Anda di halaman 1dari 27

STUDI

KASUS
KONTROL
SANDRA HARIANIS, S.SIT, M.KES
Tujuan

▪ Untuk mengindentifikasi
faktor-faktor risiko
terjadinya suatu penyakit
▪ Menggunakan
pembanding yaitu
pembading dari kasus
yaitu kontrol
Ciri-ciri

▪ Pemilihan subyek
berdasarkan status
penyakit, untuk kemudian
dilakukan pengamatan
apakah subyek
mempunyai riwayat
terpapar faktor penelitian
atau tidak
Kapan digunakan desain kasus kontrol???

Jika penyakit jarang < 10%

Multiple exposure

Terbatas dalam hal dana dan waktu

Masa inkubasi lama/laten


Skema Desain Kasus Kontrol
Keuntungan

Baik untuk mempelajari kondisi atau penyakit langka

Lebih sedikit waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian karena kondisi
atau penyakit sudah terjadi

Memungkinkan peneliti secara bersamaan melihat beberapa faktor risiko

Berguna sebagai studi awal untuk membangun asosiasi

Dapat menjawab pertanyaan yang tidak dapat dijawab melalui desain penelitian
lainnya
Kekurangan

Studi retrospektif memiliki lebih banyak masalah dengan kualitas data


karena mengandalkan memori dan orang dengan kondisi tersebut akan
lebih termotivasi untuk mengingat faktor risiko (disebut juga recall bias).

Tidak baik untuk mengevaluasi tes diagnostik karena sudah jelas bahwa
kasus memiliki kondisi dan kontrol tidak

Mungkin sulit untuk menemukan kelompok kontrol yang cocok


▪ Kasus adalah subjek yang
didiagnosis menderita penyakit/
masalah kesehatan.
▪ Langkah awal dari sebagian besar
studi kasus-kontrol adalah dengan
mengidentifikasi kasus.
▪ Untuk identifikasi kasus
membutuhkan defenisi kasus yang
sesuai.
▪ Selain itu diperlukan kehati-hatian
agar tidak muncul “bias” dari
pemilihan kasus
Seleksi Kasus
Seleksi Kasus

Kriteria Diagnosis
• Kriteria yang digunakan untuk kasus (jika merupakan
penyakit) dapat menggunakan tanda dan gejala penyakit,
hasil pemeriksaan fisik atau patologis, dan hasil dari uji
diagnostic
Kasus Insiden (Baru) atau kasus prevalens (Baru+Lama)
• Kalau kita mengambil kasus prevalens (kasus lama dan
baru) maka untuk penyakit yang masa sakitnya singkat atau
mortalitasnya sangat tinggi, kelompok kasus tidak
menggambarkan keadaan dalam populasi
Seleksi Kasus

Tempat Pengumpulan Kasus (Populasi sumber Kasus)

• Kasus yang diambil dari rumah sakit bukan subjek yang representatif
karena tidak menggambarkan kasus dalam masyarakat, karena
subjek yang terambil hanya berasal dari pasien yang datang ke rumah
sakit sedangkan pasien yang tidak berobat ke rumah sakit tidak
termabil, sehingga hal ini tidak mewakili kasus yang ada dimasyarakat
• Akan tetapi, identifikasi kasus uantuk penyakit-penyakit yang jarang
terjadi biasanya akan lebih mudah ditemukan di rumah sakit
dibandingkan di masyarakat, seperti penyakit kanker payudara,
penyakit jantung, kelainan darah
• Kasus yang berasal dari rumah sakit biasanya dipilih dari catatan
rekam medis pasien
Kontrol adalah subjek yang sehat (sama
sekali tidak sakit) atau bisa juga subjek
yang sakit tetapi subjek tidak menderita
masalah kesehatan/ sakit seperti kasus

Seleksi untuk kelompok kontrol berasal


dari sumber populasi yang mempunyai
risiko seperti kondisi atau penyakit yang
sesuai dengan topik penelitian

Seleksi Kontrol
kelompok kontrol sebaiknya
mencerminkan suatu populasi dengan
kemungkinan terpapar oleh faktor risiko
dan memiliki kesempatan yang sama
dengan kelompok kasus untuk terpapar
oleh faktor risiko.

Prinsip utama untuk seleksi kelompok


kontrol adalah berasal dari sumber yang
sama yang dapat dibandingkan dengan
kelompok kasus dan menseleksi kontrol
terhadap variabel confounding dan
menghilangkan kemungkinan biasnya

Seleksi Kontrol
Tahap Penelitian Kasus Kontrol

Menentukan besar masalah yang diteliti apakah jarang atau tidak. Jika jarang maka dapat
menggunakan desain kasus kontrol

Ketika menggunakan desain penelitian kasus kontrol maka peneliti harus benar-benar mengetahui
nama-nama yang menjadi kasus (membuat kerangka sampel utk kasus)

Menentukan defenisi kasus dan kontrol

Menentukan populasi sumber kasus dan populasi sumber kontrol

Menentukan cara pengumpulan data untuk faktor risiko untuk kasus maupun kontrol
DALAM MENCARI INFORMASI TENTANG PAJANAN/ FAKTOR
RISIKO SERTA INFORMASI KASUS DAN KONTROL YANG DITELITI
DAPAT DIPEROLEH DARI:

Catatan medis rumah sakit, laboratorium, dll

Data dari catatan kantor wilayah kesehatan

Data klinik perusahaan

Kontak dengan subyek penelitian, baik secara langsung, telepon


atau surat

Wawancara jika memungkinan


Contoh Studi Kasus Kontrol

Masalah: apakah Anemia berhubungan dengan risiko kejadian BBLR?

Dari data kasus terlihat bahwa BBLR merupakan kasus yang jarang

Kasus: bayi dengan berat badan lahir rendah (tidak sesuai dengan usia
kehamilan) yang lahir dari ibu yang selama hamil mengalami anemia
di RSUD Puri Husada dari 1 januari 2020 sampai dengan 31 desember
2022. Dibuktikan dengan ukuran berat badan janin dan kadar Hb ibu.
Contoh Studi Kasus Kontrol

Kasus berasal dari tumah sakit (population based) dan


kontrol juga harus berasal dari rumah sakit.

Faktor risiko yang ingin diteliti: riwayat anemia selama


kehamilan.

Pengumpulan data: bisa dengan wawancara dan


pengisian kuesioner serta melihat catatan medis pasien
Bias Seleksi dalam Studi Kasus Kontrol

Bias
seleksi

Bias Respon Missclassificati


on.

Bias in
determinant
exposure
Bias Seleksi dalam Studi Kasus Kontrol

Bias seleksi Responden pada kelompok kasus (atau kelompok


kontrol) adalah orang-orang yang sering melakukan
kunjungan ke rumah sakit atau poliklinik

informasi tentang paparan responden sebelumnya


terhadap faktor-faktor risiko atau informasi tentang
status penyakit mereka

dapat terjadi pada bias insidensi-prevalensi yang dapat


terjadi pada peneltiian kondisi yang kronik
Bias Seleksi dalam Studi Kasus Kontrol

Missclassific klasifikasi yang salah akan terjadi pada penelitian


ation katarak bila ada atau tidak adanya kekeruhan lensa
pada kelompok kontrol tidak ditentukan oleh
pemeriksaan oftalmologi melainkan oleh anamnesis
saja

Hal ini menyebabkan responden dengan kekeruhan


lensa masuk dalam kelompok kontrol

Akibat dari kesalahan klasifikasi pada hasil penelitian


tergantung dari tipe kesalahan klasifikasi tersebut
Bias Seleksi dalam Studi Kasus Kontrol

Bias dalam Kelompok kasus mempunyai lebih banyak informasi


menentukan dibandingkan kelompok kontrol karena mereka lebih dapat
paparan mengingat paparan yang telah terjadi dimasa lalu

Bias informasi keluarga adalah ingatan anggota keluarga dalam


memberikan infomasi dari anggota keluarga yang sudah
didiagnosis suatu penyakit yang sedang dalam penelitian

Sedangkan bias peneliti (observer bias) terjadi ketika peneliti


mempunyai perhatian terhadap kasus dan kontrol dari seoranag
responden dan faktor risiko yang sedang diteliti.
Bias Seleksi dalam Studi Kasus Kontrol

Bias Respon Sedikitnya jumlah partisipan akan menimbulkan bias bila ada
perbedaan paparan dari kelompok partisipan dan kelompok
bukan partisipan

Bias dapat juga terjadi walaupun jumlah pada kelompok kasus


dan kelompok kontrol sama bila alasan dari partisipan berbeda
anatar kelompok kasus dan kelompok kontrol dan alasan
tersebut berhubungan dengan faktor yang sedang diteliti
▪ PADA PENELITIAN KASUS KONTROL YANG
UNMATCHED BANYAKNYA KELOMPOK KASUS
DAN KELOMPOK KONTROL YANG TERPAPAR
DAN TIDAK TERPAPAR DISUSUN MENJADI
TABEL 2X2.
▪ SETIAP SUBJEK DAPAT DIKLASIFIKASIKAN
KEDALAM 1 DARI 4 KELOMPOK DASAR YANG
DIBAGI BERDASARKAN PENYAKIT DAN
STATUS PAPARAN SEBELUMNYA YAITU:
▪ KELOMPOK KASUS DENGAN PAPARAN (A),
▪ KELOMPOK KASUS YANG TIDAK TERPAPAR
(C), Analisa Data
▪ KELOMPOK KONTROL YANG TERPAPAR (B),
▪ DAN KELOMPOK YANG TIDAK TERPAPAR
(D)
Kasus Kontrol Total

Perhitungan Odd
Exposure + a b a+b Ratio
Exposure - c d c+d 𝑎. 𝑑
𝑂𝑑𝑑 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜(𝑂𝑅)=
Total a+c b+d a+b+c+d
𝑏.𝑐
Penentuan Odd Ratio

▪ TUJUAN DARI SUATU PENELITIAN EPIDEMIOLOGI ADALAH UNTUK


MENCARI HUBUNGAN ANTARA PAPARAN TERHADAP FAKTOR
RISIKO DAN TERJADINYA SUATU PENYAKIT.
▪ HUBUNGAN TERSEBUT DIDAPAT DNEGAN MEMBANDINGKAN
INSIDENSI DARI SUATU PENYAKIT PADA KELOMPOK DENGAN
PAPARAN DAN INSIDENSI PADA KELOMPOK TANPA PAPARAN.
▪ PERBANDINGAN TERSEBUT DAPAT DAPAT DIHITUNG DENGAN
PENGUKURAN RELATIF
▪ UKURAN ASOSIASI YANG DIGUNAKAN DALAM DISAIN STUDI KASUS
KONTROL YAITU ODDS RATIO DAN SELEKSI SUBJEK BERDASARKAN
PAPARAN
Interpretasi Hasil

▪ BILA DIDAPATKAN SUATU HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RISIKO


DAN PENYAKIT, MAKA SEORANG PENELITI HARUS
MEMPERTIMBANGAN APAKAH HASIL TERSEBUT ADALAH SUATU
KEBETULAN,
▪ ATAU MERUPAKAN HASIL DARI BIAS SELEKSI PADA PENENTUAN
KELOMPOK KASUS DAN KELOMPOK KONTROL ATAU MERUPAKAN
SUATU CONFOUNDING
▪ KEMUNGKINAN ADANYA FAKTOR KEBETULAN YANG
MEMPENGARUHI HASIL DAPAT DIEVALUASI DENGAN MELAKUKAN
UJI STATISTIK DAN DENGANMENGHITUNG ANGKA KEPERCAYAAN
(CONFIDENCE INTERVAL).
Interpretasi Hasil

▪ UJI STATISTIK MENDAPATKAN NILAI P (PROBABILITY/


KEMUNGKINAN).
▪ BILA NILA P SANGAT KECIL (KURANG DARI 0,005), MAKA DAPAT
DISIMPULKAN BAHWA FAKTOR KEBETULAN TIDAK MERUPAKAN
PENYEBAB ADANYA HUBUNGAN ANTARA PAPARAN DAN
PENYAKIT.
▪ SEBALIKNYA APABILA NILAI P BESAN (LEBIH ATAU SAMA DENGAN
0,05) MAKA ADANYA FAKTOR KEBETULAN BELUM DAPAT
DISINGKIRKAN.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai