Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH EMBRIOLOGI MANUSIA

“ENZIM-ENZIM YANG TERDAPAT DI SPERMATOZOA DAN UVUM”

OLEH :
KELOMPOK 3

1. RAHMI ANDRITA YUDA (1920332028)


2. YAUMIL FAUZIAH (1920332029)
3. INTAN JULIANINGSIH (1920332030)
4. NABILA ALFINA (1920332031)
5. NONI HUMAIRA (1920332033)
6. SARI SURAHMI M (1920332034)
7. FONNY KURNIA PUTRI (1920332035)
8. WIWIE PUTRI ADILA (1920332036)
9. RANI ASHARI (1920332037)
10. AULIA ECHI RAHMADHANI (1920332038)
11. YOLANDA SYAHDIA (1920332039)

DOSEN PENGAMPU :
Prof. Dr. Arni Amir, MS

PROGRAM STUDI S2 ILMU KEBIDANAN PASCASAJANA


FAKULTAS KEDOKTERAN PASCA
UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul

“Enzim-enzim yang Terdapat di Ovum dan Spermatozoa”. Makalah ini merupakan

salah satu tugas dari mata kuliah Embriologi Manusia.

Makalah ini disusun sedemikian rupa agar mudah dibaca dan dipahami oleh

pembaca. Dalam penyelesaian makalah ini banyak pihak yang telah membantu,

terutama Prof. Dr. Arni Amir, MS selaku dosen pengampu mata kuliah Embriologi

Manusia, dengan demikian kami mengucapkan mengucapkan terima kasih.

Kami mengetahui adanya kekurangan baik dalam isi ataupun penjelasan dalam

makalah ini. Dengan demikian, kritik dan saran diharapkan agar makalah ini lebih

sempurna. Terima kasih kepada pembaca yang telah membaca dan mempelajari.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Padang, Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 2

1.3 Tujuan Pembahasan ..................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Enzim Yang Terdapat Pada Spermatozoa ................................... 3

2.2 Enzim Yang Terdapat Pada Ovum .............................................. 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................. 13

3.2 Saran ........................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap makhluk hidup tentunya menginginkan untuk meneruskan

keturunannya, demikian juga dengan manusia. Reproduksi atau berkembang biak

merupakan kemampuan suatu organisme untuk menghasilkan keturunan atau

organisme baru agar kelestariannya tetap terjaga. Proses reproduksi oleh sistem

reproduksi memiliki dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Keduanya memiliki

system reproduksi yang berlainan dan saling membutuhkan. Manusia bereproduksi

secara kawin atau seksual.

Reproduksi berarti kembali menghasilkan, setiap makhluk hidup pasti dapat

bereproduksi dan berkembang. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya

dan melestarikan agar tidak punah. Pada manusia menghasilkan keturunan yang

yang baru diawali dengan fertilisasi. Untuk dapat mengetahui reproduksi manusia,

maka harus mengetahui terlebih dahulu organ-organ kelamin yang terlibat serta

proses berlangsung didalamnya.

Sistem reproduksi manusia mulai berfungsi ketika seseorang sudah mencapai

kedewasaan (pubertas) atau masa akil balik. Pada seorang pria testinya

telahmenghasilkan sel kelamin jantan(sperma) dan hormone testesteron. Hormone

testesteron berfungismempengaruhi timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder pria,

diantaranya suaraberubah menjdi lebih besar , tumbuhnya rambut ditempat tertentu

misalnya jambang dan kumis, jenggot , dada tumbuh menjadi bidang , jakun

membesar. Sedangkan pada wanita.

1
Ovarium telah menghasilkan sel telur ovum dan hormone wanitayanitu

estrogen. Hormone estrogen berfungsi smempengaruhi timbulnya tanda-tanda

kelamin sekunder yaitu kulit semakin menjadi halus, suara menjadi lebih tuinggi,

tumbuhnya payu darah dan pinggulnya membesar.

Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak.

Terdiri atas testis, ovarium, dan bagian alat kelamin lainnya. Reprodukis juga

merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap

kelangsungan suatu generasi. Dan sistem reproduki juga mempunyai berberapa-

berperapa kelainan-kelaian yang terjadi pada pria maupun wanita. Oleh sebab itu ,

sangatlah penting kita untuk mengetahui apa dan bagaimana itu sex dalam sistem

reproduksi kita.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah “ Enzim-enzim apa

saya yang terdapat pada akrosom dan bagaimana proses fertilisasi ?”

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui Enzim-enzim yang terdapat pada akrosom

2. Untuk mengetahui proses fertilisasi

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Enzim Yang Terdapat Pada Spermatozoa

2.1.1 Spermatozoa

Spermatozoa adalah untuk membuahi sel telur dalam proses pembuahan.

Dari pembuahan tersebut, nantinya akan tercipta embrio yang selanjutnya akan

berkembang menjadi janin. Spermatozoa juga merupakan agen pembawa materi

genetik pria yang akan menentukan jenis kelamin anak melalui kromosom X

atau Y.

2.1.2 Struktur dan Karakteristik Spermatozoa

Spermatozoa atau sel sperma terdiri dari 3 bagian, yakni:

1. Kepala

Kepala merupakan bagian inti spermatozoa yang berisi materi genetik

berupa kromosom. Enzim hyaluronidase yang dikeluarkan dari bagian

kepala spermatozoa berfungsi untuk menghancurkan asam hialuronat pada

sel telur, sehingga sperma bisa dengan mudah masuk kedalamnya.

2. Leher dan bagian tengah

Kedua bagian ini terletak di antara kepala dan ekor, yang berfungsi

sebagai penghubung kedua ujung sel sperma. Keduanya berisi mitokondria

yang berfungsi menghasilkan energi untuk kelangsungan hidup dan

pergerakan spermatozoa menuju sel telur.

3. Ekor

Bagian yang juga dikenal sebagai flagellum ini merupakan alat gerak

spermatozoa, yang memungkinkan sperma untuk berenang cepat melalui

saluran reproduksi wanita dan menuju ke sel telur.

3
Gambar 2.1 Strukrut spermatozoa

Enzim merupakan protein atau molekul berbasis protein yang mempercepat

reaksi kimia dalam tubuh organisme. Enzim adalah biokatalisator organik yang

dihasilkan organisme hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau

suatu senyawa yang berikatan dengan protein.

Untuk keberhasilan fertilisasi, spermatozoa harus memilik akrosom dalam

kondisi utuh untuk dapat melakukan fungsi reaksi akrosom pada waktu yang tepat

dan melepaskan enzim serta memfasilitasi spermatozoa dalam menembus tiga

lapiasan sel telur yaitu lapisan cumulus oofurus, korona radiate, dan zona pelusida.

Enzim-enzim tersebut adalah hialuronidase, akrosin, enzim penetrasi korona (CPE).

1. Hialuronidase adalah enzim yang dapat melarutkan hialuronoid pada corona

radiata, sehinga sperma dapat menebus ovum dan berfungsi untuk penetrasi

kumulus oofurus (lapisan terluar dari ovum) dengan menghidrolisis asam

4
hialuronat yang berfungsi sebagai perkat sel-sel penyusun matriks cumulus

oofurus,

2. CPE untuk penetrasi korona radiata, sehingga korona radiate hancur

3. Akrosin untuk penetrasi zona pelusida

Fertilisasi adalah proses penetrasi sperma menembus sel-sel yang

mengelilingi ovum.Dari luar ke dalam, lapisan tersebut adalah kumulus ooforus,

korona radiata dan zona pelusida. Pada bagian kepala terdapat akrosom yang

mengandung beberapa enzim penting untuk proses fertilisasi, yaitu akrosin,

hialuronidase dan corona penetrating enzyme.

Diyakini bahwa diantara enzim-enzim ini, hialuronidase memegang peranan

penting dalam membuka jalan sehingga sperma dapat mencapai ovum. Jika enzim

ini dihambat maka proses fertilisasi tidak akan terjadi. Pada bagian akrosom sperma

menghasilkan enzim, sebagai berikut :

a. Hialuronidase

Enzim yang dapat melarutkan hialuronid pada corona radiata, sehingga

sperma dapat menembus ovum.

b. Akrosin, protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida.

Akrosin adalah enzim protease yang terdapat pada akrosomal sperma

dan sangat penting untuk proses fertilisasi. Akrosin dikeluarkan selama reaksi

akrosom, ini ditunjukkan dengan penempelan spermatozoa ke dalam zona

pelusida ovum dan atau penetrasi spermatozoa ke dalam zona pelusida. Kadar

akrosin yang rendah pada spermatozoa menyebabkan kegagalan penetrasi pada

sel telur (Adel A. Zalata, et al. 2004). Aktifitas dari akrosin pada spermatozoa

5
dari suatu semen dapat dilihat berdasarkan konsentrasi sperma, persentase

motilitas serta karakter dan morfologi sperma.

Enzim mini (akrosim) merupakan trypsin-like serine proteinase yang

didapatkan pada akrosom spermatozoa yang merupakan enzim proteolitik yang

penting yang dapat menghidrolisa zona pelusida dari ovum dan sangat viral

dalam proses fertilisasi serta berpengaruh terhadap reaks akrosom. Akrosin

terbentuk oleh serine proteinase dan akrosom spetmatozoa dan teibat dalam

reaksi akrosom dalam kapasitas spermatozoa untuk menempel dan masuk

kezona pelusida (Williams RM, JK Graham and RH Hammerstedt, 2001).

c. Anti Fertilizin, antigen terhadap ovum sehingga sperma dapat melekat pada sel

telur

Diketahi sebelum tahun 1980 Yang ditemukan setelah 1980


Hyaluronidase N Acetylglucosaminidase
Acrosin -Galactosidase
Pro Acrosin -Glucoronidase
Asam Proteinase -L Fucosidase C
Asterase Cathepsin D
Neureminidase Peptidyl Peptidase
Phispatase Ornithin Decarboxylase
Phospholipase A
N Acetylglucosaminidase
Arylsulfatase
Collagenase
Tabel enzim-enzim yang terdapat pada akrosom

2.1.3 Enzim-Enzim Dalam Akrosom

Bentuk ikatan membrane akrosom dengan struktur mirip topi yang

menyelubungi daerah permukaan inti spermatozoa. Meskipun ukuran dan bentuk

akrosom bermacam-macam diantara spesies akan tetapi struktur dasarnya sama.

Akrosom diyakini analog dengan lysosome atau franul zymogen dari sel-sel

pancreas. Sebenarnya zat ini mengandung susunan enzim hydrolitik yang besar.

6
Meski beberapa dar enzim-enzim ini dapat terlokalisir didalam atau permukaan

akrosom, bukan didalam matrik akrosom, enzim tersebut mempunyai kemampuan

hidrolisa yang kuat.

Hyaluronidase dan akrosin adalah dua jenis enzim akrosom yang telah

dipelajari secara luas dan terkarateristik dengan baik. Keberadaannya didalam

matrik akrosom telah ditunjukkan secara meyakinkan dengan tekik citokimia atau

immunicitokimia dengan menggunakan mikroskop electron. Meski beberapa

peneliti menyatakan bahwa sebagian hyalurodinase akrosom dan akrosin

bergabung dengan kuat pada selaput akrosom, akan tetapi bukti dengan mikroskop

electron belum dapat ditunjukkan.

Karbohidrat merupakan komponen utama dari akrosom. Selaput tipis

glikoprotein yang menyelubungi permukaan sebelah dalam selaput terluar

akrosom mungkin berfungsu untuk menjada agar terjadinya plasma tervesukulasi

dan selapu akrosom secara bersama-sama selama reaksi akrosom. Glikoprotein-

glikoprotein lainnya dan zat-zat yang mengandung karbohidrat didalam matriks

akrosom bias memantu konversi enzim-enzim akrosom dari bentuk ion aktif

(misalnya proakrosin) menjadi bentuk aktif (misalnya akrosin).

2.2 Enzim Yang Terdapat Pada Ovum

Zona pellucida adalah lapisan glikoprotein yang mengelilingi membrane

plasma oosit.. Ini adalah bagian konstitutif penting dari oosit. Zona pelusida

pertama kali muncul pada oosit primer unilaminar. Ini disekresikan oleh oosit

dan folikelovarium . Zona pelusida dikelilingi oleh koronaradiata . Korona terdiri

dari sel-sel yang merawat sel telur ketika dipancarkan dari ovarium .

7
Struktur ini mengikat spermatozoa dan diperlukan untuk memulai reaksi

akrosom. Pada tikus (sistem mamalia dengan karakteristik terbaik), zona

glikoprotein, ZP3 , bertanggung jawab untuk pengikatan sperma, menempel

pada protein pada membran plasma sperma. ZP3 kemudian terlibat dalam induksi

rekasi akrosom dimana spermatozoon melepaskan isi vesikelakrosom.

Karakterisasi yang tepat dari apa yang terjadi pada spesies lain menjadi lebih

rumit karena protein zona lebih lanjut telah diidentifikasi. Sel yang diovulasikan

dari ovarium dilindungi oleh :

1. Corona radiata merupakan lapisan sel-sel granulosa yang melekat di sisi luar

oosit

2. Zona pelusida merupakan glikoprotein yang membungkus oosit.

Pada manusia lima hari setelah pembuahan, blastokista melakukan

penetasan, zona pellusida berdegenerasi dan membusuk digantikan oleh lapisan

dibawah sel trofoblas . Zona pelusida sangat penting untuk pertumbuhan

dan pembuahan oosit

Struktur :

Zona pelusida adalah matriks tembus pandang dari glikoprotein yang

mengelilingi oosit mamalia, dan pembentukannya sangat penting untuk

keberhasilan pembuahan. Pada non-mamalia itu disebut membran vitelline atau

amplop vitelline.

Fungsi :

Selaput tebal zona pelusida berfungsi hanya untuk memungkinkan pembuahan

spesifik spesies, untuk mencegah polispermia dan mengaktifkan reaksi akrosom

8
untuk keberhasilan adesi dan penetrasi sel sperma. Glikoprotein utama dari lapisan

telur yang bertanggung jawab, dikenal sebagai protein pengikat sperma .

Protein :

Empat protein pengikat sperma utama, atau reseptor sperma,

adalah ZP1 , ZP2 , ZP3 , dan ZP4 . Mereka mengikat spermatozoa berkapasitas dan

menginduksi reaksi akrosom. Pembuahan yang berhasil bergantung pada

kemampuan sperma untuk menembus matriks ekstraseluler dari zona pellucida

yang mengelilingi sel telur.

Di mouse:

1. ZP3 memungkinkan pengikatan sperma spesifik spesies

2. ZP2 memediasi pengikatan sperma berikutnya

3. ZP1 menghubungkan ZP2 dan ZP3.

Proses fertilisasi adalah suatu peristiwa secara seri mulai dari penempelan

spermatozoa pada oosit, penembusan zona pelusida, perivitellin, sitoplasma hingga

fusinya pronuclei yang berasal dari spermatozoa dengan pronuclei yang berasal dari

oosit.Spermatozoa banyak mengalami perubahan isiologi di membran sel mulai dari

proses spermatogenesis hingga terjadinya fertilisasi. Fertilisasi merupakan awal

dimulainya proses perubahan dari sel tunggal menjadi organisme multi selluler

(Evans, 2001).

9
Gambar. Ilustrasi perjalanan spermatozoa sampai fertilisasi

Perubahan atau perkembangan dari spermatozoa tersebut terjadi beberapa

mekanisme yaitu:

1. Proses biosintesis sel-sel spermatogenik sebelum proses meiosis

2. Mekanisme kontak langsung antara sel sertoli pada proses spermatogenesis

3. interaksi spermatozoa dengan seminal plasma dan proses pematangan di

epididimis serta saat interaksi dengan cairan dalam saluran reproduksi betina dan

kapasitasi

4. mekanisme fertilisasi (Thaller and Cardullo, 1990)

Proses fertilisasi terdiri dari 4 tahap yaitu:

1. Kontak dan pengenalan antara spermatozoa dengan sel telur

2. Proses masuknya spermatozoa sel telur

3. Fusi materi genetik spermatozoa dengan sel telur serta

4. aktivasi metabolisme zigot untuk memulai perkembangannya (Hinsch et al,

1994)

Proses fertilisasi di bagi dalam dua tahapan, yaitu pengikatan (binding) dan

penyatuan (fusion) antara sperma dan sel telur. Sperma yang baru diejakulasi

10
belum mampu melakukan pembuahan sebelum dikapasitasi didalam saluran telur.

Setelah dikapasitasi, sperma membebaskan enzim yang mencerna ikatan - ikatan

sel-sel korona radiate sehingga sperma dapat berikatan dengan zona pelusida.

Proses Pengikatan antara kepala sperma dan zona pelusida sel telur disebut

pengikatan(binding). Molekul permukaan pada zona pelusida yang terlibat dalam

proses pengikatan adalah ZP3. Proses kapasitasi menyebabkan factor pembungkus

yang terikat pada galaktosiltransferase terlepas sehinnga memungkinkan enzimterikat

pada ZP3 sel telur.

Pengikatan sperma pada zona pelusida menyebabkan depolarisasi membrane

sperma sehingga saluran ion kalsium terbuka. Peningkatan ion kalsium di dalam

sperma yang disebabkan masuknya ion kalsium lewat saluran ion kalsium

selanjutnya akan merangsang reaksi akrosom. Reakasi akrosom adalah suatu proses

yang ditandai dengan pembebasan sejumlah enzim pencerna protein ketika

vesikula akrosom pecah.

Protease dan hialuronidase yang dibebaskan pada saat reaksi akrosom,

mencema pelusida sel telur sehingga memungkinkan membrane sperma dan sel

telur saling menyatu. Proses penggabungan antara membrane sperma dan

membrane sel telur disebut penyatuan (fusion). Sebelum penyatuan dimulai terjadi

proses interaksi molekul yang terdapat pada membrane sperma dalam sel telur.

Sel telur mengeluarkan senyawa fertilizin yang tersusun dari glikoprotein

yang berfungsi :

1. Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat.

2. Menarik sperma secara kemotaksis positif.

3. Mengumpulkan sperma di sekeliling ovum.

11
Penghambatan fertilisasi dapat juga dilakukan ketika mulai terjadi penyatuan

antara sperma dan sel telur. Bila sebuah sperma telah menembus oosit sekunder,

selsel granulosit di bagian kortek oosit akan mengeluarkan senyawa tertentu yaitu

Fertilizin yang menyebabkan zona pelusida tidak dapat ditembus oleh sperma lain.

Adanya penetrasi sperma juga akan merangsang penyelesaian meiosis 2 sehingga

dihasilkan sebuah ovum yang fungsional dan tiga buah polosit degeneratif.

Pada tahun 1987, Primakoff et al berhasil menemukan protein membran

sperma yang dapat mengenal reseptor pada membran sel telur. Protein ini disebut

fertilizin (PH-30), suatu protein yang ditemukan pada permukan membran sperma

marmut. Fertilin terdiri dari dua sub unit, yaitu: fertilizinn alpha ( a ) yang

merupakan bagian integral membran sperma dan fertilin Betha ( [ ) yang

merupakan bagian yang terlibat dalam pengikatan dengan membran sel telur.

Diketahui bahwa suatu tripeptida dengan urutan asam amino treonin, aspartat,

dan glutamin (TDE) yang terletak pada daerah "disintegrin" dari fertilin B

merupakan jenis asam amino yang mampu berikatan dengan membran plasma sel

telur dan mengbambat penyatuan antara membran sperma dan sel telur dalam uji

penghambatan fertilisasi secara in vitro, menyatakan bahwa jika bisa dibuat

polipeptida buatan yang sisi aktifnya mempunyai asam amino TDE maka molekul

ini akan berfungsi sebagai reaktan kedua pada saat terjadi penyatuan antara

membran sperma dan sel telur.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Enzim merupakan protein atau molekul berbasis protein yang mempercepat

reaksi kimia dalam tubuh organisme. Enzim adalah biokatalisator organik yang

dihasilkan organisme hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau

suatu senyawa yang berikatan dengan protein.

Proses fertilisasi adalah suatu peristiwa secara seri mulai dari penempelan

spermatozoa pada oosit, penembusan zona pelusida, perivitellin, sitoplasma hingga

fusinya pronuclei yang berasal dari spermatozoa dengan pronuclei yang berasal dari

oosit.Spermatozoa banyak mengalami perubahan fisiologi di membran sel mulai

dari proses spermatogenesis hingga terjadinya fertilisasi. Fertilisasi merupakan

awal dimulainya proses perubahan dari sel tunggal menjadi organisme multi

selluler (Evans, 2001).

Fertilisasi adalah proses penetrasi sperma menembus sel-sel yang

mengelilingi ovum.Dari luar ke dalam, lapisan tersebut adalah kumulus ooforus,

korona radiata dan zona pelusida. Pada bagian kepala terdapat akrosom yang

mengandung beberapa enzim penting untuk proses fertilisasi, yaitu akrosin,

hialuronidase dan corona penetrating enzyme.

Diyakini bahwa diantara enzim-enzim ini, hialuronidase memegang peranan

penting dalam membuka jalan sehingga sperma dapat mencapai ovum. Jika enzim

ini dihambat maka proses fertilisasi tidak akan terjadi untuk keberhasilan fertilisasi,

spermatozoa harus memilik akrosom dalam kondisi utuh untuk dapat melakukan

13
fungsi reaksi akrosom pada waktu yang tepat dan melepaskan enzim serta

memfasilitasi spermatozoa dalam menembus tiga lapiasan sel telur yaitu lapisan

cumulus oofurus, korona radiate, dan zona pelusida. Enzim-enzim tersebut adalah

hialuronidase, akrosin, enzim penetrasi korona (CPE).

3.2 Saran

Diharapkan dengan adanya penugasan makalah mata kuliah Embriologi

Manusia penulis serta pembaca dapat mengerti dan memahami mengenai Enzim-

Enzim Yang Terdapat Di Ovum Dan Spermatozoa serta juga dapat mengetahui

hal-hal yang belum diketahui dalam makalah ini sehingga dapat lebih menambah

pengetahuan dan wawasan lagi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Katerina Georgadaki Nikolas Khoury, D. A. (2016). The molecular basis of


fertilization. Institute of Biology, Medical Chemistry and Biotechnology, National
Hellenic Research Foundation,.

Susilawati, P. D. (2011). Spermatologi. Malang: Universitas Brawijaya (UB Press).

15
10/9/2020

Dosen : Prof. Dr. Arni Amir, MS


Oleh :
Aulia Echi Rahmadhani Rani Ashari
Fonny Kurnia Putri Sari Surahmi
Intan Julianingsih Wiwie Puri Adila
Nabila Alfina Yaumil Fauziah
Noni Humaira Yolanda Syahdia
Rahmi Andrita Yuda

S2 KEBIDANAN UNAND

Spermatozoa agen
pembawa materi genetik
pria yang akan
menentukan jenis
kelamin anak melalui
kromosom X atau Y.

 Untuk membuahi sel telur dalam proses


pembuahan.
 Dari pembuahan tersebut, nantinya akan tercipta
embrio
 selanjutnya berkembang menjadi janin.

1
10/9/2020

1. Kepala
Kepala merupakan bagian inti
spermatozoa yang berisi materi genetik
berupa kromosom.
Enzim hyaluronidase berfungsi untuk
menghancurkan asam hialuronat pada sel
telur, sehingga sperma bisa dengan
mudah masuk ke dalamnya.

2. Leher dan bagian tengah


berfungsi sebagai penghubung kedua
ujung sel sperma. Keduanya berisi
mitokondria yang berfungsi menghasilkan
energi untuk kelangsungan hidup dan
pergerakan spermatozoa menuju sel telur.

3. Ekor
flagellum atau alat gerak spermatozoa,
yang memungkinkan sperma untuk
berenang cepat melalui saluran reproduksi
wanita dan menuju ke sel telur.

Enzim ???
Enzim merupakan protein atau
molekul berbasis protein yang
mempercepat reaksi
Kimia dalam tubuh organisme.

Biokatalisator organik yang


dihasilkan organisme hidup
di dalam protoplasma,
yang terdiri atas protein
atau suatu senyawa yang
berikatan dengan protein.

2
10/9/2020

Untuk keberhasilan fertilisasi,



spermatozoa harus memilik akrosom
dalam kondisi utuh untuk dapat
melakukan fungsi reaksi akrosom pada
waktu yang tepat dan melepaskan
enzim serta memfasilitasi spermatozoa
dalam menembus tiga lapiasan sel telur
yaitu lapisan cumulus oofurus, korona
radiate, dan zona pelusida

• enzim yang dapat melarutkan hialuronoid


pada corona radiata, sehinga sperma dapat
hialuronida
se menebus ovum

• Untuk penetrasi zona pelusida


akrosin

• untuk penetrasi korona radiata, sehingga korona


penetrasi
korona
radiate hancur
(CPE).

3
10/9/2020

 Enzim akrosin merupakan Trypsin-like


serine proteinase yang didapat pada
akrosom spermatozoa

4
10/9/2020

Sel yang diovulasikan dari ovarium


dilindungi oleh :
•Corona radiata merupakan lapisan sel-sel
granulosa yang melekat di sisi luar oosit
•Zona pelusida merupakan glikoprotein yang
membungkus oosit.

Struktur
• Zona pelusida adalah matriks
tembus pandang dari
glikoprotein yang
mengelilingi oosit mamalia,
dan pembentukannya
sangat penting untuk
keberhasilan pembuahan.
Pada non-mamalia itu
disebut membran vitelline
atau amplop vitelline

5
10/9/2020

memungkinkan pembuahan spesifik,

untuk mencegah polispermia , dan

mengaktifkan reaksi akrosom untuk keberhasilan adhesi


dan penetrasi sel sperma .

Glikoprotein utama dari lapisan telur yang bertanggung


jawab, dikenal sebagai protein pengikat sperma

•Empat protein pengikat sperma utama, atau


reseptor sperma, adalah

Protein :
•ZP1 , ZP2 , ZP3 , dan ZP4
•Mereka mengikat spermatozoa dan menginduksi
reaksi akrosom . Pembuahan yang berhasil
bergantung pada kemampuan sperma untuk
menembus zona pellucida

ZP3 memungkinkan pengikatan


sperma spesifik spesies

ZP2 memediasi pengikatan


sperma berikutnya

ZP1 menghubungkan ZP2 dan


ZP3.

6
10/9/2020

Sel telur juga mengeluarkan senyawa fertilizin


yang tersusun dari glikoprotein yang berfungsi :
• 1. Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat.
• 2. Menarik sperma secara kemotaksis positif.
• 3. Mengumpulkan sperma di sekeliling ovum.

Bila sebuah sperma telah menembus oosit


sekunder, sel-sel granulosit di bagian kortek oosit
akan mengeluarkan senyawa tertentu yaitu
Fertilizin yang menyebabkan zona pelusida
tidak dapat ditembus oleh sperma lain.

 Fertilin :
 Fertilin terdiri dari dua sub unit, yaitu:
› fertilizinn alpha (α)  merupakan bagian
integral membran sperma
› fertilin Betha (β)  merupakan bagian
yang terlibat dalam pengikatan dengan
membran sel telur.

7
10/9/2020

Fertilisasi

proses penetrasi
sperma
menembus sel-sel
yang mengelilingi
ovum.Dari luar ke
dalam, lapisan
tersebut adalah
kumulus ooforus,
korona radiata
dan zona
pelusida.

Pada saat fertilisasi sperma yang baru diejakulasi belum mampu


melakukan pembuahan, sebelum dikapasitasi di dalam saluran telur.

Setelah di kapasitasi, sperma membebaskan enzim yang mencerna


ikatan-ikatan sel-sel korona radiata  sperma dapat berikatan
dengan zona pelusida.

Proses pengikatan antara kepala sperma dan zona pelusida sel telur
disebut pengikatan (binding).

8
10/9/2020

1. Molekul permukaan pada 5. Reakasi akrosom adalah


zona pelusida yang terlibat suatu proses yang ditandai
dalam proses pengikatan dengan pembebasan
adalah ZP3. sejumlah enzim pencerna
protein ketika vesikula
2. Proses kapasitasi akrosom pecah.
menyebabkan faktor
pembungkus yang terikat 6. Protease dan hialuronidase
pada galaktosiltransferase yang dibebaskan pada
terlepas sehinnga saat reaksi akrosom,
memungkinkan enzim terikat mencerna pelusida sel telur
pada ZP3 sel telur. sehingga memungkinkan
membran sperma dan sel
3. Pengikatan sperma pada telur saling menyatu.
zona pelusida 
depolarisasi membran 7. Proses penggabungan
sperma  saluran ion antara sperma & sel telur
kalsium terbuka. disebut penyatuan (fusion).

4. Terjadinya Peningkatan ion


kalsium di dalam sperma
akan merangsang reaksi
akrosom.

 TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai