Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH ANATOMI DAN FISIOLOGI

SISTEM REPRODUKSI MANUSIA


Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah
DOSEN PENGAMPU : AINUN SAJIDAH, S.Kep.Ns, M.Biomed

DISUSUN OLEH:
1. MAULINA NOOR AISYAH
2. MUHAMMAD ANDREANI
3. MUHAMMAD ANSYARI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D III
TAHUN AJARAN 2018/2019
BANJARBARU
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah sistem
reproduksi ini dengan judul “MAKALAH ANATOMI DAN FISIOLOGI
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA”. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai salah satu metode pembelajaran bagi mahasiswa-mahasiswi
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin.
Kami sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan tentunya sadar akan
segala kekurangan dalam pembuatan makalah ini, dan kami akan sangat bangga
apabila makalah yang kami susun ini mendapatkan saran maupun kritik yang
bersifat membangun. Tidak lupa kami haturkan permohonan maaf apabila
makalah yang kami buat terdapat suatu kesalahan.
Terakhir kami sampaikan terima kasih kepada teman-teman yang telah
membantu tersusunnya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi para pembaca.

Banjarbaru, 27 September 2018

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1


1.2 Tujuan.................................................................................... 1
1.3 Rumusan masalah................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 3

2.1 Anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pria ..................... 3

2.2 Anatomi dan fisiologi sistem reproduksi wanita ................ 6

2.3 Proses spermatogenesis dan oogenesis ................................. 8

2.4 Siklus menstruasi ................................................................... 10

2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi ....... 13

2.6 Gangguan dan kelainan menstruasi .................................... 15

2.7 Kelainan sistem reproduksi manusia ................................... 18

BAB IIl PENUTUP ............................................................................... 20

3.1 Simpulan ................................................................................. 20

3.2 Saran ....................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Terdiri dari
testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya. Reproduksi atau
perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal(fisiologi). Reproduksi secara
fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi
suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai
contoh manusia yang dilakukan vasektomi pada organ reproduksinya(testis atau
ovarium) atau mencapai menopause dan andropause tidak akan mati.
Pada umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut
mencapai masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-
kelenjar endokrin dan hormon yang dihasilkan dalam tubuh manusia. Reproduksi
juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap
kelangsungan suatu generasi. Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak
bersifat vital artinya tanpa adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati.
Akan tetapi bila makhluk hidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan
generasi makhluk hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak dapat
menghasilkan keturunan (anak) yang merupakan sarana untuk melanjutkan
generasi.

B. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pria
2. Mengetahui bagaimana anatomi dan fisiologi sistem reproduksi wanita
3. Mengetahui bagaimana proses spermatogenesis dan oogenesis
4. Mengetahui bagaimana siklus menstruasi
5. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi siklus mestruasi
6. Mengetahui gangguan dan kelainan menstruasi
7. Mengetahui kelainan sistem reproduksi manusia
1
2
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pria ?
2. Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem reproduksi wanita?
3. Bagaimana proses spermatogenesis dan oogenesis?
4. Bagaimana siklus menstruasi?
5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi siklus mestruasi?
6. Apa saja gangguan dan kelainan menstruasi?
7. Apa saja gangguan pada sistem reproduksi pria dan wanita?
BAB II

PEMBAHASAN

1. Anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pria

Sistem reproduksi pria dirancang agar dapat berfungsi untuk menghasilkan


sperma dan menyalurkan sperma keluar tubuh. Terbagi atas organ reproduksi
internal(dalam) dan eksternal(luar).

Organ reproduksi pria beserta fungsinya:

a. Testis
Testis terdiri atas banyak saluran berliku yang disebut tubulus seminefirus,
testis berfungsi sebagai tempat pembentukkan sperma. Testis berbentuk lonjong
dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak didalam skrotum. Biasanya testis
kiri agak lebih rendah dari testis kanan. Testis menghasilkan follicle stimulating
hormone(FSH) dan luteinizing hormone(LH) juga hormon testosterone yang
dihasilkan oleh sel leydig.

b. Epididimis
Epididimis merupakan tempat pematangan dan penampungan sementara
sperma setelah keluar dari tubulus seminiferus. Berbentuk saluran halus yang
panjangnya ± 6 cm terletak sepanjang atas tepi dan belakang dari testis.

c. Duktus vas deferens


Duktus vas deferens merupakan saluran sperma dari testis menuju duktus
ejakulatoris. Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari
epididimis.

3
4

d. Duktus ejakulatoris
Duktus ejakulatoris adalah tempat pertemuan duktus vas deferens dengan
duktus dari vesikulas seminalis menuju uretra. Saluran ini berfungsi untuk
mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.

e. Ureter
Uretra merupakan saluran di sepanjang penis yang berfungsi sebagai tempat
keluarnya sperma dan urine.

f. Vesikula seminalis
Vesikula seminalis menghasilkan 60% dari total cairan semen yang
mengandung mukus, asam askorbat, prostalglandin, serta fruktosa yang
merupakan sumber energi bagi sel sperma. Menghasilkan getah yang berfungsi
untuk menetralkan suasana asam dalam saluran reproduksi wanita dan mensekresi
cairan basa yang mengandung nutrisi yang membentuk sebagian besar cairan
semen.

g. Kelenjar prostat
Kelenjar prostat merupakan kelenjar aksesoris yang menghasilkan zat anti
koagulasi, sitrat, dan sedikit asam. Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra
dan terletak dibagian bawah kandung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah
yang mengandung kolesterol, garam, dan fosfolipid yang berperan untuk
kelangsungan hidup sperma.

h. Kelenjar cowper atau bulbouretra

Kelenjar cowper atau bulbouretra menghasilkan sekret yang berperan untuk


menetralisasi dan membersihkan sisa urine yang bersifat asam dari uretra.
Merupakan kelenjar yang langsung menuju uretra.
5
i. Skrotum

Skrotum berupa kantong tipis yang melindungi testis. Berperan untuk


menjaga kestabilan suhu untuk testis agar sperma terbentuk secara normal, testis
harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh.

j. Penis

Penis berfungsi sebagai alat kopulasi. Terdiri dari akar(menempel pada


dinding perut), badan(merupakan bagian tengah dari penis), glans penis(ujung
penis yang berbentuk seperti kerucut).
6

2. Anatomi dan fisiologi sistem reproduksi wanita

Sistem reproduksi wanita dirancang agar dapat berfungsi untuk menghasilkan


ovum(sel telur), menerima sperma, sebagai tempat fertilisasi(pembuahan),
memelihara janin selama masa kehamilan(gestasi), melahirkan bayi(partus) dan
menyediakan air susu setelah bayi lahir(laktasi).

Organ reproduksi wanita beserta fungsinya:

a. Labia
Labia terdiri atas labia mayora(berbentuk seperti bibir besar) dan labia
minora(bibir kecil) yang berfungsi melindungi klitoris dan vagina.

b. Klitoris
Klitoris merupakan area sensitif yang dikelilingi oleh labia. Terbentuk karena
pertemuan labia minora pada ujung atas. Berfungsi meningkatkat dan memicu
ketegangan seksual saat berhubungan intim, apabila terangsang maka klitoris akan
membesar.

c. Mons pubis
Mons pubis terdiri dari tumpukan lemak yang melekat pada tulang kemaluan,
rambut kemaluan akan tumbuh pada area ini.

d. Ovarium

Ovarium merupakan tempat dimana sel telur berkembang dan pembentukkan


ovum. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada
saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi. Memasuki pubertas
(usia 13-16 tahun) dimulai pertumbuhan folikel primordial ovarium yang
mengeluarkan hormon estrogen. Pengeluaran hormon ini menumbuhkan tanda
seks sekunder pada wanita seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut
pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya terjadi pengeluaran darah
menstruasi pertama yang disebut menarche.
7

e. Oviduk(tuba falopi/tuba uterin)


Oviduk(tuba falopi/tuba uterin) merupakan saluran yang dilalui oleh ovum
dari ovarium menuju uterus (panjang sekitar 7-14 cm). Pada bagian pangkal
oviduk terdapat struktur yang disebut infundibulum, bagian ini berbentuk seperti
corong atau fimbria dan berfungsi untuk menangkap sel telur yang diovulasikan.

f. Uterus(rahim)
Uterus adalah organ berongga berbentuk mirip buah pir dengan berat sekitar
30 gram, dan disusun dari lapisan-lapisan otot. Berfungsi sebagai tempat tumbuh
dan berkembangnya janin. Otot uterus bersifat elastis sehingga dapat
menyesuaikan dan menjaga janin ketika proses kehamilan 9 bulan. Di dalam
uterus terdapat endometrium(dinding rahim) yang terdiri atas sel-sel epitel dan
sebagai pembatas uterus.

g. Serviks(leher rahim)
Serviks merupakan bagian bawah uterus yang menyempit dan membentang
ke bagian atas vagina. Serviks menghasilkan cairan yang akan membantu sperma
untuk masuk lebih dalam.

h. Vagina
Vagina merupakan saluran paling luar dari alat reproduksi wanita bagian
dalam yang berfungsi sebagai alat kopulasi dan jalur keluarnya bayi saat
melahirkan.
8

3. Proses Spermatogenesis dan Oogenesis

a. Spermatogenesis

Spermatogenesis merupakan proses pembentukkan spermatozoa.


Spermatogenesis terjadi pada organ testis khususnya pada bagian tubulus
seminefirus. Tubulus seminefirus testis memiliki sel-sel induk sperma atau
spermatogonium yang bersifat diploid. Sel spermatogonium dapat mengalami
mitosis untuk memperbanyak spermatogonium. Selain itu, spermatogonium juga
dapat berkembang menjadi spermatosit primer. Masing-masing spermatosit
primer kemudian mengalami meiosis I menghasilkan dua sel spermatosit sekunder
haploid. Setiap sel spermatosit sekunder akan melakukan pembelahan meiosis II
sehingga dihasilkan empat sel spermatid. Selanjutnya, sel spermatid yang
terbentuk akan mengalami proses spermiogenesis membentuk spermatozoa yang
berflagel. Sperma mengalami kematangan selama 16 hari. Sel spermatozoa
diproduksi didalam testis dan mengalami proses pematangan didalam saluran
epididimis. Setelah menjadi sel spermatozoa yang matang, barulah sel
spermatozoa mampu membuahi sel telur. Sebelum menjadi sel spermatozoa yang
matang, sel itu tidak mampu membuahi sel telur.
9

b. Oogenesis

Oogenesis atau pembentukkan sel telur terjadi pada ovarium. Oogenesis


dimulai dengan mitosis sel induk telur (oogonium). Oogonium menghasilkan
oosit primer yang terjadi sebelum seseorang individu dilahirkan. Antara masa
kelahiran hingga pubertas, oosit primer yang bersifat diploid melakukan replikasi
DNA dan memasuki profase l. Oosit primer tidak akan menyelesaikan
keseluruhan tahap Meiosis l sampai terjadi aktivitas oleh hormon FSH pada masa
pubertas. Pembelahan meiosis l menghasilkan oosit sekunder yang haploid dan
badan polar l. Saat masa ovulasi, oosit sekunder yang memasuki profase ll akan
dilepaskan oleh ovarium. Namun, keseluruhan tahap pada pembelahan pada
meiosis ll yang menghasilkan satu ovum matang dan bahan polar ll tidak akan
terjadi sampai oosit sekunder dipenetrasi oleh sel sperma.
10

4. Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi dibagi menjadi 4 fase, yaitu:

a) Fase Folikuler / Proliferasi (hari ke-5 sampai hari ke- 14)


Fase folikuler dimulai dari hari ke-1 sampai sesaat sebelum kadar LH
meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler
karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada
pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang
pertumbuhan sekitar 3-30 folikel yang masing-masing mengandung 1sel telur.
Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur. Pada suatu siklus,
sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar
hormon estrogen dan progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan
paling atas dan lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap
dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua
lapisan yang telah dilepaskan. Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3-7
hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28-283 gram. Darah
menstruasi biasanya tidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat.

