anak
"Dalam rangka eliminasi penularan, pemerintah daerah provinsi bertanggung jawab
mendistribusikan obat dan alat kesehatan yang diperlukan dalam pelaksanaan eliminasi
penularan"
Permenkes Nomor 52 tahun 2017 : pasal yang sama di ayat 3 poin c
Eliminasi Penularan Human Immunodeficiency Virus atau HIV, Sifilis, dan
Hepatitis B dari ibu ke anak
"Dalam rangka eliminasi penularan, pemerintah daerah kabupaten/kota bertanggung
jawab mendistribusikan obat dan alat kesehatan yang diperlukan dalam pelaksanaan
eliminasi penularan".
35
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses distribusi adalah:
• Distribusi dilaksanakan berdasarkan permintaan secara berjenjang untuk memenuhi kebutuhan logistic
(Dinas Kesehatan Provinsi - Kabupaten/Kota - fasyankes sesuai kebutuhan program)
• Melengkapi dokumen yang dibutuhkan.
• Sarana/transportasi pengiriman yang memenuhi syarat sesuai ketentuan obat atau logistik yang dikirim.
• Distribusi logistik dari Kemenkes ke provinsi mempertimbangkan permohonan provinsi, pencapaian hasil
kegiatan (data yang terlaporkan), kapasitas tempat penyimpanan, sisa stok dan ketersediaan logistik
Kemenkes.
36
Prinsip distribusi FEFO
Distribusi logistik hepatitis B harus memperhatikan prinsip First Expired First Out (FEFO)
“Produk dengan tanggal kedaluwarsa terdekat akan didistribusikan terlebih dahulu”
37
Langkah-langkah distribusi obat dan vaksin:
38
Setiap pengeluaran logistik harus tercatat dan dilaporkan
39
Dokumen Logistik
SBBK BAST
Surat Bukti Barang Keluar Berita Acara Serah terima
40
ALUR PERMINTAAN DAN DISTRIBUSI LOGISTIK
41
Tantangan Serta Strategi Logistik
42
PENUGASAN
43
PENUGASAN
Tujuan
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu melakukan manajemen logistik pencegahan dan pengendalian hepatitis
B.
Tetapkan :
- notulen/membuat PPT
- Presenter
- Siapa yang mencatatat masukan dari fasilitataor maupun kelompok lain
45
46
Perencanaan Kebutuhan Logistik
Puskesmas Sukamaju yang terletak di Kabupaten Mawar, pada tahun 2023 memiliki ibu hamil sebanyak
5.000 dengan persentase reaktif HBsAg pada ibu hamil tahun lalu sebanyak 1,5%. Puskesmas memiliki
fasilitas untuk melakukan pemeriksaan HBV DNA dan dokter dan tim puskesmas yang telah dilatih tentang
Pencegahan dan Pengobatan Hepatits B pada Ibu hamil sampai pemantauan bayi 9-12 bulan
Tahun 2023 ini, target pemeriksaan HBsAg pada Ibu hamil adalah 100%. Sementara, sisa stok logistik yang
ada di Puskesmas adalah sebagai berikut :
47
1. Apa saja logistik yang di butuhkan serta buatlah perhitungan
kebutuhan logistik dalam upaya pencegahan penularan hepatitis B
dari ibu ke anak mulai dari skrining sampai pengobatan ibu hamil di
puskesmas tersebut?
48
Distribusi Logistik
2. Setelah tersedia logistik sesuai usulan yang telah diajukan, diskusikan kembali bagaimana
distribusi logistik pada kondisi sasaran ibu hamil sebagai berikut, :
Pada tahun ini hanya ada 1 Bidan Praktek (Desa F) di wilayah Puskesmas yang sudah
kerjasama dengan puskesmas melakukan skrining ibu hamil serta pemberian HbIg mandiri
pada bayi, sedangkan yang lainnya masih merujuk ke Puskesmas induk untuk skrening
hepatitis B ibu hamilnya.
No Nama Desa Jumlah Ibu Petugas Bidan desa
Hamil
1 Desa A 1.000 Lokasi Puskesmas
2 Desa B 800 Bidan B
3 Desa C 700 Bidan C
4 Desa D 650 Bidan D
5 Desa E 850 Bidan E
6 Desa F 1000 Bidan praktek Mandiri
Jumlah 5.000
49
PENUGASAN
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu melakukan manajemen logistik pencegahan dan
pengendalian hepatitis B.
Diskusi : 40 Menit
Presentasi : 40 Menit
Pembulatan bersama fasilitator : 10 Menit
52