Oleh:
Yusmalia Hidayati
1920332017
Dosen Pengampu:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan
yang berjudul “Peranan Filsafat Ilmu & Logika bagi Riset-Riset di bidang
Kebidanan”.
Universitas Andalas sebagai penugasan pengganti Ujian Akhir Semester yang tidak
kepada Bapak Prof. Dr. dr. Masrul, MSc, SpGK selaku dosen pengampu mata kuliah
Filsafat Ilmu yang telah memberikan arahan dan bimbingannya selama perkuliahan
berlangsung.
kekurangan dan kejanggalan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................... 3
iii
BAB I
PENDAHULUAN
“terkendali”. Ada lima hal pokok yang membedakan antara ilmu dan akal
penggunaan akal sehat biasanya tidak. Kedua, dalam ilmu pengetahuan, teori
dan hipotesis selalu diuji secara empiris/faktual. Halnya dengan orang yang
berasal dari pengalamannya atau dapat juga berasal dari orang lain sedangkan
1
Adanya perkembangan ilmu yang banyak dan maju tidak berarti
tidak dapat dijawab tersebut menjadi porsi pekerjaan filsafat. Harry Hamersma
(1990) menyatakan filsafat itu datang sebelum dan sesudah ilmu mengenai
pertanyaan- pertanyaan yang diajukan oleh ilmu (yang khusus) itu mungkin
itu filsafat tidak pernah sampai pada akhir sebuah masalah hal ini disebabkan
masalah- masalah filsafat adalah masalah manusia sebagai manusia, dan karena
manusia di satu pihak tetap manusia, tetapi di lain pihak berkembang dan
sama seperti yang sudah dipersoalkan 2.500 tahun yang lalu yang justru
55.000 lebih lulusan bidan yang dimulai tahun 1989, sehingga dapat melaju
2
mengikuti ketika terbentur oleh keinginan meningkatkan kualitas pendidikan,
Untuk itu kajian tentang peranan filsafat ilmu dan logika dalam riset-
riset ilmu kebidanan sebagai upaya pengembangan ilmu agar tetap berada
dalam koridor ilmu pengetahuan yang benar dan dasar dalam mengatasi segala
problematika kebidanan menjadi hal yang cukup penting untuk dikaji dan
ditelaah.
Riset Kebidanan.
bidang kebidanan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
berikut:
Pengetahuan?
berupa ilmu?
e. Bagaimana prosedurnya?
h. Apakah kriterianya?
4
i. Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita mendapatkan Pengetahuan
moral?
moral?
sebagai sebuah ilmu dari berbagai sudut pandang: obyek apa yang
4. Filsafat Ilmu tertentu maksudnya adalah bidang kajian filsafat yang lebih
tersebut :
Hipotesis.
5
Prinsip Verifikatif adalah lanjutan dari prinsip Hipotetiko dimana
yang diajukan benar atau tidak. Kerangka berpikir ilmiah yang berintikan
yang mungkin terdapat dari berbagai factor yang ada yang saling terkait
atau tidak.
penelaahan bersama dengan sarana yang ada seperti bahasa, logika matematika
menghilangkan lingkup analisis keilmuan yang sempit dan sektoral agar tidak
terjadi kaburnya batas-batas disiplin keilmuan yang makin lama memang makin
6
2.2 Logika
Logika berasal dari kata Yunani kuno (logos) yang berarti hasil
pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam
bahasa. Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica
untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur. Ilmu disini mengacu pada
Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal.
Nama ‘logika’ untuk pertama kali muncul pada filsuf Cicero (abad ke-1
Aphrodisias (sekitar permulaan abad ke-3 sesudah masehi) adalah orang yang
pertama kali menggunakan kata ‘logika’ dalam arti ilmu yang menyelidiki lurus
1. Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat
akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah dan
2.2.3 Cara Berpikir Logis dalam Rangka Mendapatkan Pengetahuan Baru yang
Benar
1. Induksi adalah cara berfikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum
7
kenyataan-kenyataan yang bersifat khusus dan terbatas lalu diakhiri dengan
2. Deduksi adalah cara berfikir dari pernyataan yang bersifat umum menuju
3. Analogi adalah cara berfikir dengan cara membuktikan dengan hal yang
secara tidak langsung, tetapi dicari suatu media atau penghubung yang
pribadi seseorang.
8
terjadi sebagai sesuatu yang secara historis memang selalu ada, tidak bisa
dihindari, dan merupakan akibat dari sejarah yang cukup panjang. Cara
Atau secara jelasnya disebutkan sebagai upaya kembali pada sesuatu yang
3. Post Hoc Ergo Propter Hoc atau sesudah itu- karena itu- oleh sebab itu.
Bila ada peristiwa yang terjadi dalam urutan temporal, maka dapat
dinyatakan bahwa yang pertama adalah sebab dari yang kedua. Inti dari
argumentasinya.
8. Black and White Fallacy: Inti dari kesalahan berfikir ini ketika seseorang
“memang benar Soeharto itu korupsi, tetapi dia kan juga mantan Presiden
9
kita. Olehnya itu kita ampuni saja.” Atau “memang benar Hafsah dan
10. The Fallacy Of The Undistrubed Midle Term: Kesalahan berfikir karena
sama lain.
11. Fallacy Determinisme Paranoid: Pada umumnya istilah paranoid kita kenal
dalam disiplin ilmu psikologi. Yaitu suatu kondisi kejiwaan seseorang yang
merasakan rasa takut yang berlebihan tanpa alasan yang patut dibenarkan.
Biasanya kasus ini kita temukan pada orang yang trauma atau memakai
sabu-sabu (salah satu jenis narkoba). Tetapi dalam kesempatan ini kita
= ada dan Logos = Ilmu. Jadi Ontologi adalah ilmu tentang ada. Menurut
istilah, ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ADA , yang
merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani atau konkret maupun
Menurut Amsal Bakhtiar Ontologi berasal dari kata ontos yaitu sesuatu
yang berwujud. Ontologi adalah teori atau ilmu tentang wujud, tentang hakikat
yang ADA. Ontologi tidak banyak berdasarkan pada alam nyata tetapi
membahas apa yang kita ingin ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau dengan
10
Sementara itu menurut A. Dardiri, ontology adalah menyelidiki sifat
dasar dari apa yang nyata secara fundamental dan cara yang berbeda dimana
entitas dari kategori-kategori yang logis yang berlainan dapat dikatakan ada,
prinsip umum dari hal ADA, sedangkan dalam hal pemakaiannya akhir-akhir ini
spesifikasi baik objek formal maupun objek material yang meliputi hal-hal
sebagai berikut :
keilmuan kebidanan adalah janin, bayi baru lahir, bayi dan anak dibawah
lima tahun (balita) dan wanita secara utuh (holistik) dalam siklus
lansia dini dan lansia lanjut) terutama dalam masa reproduksi pada masa
pada objek penelaahan dalam batas atau ruang lingkup tertenu. Objek
11
menyusui, sehingga tercapai kondisi yang sejahtera pada ibu dan janinnya
Adapun wujud yang hakiki dari objek ilmu kebidanan adalah sebagai
berikut :
a. Wanita
keluarga.
b. Reproduksi
generasi penerus.
c. Keluarga
Keluarga adalah suami, istri disertai anak dari suami istri tersebut dan
12
d. Persalinan
setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, unik itu maka
setiap wanita usia subur, ibu hamil, melahirkan dan bayinya berhak
kultural dan spiritual yang unik merupakan satu kesatuan jasmani dan rohani
yang utuh dan tidak ada individu yang sama.Manusia terdiri dari pria dan
nasib sendiri, mendapat informasi yang cukup dan untuk berperan disegala
1. Tindakan kebidanan yang tepat dan aman, yaitu semua tindakan yang
diberikan oleh bidan untuk ibu/wanita, bayi dan keluarga terhadap hal-hal
13
hak dan tanggung jawab untuk ikut menentukan atau mengambil
diberikan.
lingkungan.
normal
tercapainya NKKBS
14
merupakan azas dalam menggunakan pengetahuan yang diperoleh dan
metode ilmiah. Pada dasarnya metode ilmiah merupakan cara ilmu memperoleh
tersebut.
verfikatif.
Verfikasi secara empiris berarti evaluasi secara objektif dari suatu pernyataan
terbuka untuk kebenaran lain selain yang terkandung dalam hipotesis (mungkin
berdasarkan konsep dasar tersebut diatas yaitu tubuh pengetahuan teoritis yang
khas, berdimensi dan bersifat ilmiah. Secara umum berdasarkan fikiran dasar
objek formal dan objek material dalam mengisi kerangka konseptual ilmu
kebidanan, maka ilmu kebidanan ini dapat menerima dan menerapkan unsur
pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu yang lain sesuai dengan kebutuhan
15
1. Ilmu Dasar
a. Anatomi
b. Psikologi
d. Patofisiologi
e. Fisika
f. Biokimia
2. Ilmu sosial
b. Bahasa Indonesia
c. Bahas Inggris
d. Sosiologi
e. Antropologi
f. Psikologi
h. Ilmu Komunikasi
i. Humaniora
3. Ilmu terapan
a. Kedokteran
b. Farmakologi
c. Epidemiologi
d. Statistik
f. Paradigma Sehat
g. Ilmu Gizi
h. Hukum Kesehatan
i. Kesehatan Masyarakat
j. Metode Riset
16
4. Ilmu Kebidanan
i. Legislasi Kebidanan
pengetahuan ilmiah baik secara internal, eksternal maupun sosial. Nilai internal
pengetahuan dan profesi tertentu. Oleh karena itu, kode etik profesi merupakan
suatu persyaratan mutlak bagi keberadaan suatu profesi. Kode etik profesi ini
17
pada hakekatnya bersumber dari nilai internal dan eksternal dari suatu disiplin
Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai
Kode etik bidan Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan
tujuan bab. Secara umum Kode Etik tersebut berisi 7 bab. Ketujuh bab
lainnya (2 butir)
butir)
7) Penutup (1 butir)
18
c. Beberapa kewajiban bidan yang diatur dalam pengabdian profesinya
adalah
pengabdiannya
secara optimal.
masyarakat.
19
2) Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai
kesehatan lainnya.
1) Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra
profesinya.
20
h. Kewajiban bidan terhadap pemerintah Nusa, Bangsa dan Tanah Air
i. Penutup
Denapasar Bali.
sebagai sarana atau alat dalam meningkatkan taraf hidup manusia dengan
ilmiah yang diperoleh dan disusun merupakan milik bersama, dimana setiap
hari untuk melingkup spektrum arti yang luas, yang dapat membuat bingung
tersebut dengan tanda-tanda atau petunjuk yang jelas untuk membedakan yang
satu dengan yang lain. Dapat saja, sesuatu yang dulunya dikenali sebagai
penelitian ternyata bukan, dan beberapa konsep yang salah tentunya harus
21
Pada dasarnya, manusia selalu ingin tahu dan ini mendorong manusia
untuk bertanya dan mencari jawaban atas pertanyaan itu. Salah satu cara untuk
mencari jawaban adalah dengan mengadakan penelitian. Cara lain yang lebih
mudah, tentunya, adalah dengan bertanya pada seseorang atau “bertanya” pada
buku tapi kita tidak selalu dapat mendapat jawaban, atau kita mungkin
perubahan kecil pada suatu produk, dan sebagainya. Kata penelitian atau riset
konsep yang salah. Untuk memperjelas hal tersebut, di bawah ini dikaji
Leedy (Junaedi, 2010): Penelitian adalah suatu proses untuk mencapai jawaban
22
1. Penelitian dimulai dengan suatu pertanyaan atau permasalahan.
gambar di atas.
atau keinginan tahu manusia (yang tidak ada hentinya) dan upaya (terus
lebih lanjut. Tidak satu orangpun mampu mengajukan semua pertanyaan, dan
hanya untuk satu pertanyaan saja. Maka, kita perlu membatasi upaya kita
1. Eksplorasi (exploration)
2. Deskripsi (description)
3. Prediksi (prediction)
5. Aksi (action).
23
Penjelasan untuk tiap macam tujuan diberikan di bawah ini. Tapi perlu
kita ingat bahwa penentuan tujuan, salah satunya, dipengaruhi oleh kemajuan ilmu
pengethaun yang terkait dengan permasalahan yang kita hadapi (“state of the
art”). Misal, bila masih “samar-samar”, maka kita perlu bertujuan untuk
menjelajahi (eksplorasi) dulu. Bila sudah pernah dijelajahi dengan cukup, maka
sikap bidan, tetapi perlu perhatian seksama segmen teori ilmu kebidanan
menjadi ilmu yang memiliki obyek forma yang berbeda dengan ilmu lain
melalui kajian ilmiah. Sementara penelitian dan kajian bidang kebidanan lebih
55.000 lebih lulusan bidan yang dimulai tahun 1989, sehingga dapat melaju
24
tentang kebidanan telah menyampaikan pemikirannya dengan membuat
penjelasan definisi/ pengertian obyek ilmu kebidanan. Dan disadari pula bahwa
pengertian dan obyek kebidanan yang telah ditulis para penulis dan pemerhati
kebidanan perlu disandingkan dengan definisi/ pengertian ilmu dan obyek ilmu
obyek materi ilmu kebidanan. Obyek forma ilmu kebidanan adalah cara
pandang yang berfokus pada obyek penelaahan dalam batas atau ruang lingkup
konsepsi, kehamilan, melahirkan nifas menyusui, bayi baru lahir dan masa
interval) sehingga tercapai kondisi sejahtera pada ibu dan anak yang
selanjutnya ibu tersebut dapat memelihara dirinya, anak dan keluarganya secara
optimal.
(yaitu objek-objek yang diteliti sain) ialah semua objek yang empiris. Jujun S.
menyatakan bahwa objek kajian sain hanyalah objek yang berada dalam ruang
pengalaman indera. Objek kajian sain haruslah objek-objek yang empiris sebab
empiris ini diperlukan untuk menguji bukti rasional yang telah dirumuskan
dalam hipotesis.
25
kebidanan memiliki obyek forma dan obyek materia. Obyek forma ilmu
bayi baru lahir, bayi dan anak bawah lima tahun dan wanita secara utuh
muda, dewasa, lansia dini, lansia lanjut) yang berfokus pada kesehatan
reproduksi.
oleh Helen Varney, dkk (2004), kebidanan adalah suatu profesi yang diakui
pemerhati kebidanan, hal yang mendasar yang perlu diketahui adalah peranan
filsafat ilmu dan logika dalam riset-riset ilmu kebidanan sebagai upaya
pengembangan ilmu agar tetap berada dalam koridor ilmu pengetahuan yang
benar dan dasar dalam mengatasi segala problematika kebidanan yang masih
menjadi pe-er besar hingga saat ini. Adapun peranan filsafat ilmu dalam riset
kebidanan diantaranya :
1. Penerang/penjelas (Explaining)
Eksplaining berasal dari bahasa inggris dari kata eksplain yang berarti
26
bersifat peluang yang dapat berupa kemungkinan dan kemungkinan itu
Fitri, 2004).
2. Prediksi/Pengira (Predicting)
suatu fenomena yang ditemui oleh manusia tersebut. Ilmu yang dimiliki
oleh manusia telah terwujud dalam berbagai bentuk teori-teori yang ada.
Teori biasanya menerangkan hubungan dua variable atau lebih dalam suatu
adalah teori ilmu alam mengatakan bila besi dipanaskan, maka besi itu
akan memuai, maka dari pernyataan ini telah dapat dipahami dan mengira
kenapa setiap yang berjenis logam ketika dipanaskan memuai. (Widia Fitri,
2004: 16). Itulah ilmu yang mempunyai peran sebagai pengira suatu
3. Pengatur (Controling)
Ketika manusia sudah mampu untuk meramal sesuatu yang akan terjadi
dijalankan. Hal ini bertujuan untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.
27
mengatur apa yang harus dilakukannya sebelum hal itu terjadi untuk
4. Pemberdaya (Empowering)
Dengan adanya ilmu, maka maka sesuatu yang dulunya tidak bermanfaat
dan lainya.
buku-buku ilmuan yang tebal itu pada hakikatnya sama saja dengan buku-buku
yang sama meskipun azas dan prosedurnya berbeda. Pilihan antara keduanya
28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Filsafat ilmu merupakan ilmu tanpa batas karena memiliki syarat-
syarat sesuai dengan ilmu. Filsafat ilmu juga bisa dipandang sebagai pandangan
hidup manusia sehingga ada filsafat sebagai pandangan hidup atau disebut
universal, dan sebagai petunjuk arah kegiatan manusia dalam seluruh bidang
filsafat memiliki tiga sifat yang pokok, yaitu menyeluruh, mendasar, dan
spekulatif itu semua berarti bahwa filsafat melihat segala sesuatu persoalan
dianalisis secara mendasar sampai keakar-akarnya. Ciri lain yang penting untuk
sebagai sarana atau alat dalam meningkatkan taraf hidup manusia dengan
ilmiah yang diperoleh dan disusun merupakan milik bersama, dimana setiap
Untuk itu kajian tentang peranan filsafat ilmu dan logika dalam riset-
riset ilmu kebidanan sebagai upaya pengembangan ilmu agar tetap berada
dalam koridor ilmu pengetahuan yang benar dan dasar dalam mengatasi segala
problematika kebidanan menjadi hal yang cukup penting untuk dikaji dan
ditelaah.
29
3.2 Saran
Diharapkan dengan memahami filsafat ilmu, ilmu kebidanan dapat
30
DAFTAR PUSTAKA
Ngadiyono, dkk. (2014). Obyek Ilmu kebidanan dalam Pespektif Ilmu Menurut Prof.
Dr. Ahmad Tafsir sebagai Arah pengembangan Ilmu Kebidanan. Jurnal
Kebidanan. Volume 03 Nomor 07. Diperoleh dari https://ejournal.poltekkes-
smg.ac.id/ (Sitasi Tanggal 25 Mei 2020)
Sutriono dan Rita Hanafi. (2007). Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian,
Yogyakarta: Andi Offset
Tafsir, Ahmad. (2004). Filsafat Ilmu. Bandung : PT. Remaja Bosda Karya
Utama, I Gusti Bagus. (2013). Filsafat Ilmu dan Logika. Edisi 2013. Bandung :
Departemen Filsafat Universitas Dhyana Pura
Varney, Helen. (2004). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 04 Volume 01. Jakarta :
EGC
xxxi