DISUSUN OLEH
1. Astri Maretta (22100200001)
2. Andri Yunia (221002000028)
3. Gunawan S (20201020100004
DAFTAR ISI
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I LATAR BELAKANG
1.1 PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan suatu hak dan hal utama yang menjadi kebutuhan dasar setiap
manusia. Semua manusia berhak untuk mendapatkan pelayanan terkait dengan kesehatannya.
Kesehatan juga merupakan hak dasar dalam pengakuan derajat kemanusiaan. Hal ini sesuai
dengan Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan bahwa “Setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan
sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.
Sumber daya kesehatan harus bisa didistribusikan secara merata agar mencapai
prinsip keadilan sesuai dengan yang tertuang dalam Pancasila dan embukaan Undang-
Undang Dasar Tahun 1945. Akan tetapi dalam kenyataannya, sumber daya kesehatan seperti
layanan fasilitas kesehatan di daerah pelosok masih sulit untuk dijangkau oleh masyarakat
terutama masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah. Sulitnya jangkauan layanan fasilitas
kesehatan bagi masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah dikarenakan bertambahnya
biaya transportasi yang mengakibatkan masyarakat berpenghasilan rendah menjadi miskin
dan masyarakat miskin semakin miskin.
Ekuitas terhadap akses pelayanan kesehatan merupakan tantangan besar yang
dihadapi oleh berbagai negara di dunia. Kesenjangan status kesehatan antara negara maju dan
berkembang sering terjadi. Termasuk kesenjangan kesehatan antar kelompok dalam suatu
negara.
Ekuitas dalam akses pelayanan kesehatan merupakan tantangan yang dihadapi oleh
berbagai negara, khususnya di Asia Tenggara. Hingga saat ini inekuitas (inequity) kesehatan
antar kelompok masyarakat masih tetap berlangsung. Hal ini disebabkan oleh masyarakat
mempunyai kesempatan yang berbeda (unequal) akan akses pendidikan, pekerjaan, dan
pelayanan kesehatan.
Penelitian di Amerika mengungkapkan bahwa biaya pelayanan kesehatan menjadi
hambatan para lansia untuk mengakses pelayanan kesehatan Studi di Spanyol melaporkan
bahwa individu yang tinggal di pedesaan lebih jarang mengakses pelayanan kesehatan
spesialis dibandingkan mereka yang tinggal di perkotaan. Studi yang dilakukan Nadjib di tiga
belas propinsi menunjukkan bahwa probabilitas untuk akses pelayanan kesehatan terbukti
berbeda antar wilayah yang dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi, dan wilayah.
1.2 TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep equity dan inequity dalam pelayanan kesehatan
2. Untuk mengetahui dimensi equity
3. Untuk mengetahui tantangan penerapan equity
4. Untuk mengetahui equity dalam pelayanan kesehatan nasional dan global
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Jurnal yang dipilih dalam paper ini berjudul “Ekuitas Terhadap Akses Pelayanan
Kesehatan: Teori & Aplikasi dalam Penelitian “ dan ditulis oleh Haerawati Idris, diterbitkan
padaJurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat volume 7 tanggal 2 Juli2016.
Dalam latar belakang jurnal ini disebutkan bahwa ekuitas terhadap akses pelayanan
kesehatan merupakan tantangan besar yang dihadapi oleh berbagai negara di dunia. Kesenjangan
status kesehatan antara negara maju dan berkembang sering terjadi. Termasuk kesenjangan
kesehatan antar kelompok dalam suatu negara. Studi ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep
dan aplikasi ekuitas terhadap akses pelayanan kesehatan dalam penelitian
Metode yang digunakan adalah dengan literatur review yang merupakan studi pemetaan
sistematis terkait ekuitas terhadap akses pelayanan kesehatan di beberapa negara. Dilakukan
dengan satu set lima pertanyaan penelitian, terdapat 30 studi, mulai 1999-2014, dievaluasi.
Hasil penelitian ini adalah bahwa ekuitas dalam akses pelayanan kesehatan terjadi jika
pelayanan kesehatan telah terdistribusi menurut geografi, sosial ekonomi dan kebutuhan
masyarakat. Demikian pula sebaliknya. Studi empiris umumnya melaporkan kejadian inekuitas
terhadap akses pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Umumnya peneliti
menggunakan data sekunder dalam mengeksplorasi ekuitas terhadap akses pelayanan kesehatan.
Lesson learn ekuitas terhadap akses pelayanan kesehatan dari beberapa negara dapat kita
lihat dari berbagai studi terkait ekuitas terhadap akses pelayanan kesehatan yang telah banyak
dilakukan oleh berbagai negara. Berikut deskripsi ringkasan pada tabel di bawah ini.
No Penelitian Negara Tujuan Metode Hasil Penelitian
1 Liu et al. Cina Menilai Penelitian Model asuransi kesehatan
(2002) pengaruh kuantitatif terbaru lebih menjamin
reformasi dengan equity dalam akses untuk
asuransi menggunakan mendapatkan pelayanan
kesehatan di survei dasar pada rawat jalan
perkotaan tahunan di dibandingkan dengan model
kota asuransi kesehatan
Zhenjiang sebelumnya dan mampu
tahun mengalokasikan sumber
1994 ± 1996 daya kesehatan secara lebih
efisien.
2 Kim Korea Menilai Studi Utilization rate pasien rawat
(2003) pemanfaatan kuantitatif inap menurun 15,1% dan
pelayanan menggunakan rawat jalan menurun 5,2%,
kesehatan data padahal angka kesakitan
survey penyakit kronis meningkat
nasional 27,1% dan penyakit akut
tahun 1995 & meningkat 9,1%. Hal
1998 tersebut diasumsikan karena
terjadi setelah krisis,
kemampuan ekonomi
masyarakat menurun
sehingga walaupun sakit,
mereka tidak dapat
menjangkau pelayanan
kesehatan.20
3 Low et al Namibia Mengetahui Desain Intervensi yang telah
(2003) dampak deskriptif dilakukan dapat mencapai
intervensi kualitatif tujuan ekuitas berupa equal
program memanfaatkan akses pelayanan kesehatan
terhadap data hingga equal utilisasi.7
ekuitas sekunder hasil
kesehatan sensus
1995
4 Hidayat et Indoneisa Mengukur Penelitian Asuransi kesehatan untuk
al. dampak kuantitatif pegawai negeri sipil (Askes)
(2004) asuransi dengan memiliki dampak yang
kesehatan menggunakan positif terhadap akses ke
wajib terhadap sumber data pelayanan rawat jalan di
equity dalam dari fasilitas kesehatan
akses IFLS 1997 pemerintah dan asuransi
ke pelayanan kesehatan untuk pegawai
rawat swasta memiliki dampak
jalan di positif terhadap akses ke
Indonesia pelayanan rawat jalan di
fasilitas kesehatan
pemerintah maupun swasta.
Penelitian ini menegaskan
perlunya perubahan
kebijakan asuransi
kesehatan yang sebelumnya
hanya memberikan subsidi
kepada pemberi pelayanan
kesehatan. Perluasan
cakupan asuransi kesehatan
untuk masyarakat miskin
dengan premi yang di
subsidi oleh pemerintah.21
5 Harris et Afrika Menilai inequity Studi Penduduk miskin yang
al. selatan dalam akses kuantitatif tinggal di pedesaan dan
(2011) pelayanan menggunakan tidak memiliki asuransi
kesehatan sumber data kesehatan mengalami
78survey ketidakadilan dalam
rumah mengakses pelayanan
tangga di kesehatan. Dampaknya bagi
Afrika kebijakan kesehatan adalah
Selatan perlunya dilakukan
peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan pada
fasilitas kesehatan
pemerintah dan menciptakan
keadilan akses pada setiap
tingkatan layanan kesehatan
pemerintah untuk
mengurangi penggunaan
pada layanan kesehatan
swasta yang berpotensi
menimbulkan terjadinya
pengeluaran katastropik.22
6 Cholid et Indonesia Mendeskripsikan Studi Penduduk yang miskin lebih
al equity kuantitatif banyak memanfaatkan
(2013) pembiayaan menggunakan pelayanan rawat jalan di
dan utilisasi data rumah sakit sedangkan
pelayanan Susenas 2011 penduduk kaya lebih banyak
kesehatan oleh memanfaatkan pelayanan
peserta rawat jalan dan rawat inap di
jamkesmas rumah sakit. Distribusi dana
jamkesmas di puskesmas
lebih banyak digunakan oleh
penduduk miskin,
sedangkan di rumah sakit
lebih banyak di gunakan
oleh penduduk kaya.23
Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa ekuitas terhadap akses pelayanan kesehatan
merupakan isu penting yang perlu mendapatkan perhatian dalam mencapai tujuan sistem
kesehatan. Hal ini dapat tercapai jika pelayanan kesehatan terdistribusi menurut geografi, sosial
ekonomi dan kebutuhan masyarakat. Upaya perbaikan dari sisi supply side dan demand side serta
eksplorasi studi-studi ekuitas akses pelayanan kesehatan perlu dikembangkan.
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
a. Equity dalam pelayanan kesehatan merupakan tantangan bagi berbagai negara di
dunia.
b. Equity dalam pelayanan kesehatan di Indonesia mengalami peningkatan dengan
adanya program jaminan kesehatan nasional (JKN).
c. Equity dalam akses pelayanan kesehatan terjadi jika pelayanan kesehatan telah
terdistribusi menurut geografi, sosial ekonomi dan kebutuhan masyarakat.
4.2 SARAN
a. Equity dalam pelayanan kesehatan di dunia dan di Indonesia harus semakin
ditingkatkan.
b. Berbagai hasil penelltian para ahli mengenai equity dalam pelayanan kesehatan
hendaknya dapat menjadi rujukan bagi upaya peningkatan equity pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Haerawati Idris (2016) Ekuitas Terhadap Akses Pelayanan Kesehatan: Teori & Aplikasi dalam
Penelitian, Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat volume 7
Indrayathi, P. A., & Noviyani, R. (2017), Bahan Ajar Equity Dalam Pelayanan Kesehatan.
Rita Novita, dr. Firdaus Hafidz As Shidieq, MPH.,AAK., Ph.D. (2020), Equity dalam Pelayanan
Kesehatan di Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Murti, B. (2001). Keadilan horisontal, keadilan vertikal dan kebijakan kesehatan. In Jurnal Mana
jemen Pelayanan Kesehatan (Vol. 04, pp. 127–132).
Van Doorslaer E et al. (1992). Equity in the delivery of health care: some international comparis
ons. J Health con. Dec;11(4):389-411.