BAB I
PENDAHULUAN
Tuberkulosis atau biasa disingkat dengan TBC adalah suatu penyakit infeksi
menular yang disebabkan bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang dapat
menyerang paru-paru tetapi bisa juga organ lainnya. (Kemenkes RI 2018).
Selain itu masalah lainnya adalah pengobatan penyakit TBC memerlukan jangka
yang lama dan rutin yaitu 6-8 bulandengan demikian, apabila penderita meminum
obat secara tidak teratur atau tidak selesai, justru akan mengakibatkan terjadinya
kekebalan ganda, TBC terhadap obat Tuberkulosis, yang akhirnya untuk
pengobatannya penderita harus memerlukan biaya yang tinggi/mahal serta dalam
jangka waktu yang lebih lama. (Nizar. 2017).
Pada tahun 2017 jumlah pasien TBC yang harus menjalani pengobatan dari awal
akibat tidak teratur dalam berobat sebanyak 3 orang. Di tahun 2018 menjadi 7
orang atau mengalami peningkatan sebesar 57,14%. Hal ini menunjukan bahwa
jumlah pasien TBC yang harus mengulangi pengobatan dari awal setelah
menjalani pengobatan lebih dari 6 bulan ternyata belum sembuh, terus
mengalami peningkatan yang signifikan. Selanjutnya pada tahun 2019
menunjukan bahwa jumlah pasien TBC yang drop out adalah 7 orang.
Dari survei yang dilakukan pada tanggal 31 desember 2019 dengan cara
observasi dan wawancara dengan lima orang penderita TB paru yang gagal
menyelesaikan pengobatan di puskesmas labuhan maringgai, 5 orang
mengatakan tidak kembali tepat waktu karna pelayanan yang lama, petugas
kesehatan yang kurang ramah, ditambah lagi jarak rumah dan puskesmas yang
lumayan jauh, yaitu 3 orang dengan jarak rumah sejauh + 11 Km, 1 orang sejauh
8 Km dan seorang lagi sejauh 10 Km.. Hal yang menyebabkan kegagalan dalam
pengabatan adalah karena pelayanan yang lama serta masalah transportasi. Dari
5
tempat tinggalnya tidak ada kendaraan umum yang bisa dinaiki. Untuk datang ke
puskesmas harus diantar oleh anaknya sementara anaknya juga sudah bekerjan
sehingga sering harus menunggu anaknya libur baru bisa control ke puskesmas.
Hal ini menyebabkan terlambatnya obat yang dikonsumsi. Mengingat TB paru
merupakan penyakit yang menular sehingga kepatuhan dalam pengobatan TB
paru merupakan hal yang penting untuk dianalisis,
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah yaitu: “Apkah
ada pengaruh Aksesibilitas pelayanan kesehatan terhadap keterturan berobat
pasien TBC di Puskesmas Labuhan Maringgai tahun 2019?”
TBC. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari 2020 di Puskesmas
Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur.