Anda di halaman 1dari 52

MANAJEMEN LOGISTIK

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


HEPATITIS B
OKTOBER 2023
Pendidikan :
S1 : FKM USU 1998
S2 : FKM UI 2009

Pekerjaan :
2000 – Juli 2017 : Dinkes Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat
2017 – skrg : Direktorat P2PM, Timker/subdit HPISP
Nomor MPI. 4
Judul Mata Pelatihan Manajemen logistik pencegahan dan
pengendalian hepatitis B
Deskripsi Mata Pelatihan Mata pelatihan ini membahas tentang
perencanaan kebutuhan logistic, prinsip
penyimpanan logistik, distribusi logistik

Hasil Belajar Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta


mampu melakukan manajemen logistik
pencegahan dan pengendalian hepatitis B

Waktu 8 JPL (T = 2, P = 4, PL = 2)

3
Pengelolaan logistik
dilakukan oleh???
1. Kementerian Kesehatan Pusat
2. Dinkes Provinsi
3. Dinkes Kabupaten/Kota
4. Fasyankes : FKTP dan FKRTL

4
 Pengertian Manajemen Logistik

 Perencanaan Kebutuhan Logistik


TOPIK
 Penyimpanan Logistik

 Distribusi Logistik

5
 Manajemen logistik pencegahan dan pengendalian
Pengertian (P2) hepatitis B serangkaian kegiatan yang dilakukan mulai dari
Manajemen perencanaan, penyimpanan, pendistribusian, sampai dengan penggunaan, serta
adanya sistim manajemen pendukung untuk program P2 hepatitis B
Logistik

 Tujuan memastikan ketersediaan,


penyimpanan, dan pendistribusian logistik
dilakukan secara efisien dan tepat waktu
untuk mendukung efektivitas program P2
hepatitis B.

6
 Logistik P2 hepatitis B semua jenis logistik yang
digunakan mulai dari deteksi dini hingga pengobatan hepatitis B
dapat digunakan untuk semua sasaran program.

 Tingkat Pelaksana Kementerian Kesehatan,


Dinkes Provinsi, Dinkes Kabupaten/kota sampai
dengan Fasyankes, baik rumah sakit, puskesmas
maupun fasyankes lainnya yang melaksanakan
pelayanan hepatitis B.

 Strategi harus memperhatikan masa pemakaian


aman (shelf life, masakadaluarsa)/ memberlakukan
prinsip First Expired First Out (FEFO) dalam
distribusinya

7
 Pengertian Manajemen Logistik

 Perencanaan Kebutuhan Logistik


TOPIK
 Penyimpanan Logistik

 Distribusi Logistik

8
PERENCANAAN KEBUTUHAN LOGISTIK
Proses strategis yang difokuskan pada forecasting kebutuhan logistik melalui
perhitungan kebutuhan logistik.

Teknik membuat prediksi tentang


Forecasting = Peramalan peristiwa atau hasil di masa depan
berdasarkan data yang ada

serangkaian proses dalam


perencanaan logistik
Forecasting
kebutuhan
logistik
hepatitis B Dilakukan pada setiap level
administrasi

Memastikan Logistik : cukup dan tepat waktu di mengidentifikasi kebutuhan


seluruh fasyankes yang membutuhkan, membantu menghindari
kekurangan stok yang dapat menghambat program. logistik

9
Perencanaan Kebutuhan logistik dilakukan disetiap level administrasi setiap tahun secara berjenjang

FASYANKES Dinkes Dinkes Kemenkes


Kab/Kota Provinsi Pusat

Perencanaan Kebutuhan logistik yang dilakukan secara efektif :


membantu untuk mengambil keputusan dalam mendukung efektivitas program dan kebutuhan anggaran

10
Tahapan dalam penyusunan perencanaan kebutuhan logistic :

1. Menghitung kebutuhan setiap jenis logistik dalam waktu 1 tahun dengan memperkirakan target yang akan
dicapai ditahun mendatang.Menghitung sisa stok logistik yang masih ada dengan mempertimbangkan masa
kadaluarsa.

2. Menghitung sisa stok logistik yang masih ada dengan mempertimbangkan masa kadaluarsa.

3. Menghitung jumlah logistik yang akan diusulkan berdasarkan kebutuhan dikurangi sisa stok yang ada.

4. Menambahkan jumlah stok cadangan (buffer stock) yang disesuaikan dengan pengembangan
kegiatan/layanan.

5. Mengirimkan surat usulan kebutuhan logistik program untuk tahun berikutnya disertai dengan surat
pernyataan bersedia menerima Barang Milik Negara (BMN) disampaikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan
kabupaten/kota ke Direktur Jenderal P2P cq Direktur P2PM pada tahun berjalan.

11
Hal-hal yang diperhatikan dalam melakukan perencanaan logistik adalah :

1. Perencanaan logistik disusun berdasarkan kebutuhan program.


2. Pelaksanaan perencanaan kebutuhan dan pengusulan logistik disesuaikan dengan jadwal
penyusunan anggaran di setiap tingkat pemerintahan di kabupaten/kota, provinsi dan
Kemenkes.

3. Ketersediaan Data :
a. Sasaran ibu hamil g. Capaian tahun sebelumnya
b. Bayi usia 9-12 bulan yang lahir dari ibu HBsAg reaktif h. Rencana pengembangan layanan
c. Sasaran populasi berisiko, i. Jumlah logistik yang digunakan tahun
d. Tenaga Kesehatan sebelumnya
e. Estimasi ibu hamil reaktif HBsAg j. Stok logistik yang masih bisa dipakai
f. Target capaian tahun perencanaan k. Sumber dana

12
Hal-hal yang diperhatikan dalam melakukan perencanaan logistik adalah :

4. Spesifikasi untuk pengadaan logistik rapid test.


a. Telah terdaftar di Kementerian Kesehatan.
b. Sensitivitas >99% dan spesifisitas >98%.
c. Mempunyai masa kadaluarsa yang panjang serta mudah didapat.
d. Bisa digunakan untuk 3 jenis bahan pemeriksaan yaitu darah lengkap
(wholeblood)/serum/plasma sesuai dengan petunjuk reagensia yang dipakai.

13
Jenis Logistik Pencegahan dan Pengendalian Hepatitis B
Dalam manajemen hepatitis B, logistik dikelompokkan dalam 2 jenis yaitu logistik obat dan logistik non obat

Logistik Obat :
Tenofovir Disoproksil Fumarate (TDF) 300mg
Obat ini digunakan untuk menurunkan jumlah virus hepatitis B dalam tubuh sehingga apabila diminum oleh ibu
hamil dapat menurunkan risiko penularan pada bayinya

Rekomendasi Komite Ahli :


• aman untuk ibu hamil
• risiko resistensi rendah

14
Logistik Non Obat
Logistik non obat terbagi menjadi 2 jenis yaitu logistik habis pakai dan tidak habis pakai.
Logistik non obat yang habis pakai :
RDT HBsAg RDT Anti HBs
Vaksin HBIG
(wholeblood, serum, plasma)

RDT HBeAg
Cartridge HBV DNA.

Logistik non obat yang tidak habis pakai :


Bahan media KIE :
• leaflet,
• brosur,
• video iklan layanan masyarakat /ILM
15
RDT HBsAg
Mengidetifikasi keberadaan hbsag dalam darah/ Untuk mendeteksi hepatitis B
HBsAg merupakan protein yang terdapat pada permukaan virus hepatitis B dan
merupakan salah satu tanda khas infeksi hepatitis B.

Cartridge HBV DNA


untuk mendeteksi replikasi dari virus Hepatitis B

RDT Anti HBS


digunakan untuk menilai sistem kekebalan tubuh apakah sudah
menghasilkan antibodi untuk melawan virus hepatitis.

16
RDT HBEAg
Mengidetifikasi keberadaan hbsag dalam darah/ Untuk mendeteksi hepatitis B

Vaksin HBIg
digunakan sebagai imunoprofilaksis (pencegahan lewat kekebalan tubuh)
pasif pada bayi yang lahir dari ibu reaktif HBsAg, pemberian ini dilakukan
sesegera mungkin setelah bayi lahir

17
Alat penunjang diagnostic :
(alat tes cepat molekuler)
Pemeriksa
Tes Cepat Kekenyalan Hati
Molekuler

18
Perhitungan Logistik Hepatitis B

No Logistik Cara Perhitungan


1 RDT ibu hamil = {(% target bumil DDHB per tahun x Sasaran ibu hamil x 1 tes) + (10%
HBsAg stok cadangan)} – sisa stok

Pemantauan bayi 9-12 bulan = {(Perkiran jumlah bayi lahir dari ibu HBsAg reaktif
x 1 tes) + (10% stok cadangan)} - sisa stok
2 RDT (jumlah ibu hamil HBsAg reaktif x 1 catridge) + (10% stok cadangan)} – sisa stok
HBeAg *jumlah ibu hamil HBsAg reaktif = %ibu hamil HBsAg reaktif x target pemeriksaan
ibu hamil
3 Catridge {(jumlah ibu hamil HBsAg reaktif x 1 catridge) + (10% stok cadangan)} – sisa stok
HBV DNA *jumlah ibu hamil HBsAg reaktif = %ibu hamil HBsAg reaktif x target pemeriksaan
ibu hamil

* Perkiran jumlah bayi lahir dari ibu HBsAg reaktif = {(95%x% target bumil DDHB per tahun x Sasaran ibu hamil x %ibu hamil
HBsAg reaktif
19
No Nama Logistik Cara Perhitungan
4 Vaksin HBIg {(jumlah bayi lahir dari ibu HBsAg reaktif x 1 kit) + (10% stok
cadangan)} – sisa stok
5 RDT Anti HBS (%bayi dengan hasil HBsAg non reaktif x jumlah bayi lahir dari ibu
HBsAg reaktif x 1 tes) + (10% stok cadangan)} - sisa stok
6 Obat antivirus {(% Target bumil yang diperiksa DNA VHB x 15% x 4 botol) + (10%
Hepatitis B stok cadangan)} – sisa stok

20
Contoh Soal :
Diketahui di Kab. X pada tahun 2024 memiliki sasaran ibu hamil 40.000 dengan persentase reaktif HBsAg pada
ibu hamil tahun 2022 sebanyak 1,5%. Tahun 2024 target pemeriksaan ibu hamil 100%, dan memiliki sisa stok
logistik sebagai berikut: RDT HBsAg : 5.000 test, HBV DNA : 100 catridge, Vaksin HBIg : 200 syr, RDT anti
HBs : 0 tes, Obat antivirus hepatitis B : 30 botol

Pemantauan bayi usia 9-12 bulan


= 95%x 100% x 40.000 x 1,5% x 1
test + (10%)
= 570 + 10%
= 570 + 57
= 627 test

Total kebutuhan :
44.000 + 627 – 5000 = 39.627 test
21
Diketahui di Kab. X pada tahun 2024 memiliki sasaran ibu hamil 40.000 dengan persentase reaktif HBsAg pada
ibu hamil tahun 2022 sebanyak 1,5%. Tahun 2024 target pemeriksaan ibu hamil 100%, dan memiliki sisa stok
logistik sebagai berikut: RDT HBsAg : 5.000 test, HBV DNA : 100 catridge, Vaksin HBIg : 200 syr, RDT anti
HBs : 0 tes, Obat antivirus hepatitis B : 30 botol

22
Diketahui di Kab. X pada tahun 2024 memiliki sasaran ibu hamil 40.000 dengan persentase reaktif HBsAg pada
ibu hamil tahun 2022 sebanyak 1,5%. Tahun 2024 target pemeriksaan ibu hamil 100%, dan memiliki sisa stok
logistik sebagai berikut: RDT HBsAg : 5.000 test, HBV DNA : 100 catridge, Vaksin HBIg : 200 syr, RDT anti
HBs : 0 tes, Obat antivirus hepatitis B : 30 botol

(95%x1.5%x100%x40.000) +10% - sisa


stok
= ( 570) +10% - 200
=570 + 57 - 200
= 427 syr

23
Diketahui di Kab. X pada tahun 2024 memiliki sasaran ibu hamil 40.000 dengan persentase reaktif HBsAg pada
ibu hamil tahun 2022 sebanyak 1,5%. Tahun 2024 target pemeriksaan ibu hamil 100%, dan memiliki sisa stok
logistik sebagai berikut: RDT HBsAg : 5.000 test, HBV DNA : 100 catridge, Vaksin HBIg : 200 syr, RDT anti
HBs : 0 tes, Obat antivirus hepatitis B : 30 botol

24
Diketahui di Kab. X pada tahun 2023 memiliki sasaran ibu hamil 40.000 dengan persentase reaktif HBsAg pada
ibu hamil tahun 2022 sebanyak 1,5%. Tahun 2023 target pemeriksaan ibu hamil 100%, dan memiliki sisa stok
logistik sebagai berikut: RDT HBsAg : 5.000 test, HBV DNA : 100 catridge, Vaksin HBIg : 200 syr, RDT anti
HBs : 0 tes, Obat antivirus hepatitis B : 30 botol

25
Diketahui di Kab. X pada tahun 2024 memiliki sasaran ibu hamil 40.000 dengan persentase reaktif HBsAg pada
ibu hamil tahun 2022 sebanyak 1,5%. Tahun 2024 target pemeriksaan ibu hamil 100%, dan memiliki sisa stok
logistik sebagai berikut: RDT HBsAg : 5.000 test, HBV DNA : 100 catridge, Vaksin HBIg : 200 syr, RDT anti
HBs : 0 tes, Obat antivirus hepatitis B : 30 botol

26
27
 Pengertian Manajemen Logistik

 Perencanaan Kebutuhan Logistik


TOPIK
 Penyimpanan Logistik

 Distribusi Logistik

28
Penyimpanan logistik adalah komponen kunci dalam manajemen rantai pasokan yang mencakup:
pengaturan, pengelolaan, dan pemeliharaan fasilitas penyimpanan yang diperlukan untuk
menyimpan dan mengelola logistik hepatitis B.

Penyimpanan logistik dalam P2 hepatitis B adalah aspek yang sangat penting yang memerlukan
penekanan khusus.

1. Suhu
2. keamanan stok
3. rotasi persediaan
4. pemantauan terus-menerus
5. pemilihan lokasi gudang yang strategis
6. perancangan ruang penyimpanan yang efisien
7. sistem pengendalian inventaris yang akurat
8. keamanan dan pemeliharaan fasilitas penyimpanan

29
Prinsip rotasi stok harus diterapkan

1. Menghindari vaksin kadaluarsa,


2. Potensi kekurangan stok atau kerusakan dapat diidentifikasi dan ditangani dengan segera

Hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan :

• Suhu ruang penyimpanan logistik disesuaikan dengan petunjuk yang tercantum dalam kemasan masing-
masing logistik.
• Alat tes sensitif terhadap panas dan kelembaban, jangan terkena paparan matahari secara langsung dan
ruang penyimpanan harus kering.
• Prinsip pengeluaran logistik dengan FEFO (First Expired First Out) dan FIFO (First In First Out).

30
2 – 8 derajat Celcius)
1. Vaksin HbIg
2. Vaksin HB0, HB1, HB2,HB3

Pemeriksaan Vaksin HBIg


31
SUHU KAMAR (2 – 28 derajat Celcius)
1. RDT HBsAg (wholeblood, serum, plasma)
2. RDT HBeAg
3. Cartridge HBV DNA
4. RDT Anti HBs
5. Anti virus Tenofovir

Pemeriksaan RDT HBsAg


32
 Pengertian Manajemen Logistik

 Perencanaan Kebutuhan Logistik


TOPIK
 Penyimpanan Logistik

 Distribusi Logistik

33
Pengertian Distribusi pada layanan Hepatitis B

kegiatan pengeluaran dan penyerahan sediaan


farmasi dan BMHP dari puskesmas induk untuk
memenuhi kebutuhan pada jaringan pelayanan
puskesmas (Puskesmas pembantu, Puskesmas
keliling, dan bidan desa).

Logistik yang di distribusi kan pada layanan


Hepatitis B :

1. Vaksin
2. Reagensia

34
Pendistribusian Logistik dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan dan perundang-
undangan
Permenkes Nomor 52 tahun 2017 : pasal yang sama di ayat 2 poin c
Eliminasi Penularan Human Immunodeficiency Virus atau HIV, Sifilis, dan
Hepatitis B dari ibu ke anak
"Dalam rangka eliminasi penularan, pemerintah daerah provinsi bertanggung jawab
mendistribusikan obat dan alat kesehatan yang diperlukan dalam pelaksanaan eliminasi
penularan"
Permenkes Nomor 52 tahun 2017 : pasal yang sama di ayat 3 poin c
Eliminasi Penularan Human Immunodeficiency Virus atau HIV, Sifilis, dan
Hepatitis B dari ibu ke anak
"Dalam rangka eliminasi penularan, pemerintah daerah kabupaten/kota bertanggung
jawab mendistribusikan obat dan alat kesehatan yang diperlukan dalam pelaksanaan
eliminasi penularan".

35
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses distribusi adalah:
• Distribusi dilaksanakan berdasarkan permintaan secara berjenjang untuk memenuhi kebutuhan logistic
(Dinas Kesehatan Provinsi - Kabupaten/Kota - fasyankes sesuai kebutuhan program)
• Melengkapi dokumen yang dibutuhkan.
• Sarana/transportasi pengiriman yang memenuhi syarat sesuai ketentuan obat atau logistik yang dikirim.
• Distribusi logistik dari Kemenkes ke provinsi mempertimbangkan permohonan provinsi, pencapaian hasil
kegiatan (data yang terlaporkan), kapasitas tempat penyimpanan, sisa stok dan ketersediaan logistik
Kemenkes.

Proses Distribusi Hepatitis B Immunoglobulin (HBIg)


Agar mutu HBIg tetap terjaga dengan baik maka rantai dingin pada saat distribusi harus tetap pada suhu 2-8 0C.

36
Prinsip distribusi FEFO

Distribusi logistik hepatitis B harus memperhatikan prinsip First Expired First Out (FEFO)
“Produk dengan tanggal kedaluwarsa terdekat akan didistribusikan terlebih dahulu”

Berikut adalah langkah-langkah yang umum dalam distribusi FEFO:


• Penyusunan produk di dalam gudang sedemikian sehingga produk dengan tanggal kedaluwarsa terdekat
ditempatkan dilokasi yang mudah diakses untuk didistribusikan
• Pendataan produk digudang untuk memastikan tanggal kadaluarsa setiap produk yang diterima tercatat
dengan jelas.
• Pemilihan produk saat akan didistribusi, pastikan untuk mengambil produk dengan tanggal kedaluwarsa
terdekat.
• Penggunaan tanda atau label yang jelas untuk mengidentifikasi produk dengan tanggal kedaluwarsa yang
pendek untuk membantu petugas gudang mengenali dan memilih produk sesuai dengan metode FEFO.
• Stock Opname

37
Langkah-langkah distribusi obat dan vaksin:

a) Menentukan frekuensi distribusi dengan mempertimbangkan:


● Jarak distribusi.
● Biaya distribusi yang tersedia.
b) Menentukan jumlah dan jenis obat yang diberikan dengan mempertimbangkan:
● Pemakaian rata-rata per periode untuk setiap jenis obat.
● Sisa stok.
● Pola penyakit.
● Jumlah kunjungan di masing-masing jaringan pelayanan puskesmas.
c) Melaksanakan penyerahan obat ke jaringan pelayanan puskesmas.
Obat diserahkan bersama-sama dengan form LPLPO jaringan pelayanan puskesmas yang
ditandatangani oleh penanggungjawab jaringan pelayanan puskesmas dan pengelola obat puskesmas
induk sebagai penanggungjawab pemberi obat. (dipastikan acuannya)

38
Setiap pengeluaran logistik harus tercatat dan dilaporkan

39
Dokumen Logistik
SBBK BAST
Surat Bukti Barang Keluar Berita Acara Serah terima

40
ALUR PERMINTAAN DAN DISTRIBUSI LOGISTIK

41
Tantangan Serta Strategi Logistik

1. Petugas / pengelola programsering “tour of duty” sosialisasi program terus menerus


2. Kurangnya Koordinasi diantara pihak terkait
3. Pendampingan perhitungan logistik pada Dinkes dan Faskes
4. Monitoring dan evaluasi berjenjang terkait distribusi sesuai target sasaran, jumlah, jenis dan kadaluarsa, dari
logistik di Provinsi, Kab Kota, Faskes
5. Pendokumentasian SBBK segera pada saat barang di terima provinsi
6. BAST BMN harus di tanda tangan oleh kepala satuan kerja/ Ka. Dinkes Provinsi

42
PENUGASAN

43
PENUGASAN

Tujuan
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu melakukan manajemen logistik pencegahan dan pengendalian hepatitis
B.

Waktu: 2 JPL x 45 menit = 90 menit


Diskusi kelompok : 45 Menit
Presentasi : 35 Menit
Pembulatan fasilitator : 10 Menit

Alat-alat dan bahan yang diperlukan:


1. Lembar kasus
2. Papan flipchart
3. Kertas flipchart
4. Spidol
5. Laptop
6. Bahan presentasi
44
Langkah-langkah penugasan:
1. Peserta dibagi dalam 5 kelompok

Tetapkan :
- notulen/membuat PPT
- Presenter
- Siapa yang mencatatat masukan dari fasilitataor maupun kelompok lain

2. Tiap kelompok mendiskusikan topik:


Manajemen Logistik Hepatitis B

45
46
Perencanaan Kebutuhan Logistik

Puskesmas Sukamaju yang terletak di Kabupaten Mawar, pada tahun 2023 memiliki ibu hamil sebanyak
5.000 dengan persentase reaktif HBsAg pada ibu hamil tahun lalu sebanyak 1,5%. Puskesmas memiliki
fasilitas untuk melakukan pemeriksaan HBV DNA dan dokter dan tim puskesmas yang telah dilatih tentang
Pencegahan dan Pengobatan Hepatits B pada Ibu hamil sampai pemantauan bayi 9-12 bulan
Tahun 2023 ini, target pemeriksaan HBsAg pada Ibu hamil adalah 100%. Sementara, sisa stok logistik yang
ada di Puskesmas adalah sebagai berikut :

a. RDT HBsAg : 500 tes d. RDT anti HBs :0


b. HBV DNA : 10 catridge e. Obat antivirus hepatitis B : 4 botol
c. Vaksin HBIg : 20 vial

47
1. Apa saja logistik yang di butuhkan serta buatlah perhitungan
kebutuhan logistik dalam upaya pencegahan penularan hepatitis B
dari ibu ke anak mulai dari skrining sampai pengobatan ibu hamil di
puskesmas tersebut?

48
Distribusi Logistik
2. Setelah tersedia logistik sesuai usulan yang telah diajukan, diskusikan kembali bagaimana
distribusi logistik pada kondisi sasaran ibu hamil sebagai berikut, :
Pada tahun ini hanya ada 1 Bidan Praktek (Desa F) di wilayah Puskesmas yang sudah
kerjasama dengan puskesmas melakukan skrining ibu hamil serta pemberian HbIg mandiri
pada bayi, sedangkan yang lainnya masih merujuk ke Puskesmas induk untuk skrening
hepatitis B ibu hamilnya.
No Nama Desa Jumlah Ibu Petugas Bidan desa
Hamil
1 Desa A 1.000 Lokasi Puskesmas
2 Desa B 800 Bidan B
3 Desa C 700 Bidan C
4 Desa D 650 Bidan D
5 Desa E 850 Bidan E
6 Desa F 1000 Bidan praktek Mandiri
Jumlah 5.000
49
PENUGASAN

Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu melakukan manajemen logistik pencegahan dan
pengendalian hepatitis B.

Waktu: 2 JPL x 45 menit = 90 Menit

Diskusi : 40 Menit
Presentasi : 40 Menit
Pembulatan bersama fasilitator : 10 Menit

Alat-alat dan bahan yang diperlukan:


1. Lembar kasus
2. Papan flipchart
3. Kertas flipchart
4. Spidol
5. Laptop
50
6. Bahan presentasi
51
Perencanaan Perhitungan Kebutuhan Logistik

- Perhitungan menggunakan data masing-masing puskemas

- Direncanakan tahun 2024 seluruh puskemas di Maluku menjadi layanan


Tenofovir

1. Hitunglah Kebutuhan Logistik di puskesmas masing-masing tahun 2024


2. Hitunglah kebutuhan logistic yang akan di distribusikan ke jejaring

52

Anda mungkin juga menyukai