b. Fase Luteal / fase sekresi / fase pramenstruasi (hari ke-14 - hari ke-28)
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari.
Setelah melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan
membentuk korpus luteum yang menghasilkan sejumlah besar progesteron.
Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat selama fase luteal
dan tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai. Peningkatan suhu ini bisa
digunakan untuk memperkirakan terjadinya ovulasi. Setelah 14 hari, korpus
luteum akan hancur dan siklus yang baru akan dimulai, kecuali jika terjadi
pembuahan. Jika telur dibuahi, korpus luteum mulai menghasilkan HCG
(human chorionic gonadotropin). Hormon ini memelihara korpus luteum yang
menghasilkan progesteron sampai janin bisa menghasilkan hormonnya sendiri.
Tes kehamilan didasarkan kepada adanya peningkatan kadar HCG.
11

c. Fase menstruasi (hari ke-28 sampai hari ke-2 atau 3)


Pada fase ini menunjukkan masa terjadinya proses peluruhan dari lapisan
endometrium uteri disertai pengeluaran darah dari dalamnya. Terjadi kembali
peningkatan kadar dan aktivitas hormon-hormon FSH dan estrogen yang
disebabkan tidak adanya hormon LH dan pengaruhnya karena produksinya
telah dihentikan oleh peningkatan kadar hormon progesteron secara maksimal.
Hal ini mempengaruhi kondisi flora normal dan dinding-dinding di daerah
vagina dan uterus yang selanjutnya dapat mengakibatkan perubahan-
perubahan higiene pada daerah tsb dan menimbulkan keputihan.

d. Fase Regenerasi / pascamenstruasi (hari ke-1 sampai hari ke-5)


Pada fase ini terjadi proses pemulihan dan pembentukan kembali lapisan
endometrium uteri, sedangkan ovarium mulai beraktivitas kembali membentuk
folikel-folikel yang terkandung di dalamnya melalui pengaruh hormon-hormon
FSH dan estrogen yang sebelumnya sudah dihasilkan kembali di dalam
ovarium.
12
13

5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKLUS


MENSTRUASI

a. Kondisi hormonal belum stabil


Hal inilah yang menjadi penyebab menstruasi kadang datang kadang
tidak atau super telat. Kondisi tubuh remaja yang masih belum stabil ini
yang menyebabkan belum sepenuhnya memiliki siklus yang tepat untuk
semua fungsinya, termasuk untuk menstruasi. Makanya ada kalanya kita
menstruasi sampai dua kali dalam satu bulan, atau malah sampai beberapa
bulan menstruasi tak kunjung datang. Normalkah? Ya. Sampai pada usia
tertentu, kondisi ini sangatlah normal. Biasanya remaja yang masih SMP
atau SMA kelas II atau III masih ada yang belum mendapatkan pola
menstruasi yang menetap. Malah ada yang juga perempuan yang ternyata
siklus mensnya memang tidak beraturan seperti ini.

b. Kondisi fisik terganggu


Aktivitas yang sangat padat bisa mengganggu siklus menstruasi.
Misalnya, saat di sekolah sedang ada kegiatan besar yang menuntut perhatian
dan mengurangi tenaga kita selama hampir tiga bulan. Menstruasi bisa ikut
menghilang selama tiga bulan. Karena kelelahan fisik juga bisa menjadi
salah satu faktor penyebab hormon kita gagal mematangkan sel telur kita.
Makanya menstruasi kita jadi mundur selama kurang lebih tiga bulan.

c. Kondisi psikis terganggu


Sederhananya kondisi psikis itu keadaan jiwa kita alias kondisi emosi
kita. Ada kondisi stres, sedih berlebihan, panik, senang, dan sebagainya.
Ternyata kondisi-kondisi ini juga berperan sebagai salah satu penyebab
terganggunya siklus menstruasi.
14
4. Kurangnya asupan gizi
Kondisi hormon menjadi salah satu faktor yang memengaruhi proses
pematangan sel telur. Jika gizi yang diperlukan untuk mematangkan telur
tidak terpenuhi, jelas akan menghambat proses menstruasi. Yang pertama
adalah kualitas dan kuantitas makanan. Dan jangan lupa juga: pola hidup.
Kalau kita sudah sangat memerhatikan kualitas dan kuantitas makanan, tetapi
tidak diimbangi dengan pola hidup yang jelas, ya sama juga bohong.

5. Hamil
Kehamilan itu bisa terjadi kalau sel telur matang dibuahi oleh sel sperma.
Kalau sudah dibuahi, berarti tidak mungkin sel telur matang tadi dikeluarkan.
Yang terjadi kemudian adalah sel telur yang dibuahi tadi diantarkan dan
disimpan oleh tubuh kita ke dalam rahim untuk kemudian tumbuh dan
berkembang menjadi seorang bayi. Begini ini proses terjadinya kehamilan.
Makanya perempuan yang sudah dalam keadaan hamil tidak mungkin mens,
karena hormon yang biasa digunakan untuk mematangkan sel telur berubah
fungsinya menjadi penyedia makanan bagi sang jabang bayi.
15

6. GANGGUAN DAN KELAINAN MENSTRUASI

Kelainan haid biasanya terjadi karena ketidak seimbangan hormon-


hormon yang mengatur haid, namun dapat juga disebabkan oleh kondisi
medis lainnya. Banyaknya perdarahan ditentukan oleh lebarnya pembuluh
darah, banyaknya pembuluh darah yang terbuka, dan tekanan intravaskular.
Lamanya pedarahan ditentukan oleh daya penyembuhan luka atau daya
regenerasi.

a. Nyeri haid (dismenerrohoe)


Pada saat menstruasi, cewek kadang mengalami nyeri. Sifat dan derajat
rasa nyeri ini bervariasi. Mulai dari yang ringan sampai yang berat. Untuk
yang berat, lazim disebut dismenorrhoe. Keadaan nyeri yang hebat itu dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari.
Nyeri haid ada dua macam:

1) Nyeri haid primer, timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri
dengan berjalannya waktu. Tepatnya saat lebih stabilnya hormon tubuh
atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan. Nyeri haid
ini normal, namun dapat berlebihan bila dipengaruhi oleh faktor psikis
dan fisik, seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit
yang menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun.
Gejala ini tidak membahayakan kesehatan.
2) Nyeri haid sekunder, biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada
penyakit atau kelainan yang menetap seperti infeksi rahim, kista/polip,
tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan rahim yang dapat
mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya.
16
b. Pre Menstruasi Syndrome
PMS (pre menstruasi syndrome) atau gejala pre-menstruasi, dapat
menyertai sebelum atau saat menstruasi. Antara lain:
1) Perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa lelah
2) Nafsu makan meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam
3) Emosi menjadi labil. Biasanya kita mudah uring-uringan, sensitif, dan
perasaan-perasaan negatif lainnya
4) Mengalami kram perut (dismenorrhoe)
5) Kepala nyeri
6) Pingsan
7) Berat badan bertambah, karena tubuh menyimpan air dalam jumlah yang
banyak
8) Pinggang terasa pegal

Cara mengatasinya Kalau kita mengalami PMS kita bisa melakukan hal-hal
di bawah ini:

1) Kurangi makanan bergaram, seperti kentang goreng, kacang-kacangan,


dan makanan berbumbu, untuk mengurangi penahanan air berlebih
2) Kurangi makanan berupa tepung, gula, kafein, coklat
3) Tambahkan makanan yang mengandung kalsium dan vitamin C dosis
tinggi, seminggu sebelum menstruasi
4) Makan makanan berserat dan perbanyak minum air putih
5) Jika menstruasi cukup banyak mengeluarkan darah, perbanyak makan
makanan atau suplemen yang mengandung zat besi agar terhindar dari
anemia
17

Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengatasi sakit perut waktu
menstruasi:

1) Kompres dengan botol panas (hangat) tepat pada bagian yang terasa
kram (bisa perut atau pinggang bagian belakang)
2) Mandi air hangat, boleh juga menggunakan aroma terapi untuk
menenangkan diri
3) Minum minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi
4) Menggosok-gosok perut/pinggang yang sakit
5) Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah. Ini bisa
membantu relaksasi
6) Tarik napas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi
7) Obat-obatan yang digunakan harus atas pengawasan dokter. Boleh minum
analgetik (penghilang rasa sakit) yang banyak dijual di toko obat, asal
dosisnya tidak lebih dari 3 kali sehari
18

7. Kelainan pada Sistem Reproduksi

Berikut ini beberapa gangguan atau kelainan yang dapat terjadi pada sistem
reproduksi.

a. Gangguan menstruasi
Gangguan menstruasi terdiri atas amenori primer dan amenori sekunder.

b. Kanker genitalia
Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks, dan ovarium.
Kanker serviks biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri.

c. Endomitriosis
Endomitriosis keadaan saat jaringan endometrium terdapat di luar uterus
(dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk, atau jauh di luar uterus, misalnya di
paru-paru).

d. Infeksi vagina
Infeksi vagina dapat terjadi karena infeksi berbagai mikroorganisme dan
kurang terjaganya kebersihan daerah organ reproduksi.

e. Infertilitas
Infertilitas adalah keadaan saat ketidakmampuan sistem reproduksi wanita
untuk mendukung atau memperoleh kehamilan secara alami atau
ketidakmampuan sistem reproduksi pria untuk membuahi sel telur secara alami.
Umumnya, kelainan ini disebabkan oleh faktor hormonal atau adanya kelainan
pada organ-organ reproduksi, baik wanita maupun pria.
19
f. Impotensi
Impotensi adalah keadaan yang ditandai dengan ketidakmampuan penis untuk
ereksi (tegang) sehingga sulit untuk melakukan kopulasi (fertilisasi). Biasanya,
impotensi disebabkan oleh faktor hormonal, tetapi juga dapat dipicu oleh faktor
psikologis atau emosional seseorang.

g. Sifilis
Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini dapat
ditularkan melalui hubungan seksual, transfusi darah, atau luka mikroskopis.

h. Herpes simplex
Herpes simplex disebabkan virus Herpes simplex tipe ll yang menyerang kulit
di daerah alat reproduksi luar. Gejala penyakit berupa gatal, kemerahan, perih, dan
munculnya lepuhan pada kulit.
BAB III

PENUTUP

1. SIMPULAN

Reproduksi merupakan kegiatan organ kelamin laki-laki dan perempuan yang


khusus yaitu testis menghasilkan spermatozoid(sel kelamin laki-laki) dan ovarium
menghasilkan sel kelamin perempuan(ovum).

Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri penis, skrotum(kantung zakar)
dan testis(buah zakar). Struktur dalamnya terdiri dari vas deferens, uretra, kelenjar
prostat dan vesikula seminalis.

Struktur luar dari sistem reproduksi wanita terdiri dari labia mayora dan labia
minora, vagina, klitoris. Struktur dalamnya terdiri dari vagina, uterus(rahim),
oviduk(tuba falopi) dan ovarium.

2. SARAN

Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat lebih membantu mahasiswa/i


dalam memperluas dan menambah pengetahuan, serta menjaga dan merawat
organ reproduksi agar tidak mengalami gangguan tentang anatomi dan fisiologi
organ sistem reproduksi manusia.

20
DAFTAR PUSTAKA

Annisa Rahmah, dkk. 2017. Big Book Biologi metode terbaik meraih nilai 10.

Jakarta : C Media.

Washudi dan Tanto Hariyanto. 2016. Biomedik Dasar Konprehensif. Jakarta :


Pusdik SDM Kesehatan.

Syaifudin, Drs. 1992. Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Jakarta : EGC

Academia. 2018. Makalah Anatomi Reproduksi di ambil dari


www.academia.edu/16439798/makalah_anatomi_reproduksi_kel_1 diakses pada
tanggal 10 September 2018.

Mahesti, Dian. 2017. Spermatogenesis dan Oogenesis di ambil dari


http://dianmahesti.blogspot.com/2017/01/spermatogenesis-dan-oogenesis.html
diakses pada tanggal 20 September 2018.

Charm. 2018. Reproduction di ambil dari


https://www.charm.co.id/id/advice/reproduction/01.html. Diakses pada tanggal
20 September 2018.

Imdgarut. 2009. Gangguan dan Kelainan Menstruasi di ambil dari


http://idmgarut.wordpress.com/2009/01/25/gangguan-dan-kelainan
menstruasi.html. Diakses pada tanggal 22 september 2018.

21

Anda mungkin juga menyukai