DISUSUN OLEH:
1. MAULINA NOOR AISYAH
2. MUHAMMAD ANDREANI
3. MUHAMMAD ANSYARI
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah sistem
reproduksi ini dengan judul “MAKALAH ANATOMI DAN FISIOLOGI
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA”. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai salah satu metode pembelajaran bagi mahasiswa-mahasiswi
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin.
Kami sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan tentunya sadar akan
segala kekurangan dalam pembuatan makalah ini, dan kami akan sangat bangga
apabila makalah yang kami susun ini mendapatkan saran maupun kritik yang
bersifat membangun. Tidak lupa kami haturkan permohonan maaf apabila
makalah yang kami buat terdapat suatu kesalahan.
Terakhir kami sampaikan terima kasih kepada teman-teman yang telah
membantu tersusunnya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi para pembaca.
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Terdiri dari
testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya. Reproduksi atau
perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal(fisiologi). Reproduksi secara
fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi
suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai
contoh manusia yang dilakukan vasektomi pada organ reproduksinya(testis atau
ovarium) atau mencapai menopause dan andropause tidak akan mati.
Pada umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut
mencapai masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-
kelenjar endokrin dan hormon yang dihasilkan dalam tubuh manusia. Reproduksi
juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap
kelangsungan suatu generasi. Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak
bersifat vital artinya tanpa adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati.
Akan tetapi bila makhluk hidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan
generasi makhluk hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak dapat
menghasilkan keturunan (anak) yang merupakan sarana untuk melanjutkan
generasi.
B. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pria
2. Mengetahui bagaimana anatomi dan fisiologi sistem reproduksi wanita
3. Mengetahui bagaimana proses spermatogenesis dan oogenesis
4. Mengetahui bagaimana siklus menstruasi
5. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi siklus mestruasi
6. Mengetahui gangguan dan kelainan menstruasi
7. Mengetahui kelainan sistem reproduksi manusia
1
2
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pria ?
2. Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem reproduksi wanita?
3. Bagaimana proses spermatogenesis dan oogenesis?
4. Bagaimana siklus menstruasi?
5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi siklus mestruasi?
6. Apa saja gangguan dan kelainan menstruasi?
7. Apa saja gangguan pada sistem reproduksi pria dan wanita?
BAB II
PEMBAHASAN
a. Testis
Testis terdiri atas banyak saluran berliku yang disebut tubulus seminefirus,
testis berfungsi sebagai tempat pembentukkan sperma. Testis berbentuk lonjong
dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak didalam skrotum. Biasanya testis
kiri agak lebih rendah dari testis kanan. Testis menghasilkan follicle stimulating
hormone(FSH) dan luteinizing hormone(LH) juga hormon testosterone yang
dihasilkan oleh sel leydig.
b. Epididimis
Epididimis merupakan tempat pematangan dan penampungan sementara
sperma setelah keluar dari tubulus seminiferus. Berbentuk saluran halus yang
panjangnya ± 6 cm terletak sepanjang atas tepi dan belakang dari testis.
3
4
d. Duktus ejakulatoris
Duktus ejakulatoris adalah tempat pertemuan duktus vas deferens dengan
duktus dari vesikulas seminalis menuju uretra. Saluran ini berfungsi untuk
mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.
e. Ureter
Uretra merupakan saluran di sepanjang penis yang berfungsi sebagai tempat
keluarnya sperma dan urine.
f. Vesikula seminalis
Vesikula seminalis menghasilkan 60% dari total cairan semen yang
mengandung mukus, asam askorbat, prostalglandin, serta fruktosa yang
merupakan sumber energi bagi sel sperma. Menghasilkan getah yang berfungsi
untuk menetralkan suasana asam dalam saluran reproduksi wanita dan mensekresi
cairan basa yang mengandung nutrisi yang membentuk sebagian besar cairan
semen.
g. Kelenjar prostat
Kelenjar prostat merupakan kelenjar aksesoris yang menghasilkan zat anti
koagulasi, sitrat, dan sedikit asam. Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra
dan terletak dibagian bawah kandung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah
yang mengandung kolesterol, garam, dan fosfolipid yang berperan untuk
kelangsungan hidup sperma.
j. Penis
a. Labia
Labia terdiri atas labia mayora(berbentuk seperti bibir besar) dan labia
minora(bibir kecil) yang berfungsi melindungi klitoris dan vagina.
b. Klitoris
Klitoris merupakan area sensitif yang dikelilingi oleh labia. Terbentuk karena
pertemuan labia minora pada ujung atas. Berfungsi meningkatkat dan memicu
ketegangan seksual saat berhubungan intim, apabila terangsang maka klitoris akan
membesar.
c. Mons pubis
Mons pubis terdiri dari tumpukan lemak yang melekat pada tulang kemaluan,
rambut kemaluan akan tumbuh pada area ini.
d. Ovarium
f. Uterus(rahim)
Uterus adalah organ berongga berbentuk mirip buah pir dengan berat sekitar
30 gram, dan disusun dari lapisan-lapisan otot. Berfungsi sebagai tempat tumbuh
dan berkembangnya janin. Otot uterus bersifat elastis sehingga dapat
menyesuaikan dan menjaga janin ketika proses kehamilan 9 bulan. Di dalam
uterus terdapat endometrium(dinding rahim) yang terdiri atas sel-sel epitel dan
sebagai pembatas uterus.
g. Serviks(leher rahim)
Serviks merupakan bagian bawah uterus yang menyempit dan membentang
ke bagian atas vagina. Serviks menghasilkan cairan yang akan membantu sperma
untuk masuk lebih dalam.
h. Vagina
Vagina merupakan saluran paling luar dari alat reproduksi wanita bagian
dalam yang berfungsi sebagai alat kopulasi dan jalur keluarnya bayi saat
melahirkan.
8
a. Spermatogenesis
b. Oogenesis
4. Siklus Menstruasi
b. Fase Luteal / fase sekresi / fase pramenstruasi (hari ke-14 - hari ke-28)
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari.
Setelah melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan
membentuk korpus luteum yang menghasilkan sejumlah besar progesteron.
Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat selama fase luteal
dan tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai. Peningkatan suhu ini bisa
digunakan untuk memperkirakan terjadinya ovulasi. Setelah 14 hari, korpus
luteum akan hancur dan siklus yang baru akan dimulai, kecuali jika terjadi
pembuahan. Jika telur dibuahi, korpus luteum mulai menghasilkan HCG
(human chorionic gonadotropin). Hormon ini memelihara korpus luteum yang
menghasilkan progesteron sampai janin bisa menghasilkan hormonnya sendiri.
Tes kehamilan didasarkan kepada adanya peningkatan kadar HCG.
11
5. Hamil
Kehamilan itu bisa terjadi kalau sel telur matang dibuahi oleh sel sperma.
Kalau sudah dibuahi, berarti tidak mungkin sel telur matang tadi dikeluarkan.
Yang terjadi kemudian adalah sel telur yang dibuahi tadi diantarkan dan
disimpan oleh tubuh kita ke dalam rahim untuk kemudian tumbuh dan
berkembang menjadi seorang bayi. Begini ini proses terjadinya kehamilan.
Makanya perempuan yang sudah dalam keadaan hamil tidak mungkin mens,
karena hormon yang biasa digunakan untuk mematangkan sel telur berubah
fungsinya menjadi penyedia makanan bagi sang jabang bayi.
15
1) Nyeri haid primer, timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri
dengan berjalannya waktu. Tepatnya saat lebih stabilnya hormon tubuh
atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan. Nyeri haid
ini normal, namun dapat berlebihan bila dipengaruhi oleh faktor psikis
dan fisik, seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit
yang menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun.
Gejala ini tidak membahayakan kesehatan.
2) Nyeri haid sekunder, biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada
penyakit atau kelainan yang menetap seperti infeksi rahim, kista/polip,
tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan rahim yang dapat
mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya.
16
b. Pre Menstruasi Syndrome
PMS (pre menstruasi syndrome) atau gejala pre-menstruasi, dapat
menyertai sebelum atau saat menstruasi. Antara lain:
1) Perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa lelah
2) Nafsu makan meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam
3) Emosi menjadi labil. Biasanya kita mudah uring-uringan, sensitif, dan
perasaan-perasaan negatif lainnya
4) Mengalami kram perut (dismenorrhoe)
5) Kepala nyeri
6) Pingsan
7) Berat badan bertambah, karena tubuh menyimpan air dalam jumlah yang
banyak
8) Pinggang terasa pegal
Cara mengatasinya Kalau kita mengalami PMS kita bisa melakukan hal-hal
di bawah ini:
Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengatasi sakit perut waktu
menstruasi:
1) Kompres dengan botol panas (hangat) tepat pada bagian yang terasa
kram (bisa perut atau pinggang bagian belakang)
2) Mandi air hangat, boleh juga menggunakan aroma terapi untuk
menenangkan diri
3) Minum minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi
4) Menggosok-gosok perut/pinggang yang sakit
5) Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah. Ini bisa
membantu relaksasi
6) Tarik napas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi
7) Obat-obatan yang digunakan harus atas pengawasan dokter. Boleh minum
analgetik (penghilang rasa sakit) yang banyak dijual di toko obat, asal
dosisnya tidak lebih dari 3 kali sehari
18
Berikut ini beberapa gangguan atau kelainan yang dapat terjadi pada sistem
reproduksi.
a. Gangguan menstruasi
Gangguan menstruasi terdiri atas amenori primer dan amenori sekunder.
b. Kanker genitalia
Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks, dan ovarium.
Kanker serviks biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri.
c. Endomitriosis
Endomitriosis keadaan saat jaringan endometrium terdapat di luar uterus
(dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk, atau jauh di luar uterus, misalnya di
paru-paru).
d. Infeksi vagina
Infeksi vagina dapat terjadi karena infeksi berbagai mikroorganisme dan
kurang terjaganya kebersihan daerah organ reproduksi.
e. Infertilitas
Infertilitas adalah keadaan saat ketidakmampuan sistem reproduksi wanita
untuk mendukung atau memperoleh kehamilan secara alami atau
ketidakmampuan sistem reproduksi pria untuk membuahi sel telur secara alami.
Umumnya, kelainan ini disebabkan oleh faktor hormonal atau adanya kelainan
pada organ-organ reproduksi, baik wanita maupun pria.
19
f. Impotensi
Impotensi adalah keadaan yang ditandai dengan ketidakmampuan penis untuk
ereksi (tegang) sehingga sulit untuk melakukan kopulasi (fertilisasi). Biasanya,
impotensi disebabkan oleh faktor hormonal, tetapi juga dapat dipicu oleh faktor
psikologis atau emosional seseorang.
g. Sifilis
Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini dapat
ditularkan melalui hubungan seksual, transfusi darah, atau luka mikroskopis.
h. Herpes simplex
Herpes simplex disebabkan virus Herpes simplex tipe ll yang menyerang kulit
di daerah alat reproduksi luar. Gejala penyakit berupa gatal, kemerahan, perih, dan
munculnya lepuhan pada kulit.
BAB III
PENUTUP
1. SIMPULAN
Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri penis, skrotum(kantung zakar)
dan testis(buah zakar). Struktur dalamnya terdiri dari vas deferens, uretra, kelenjar
prostat dan vesikula seminalis.
Struktur luar dari sistem reproduksi wanita terdiri dari labia mayora dan labia
minora, vagina, klitoris. Struktur dalamnya terdiri dari vagina, uterus(rahim),
oviduk(tuba falopi) dan ovarium.
2. SARAN
20
DAFTAR PUSTAKA
Annisa Rahmah, dkk. 2017. Big Book Biologi metode terbaik meraih nilai 10.
Jakarta : C Media.
Syaifudin, Drs. 1992. Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Jakarta : EGC
21