FILSAFAT ILMU
Oleh : Kelompok 1
S2 ILMU KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2023
I
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Ontology Ilmu
Kebidanan- Midwifery”. Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Kelompok pada mata
kuliah Filsafat Ilmu dan Logika yang diampu oleh Prof. dr. Nur Indrawati Lipoeto, MSc.
PhD. SpGK pada Program Pascasarjana Ilmu Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas Padang.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu penulis menerima saran dan kritikan yang sifatnya membangun. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu
Kebidanan.
Akhir kata hanya kepada Allah penulis memohon agar semua keikhlasan yang telah
Penulis
II
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Filsafat ...................................................................... 8
3
BAB I
PENDAHULUAN
Filsafat adalah pengetahuan tentang cara berpikir tertentu yang disebut cara
berpikir radikal dan universal yaitu model berpikir mempertanyakan sesuatu sampai
tuntas. Filsafat ilmu sebagai salah satu cabang filsafat merupakan cara berfikir
radikal manusia dalam mengembangkan dunia keilmuan yang bermanfaat bagi
manusia. Study ilmu pengetahuan bertujuan untuk memperoleh hakikat jawaban
tertentu, menggali dan memperoleh jawaban tentang apa adanya baik syariat maupun
hakikat adanya sesuatu tentang keberadaan sesuatu baik konkret maupun abstrak
tentang apa itu bahasa dan sebagainya.
Adanya filsafat dimulai dari adanya rasa ingin tahu manusia, yang
diimplementasikan dengan bertanya tentang hal-hal yang berhubungan dengan
keberadaan manusia. Filsafat dapat diartikan sebagai kegiatan manusia dalam
mencari jawaban atas pertanyaan. Berdasarkan komponen hakekat ilmu, setiap
cabang pengetahuan dibedakan dari jenis pengetahuan lainnya berdasarkan apa yang
diketahui (ontologi),bagaimana pengetahuan tersebut diperoleh dan disusun
(efistemologi) serta nilai mana yang terkait dengan pengetahuan tersebut(aksiologi).
Oleh karena serta itu pengetahuan ilmiah mempunyai landasan ontologi,
efistemologi dan aksiologi yang spesifik bersifat ilmiah. Artinya suatu pengetahuan
secara umum dikelompokkan sebagai pengetahuan ilmiah apabila dapat memenuhi
persyaratan ontologi, efistemologi dan aksiologi keilmuan.
4
Tujuan dari memodelkan pengetahuan dalam bentuk ontologi adalah untuk
mendapatkan pengetahuan umum yang dapat dibagikan dan dimengerti oleh manusia
dan mesin. Di dalam dunia medis, kamus istilah-istilah khusus medis dibangun untuk
menyimpan dan mengkomunikasikan pengetahuan medis serta informasi pasien.
Sistem informasi medis harus dapat mengkomunikasikan data medis yang kompleks
dan mendetail secara efisien. Oleh karena itu, ontologi hadir untuk
merepresentasikan terminologi dalam dunia medis. Makalah ini bertujuan untuk
memberikan pembahasan akan gambaran pendekatan penerapan ontologi dalam
sistem layanan kesehatan yang berupa model informasi cerdas untuk manajemen
pengetahuan medis, dan ontologi sebagai basis pengetahuan dalam sistem pengayaan
pengetahuan, rekomendasi, dan pendukung keputusan. Hal ini diharapkan mampu
mengakselerasi pertumbuhan sistem layanan kesehatan dengan kecerdasan dan
kepakaran serta meningkatkan kemandirian masyarakat dalam penjagaan kesehatan.
5
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Filsafat
2. Untuk mengetahui pengertian dari Ontologi
3. Untuk mengetahui bagaimana pengkajian ontologi dalam kebidanan
6
BAB II
PEMBAHASAN
Kata filsafat berasal dari bahasa Arab falsafah; kata falsafah berasal
dari bahsa Yunani philopsophia; philen artinya ‘mencari/mencintai’
dan sophia berarti ‘kebenaran’. Jadi philopsophia berarti daya
upaya pemikiran manusia untuk mencari kebenaran/kebijaksanaan,
berfilsafat ialah orang yang mencintai kebenaran, bukan memiliki kebenaran.
Adanya filsafat dimulai dari adanya rasa ingin tahu manusia, yang
diimplementasikan dengan bertanya tentang hal-hal yang berhubungan
dengan keberadaan manusia. Filsafat dapat diartikan sebagai kegiatan
manusia dalam mencari jawaban atas pertanyaan. Aristoteles menyatakan
bahwa “semua orang menurut kodratnya ingin mengerti”. Secara
Etimologis, filsafat berarti ‘cinta, kebijaksanaan, kearifan’. (Rahayu.
2007:27)
7
3. Upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan pengetahuan sumber
daya, hakikatnya, keabsahannya, dan nilainya.
4. Penyelidikan kritis atas pengandaian-pengandaian dan pernyataan-
pernyataan yang diajukan oleh berbagai bidang pengetahuan.
5. Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu Anda melihat apa yang Anda
katakan dan untuk menyatakan apa yang Anda lihat.
Istilah “Ontologi” berasal dari bahasa Yunani “Onta” atau “Onto” yang
berarti sesuatu yang sungguh-sungguh ada dan adanya itu benar, atau
kenyataannya itu yang sesungguhnya. Kemudian “Logos” artinya kata, ilmu,
studi tentang teori. Jadi Ontologi diartikan :
Ilmu yang mempelajari tentang sesuatu yang benr-benar ada dan adanya itu
benar
Teori yang membahas tentang kebenaran yang ada atau ciri hakiki (pokok)
dari keberadaan
Cabang filsafat yang membahas tentang hakekat ada, yang ada keberadaan
atau eksistensi (secara umum). (Monteiro. 2015:16)
Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat yang paling kuno dan berasal
dari Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret.
Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal seperti
Thales, Plato, dan Aristoteles . Pada masanya, kebanyakan orang belum
membedakan antara penampakan dengan kenyataan. Thales terkenal sebagai
filsuf yang pernah sampai pada kesimpulan bahwa air merupakan substansi
terdalam yang merupakan asal mula segala sesuatu. Namun yang lebih penting
ialah pendiriannya bahwa mungkin sekali segala sesuatu itu berasal dari satu
substansi belaka (sehingga sesuatu itu tidak bisa dianggap ada berdiri sendiri).
Hakekat kenyataan atau realitas memang bisa didekati ontologi dengan dua
macam sudut pandang :
8
2. Kualitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan (realitas)
tersebut memiliki kualitas tertentu, seperti misalnya daun yang memiliki
warna kehijauan, bunga mawar yang berbau harum.
1. yang-ada (being)
2. kenyataan/realitas (reality)
3. eksistensi (existence)
4. esensi (essence)
5. substansi (substance)
6. perubahan (change)
7. tunggal (one)
8. jamak (many)
9
Secara umum relevansi ontologis bagi ilmu adalah bahwa ontologi dapat
dijadikan dasar merumuskan hipotesis-hipotesis baru untuk memperbaharui
asumsi- asumsi dasar yang pernah digunakan. Ontologis juga merupakan sarana
ilmiah menemukan jalan untuk menangani suatu masalah secara ilmiah. Asumsi
–asumsi yang selama ini tidak dipertayakan lagi oleh ilmu, teryata masih masih
dipertayakan oleh ontologis sehingga bisa dipertanggung jawab kebenarannya.
Ontologis bersikap kritis dan spekulatif dalam membahas realitas. Ontologis juga
relevan dalam merefleksikan problem pembagunan, pembagunan selama ini
terbukti belum mewujudkan masyarakat adil dan makmur kegagalan ini tidak
terlepas dari konsep ontologis yang melandasi konsep pembagunan di Indonesia.
Seperti telah dijelaskan tentang arti filsafat sendiri, maka beberapa hal akan
dijelaskan tentang filsafat ilmu kebidanan antara lain: tinjauan keilmuan dimana
setiap pengetahuan mempunyai tiga komponen yang merupakan tiang
10
penyanggah tubuh pengetahuan yang disusun, komponen tersebut adalah salah
satunya pendekatan ontologis
Ilmu atau science adalah suatu studi atau pengetahuan yang sistematik untuk
menerangkan suatu fenomena dengan acuan materi dan fisiknya melalui metoda
ilmiah. Ilmu justru merupakan pengetahuan yang dapat dijadikan alat untuk
mewujudkan tujuan – tujuan yang mencerminkan das solen dengan jalan
mempelajari das sein agar dapat menjelaskan, meramalkan serta mengawasi
gejala alam.
11
martabat manusia, dan tidak mencampuri masalah kehidupan. (Nurrobikha.
2015:10)
12
ilmu kebidanan, maka ilmu kebidanan memiliki tubuh pengetahuan
kebidanan (Body of midwifery knowledge) yang dikelompokan menjadi
empat yaitu :
13
Praktek Klinik Kebidanan
14
Menurut pendapat para ilmu yang difokuskan pada penjelasan yang
nyata (Chin adalah ungkapan seseorang kepercayaan meskipun pada
ahli Filosofi adalah disiplin pencarian dasar-dasar dan Kramer,
1997). Filosofi tentang nilai, sikap dan waktu yang lain ungkapan
tersebut merupakan kepercayaan kelompok yang lebih sering disebut
ideologi (Moya Davis, 1993).
Filosofi Kebidanan
15
filsafat moral pada situasi nyata. Etika dibagi menjadi tiga bagian,
meliputi:
1) Metaetika (etika)
2) Etika atau teori moral
3) Etika praktik.
16
Bidan adalah seorang perempuan yang telah lulus pendidikan
kebidanan yang diakui oleh pemerintah. Seorang bidan dalam menjalankan
prakteknya mempunyai peran dan fungsi yaitu sebagai pelaksana, pengelola,
pendidik dan peneliti Teknik dan prosedur kebidanan, Asuhan Kebidanan
dalam kaitan kesehatan reproduksi (berdasarkan siklus kehidupan manusia
dan wanita), Sasaran kesehatan reproduksi yang dalam pencapaiannya
membutuhkan perhatian dari banyak pihak, baik dari pihak pemerintah,
petugas medis, masyrakat, serta para ahli kesehatan masyarakat.
Peran 8 Pilar Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian Sehat.
Kesuksesan pencapaian tujuan sangat erat kaitannya dengan yang ada di
fakultas kesehatan masyarakat, meskipun tidak semua tujuan merupakan
wilayah dari kesehatan masyarakat.
18
dengan orang dewasa. Pendekatan ini mencakup memiliki
petugas pelayanan kesehatan yang dilatih dengan baik, termasuk
bidan dan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus remaja
secara biologis, psikologis dan kebutuhan kesehatan remaja,
memiliki rasa hormat terhadap privasi remaja dan kerahasiaan
remaja sebagai klien, fasilitas yang dapat diakses dan lokasi yang
nyaman, pelayanan dengan harga yang masuk akal dan
lingkungan yang aman dan nyaman bagi populasi remaja,
termasuk kelompok remaja pria dan wanita yang sudah menikah.
Untuk membuat pelayanan menjadi ramah dan nyaman, bidan
harus mempertimbangkan masukan-masukan para remaja
terhadap komponen-komponen klinik seperti famplet informasi
dan gaya ruang tunggu. Pelayanan harus diberikan di tempat-
tempat remaja biasa berkumpul untuk belajar, bersosialisasi dan
bekerja dan kerahasiaan harus dipastikan
5. Memberikan informasi dan pelayanan untuk para remaja
Remaja memerlukan informasi yang sesuai dengan usianya
mengenai perkembangan fisik dan emosional, risiko-risiko
potensial dari kegiatan seksual yang tidak terlindung, kekerasan
substansial, bagaimana mengakses pelayanan kesehatan dan
kesempatan-kesempatan pendidikan, kerja dan rekreasi. Bidan
sebagai penyedia layanan dapat melakukan hubungan
interaktif dengan klien remaja dengan melakukan komunikasi
interpersonal. Media massa hiburan (radio, televisi, musik,
video, fil, buku komik) dapat menjadi cara yang efektif dari segi
biaya untuk mengomun ikasikan pesan- pesan yang dpat
mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku.
6. Kontrasepsi bagi remaja. Para remaja memiliki hak untuk
memperoleh informasi yang jelas dan akurat mengenai
kontrasepsi termasuk pemakain yang benar, efek samping, dan
bagaimana menjangkau petugas pelayanan kesehatan untuk
menjawab kekhawatiran mereka. Bidan mempunyai peranan
yang sangat besar dalam memberikan informasi tersebut serta
19
konseling yang sesuai sangat penting untuk membantu remaja
menangani atau menyisihkan potensi efek samping. Konseling
harus mengungkapkan aspek pencegahan kehamilan sekaligus
perlindungan terhadap PMS (penyakit menular seksual).
20
7. HIV dan PMS di kalangan Remaja Menurut WHO, 333 juta kasus
baru PMS terjadi di seluruh dunia setiap tahun dan setidaknya 111
juta dari kasus ini terjadi pada mereka yang berusia di bawah 25
tahun. Hampir setengah dari infeksi HIV secara keseluruhan terjadi
pada pria dan wanita yang berusia di bawah 25 tahun, dan di banyak
negara berkembang data menunjukkan bahwa sampai 60% dari
semua infeksi HIV baru terjadi pada kelompok usia antara 15
samapi 24 tahun. Infeksi di kalangan perempuan melebihi infeksi
di kalangan pria, rasio 2 berbanding 1. Salah satu penelitian di
Tanzania memperlihatkan bahwa perempuan muda memiliki
kemungkinan untuk terinfeksi HIV lebih dari empat kali
dibandingkan pria muda, meskipun para perempuan lebih tidak
berpengalama seksual dan memiliki pasangan seksual yang lebih
sedikit dibanding pria sebayanya
8. Kehamilan dini dan kehamilan yang tidak diinginkan Banyak
remaja aktif secara seksual ( meskipun bukan pilihan mereka
sendiri. Setiap tahun sekitar 15 juta remaja melahirkan anak. Proses
persalinan selalu memiliki potensi risiko-risiko kesehtan, tapi risiko
persalinan lebih besar pada perempuan berusia di bawah 17 tahun.
Remaja dengan usia ini lebih mudah mengalami komplikasi dalam
persalinan. Perempuan muda seringkali memiliki pengetahuan
terbatas atau kurang percaya diri untuk mengakses pelayanan
kesehatan sehingga mengakibatkan pelayanan prenatal yang
terbatas berperan penting terhadap terjadinya komplikasi. Peran
bidan dalam asuhan prenatal sangat dibutuhkan, sehingga
menimbulkan kepercayaan diri remaja. Aborsi yang tidak aman
menempati proporsi tinggi dalam kematian ibu di antara para
remaja.
9. Pendidikan seks berbasis sekolah. Evaluasi yang dilakukan di
antara para kawula muda di negara-negara berkembang dan negara-
negara maju telah memperlihatkan bahwa pendidikan seks berbasis
sekolah dapat membantu menunda hubungan seksual pertama para
21
remaja yang belum aktif secara seksual. Untuk para remaja yang
aktif secara seksual, pendidikan seksual dapat mendorong
pemakaian kontrasepsi dan perlindungan PMS yang benar dan
konsisten.
10. Masalah Gender Spesifik. Generasi muda, terutama anak
perempuan rentan terhadap kekerasan seksual, hubungan seksual
yang dipaksakan dan hubungan dengan kekuatan yang tidak
seimbang. Beberapa budaya, perilaku pria berisiko ditoleransi dan
kadang-kadang didukung. Karena sikap-sikap gender ini telah
terbukti tidak dapat dipisahkan dari dalam banyak upaya kesehatan
reproduksi remaja, program harus secara langsung
mengkonfrontasi masalah hubungan gender yang tidak setara.
Program yang meminta para perempuan muda untuk mengambil
keputusan dan tindakan yang merupakan kontradiksi dari peran
perempuan yang diterima seperti menolak melakukan hubungan
seksual atau berkeras akan pemakaian kondom. Bidan harus
membantu para perempuan muda tersebut membangun
keterampilan dan rasa percaya diri yang diperlukan untuk
membantu mereka membuat keputusan-keputu
22
Lingkup praktik kebidanan asuhan kebidanan meliputi :
h. Peranan legislasi
c) Kurangnya komunikasi
d) Salah prosedur
f) Kurangnya informasi
23
Selain hal-hal yang dapat menyebabkan ketidakpuasan pasien, adapula kriteria
agar bidan dikatakan professional, yaitu:
a) Mandiri
b) Peningkatan kompetensi
a. Wanita
b. Reproduksi
Reproduksi adalah suatu fungsi pada manusia yang sangat penting untuk
mempertahankan diri dari kepunahan. Proses reproduksi mulai dari saat
pembuahan, melalui masa kehamilan dan akhirnya mencapai titik kulminasi
berupa persalinan, maka lahirlah insan yang akan menjadi penerus.
c. Keluarga
Keluarga adalah suami, istri disertai anak dari suami istri tersebut dan juga
individu yang mempunyai hubungan kekeluargaan yang tinggal dibawah satu
24
kesatuan bangsa Indonesia.Masyarakat terbentuk karena adanya interaksi
antar manusia dan budaya dalam lingkungan yang bersifat dinamis
mempunyai tujuan dan nilai-nilai
yang terorganisasi.
d. Persalinan
Persalinan adalah suatu proses yang alami, peristiwa normal, namun apabila
tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal. setiap individu
berhak untuk dilahirkan secara sehat, unik itu maka setiap wanita usia subur,
ibu hamil, melahirkan dan bayinya berhak mendapatkan pelayanan yang
berkualitas.
25
DAFTAR PUSTAKA
Suhartono Taat Putra. Filsafat Ilmu Kedokteran .2010, Airlangga University Press.
Susanto, A. Filsafat ilmu suatu kajian Dalam Dimensi Ontologis, Epistemologi, Dan
Aksiologis. 2019. Bumi Aksara: Jakarta
Jurnal Filsafat Indonesia, Vol 4 No 2 Tahun 2021 ISSN: E-ISSN 2620-7982, P-ISSN:
2620-7990
26