Anda di halaman 1dari 29

EQUITY DALAM PELAYANAN KESEHATAN

NASIONAL DAN GLOBAL


(UHC)

Kelompok 2

1. Astri Maretta (22100200001)


2. Andri Yunia (221002000028)
3. Gunawan S (221002000028)
LATAR BELAKANG
Ekuitas terhadap akses pelayanan kesehatan merupakan tantangan besar yang dihadapi oleh
berbagai negara di dunia. Kesenjangan status kesehatan antara negara maju dan berkembang
sering terjadi. Termasuk kesenjangan kesehatan antar kelompok dalam suatu negara.

Ekuitas dalam akses pelayanan kesehatan merupakan tantangan yang dihadapi oleh berbagai
negara, khususnya di Asia Tenggara. Hingga saat ini inekuitas (inequity) kesehatan antar
kelompok masyarakat masih tetap berlangsung. Hal ini disebabkan oleh masyarakat
mempunyai kesempatan yang berbeda (unequal) akan akses pendidikan, pekerjaan, dan
pelayanan kesehatan.
LATAR BELAKANG
Penelitian di Amerika mengungkapkan bahwa biaya pelayanan kesehatan menjadi
hambatan para lansia untuk mengakses pelayanan kesehatan

Studi di Spanyol melaporkan bahwa individu yang tinggal di pedesaan lebih jarang
mengakses pelayanan kesehatan spesialis dibandingkan mereka yang tinggal di perkotaan.

Studi yang dilakukan Nadjib di tiga belas propinsi menunjukkan bahwa probabilitas untuk
akses pelayanan kesehatan terbukti berbeda antar wilayah yang dipengaruhi oleh faktor
sosial, ekonomi, dan wilayah.
PRESENTATION TITLE
Mengetahui Konsep Equity dan inequity dalam
pelayanan kesehatan

Mengetahui Dimensi equity

TUJUAN
Mengetahui Tantangan penerapan equity

Mengetahui Equity dalam pelayanan kesehatan


nasional dan global (Study Kasus)
PENGERTIAN EQUITY DAN INEQUITY

Definisi “Equity” menurut Webster’s New Collegiate Dictionary adalah


‘ Suatu keadilan (justice) berdasarkan hukum alam asasi manusia serta
bebas dari bias dan ‘favoritism’ Definisi “Equity” menurut American
Heritage Dictionary adalah: Kondisi/keadaan yang adil, tidak parsial,
dan fair.
PENGERTIAN EQUITY DAN INEQUITY

Konsep inequity dipahami sebagai adanya perbedaan-perbedaan yang


sesungguhnya tidak diperlukan dan dapat dihindari, dan ditunjukkan dengan
adanya perasaan mendapat ketidakadilan (unfairness dan unjustness). Dengan
kata lain istilah inequity memiliki dimensi moral dan etika.
EQUITY DAN INEQUITY
DALAM KESEHATAN

Equity dalam kesehatan menurut WHO merupakan keadaan dimana


setiap orang harus mendapatkan kesempatan yang adil akan kebutuhan
kesehatannya sehingga dalam upaya memenuhi kebutuhan kesehatan tidak
ada yang dirugikan, apabila faktor–faktor penghambat dapat dihindari.
INEQUITY DALAM KESEHATAN

Menurut Shin dan Kim (2010) inequity menyangkut perbedaan dalam mendapatkan


akses, jangkauan, dan kualitas pelayanan kesehatan sehingga timbul ketimpangan status
kesehatan antara kelompok masyarakat yang berbeda

Contoh

Inequity: Masyarakat Miskin mendapatkan kualitas pelayanan yang lebih rendah


dibandingkan dengan masyarakat Kaya.
EQUITY DALAM
PELAYANAN
KESEHATAN
Setiap orang memiliki hak kesehatan yaitu akses pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau
(UU kesehatan 36,2009).

Pelayanan kesehatan merupakan upaya pemerintah dalam


meningkatkan derajat kesehatan masyarakat berupa upaya
promotif, preventif, kuratif sampai dengan rehabilitatif.

Tantangan pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan


yaitu pemerataan dan keadilan (equity), peningkatan biaya
pelayanan kesehatan, efisiensi dan efektifitas serta akuntabilitas
dan kebersinambungan (trisnantoro,2010)
DUA DIMENSI EQUITY DALAM
PELAYANAN KESEHATAN
1. Keadilan horisontal (horizontal equity)
merupakan prinsip perlakuan yang sama terhadap kondisi yang sama, yang terdiri dari:
- sumber daya/input/pengeluaran yang sama untuk kebutuhan yang sama, penggunaan
(utilization) atau penerimaan (receipt) sama untuk kebutuhan yang
sama,akses/kesempatan yang sama untuk kebutuhan yang sama dan kesamaan tingkat
kesehatan.

b. Keadilan vertikal (vertical equity)


menekankan prinsip perlakuan berbeda untuk keadaan yang berbeda meliputi:
- perlakuan tidak sama untuk kebutuhan yang berbeda dan pembiayaan kesehatan
progresif berdasarkan kemampuan membayar (ability to pay).
Margaret Whitehead (1992), Tiga dimensi
equity dalam kesehatan dapat dibagi menjadi:
TIGA
DIMENSI 1. Equity dalam status kesehatan

EQUITY 2. Equity dalam penggunaan layanan


kesehatan

3. Equity dalam pembiayaan kesehatan


1. Equity dalam status kesehatan

Sebagai contoh adalah perbedaan tingkat kematian maternal antara populasi. Di Provinsi

Yogyakarta, angka kematian ibu (AKI) adalah 125 kematian per 100.000 kelahiran hidup,

sementara di Provinsi Papua, AKI mencapai angka 362 per 100.000 kelahiran hidup.

Perbedaan ini tidak adil dan dapat dihindari


2. Equity dalam Penggunaan layanan kesehatan

Terjadi ketimpangan dalam mengakses layanan kesehatan antar populasi, misalnya

masyarakat yang hidup di kota besar sepert Jakarta, Surabaya, Denpasar sangat mudah

mengakses layanan faskes. Sedangkan masyarakat yang ada dipelosok seperti di Papua,

Nusa Tenggara Timur, dimana sarana perhubungan darat amat sangat terbatas, infrastruktur

belum memadai sangat susah untuk mengakses fasilitas kesehatan.


3. Equity dalam Pembiayaan Kesehatan

Dengan ditetapkannya Undang-Undang No. 24 tahun 2011 tentang BPJS (Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial) dalam hal ini adalah BPJS Kesehatan, maka membawa

angin positif bagi pembiayaan kesehatan di Indonesia. Adanya jaminan perlindungan

yang semakin baik di bidang kesehatan bagi masyarakat dapat menghindarkan terjadinya

katastropik dimana orang miskin dapat menjadi semakin miskin karena sakit.
TANTANGAN PENERAPAN EQUITY DALAM
PELAYANAN KESEHATAN DI INDONESIA

Equity pelayanan kesehatan di Indonesia masih belum merata di seluruh wilayah Indonesia. Akses pelayanan
kesehatan sangat berbeda antar wilayah yang dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi dan wilayah (Nadjib
1999).

Berbagai masalah akses pelayanan kesehatan di Indonesia masih belum bisa teratasi dengan baik.

Faktor yang dapat menyebabkan masalah dalam akses tersebut seperti:

1.
Persebaran tenaga kesehatan yang tidak merata di setiap wilayah Indonesia
2.
Fasilitas kesehatan yang tidak sama antara wilayah di Indonesia dan antara wilayah perkotaan dan pedesaan
3.
Aksesibilitas pelayanan kesehatan yang tidak merata
TANTANGAN EQUITY DALAM ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

1. Aspek kepesertaan
2. Berhubungan dengan kemudahan akses pelayanan.
3. Pembagian wilayah rujukan.
4. Kriteria gawat darurat (emergency)
5. Kelas perawatan
6. Ketersediaan obat
7. Tarif INA-CBGs.
EQUITY TERHADAP AKSES PELAYANAN KESEHATAN DI BEBERAPA NEGARA:

1. Amerika Serikat
Amerika memiliki sistem kesehatan yang paling berteknologi maju di dunia tetapi masih ada saja kesenjangan pelayanan

kesehatan yang berhubungan dengan etnis dan status sosial ekonomi. Amerika mempunyai beberapa kebijakan sosial dengan

tujuan yang spesifik yaitu meningkatkan kesehatan dan mengurangi kesenjangan kesehatan. Upaya nasional yang dilakukan

diarahkan pada membentuk infastruktur organisasi untuk berkoordinasi dan pengawasan kegiatan yang dirancang untuk

mengatasi kesenjangan kesehatan di berbagai isu.


EQUITY TERHADAP AKSES PELAYANAN KESEHATAN DI BEBERAPA NEGARA:

2. Argentina
Menjamin pelayanan kesehatan secara menyeluruh melalui pusat pelayanan primer dan rumah sakit, dimana pelayanan kesehatan yang digunakan

terutama oleh masyarakat kelompok berpendapatan rendah sehingga dapat meminta biaya minimal untuk layanan dan program obat yang gratis.

Cakupan kesehatan ditetapkan oleh hukum yaitu pembiayaannya diperoleh dari karyawan (3%) dan pengusaha (6%). Argentina meningkatkan equity

dalam akses pelayanan kesehatan berfokus pada meningkatkan kapasitas, struktur dan manajemen serta generalisasi dari praktek berbasis bukti.

Masalah akses ke pelayanan kesehatan yaitu masalah perspektif.


TELAH JURNAL:
EQUITY DALAM PELAYANAN KESEHATAN GLOBAL DAN
NASIONAL

PRESENTATION TITLE
PRESENTATION TITLE
LESSON LEARN EKUITAS TERHADAP AKSES
PELAYANAN KESEHATAN DARI BEBERAPA NEGARA
Studi terkait ekuitas terhadap akses pelayanan kesehatan telah banyak dilakukan
oleh berbagai negara.

PRESENTATION TITLE
PRESENTATION TITLE
PRESENTATION TITLE
PRESENTATION TITLE
PRESENTATION TITLE
- Hasil temuan yang beragam menunjukkan bahwa masalah equity terhadap
akses pelayanan kesehatan menjadi isu penting yang menggambarkan
kesenjangan yang terjadi dalam mengakses pelayanan kesehatan. Perbedaan
factor sosial ekonomi, asuransi kesehatan, kebutuhan kesehatan dan
geografis mempengaruhi akses ke pelayanan kesehatan.

- Masalah ekuitas terhadap akses pelayanan kesehatan di Indonesia masih


menjadi tantangan terbesar dalam mencapai tujuan sistem kesehatan.
Berdasarkan sisipenyedia dan geografi terdapat ketidakmerataan persebaran
tenaga kesehatan. Selain itu, penyediaan fasilitas kesehatan yang tersedia di
sebagian wilayah Indonesia
terutama di luar pulau Jawa dan Bali sangat terbatas.
PRESENTATION TITLE
REFERENSI
Indrayathi, P. A., & Noviyani, R. (2017). Bahan Ajar Equity Dalam Pelayanan Kesehatan. Bahan Ajar Equity Dalam
Pelayanan Kesehatan, 1–49.

Equity dalam Pelayanan Kesehatan di Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) RITA NOVITA, dr. Firdaus Hafidz As
Shidieq, MPH.,AAK., Ph.D. (2020). 2–3.

Pengajar, S., & Kesehatan, F. (2016). Haerawati Idris. 7, 73–80.

Murti, B. (2001). Keadilan horisontal, keadilan vertikal dan kebijakan kesehatan. In Jurnal Manajemen Pelayanan
Kesehatan (Vol. 04, pp. 127–132).

van Doorslaer E et al. (1992). Equity in the delivery of health care: some international comparisons. J Health con.
Dec;11(4):389-411.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai