Anda di halaman 1dari 30

Kasus Kontrol

Okbi Mardian
Siti Azizah
Hilyatul Aulia Puspasari
Faradillah Suryanda
Penelitian Kasus Kontrol dan Sifatnya

Penelitian kasus kontrol → penelitian observasional yang membandingkan kelompok kasus (mengalami
kondisi yang ingin diteliti) dengan kelompok kontrol (tak mengalami kondisi yang ingin diteliti).

Sifat Penelitian Kasus Kontrol


● Penelitian observasional
● Penelitian Longitudinal
● Penelitian Analitik
● Penelitian yang arah penulusurannya ke belakang
● Dapat prospektif atau retrospektif, tetapi sering disebut penelitian retrospektif
Sumber Kasus dan Sumber Kontrol

Sumber kasus → kasus dapat dipilih dari berbagai sumber, termasuk pasien rumah sakit, pasien dalam
praktik dokter, atau pasien klinik

Sumber kontrol → kontorl dapat dipilih dari orang yang tidak dirawat di rumah sakit atau klinik rawat
jalan yang tinggal di dalam suatu masyarakat, atau dapat dipilih dari pasien rawat inap yang dirawat
karena penyakit selain dari kasus yang sedang diteliti.
Bagaimana memilih kasus dan memilih kontrol?

1) Memilih kasus
a. sebelum mencari kasus, sebuah studi mendefinisikan kriteria diagnostik dan epidemiologis dimana kasus akan
diidentifikasi. kriteria in disebut definisi kasus (case definition) → kemudian secara seragam diterapkan untuk
skrining kasus.
b. penentuan kasus mungkin terbatas pada kasus insiden atau kasus prevalen. Kasus-kasus insiden dimulai selama
periode penelitian, sedangkan kasus prevalen mungkin timul kapan saja baik sebelum atau selama masa studi.
c. kasus insiden umumnya lebih disukai karena kelangsungan kasus prevalen mungkin tergantung pada faktor-
faktoe yang terpisah dari penyebabnya. penggunaan kasus prevalen tidak akan membiaskan hasi dari
perbandingan kasus-kontrol jika kelangsungan hidup tidak tergantung pada penyebab yang peneliti pelajari dan
waktu pajanan terkait dengan onset penyakit dapat dipastikan secara akurat.
2. Memilih Kontrol
a. Pemilihan kontrol yang valid sangat penting ketika melakukan studi kasus kontrol. Seleksi yang
valid, yaitu berungsi untuk mewakili riwayat pemajanan populasi yang memunculkan kasus.
Penting untuk secara jelas mendefinisikan populasi sumber (study base) yang memunculkan
kasus. Untuk setiap kasus, satu, atau lebih kontrol dipilih dari populasi sumber yang sama, dapat
berupa populasi terbuka atau tertutup.
b. Kontrol dapat dipilih dari orang yang tidak dirawat di rumah sakit atau klinik rawat jalan yang
tinggal di dalam suatu masyarakat, atau dapat dipilh dari pasien rawat inap yang dirawat karena
penyakit selain dari yang kasus yang sedang diteliti. Opsi lain memiliih kntrol untuk setiap kasus
yaitu penduduk dari area yang ditentukan, seperti lingkungan tempat tinggal kasus tersebut.
Dalam pendekatan ini, pewawancara diperintahkan untuk mengidentifikasi rumah kasus sebagai
titik awal, dan dari sana berjalan melewati sejumlah rumah tertentu dalam arah yang ditentukan
dan mencari rumah tangga pertama yang berisi kontrol yang memenuhi syarat.
c. Pendekatan lain untuk memilih kontrol adalah dengan menggunakan kontrol teman terbaik kasus.

d. pasien rawat inao di rumah sakit sering dipilih sebagai kontrol karena mereka merupakan “populasi
tawanan”, mudah diakses dan diidentifikasi dengan jelas sehingga relatif lebih ekonomis untuk
melakukan studi kontrol.
Kasus Insiden atau Kasus Prevalen

● Kasus Insiden → kasus-kasus yang baru didiagnosis


● Kasus Prevalen → orang-orang yang mungkin menderita suatu penyakit untuk beberapa waktu.

Mana yang lebih baik?


● Masalah dengan penggunaan kasus insidn adalah bahwa kita harus sering menunggu kasus baru
untuk didiagnosis, sedangkan menggunakan kasus prevalen, yang telah didiagnosis lebih banyak
kasus yang tersedia untuk penelitian.
Terlepas dari keuntungan praktis menggunakan kasus-kasus prevalen, umumnya lebih baik
menggunakan kasus-kasus insiden penyakit dalam studi kasus kontrol dari etiologi penyakit.

