Anda di halaman 1dari 39

RANCANGAN PENELITIAN KUANTITATIF

( OBSERVASIONAL)
Cohort dan Case Control

YUNIARTY 2320332004
PASCASARJANA KEBIDANAN UNAND 2023
DESAIN PENELITIAN

1. Studi Kros-
ANALITIK sektional
2. Studi Kasus-
kontrol
3. Studi Kohort

OBSERVASIONAL

DESAIN
PENELITIAN DISKRIPTIF

EKSPERIMENTAL
PENGERTIAN PENELITIAN
OBSERVASIONAL

 Penelitian yang tidak melakukan manipulasi atau


intervensi pada subjekyang ditelitinya.
 Penelitian ini hanya melakukan pengamatan
(observasi) saja pada subjek penelitian
 Pada penelitian observasional yang umum
dilaksanakan adalah penelitian survei.
 Rancangan survei memberikan gambaran kuantitatif
dan numerik terhadap beberapa hal pada populasi
atau sampel melalui proses pengumpulan
pertanyaan-pertanyaan pada responden
DESKRIPTIF
• Hanya menjelaskan keadaan suatu masalah
Kesehatan (who, when, where)
• Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan
interpretasi data hanya pada satu kelompok
Masyarakat saja
• Tidak bermaksud membuktikan hipotesis
• Tidak dilakukan analisis hubungan antara exposure
(FR)/ var bebas dan effek/var terikat
ANALITIK
• Selain menjelaskan keadaan suatu masalah
Kesehatan (who, where, when) juga menjelaskan
mengapa suatu masalah Kesehatan timbul
dimasyarakat ( why)
• Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan
interpretasi data dilakukan terhadap dua kelompok
Masyarakat
• Bermaksud membuktikan suatu hipotesis
CONTOH PENELITIAN

DESKRIPTIF ANALITIK

1. Prevalensi anemi pd ibu 1. Faktor-faktor yg berhub


hamil trimester dng anemi pd ibu
pertama hamil trimester
pertama
2. Rata-rata kadar HB
2. Perbedaan kadar HB
pd ibu hamil pd ibu hamil yg
3. Mortality rate pasien mendapat tablet Fe
dengan kanker dan yg tidak
servics 3. Perbandingan Mortality
4. Proporsi hipertensi supir rate pasien
bajay setelah bekerja 1 dengan kanker servics
thn stadium awal dan
CASE
CONTROL
• Penelitian observasional • Peneliti melakukan
analitik untuk melihat pengukuran variabel
hubungan Antara efek tergantung, yaitu efek,
atau outcome dengan sedangkan variabel
suatu factor resiko bebasnya dicari secara
dengan membandingkan retrospektif; Pemilihan
dua kelompok subjek subyek kontrol ini dapat
penelitian Antara yang dilakukan dengan 2 cara,
terdampak dengan yang yakni dengan cara serasi
tidak terdampak (matching) atau tanpa
matching.
PRINSIPDASAR
Pemilihan Kasus
Pemilihan Kontrol
Jumlah Sampel Minimal
Hitung Besar Risiko
Banyak Macam Bias
PRINSIP PENELITIAN CASE
CONTROL
 Design penelitian untuk mengetahui faktor
risiko dengan kejadian penyakit
 Berangkat dari kasus (penyakit yang dipelajari)
 Mencari kontrol (mereka yang tidak berpenyakit
yang dipelajari)
 Sumber kasus & kontrol harus dari populasi
yang jelas
 Mencari paparan masa lalu
CASE CONTROL

Penelitian yang dilakukan untuk mencari korelasi FR


dan efek dengan pendekatan retrospektif
 Retrospektif : Efek diidentifikasi lebih
dulu baru dicari riwayat paparan (FR)
 Penelitian dimulai dengan mengidentifikasi
pasien dengan efek/penyakit (kasus) dan kelompok
tanpa efek (kontrol), kemudian secara retrospektif
diteliti FR yang dapat menerangkan mengapa kasus
terkena efek, sedang kontrol tidak.
Lanjutan…

 Kelompok kasus dibandingkan dengan


kelompok
kontrol
 Pada umumnya dilakukan untuk masalah
kesehatan yang jarang terjadi
TAHAPAN KEGIATAN
STUDI CASE -
CONTROL
1. Identifikasi variabel penelitian (Faktor-risiko dan
efek)
2. Penetapan subyek penelitian (Populasi dan sampel)
3. Identifikasi kasus
4. Pemilihan subyek kontrol
5. Melakukan pengukuran “ retrospektif “
6. Melakukan analisis hasil
• Korelasi antara faktor risiko (FR) – Efek (Outcome)
• Analisis untuk mengetahui besarnya
risiko OR (Odd Ratio)
SKEMA CASE CONTROL

Penelitian dimulai
Apakah ada FR Retrospektif
di sini

a FR (+) Kasus
FAKTOR RISIKO
(Kelompk subyek
c FR (-) dng
penyakit)
FR (+) FAKTOR RISIKO Kontrol
b
(Kelompk subyek
FR (-) tanpa penyakit)
d
• Ukuran dilakukan dengan menggunakan tabel
silang

Kasus Kontrol Jumlah


Ya a b A+b
Faktor Risiko
Tidak c d C+d
Jumlah A+c B+d A+b+c+d

OR ={a/(a+b) : b/(a+b)} / {c/(c+d) : d/(c+d)} =


a/b : c/d = ad/cb
 Sel a = kasus yang terpapar FR
 Sel b = kontrol yang terpapar FR
 Sel c = kasus yang tidak terpapar FR
 Sel d = kontrol yang tidak terpapar FR
CONTOHSOAL
• Wilayah puskesmas X pada tahun 2016 terjadi peningkatan TB
paru, Sebagai dokter puskesmas anda bermaksud melakukan
penelitian “Hubungan antara kualitas rumah dengan kejadian TB
paru”, dimana penelitian dimulai dari penderita TB paru yang
tercatat di rekam medik puskesmas. Sampel sebanyak 100 orang
yang terdiri dari 50 penderita TB paru dan 50 tidak menderita TB
paru . Dari penderita TB paru yang kualitas rumahnya buruk ada
40 dan sisanya kualitas rumahnya baik, sedangkan orang yang
tidak menderita TB paru dan kualitas rumahnya buruk ada 20
dan sisanya kualitas rumahnya baik
• Pertanyaan:
1. Desain apa yang paling tepat digunakan?
2. Rancangan apakah yang paling tepat digunakan?
3. Nilai apakah yang dapat diperoleh dari data tersebut?
4. Berapa kali kemungkinan orang yang kualitas rumahnya buruk
akan berisiko sakit TB paru?
JAWABAN CONTOH SOAL

1. Observasional
2. Case Control
3. Ods Rasio (OR)
TB Paru Tidak TB paru Total
(Kasus) (kontrol)
4.
Buruk 40 (a) 20 (b) 60
Kualitas Rumah
Baik 10 (c) 30 (d) 40
Jumlah Sampel 50 50 100

OR = a.d/b.c
= 40.30/20.10
= 12000/200 = 6
Artinya orang yang tinggal dirumah dengan kualitas rumah buruk
berisiko 6x lebih besar menderita TB Paru jika dibandingkan dengan
orang yang tinggal di rumah dengan kualitas rumah baik
KELEBIHAN & KEKURANGAN CASE
CONTROL
KELEBIHAN KEKURANGAN
 Sangat berguna untuk meneliti • Tdk dapat menentukan
msl kes yg jarang terjadi di
masy (peny langka) incidence rate atau prevalen dr
 Sangat berguna untuk suatu peny
mempelajari karakteristik • Data Fr dpt dikumpulkan stl
berbagai FR yg potensial pd
masl kes yg diteliti terjadi peny dan sering tdk
 Relatif murah dibandingkan lengkap dan terjadi
dng studi analitik yg lain penyimpangan
(kohort)
 Dpt dilakukan dlm waktu • Kesulitan memilih kontrol yg
relatif singkat Tepat ( recall bias)
 Memerlukan subyek
• Kadang2 sulit memastikan
penelitian
yang lebih sedikit hub temporal antara
paparan dan penyakit
Faktor-faktor yg perlu diperhatikan pada
studi kasus kontrol :

 Bias seleksi : krn sampel terdiri dari 2 populasi


yg berbeda, yg satu menderita peny dan yg lain
tdk sehingga sulit dijamin bahwa ke 2 populasi ini
cocok betul dan bebas dari kesalahan memilih
 Bias informasi : Data mengenai faktor risiko didpt
stl terjadi peny, kemungkinan di medical recort yg
tdk lengkap atau waktu wawancara pasien lupa
mengenai FR yg menimbulkan peny.
 Bias confounding : penyimpangan yg berasal dari
faktor eksterna yg dpt mempengaruhi hubungan
antara FR dan peny/mas kes (efek/outcame)
MEMILIH KASUS

 Kriteria yg perlu diperhatikan dlm memilih KASUS :


 Kriteria diagnosis
 Populasi sumber kasus
 Jenis data penyakit

 Kasus dapat diperoleh dari 2 populasi sumber:


 Rumah sakit ( Hospital – based)
 Komunitas (Population - based)
Rumah sakit (Hospital – based)

KEUNTUNGAN KERUGIAN
1. Lebih praktis dan murah • Mudah terjadi bias akses
2. Pasien yg dirawat di RS / diagnostik
dtng ke klinik umumnya lbh
menyadari berbagai faktor
yg dialaminya, shg
mengurangi bias recall
3. Lebih kooperatif
Komunitas (Population - based)

KEUNTUNGAN KERUGIAN
1. Menghindarkan faktor2 yg 1. Membutuhkan biaya dan
mempengaruhi pemilihan logistik yg lebih besar dr pd
subyek untuk menggunakan RS
fasilitas pelayanan medis ttt 2. Mancari & mewancarai
2. Dapat memberikan gambaran kontrol butuh banyak
populasi asal kasus secara waktu & biaya
langsung 3. Individu Yg sehat biasanya
3. Kontrol yg dipilih merupakan kurang perhatian thd
individu Pembanding yg paparan yg pernah dialami
memang sehat 4. Motivasi rendah
MEMILIH KONTROL
 3 kriteria yg perlu diperhatikan dlm memilih kontrol
1. Karakteristik populasi sumber data
2. Keserupaan antara kasus dan kontrol
3. Pertimbangan praktis & ekonomis
 Kontrol dpt diperoleh dari populasi sumber :
1. Rumah sakit
2. Populasi umum
3. Tetangga
4. Kerabat keluarga
CONTOH MENGHITUNG
OR
 Hubungan antara ASI eksklusif dengan kejadian ISPA pada
balita

Kejadian ISPA
Ya (Kasus) Tidak (Kontrol)
ASI Eksklusif Tidak 30 10
Ya 20 40
50 50

OR = ad/bc = 30.40/10.20 = 1200/200 = 6

Balita yang tidak diberi ASI Eksklusif berisiko 6 kali lebih tinggi mengalami ISPA
dibandingkan dengan balita yang diberi ASI eksklusif
STUDI KOHORT = STUDI INSIDEN
JENIS-JENIS STUDI KOHORT :
 Studi kohort prospektif dengan kelompok
pembanding internal
 Studi kohort prospektif dengan kelompok
pembanding eksternal (studi kohort ganda)
 Studi kohort retrospektif (historical Kohort)
 Nested case-control study
DEFINISI KOH0RT

Adalah rancangan penelitian observasional


analitik yang mempelajari hubungan
antara paparan dan penyakit, dengan cara
membandingkan kelompok terpapar dan
kelompok tidak terpapar berdasarkan
status penyakit
KELEBIHAN KOHORT

1. Desain terbaik dlm menentukan incidens &


perjalanan peny / efek yg diteliti
2. Paling baik dlm menerangkan hub dinamika antara
FR dan efek secara temporal
3. Merupakan pilihan yg terbaik untk kasus yg
bersifat fatal & progresif
4. Dapat dipakai untuk meneliti beberapa efek
sekaligus dr suatu FR tertentu
5. Memiliki kekuatan yg andal untuk meneliti
berbagai msl kesh yg makin meningkat krn
pengamatan dilakukan sec kontinyu & longitudinal
KELEMAHAN KOHORT

1. Biasanya memerlukan waktu yg lama


2. Sarana dan biaya besar / mahal
3. Kurang efisien dari segi waktu maupun biaya
untuk meneliti kasus yg jarang terjadi
4. Terancam DO / terjadi perub intensitas
paparan/FR dpt mengganggu hasil analisis
5. Dapat menimbulkan masalah etika krn peneliti
membiarkan subyek terkena paparan yg
dicurigai/dianggap dapat merugikan subyek
PENELITIAN DIMULAI Apakah terjadi
DIIKUTI PROSPEKTIF EFEK???
DI SINI

Efek +  a
Faktor Risiko (+)
Efek -  b
Subyek tanpa FR
dan tanpa Efek
Efek +  c

Faktor Risiko (-)

Efek - d
• Ukuran dilakukan dengan menggunakan tabel
silang

EFEK

ya Tidak Jumlah
Ya a b A+b
Faktor Risiko Tidak c d C+d
Jumlah A+c B+d A+b+c+d

RR = a/(a+b) : c/(c+d)
 Sel a = subyek dng faktor risiko yang
mengalami efek
 Sel b = subyek dng faktor risiko yang tidak
mengalami efek
 Sel c = subyek tanpa faktor risiko yang
mengalami efek
 Sel d = subyek tanpa faktor risiko yang tidak
mengalami efek
PREVALEN RASIO (PR), ODDS RASIO (OR), RISIKO
RELATIF (RR)
PENGERTIAN RUMUS MATEMATIS DESAIN

PR/RP Perbandingan PR/RP = a/(a+b) : c/(c+d) Cros sectional


Rasio Prevalen
Prevalen
s
OR Perbandingan Ods OR ={a/(a+b) : b/(a+b)} / Case Control
Ods Rasio {c/(c+d) : d/(c+d)} = a/b : c/d =
ad/cb

RR Perbandingan RR = a/(a+b) : c/(c+d) Kohort


Risiko insiden
Relatif
CONTOH PENELITIAN CROS SECTIONAL

• Seorang peneliti hendak meneliti hubungan antara minum kopi


dengan diabetes. Peneliti merekrut subyek secara random dari
populasi. Dari subyek yang terandom kita mengukur kadar gula
darah untuk mengetahui status DM dan menanyakan perilaku
minum kopi dalam lima tahun terakhir.
DM +
Peminum kopi +

DM +
Peminum kopi -
Subyek Penelitian
DM -
Peminum kopi +

DM +
Peminum kopi -
PENELITIAN CASE CONTROL
• Seorang peneliti hendak meneliti hubungan antara minum
kopi dengan diabetes. Penelitia merekrut subyek yang
menderita DM dan tidak menderita DM. Pada kedua
kelompok ditanyakan perilaku minum kopi dalam 5 tahun
terakhir. Kemudian dari subyek yg mengalami DM, kita cata
berapa yang minum kopi dan berapa yg bukan peminum kopi.
Begitu juga pada subyek bukan DM.
Peminum kopi
Diabetes (+)
Bukan peminum kopi

Peminum kopi
Tidak Dabetes
Bukan peminum kopi (Diabetes -)
PENYAJIAN PENELITIAN MINUM KOPI DENGAN DIABETES

Diabetes
Ya Tidak
Ya a b
Minum Kopi Tidak c d
CONTOH PENELITIAN KOHORT
• Peneliti ingin mengetahui apakah paparan debu keramik
berhubungan dengan peningkatan insiden bronkitis di industri
/pabrik keramik, untuk ini peneliti mengamati para
pelamar sebuah industri keramik di wilayah semarang,
dimana sebagian dari karyawan akan ditempatkan di kantor
bagian administrasi dan sebagian ditempatkan di bagian
produksi.
Pengamatan dilakukan selama periode waktu ttt, dan
ditentukan berapa dari pekerja di bagian administrasi dan di
bagian produksi yang menderita bronkitis.
Bronkitis (+)
Karyawan di pabrik
(terpapar debu keramik)
Bronkitis (-)

Bronkitis (+)
Karyawan di kantor
(tidak terpapar debu
keramik)
Bronkitis (-)
PENYAJIAN PENELITIAN PAPARAN DEBU SEMEN
DENGAN BRONKITIS
Bronkitis
Ya Tidak
Ya a b
Paparan debu Tidak c d
semen

Bronkitis
Ya Tidak
Ya 20 20
Paparan Tidak 10 30
debu
semen

PR = a/(a+b) : c/(c+d) = 20/40 : 10/40 =0,5/0,25 = 2


Karyawan yang terpapar debu semen (di bagian pabrik) berisiko 2 kali lebih tinggi
mengalami bronkhitis dibandingkan dengan karyawan yang tidak terpapar debu
semen (di bagian kantor)
LITERATUR

1. Dasar-dasar Metodologi Penelitian


Klinis (Sudigdo Sastroasmoro & Sofyan
Ismael)
2. Tanya Jawab Metodologi Penelitian
Kesehatan ( Hardisman)
3. Metodologi Penelitian Kesehatan
(Soukidjo Notoatmojo)
4. Metodologi penelitian (Nursalam)

Anda mungkin juga menyukai