ALasannya adalah bahwa setiap faktor risiko yang dapat diidentifikasi dalam penelitian
menggunakan kasus prevalen mungkin lebih terkait dengan survival terhadap penyakit daripada
perkembangan penyakit (insiden).
Bagaimana mendefinisikan kasus?

● Definisi kasus (case definition) → seperangkat kriteria objektif, seragam dan konsisten yang digunakan
untuk memutuskan apakah seseorang harus diklasifikasikan memiliki penyakit yang sedang diselidiki.
● Definisi kasus dapat terdiri dari kriteria klinis, kriteria patofisiologis, dan kriteria epidemiologis (orang,
tempat, dan waktu). Misalnya, definisi kasus untuk gastroenteritis yang terkait dengan penjual makanan
tertentu mungkin memiliki kriteria yang mencakup demam, diare, mual atau muntah, dam malaise
(kelelahan tubuh) pada individu yang makan pada waktu tertentu di antara tanggal tertentu.
● kriteria harus diterapkan secara konsisten sepanjang penelitian. Kombinasi kriteria klinis dan
epidemiologis dapat digunakan untuk memperluas atau membatasi definisi kasus, sebagaimana
ditentukan oleh kebutuhan penelitian.
Kontrol harus komparabel dengan kasus

● Kontrol harus komparabel dengan kasus berarti kontrol harus sebanding atau dpat dibandingkan
dengan kasus dalam populasi sumber/referensi yan sama.

Contoh 1 : jika 25% kasus telah menikah, maka 25% kontrol dipilih yang sudah menikah.

Contoh 2: Jika kasus pertama yg terdaftar dlam penelitian adalah wanita kulit putih berusia
45 tahun, maka kita akan mencari kontrol wanita kulit putih berusia 45 tahun.

● perbandingan/rasio sampling ontrol terhadap kasus 1:1 akan memaksimalkan efisiensi statistik
penelitian untuk ukuran sampel total yang diberikan.
Prosedur Menentukan Kontrol

Prosedur menentukan kontrol secara berurutan adalah sebagai berikut:

● Menentukan populasi terdampak/referensi/sumber.


● menentukan definisi kasus.
● menetukan kasus (kasus prevalen atau insiden)
● menentukan kontrol dari populasi sumber dimana kasus telah ditentukan.
Matching dan Grup Matching

● Matching → untuk mencocokkan atausebagai proses pemilihan kontrol sehingga mereka mirip
dengan kasus dalam karakteristik tertentu, seperti usia, ras, jenis kelamin, status sosial ekonomi,
dan pekerjaan.
● Grup Matching → pencocokan kelompok/pencocokan frekuensi terdiri dari pemilihan kontrol
sedemikian rupa sehingga proporsi kontrol dengan karakteristik tertentus identik dengan propors
kasus dengan karakteristik yang sama.
Individual Matching

● Individual matching / pencocokan individu → untuk setiap kasus yang dipilih untuk penelitian,
kontrol dipilih ang mirip dengan kasus dalam hal variabel tertentu atau variabel yang menjadi
perhatian.
● Contoh:

Jika kasus oertama yang terdaftar dalam penelitian adalah wanita kulit putih usia 45 tahun, maka
kita akan mencari kontrol wanita kulit putih berusia 45 tahun.

● implikasi dari metode pemilihan kontrol ini untuk estimasi excess risk.
Over Matching

● Over Matching → mengacu pada pencocokan pada faktor yang bukan perancu/confounder dari
asosiasi pajanan penyakit
Informasi tentang pajanan

● Informasi tentang pajanan risiko potensial dalam sudi kasus kontrol dapat diperoleh dengan
mewawancarai subjek objek penelitian atau pengganti mereka (misalnya, anggota keluarga), dari
tinjauan catatan perawatan kesehatan, dari sumber statistik vital (sertifikat kematian), dari ctatan
kerja, dari catatan lingkungan, dan dari spesimen biologis.
● Apapun sumbernya, informasi harus diperoleh dengan cara yang seragam dan akurat.
Bias yang biasa terjadi pada penelitian kasus kontrol

● Bias yang berpotensi terjadi pada penelitian kasus kontrol adalah bias seleksi (seleksi kasus
maupun kontrol) dan bias informasi (recall riwayat pajanan)

Selection bias
● Bias seleksi mengacu pada distorsi dalam estimasi statistik yang dihasilkan dari cara dimana
subjek dipilih untuk studi.
● Dalam studi efek kausal, tipe bias ini muncul ketika hubungan antara pajanan dan penyakit
berbeda antara mereka yang berpartisipasi dalam penelitian dan mereka yang tidak berpartisipasi.
Bias Informasi, Measurement Bias, Recall Bias

● Bias Informasi atau bias pengukuran (nformation bias / measurement bias) → distorsi dalam ukuran
hubungan atau efek karena kesalahan pengukuran atau kesalahan klasifikasi subjek pada satu atau
lebih variabel penelitian.
● Bias ni muncul dari cacat alat ukur, kuesioner, dan prosedur wawancara yang tidak mengukur
variabel yang seharusnya diukur, prosedur diagnostik yang tidak akurat, sumber data yang tidak
lengkap atau salah, dan kesalahan pemrosesan data.
● Recall bias mengacu pada bentuk bias informasi yang terjadi ketika informasi yang tidak akurat
dilaporkan oleh subyek penelitian atau pengganti mereka.
Menghitung asosiasi pada kasus kontrol? menghitung OR pada
rancangan matched?
● Menghitung asosiasi pada studi kontrol dengan menggunakan odds ratio (OR). OR daalam studi
kasus kontrol didapatkan dengan menghitung rasio dari odds kelompok kasus (dengan penyakit)
terkena pajanan dengan odds kelompok kontrol (tanpa penyakit) terkena pajanan.
● kelompok kontrol sering dipilih dengan mencocokan masing-masing kasus dengan variabel yang
diketahui terkait dengan risiko penyakit, seperti jenis kelamin, usia, atau ras. Hasilnya kemudian
dianalisis dalam hal pasangan kontrol-kasus. Jika pajanan dikotomis (seseorang terpajan atau tidak
terpajan), hanya empat jenis pasangan kontrol kasus berikt yang mungkin
● Untuk menghitung OR dalam rancangan matched:
Kapan perhitungan OR (odds ratio) dianggap mendekati RR

● Perhitungan odds ratio (OR) dianggap mendekati relative risk (RR) ketika
a) kelompok kasus yang diteliti representatif, berkaitan dengan riwayat pajanan, dari semua
orang dengan penyakit dalam populasi dimana kasus tersebut diambil
b) kelompok kontrol yang diteliti representatif, berkaitan dengan riwayat pajanan, dari semua
oran tanpa penyakit dalam populasi dimana kasus tersebut diambil
c) penyakit yang sedang diteliti tidak sering terjadi.
Tujuan Kasus Kontrol

● untuk membantu menentukan apakah suatu pajanan dikaitkan dengan outcome kesehatan
● untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko terjadinya suatu penyakit.
Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Kasus Kontrol

Kelebihan
Kekurangan
● dilakukan untuk penyakit langka
● tidak terdapat denominator
● efisien, sehingga memerlukan sampel
epidemiologis
yang kecil
● temporalis masalah yang serius
● praktis untuk menentukan hubungan
● bias seleksi yang berpeluang
besar
● sangat sulit memperoleh informasi
Bercksonian bias?

● merupakan jenis bias seleksi


● terbentuk ketika sampel diambil dari subpopulasi
● Bias ini dapat terjadi jika : penyakit tertentu berpeluang lebih besar untuk dirawat dibandingkan
penyakit lain. Pada studi kasus kontrol, misalnya kasus untuk dirawat (inap) tidak sama dengan
peluang kontrol untuk di rawat (inap) di rumah sakit.
Hawttorne bias?

● efek hawthorne mengacu pada kecenderungan subjek untuk mengubah perilaku dengan cara
menguntungkan hasil penelitian
● contoh : output pekerja meningkat baik pencahayaan ditingkatkan atau dikurangi
● penting untuk membandingkan pengalaman/ riwayat kelompok perlakuan dengan kelompok
kontrol
Confounding bias?

● Merupakan distorsi sistematis dalam ukuran hubungan (asosiasi) antara pajanan dan outcome kesehatan
yang disebabkan oleh pencampuran efek pajanan terhadap kelompok terpajan oleh faktor risiko asing
diluar faktor risiko yang sedang diteliti (confounder)
● dapat diidentifikasi dan diukur secara adekuat pada seluruh subjek penelitia n
Syarat sebuah variabel dianggap sebagai confounder
● Variabel berhubungan (asosiasi) dengan eksposur.

● Variabel adalah faktor risiko independen untuk hasil penelitian.

● Variabel bukan variable antara dalam jalur sebab akibat dan bukan merupakan konsekuensi dari
penyakit
Interaksi?

● Interaksi biologis (saling ketergantungan biologis, interaksi kausal, sinergisme) adalah operasi yang saling
tergantung dari dua atau lebih penyebab untuk menghasilkan atau mencegah efek.
● Interaksi biologis menggambarkan sifat kausalitas
● Interaksi statistik (modifikasi ukuran efek, ukuran heterogenitas asosiasi) mengacu pada model statistik
yang tidak cukup memprediksi efek gabungan dari dua atau lebih pajanan
● interaksi statistik tidak memiliki interpretasi kausal universal.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai