Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

STRUKTUR DAN FUNGSI

SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA

OLEH :

NAMA NAMA KELOMPOK :

1. MARIA ICILIA GILI SOBA

2. PRIMUS A.A. LEPI

3. YULIANA APRIATI

4. YULTIANA SARTI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KEMENKES KUPANG

PRODI DIII KEPERAWATAN ENDE

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami penjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah

yang berjudul “ Struktur Dan Fungsi Sistem Reproduksi Pada Manusia” ini

dengan tepat pada waktunya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ibu Dosen serta

semua pihak yang telah membantu memnfasilitasi dan memberikan dukungan

kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa ada

hambatan dan halangan apapun.

Adapun tujuan pepmbuatan makalah ini ada sebagai bahan pembelajaran

kami dalam mengikuti proses belajar mengajar pada matakuliah Ilmu Biomedik

Dasar.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna sehingga

kritik dan saran dari pembaca sangat kami butuhkan demi kesempurnaan makalah

inidan kami berharap semoga makalah inidapat dipelajari dan di pahami oleh para

pembaca.

Ende, Agustus 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Cover ........................................................................................... i

Kata Pengantar ............................................................................................ ii

Daftar Isi.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2

C. Tujuan ................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN TEORI........................................................................ 3

A. Defenisi Sistem Reproduksi.................................................................... 3

B. Struktur Dan Fungsi Sistem Reproduksi ................................................. 3

BAB III PENUTUP .................................................................................. 26

A. Kesimpulan ......................................................................................... 26

B. Saran ................................................................................................... 26

Daftar pustaka .......................................................................................... 27

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Organ reproduksi merupakan salah satu hal penting dalam kehidupan

setiap manusia. Dulu, pembicaraan tentang organ reproduksi masih sangat

tabu, bukan berarti sekarang sudah tidak lagi hanya saja masih ada kalangan

orang yang menganggap hal itu tidak pantas untuk dibicarakan. Kesehatan

reproduksi merupakan suatu keadaan dimana organ reproduksi terbebas dari

penyakit atau gangguan selama proses reproduksi, ketika proses reproduksi

tercapai dalam situasi kesehatan fisik, mental, dan sosial yang sempurna

(Kemenkes RI, 2015).

Menurut World Health Organization (WHO) kesehatan reproduksi

adalah suatu kondisi sejahtera jasmani, rohani, sosial, ekonomi, tidak hanya

bebas dari penyakit atau kecacatan namun dalam semua hal yang berkaitan

dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsinya serta prosesnya. Kesehatan

reproduksi merupakan hal penting bagi setiap orang, pria ataupun wanita,

namun wanita mempunyai organ yang lebih sensitif terhadap suatu penyakit,

bahkan keadaan penyakit lebih banyak dihubungkan dengan fungsi dan

kemampuan reproduksinya.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah

yaitu bagaimana struktur dan fungsi dari sistem reproduksi pada manusia.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang sistem

reproduksi pada manusia.

2. Tujuan Khusus

Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang :

a. Gamate formation.

b. Organ sex primer dan sekunder .

c. Sistem reproduksi laki-laki.

d. Sistem reproduksi perempuan.

e. Siklus hormonal perempuan.

f. Fertilisasi dan kehamilan.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Defenisi Sistem Reproduksi

Sistem reproduksi adalah adalah sistem tuubuh yang berkembang biak atau

bertanggungjawab terhadap kelangsungan suatu generasi. Secara fisiologis

sistem reproduksi dapat inefektif tanpa mempengaruhi sistem tubuh yang lain

(Wahyuni, 2018).

B. Struktur Dan Fungsi Sistem Reproduksi

Baik pria maupun wanita memiliki organ reproduksi yang terdiri dari dua

bagian berdasarkan letaknya, yaitu alat kelamin luar dan dalam.

1. Struktur dan fungsi organ reproduksi pada pria

Organ reproduksi pria berfungsi untuk menghasilkan sperma

(gametogenesis) dan menyalurkan sperma ke wanita. Organ reproduksi

pada pria memilihki dua bagian berdasarkan letaknya yaitu alat kelamin

luar dan alat kelamin dalam. Berikut penjelasan tentang struktur dan

fungsi alat kelamin luar maupun alat kelamin dalam pada pria:

a. Struktur dan fungsi alat kelamin luar pada sistem reproduksi pria

1. Penis

Penis berfungsi sebagai alat penetrasi pada vagina wanita

saat kopulasi (persetubuhan). Penis merupakan alat senggama

(kopulasi / sarana mengalihkan cairan sperma ke alat reproduksi

wanita). Secara struktural, penis tersusun atas tiga rongga berisi

3
jaringan erektil berspons. Dua rongga terletak di tengah

dinamakan korpus kavernosa. Korpus spongiosum berada dibawah

korpus kavernosa, dan terdapat saluran reproduksi yakni uretra. Di

bagian ujung penis terdapat kepala penis (gland penis), yang

tertutup oleh lipatan kulit (preputium). Di dalam rongga penis

terdapat jaringan erektil berisi banyak pembuluh darah dan saraf.

Saat terjadi rangsangan seksual, rongga akan penuh terisi darah.

Akibatnya, penis mengembang dan menegang (ereksi). Apabila

rangsangan ini terusmenerus terjadi, sperma akan keluar melalui

uretra (ejakulasi). Jumlah sperma yang dikeluarkan sekitar 2

hingga 5 mL semen atau 1 mililiter = 50- 130 juta sperma

(Purnamasari, 2020)

2. Skrotum

Skrotum yang berisi testis berada di luar tubuh. Testis dua

buah, letaknya di kanan dan kiri, dipisahkan oleh otot polos

penyusun sekat skrotum, sehingga bisa mengendur dan mengerut

(otot dartos). Terdapat pula otot yang bertindak sebagai pengatur

kondisi suhu testis agar stabil atau otot kremaster. Skrotum

sebagai sistem kontrol suhu pada testis ( Purnamasari, 2020).

b. Struktur dan fungsi alat kelamin dalam pada sistem reproduksi pria

1. Testis

Testis adalah dua organ intim berbentuk telur yang

berperan penting dalam sistem reproduksi pria dan berperan

4
sebagai tempat diproduksi dan juga bertanggung jawab atas

produksi hormon seks testoteron. Testis, biasa disebut sebagai

"bola", ditempatkan di kantong kulit di bawah penis yang disebut

skrotum. Lokasi mereka di luar perut memastikan testis tetap lebih

dingin dari suhu tubuh dan menciptakan lingkungan yang optimal

bagi sel sperma untuk berkembang. Testis berfungsi penghasil

sperma dan hormon kelamin yang pembentukannya terjadi di

dalam tubulus seminiferus. Di antara tubulus seminiferus terdapat

sel-sel Leydig penghasil hormon testosteron dan hormon androgen

( Purnamasari, 2020).

2. Saluran kelamin pada pria

Saluran kelmain berfungsi menyalurkan sperma dari testis

ke luar tubuh. Saluran kelamin meliputi epididimis, vas deferens,

saluran ejakulasi, dan uretra.

a. Epididimis

Epididimis merupakan saluran reproduksi yang berfungsi

sebagai tempat pematangan sperma. Selain itu, epididimis

dibentuk oleh saluran berlekuk-lekuk yang tidak teratur dan

juga menjadi tempat penyimpanan sperma sementara. Saluran

yang menghubungkan antara epididimis dan testis disebut

duktus eferen testis.

b. Vas deferens Saluran ini merupakan lanjutan dari epididimis.

Fungsinya adalah mengangkut sperma menuju vesikula

5
seminalis (kantong sperma). Vas deferens dan saluran dari

kelenjar kantong sperma akan bersatu membentuk duktus

ejakulatorius yang akhirnya bermuara di uretra.

c. Kelenjar Kelamin

Kelenjar kelamin yang dimiliki oleh seorang pria adalah

vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar bulbouretral

(Cowper).

1. Vesikula seminalis : sepasang kelenjar yang berfungsi

menghasilkan 50-60% dari volume total cairan semen yang

berwarna jernih dan kental. Komponen terpenting

didalamnya adalah fruktosa dan prostaglandin.

2. Kelenjar prostat : kelenjar kelamin terbesar pada pria yang

menyumbang 15% dari volume total cairan semen dengan

komponen pentingnya adalah asam fosfatase, seng, sitrat,

dan protease. Kandungan tersebut membuat cairan semen

menjadi lebih encer.

3. Kelenjar bulbouretral (Cowper) : sepasang kelenjar kecil

yang mengeluarkan cairan sebelum penis mengeluarkan

sperma dan semen.

6
2. Struktur dan fungsi sistem reproduksi wanita

Gambar 1.1 organ reproduksi wanita

a. Struktur dan fungsi alat kelamin luar pada sistem reproduksi wanita

1. Labia mayora (bibir besar), yaitu struktur terbesar alat kelamin

luar perempuan yang tebal dan berlapiskan lemak. Labia mayora

ini mengelilingi organ pada alat kelamin luar lainnya dan berakhir

menjadi mons pubis.

2. Labia minora (bibir kecil) ialah lipatan kulit yang halus dan tidak

memiliki lapisan lemak.

3. Mons veneris adalah tonjolan lemak yang besar sebagai

pertemuan antara sepasang labia mayora.

4. Klitoris

Klitoris berupa tonjolan kecil dan memanjang serta

homolog dengan penis pada pria. Sebagian besar tersembunyi di

antara kedua labia minora.

5. Orificium urethrae adalah muara dari saluran kencing yang

terleak di bawah klitoris.

7
6. Himen sering disebut sebagai selaput darah.

7. Kelenjar reproduksi Sama halnya seperti pria, wanita juga

memiliki beberapa kelenjar reproduksi, di antaranya adalah

kelenjar vestibulari mayor dan minor serta parauretralis.

b. Struktur dan fungsi alat kelamin dalam pada sistem reproduksi wanita

1. Ovarium (indung telur).

Ovarium adalah sepasang organ berbentuk oval yang

terletak di rongga perut. Ovarium memiliki struktur berbentuk

bulatan-bulatan yang disebut folikel. Tiap folikel mengandung sel

telur (oosit) yang berada pada lapisan tepi ovarium. Fungsinya

adalah memproduksi telur matang untuk pembuahan dan produksi

hormon steroid dalam jumlah besar.

2. Oviduk (Tuba Fallopi)

Oviduk merupakan saluran penghubung antara ovarium dan

rahim (uterus). Di ujungnya terdapat fimbria yang menyerupai

jari-jari untuk menangkap telur yang matang. Oviduk ini

berfungsi untuk membawa sperma dan telur ke tempat terjadinya

pembuahan, yaitu ampula tuba.

3. Rahim (Uterus)

Rahim pada wanita hanya ada satu dan tersusun atas otot

yang tebal. Rahim bagian bawah memiliki ukuran yang lebih

kecil dan biasa disebut sebagai leher rahim (cervix). Bagian yang

besar dari uterus disebut dengan corpus uteri. Terdapat tiga lapsan

8
utama uterus, yaitu perimetrium, miometrium, dan endometrium.

Endometrium merupakan lapisan yang akan mengalami

penebalan dan pengelupasan apabila tidak ada pembuahan.

Fungsi utamanya adalah tempat menunjang pertumbuhan dan

perkembangan janin.

4. Vagina

Vagina merupakan alat kelamin wanita yang

menghubungkan alat kelamin luar dengan rahim. Vagina terdiri

atas otot yang membujur ke arah belakang. Dinding vagina

banyak memiliki lipatan meskipun lebih tipis dari rahim. Selain

itu, lendir yang dihasilkan dari dindingnya berfungsi

mempermudah persalinan. Fungsi vagina adalah 16 menahan

penis saat berhubungan seksual dan menyimpan semen

sementara.

C. Organ Sex Primer Dan Sekunder Pada Pria Maupun Wanita

Perkembangan seks primer dan sekunder dapat diketahui dari

perkembangan organ reproduksi (primer) dan perubahan fisik (sekunder).

1. Perkembangan sex primer pada laki-laki

a. Organ reproduksi mulai berfungsi, testis menghasilkan hormon

testosterone.

b. Mengalami mimpi basah

Mimpi basah merupakan salah satu tanda pubertas pada pria.

Dalam proses ini akan terjadi pengeluaran cairan sperma yang tidak

9
diperlukan secara alami. Mimpi basah pertama kali terjadi pada

remaja laki-laki berusia antara 9-14 tahun. Selanjutnya akan terjadi

secara periodik setiap 2-3 minggu. Hal tersebut terjadi karena testis

mulai bereproduksi dan menghasilkan sperma. Apabila hasil produksi

tersebut tidak dikeluarkan maka akan keluar sendirinya pada saat tidur

baik melalui mimpi atau tidak.

2. Perkembangan sex sekunder pada laki-laki

Perkembangan sex sekunder adalah perkembangan pada ciri fisik,

yaitu ditandai dengan adanya perubahan fisik. perkembangan sex

sekunder pada laki laki adalah sebagai berikut :

a. Tumbuh kumis, janggut, rambut pada dada dan ketiak, serta rambut

pada sekitar alat kelamin.

b. Mulai tumbuh jakun.

c. Pundak melebar.

d. Mulai muncul jerawat.

e. Otot-otot tubuh mulai berkembang dan membesar.

f. Dada menjadi bidang

3. Perkembangan sex primer pada wanita

a. Organ reproduksi mulai berfungsi, ovarium menghasilkan hormon

esterogen dan progesterone

b. Mengalami menstruasi

10
4. Perkembangan sex sekunder pada wanita

perkembangan sex sekunder pada wanita adalah sebagai berikut :

a. Payudara tumbuh membesar.

b. Tumbuh rambut pada ketiak dan sekitar alat kelamin.

c. Pinggul semakin lebar.

d. Terjadi menstruasi.

e. Kulit semakin halus.

f. Suara semakin nyaring.

D. Siklus Hormonal Pada Wanita

Sistem reproduksi wanita, tidak seperti pria, menunjukkan perubahan

siklus teratur yang secara teleologis dapat dianggap sebagai persiapan berkala

untuk kehamilan dan pembuahan. Pada primata dan manusia, siklusnya

adalah siklus menstruasi, dan ciri yang paling mencolok adalah perdarahan

vagina periodik yang terjadi dengan kemarahan lendir rahim (menstruasi).

Panjang siklus sangat bervariasi, tetapi angka rata-ratanya adalah 28 hari dari

awal satu periode menstruasi hingga awal periode berikutnya ( Coats, 2019 ).

Hormon disekresikan dengan cara umpan balik negatif dan positif untuk

mengontrol siklus menstruasi. Sekresi hormon dimulai di hipotalamus di

mana hormon pelepas gonadotropin (GnRH) disekresikan dengan cara yang

meningkat dan berdenyut begitu pubertas dimulai. GnRH kemudian diangkut

ke hipofisis anterior, di mana ia mengaktifkan reseptor G-protein 7-

transmembrannya. Ini memberikan sinyal ke hipofisis anterior untuk

mengeluarkan hormon perangsang folikel (FSH) dan hormon luteinizing

11
(LH). FSH dan LH memberikan masukan ke ovarium. Di dalam folikel

ovarium, ada 2 jenis sel yang bertanggung jawab untuk produksi hormon, sel

teka, dan sel granulosa.LH merangsang sel teka untuk menghasilkan

progesteron dan androstenedion dengan mengaktifkan enzim kolesterol

desmolase( Coats, 2019 ).

Setelah androstenedione disekresikan, hormon berdifusi ke sel granulosa

terdekat. Di sini, FSH merangsang sel granulosa untuk mengubah

androstenedion menjadi testosteron kemudian 17-beta-estradiol dengan

mengaktifkan enzim aromatase. Ketika kadar 17-beta-estradiol atau

progesteron meningkat berdasarkan fase siklus menstruasi, ada umpan balik

negatif kembali ke hipofisis anterior untuk menurunkan kadar FSH dan LH

yang diproduksi dan selanjutnya, kadar 17-beta-estradiol. dan progesteron

yang dihasilkan. Pengecualian untuk ini adalah selama ovulasi. setelah jumlah

kritis 17-beta-estradiol diproduksi, ini memberikan umpan balik positif ke

hipofisis anterior untuk menghasilkan FSH dan LH dalam jumlah yang

meningkat. Sistem umpan balik ini ditunjukkan pada Gambar 1. Selain itu, di

dalam sistem umpan balik, sel-sel granulosa menghasilkan inhibin dan

aktivin, yang menghambat dan merangsang seruan FSH dari hipofisis

anterior, masing-masing . Mekanisme umpan balik ini dikendalikan oleh

peningkatan regulasi, untuk meningkatkan produksi hormon, atau penurunan

regulasi untuk menurunkan produksi hormon, reseptor GnRH pada hipofisis

anterior ( Coats, 2019 ).

12
Menurut purnamasari tahun 2020 saat seorang wanita masih subur, siklus

menstruasi merupakan suatu hal yang wajar. Siklus ini berlangsung kira-kira

28 hari pada setiap bulan. Pada wanita, siklus menstruasi melalui empat fase :

1. Fase Menstruasi

Pada fase menstruasi, hormon yang berperan ialah hormon

estrogen dan progesterone mengalami reduksi pada sekitar lima hari

pertama menstruasi. Akibatnya, sel telur yang berada dalam lapisan

endometrium pada uterus dilepas bersamaan dengan robeknya

endometrium melalui pendarahan. Hasilnya, dinding uterus berubah

menjadi sangat tipis.

2. Fase Praovulasi

Fase praovulasi dimulai pada hari kelima sampai ke empat belas,

Pada fase ini, hormon yang berperan yakni hormon FSH dan hormon LH.

Kedua hormon tersebut menstimulasi sel-sel folikel untuk menghasilkan

hormon estrogen dan progesterone yang membuat lapisan endometrium

yang luruh terbentuk kembali.

3. Fase Ovulasi

Fase ovulasi terjadi sekitar hari keempat belas dari total

keseluruhan waktu siklus menstruasi terjadi (kurang lebih 28 hari). Pada

fase ini, sekresi hormon estrogen sangat banyak, maka sekresi hormon

FSH mulai menurun dan digantikan dengan sekresi hormon LH. Adanya

stimulasi hormon LH menjadikan folikel semakin matang dan

menyebabkan sel telur keluar dari folikel (ovulasi).

13
4. Fase Pascaovulasi

Fase pascaovulasi berlangsung pada hari kelima belas hingga hari

kedua puluh delapan. Pada fase ini, folikel yang pecah berubah

menjadi badan padat berwarna kuning (Korpus luteum) yang

menghasilkan hormon progesteron. Bersama hormon estrogen, hormon

progesteron ini berperan dalam memelihara pertumbuhan endometrium

sehingga siap untuk penanaman embrio. Tetapi, apabila sel telur pada

uterus tidak dibuahi, korpus luteum mengalami degenerasi menjadi

korpus albikan. Akibatnya, sekresi hormon estrogen dan progesteron

semakin menurun dan sebaliknya sekresi hormon FSH dan LH naik

kembali. Karena darah tidak mengandung hormon estrogen dan

hormon progesteron, endometrium tidak bisa bertahan dan luruh

bersama darah. Ini menunjukkan fase pascaovulasi berganti menjadi

fase menstruasi.

E. Fertilisasi dan Kehamilan

1. Fertilisasi

Fertilisasi merupakan proses terjadinya pembuahan sel telur oleh

sel sperma dan ditandai dengan bergabungnya inti kedua sel kelamin

tersebut. Berlangsung di dalam oviduk. Sebelum terjadi fertilisasi, terlebih

dahulu terjadi proses kopulasi atau persetubuhan. Sperma yang bercampur

dengan air mani (semen) masuk ke dalam saluran reproduksi wanita

(vagina). Oleh enzim proteolitik, sperma yang berada dalam vagina

terlihat sangat motil. Kemudian, sperma bergerak menuju uterus hingga

14
oviduk (tuba fallopi). Di bagian atas oviduklah fertilisasi terjadi. Agar sel

telur dapat dibuahi oleh sperma, sperma mengeluarkan enzim

hialuronidase dan enzim proteinase. Oleh kedua enzim tersebut, sel telur

dapat ditembus oleh sperma. Sperma harus menembus tiga lapisan sel

telur berturut-turut : korona radiata, zona pelusida, dan membran plasma.

Setelah sel telur dibuahi oleh satu sel sperma, segera sel telur

mengeluarkan senyawa tertentu menuju zona pelusida. Senyawa tersebut

berfungsi untuk melidungi sel telur supaya tidak tertembus kembali oleh

sperma lainnya. Sperma bersifat haploid (n = 23 kromosom) dan sel telur

juga bersifat haploid (n = 23 kromosom). Akibatnya, pembuahan sperma

pada sel telur akan menghasilkan sebuah zigot yang bersifat diploid (2n =

23 pasang kromosom).

Zigot bergerak menuju uterus melalui oviduk dan sembari

membelah secara mitosis. Pada saat ini juga zigot sudah mulai

berkembang menjadi embrio. Pembelahan zigot menghasilkan sel-sel

yang bentuknya sama dan fasenya dinamakan morula. Pembelahan

morula menghasilkan blastosit dan fasenya dinamakan blastula. Kurang

lebih lima hari setelah fertilisasi, blastosit menempel pada endometrium

dan prosesnya dinamakan implantasi. Implantasi ini dapat menyebabkan

kehamilan( Purnamasari, 2020)

15
Gambar 1. 2 proses fertilisasi

2. Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan antara spermatozoa

dan ovum dilanjutkan dengan nidasi dan implantasi. Bila dihitung dari

saat fertilisasi hingga lahirnya bayi Kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu setara dengan 9 atau 10 bulan

sesuai dengan kalender internasional ( Akhirin & Sanjjaya, 2021).

b. Klasifikasi kehamilan

Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana trimester pertama

berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua berlangsung selama 15

minggu mulai dari minggu ke -13 hingga minggu ke-27 dan trimester

ketiga berlangsung selama 13 minggu mulai dari minggu ke-28 hingga

minggu ke-40 ( Akhirin & Sanjjaya, 2021 ).

c. Perubahan anatomi dan fisiologis kehamilan

Kehamilan mengakibatkan banyaknya perubahan pada ibu hamil

baik perubahan secara anatomis maupun fisiologis. Perubahan

perubahan tersebut sebagai berikut:

16
1. Perubahan pada sistem reproduksi.

a. Uterus

Pertumbuhan jaringan uterus pada masa kehamilan

disebabkan oleh hormon esterogen yang merangsang serabut

otot dan menyebabkan dinding Rahim menebal. Pertumbuhan

uterus ini disebut pertumbuhan aktif. Pada masa kehamilan

uterus menjadi mudah teraba, berat uterus perempuan tidak

hamil adalah 30 gram, pada saat mulai hamil maka uterus

mengalami peningkatan sampai pada akhir kehamilan 40

minggu mencapai 1000 gr atau 1 kg.

b. Vagina

Vagina akan mengalami hipervaskularisasi pada masa

kehamilan yang akan menimbulkan warna merah ungu

kebiruan yang disebut dengan tanda chadwick. Vagina ibu

hamil berubah menjadi lebih asam, keasaman Ph berubah dari 4

menjadi 6,5 sehingga menyebabkan wanita hamil lebih rentan

terhadap infeksi vagina terutama infeksi jamur.

c. Ovarium

Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi reproduksi diambil ahli

oleh plasenta. Selama masa kehamilan ovarium akan

beristarahat.

17
2. Perubahan pada sistem payudara

Payudara hingga masa menyusui, hormon esterogen dan

hormon progesteron akan tetapi belum mengeluarkan ASI.

Hormon-hormon ini mempunyai peranan masing masing. Hormon

somatomatropin mempengaruhi pertumbuhan sel sel asinus dan

menimbulkan perubahan perubahan dalam sel sehingga terjadi

pembuatan Kasein, Laktamubum, serta Laktoglobulin. Hormon

esterogen menimbulkan hipertropi sistem saluran, sedangkan

hormon progesteron menambah sel asinus pada mamae.

3. Perubahan pada sistem endokrin

a. Progresteron

Pada awal kehamilan hormon progesteron dihasilkan oleh

corpus lateum. Kadar hormon ini meningkat selama hamil dan

menjelang persalinan mengalami penurunan. Produksi

maksimum progesteron adalah 250 mg/ hari.

b. Esterogen

Pada awal kehamilan sumber utama esterogen adalah

ovarium. aktivitas esterogen adalah memicu pertumbuhan dan

pengendalian uterus dan bersama dengan progesteron memicu

pertumbuhan payudara.

18
c. Hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG)

Hormon HCG ini diproduksi selama masa kehamilan pada

hamil muda hormon ini diproduksi oleh trofoblas dan

selanjutnya dihasilkan oleh plasenta. Hormon ini dapat

mendeteksi kehamilan dengan darah ibu hamil pada 11 hari

setelah pembuahan dan mendeteksi pada urine ibu hamil pada

12-14 hari setelah kehamilan. Apabila kadar HCG kurang dari

5ml U/ml dinyatakan tidak hamil, sedangkan apabila kadar

HCG lebih dari 25 ml U/ml maka seorang ibu dinyatakan

hamil.

d. Hormon Hipofisis

Terjadi penekanan kadar FSH dan LH maternal selama

kehamilan, namun kadar prolaktin meningkat yang berfungsi

untuk menghasilkan kolostrum. Pada saat persalinan setelah

plasenta lahir maka kadar prolaktin menurun, penurunan ini

berlangsung terus sampai pada saat ibu menyusui. Pada saat ibu

menyusui prolaktin dapat dihasilkan dengan rangsangan pada

puting pada saat bayi mengisap puting susu ibu untuk

memproduksi ASI.

19
4. Perubahan pada sistem kekebalan

Mulai kehamilan 8 minggu sudah kelihatan gejala

terjadinya kekebalan dengan adanya limfosit–limfosit. Semakin

bertambahnya umur kehamilan maka jumlah limfosit semakin

meningkat. Dengan tuanya kehamilan maka ditemukan sel–sel

limfosid yang berfungsi membentuk molekul imunoglobulin.

Imunoglobulin yang dibentuk antara lain :

a. Gamma–A imunoglobulin: dibentuk pada kehamilan dua bulan

dan baru banyak ditemukan pada saat bayi dilahirkan.

b. Gamma–G imunoglobulin: pada janin diperoleh dari ibunya

melalui plasenta dengan cara pinositosis, hal ini yang disebut

kekebalan pasif yang diperoleh dari ibunya. Pada janin

ditemukan sedikit tetapi dapat dibentuk dalam jumlah banyak

pada saat bayi berumur dua bulan.

5. Perubahan pada sistem pernapasan

Wanita hamil sering mengeluh sesak napas yang biasanya

terjadi pada umur kehamilan 32 minggu lebih, hal ini disebabkan

oleh karena uterus yang semakin membesar sehingga menekan usus

dan mendorong keatas menyebabkan tinggi diafragma bergeser 4

cm sehingga kurang leluasa bergerak. Peningkatan hormon

estrogen pada kehamilan dapat mengakibatkan peningkatan

vaskularisasi pada saluran pernapasan atas.

20
6. Perubahan pada sistem integument (kulit)

Perubahan pada sistem integument atau kulit selama masa

kehamilan sesuai dengan usia kehamilan antara lain :

a. Trimester I

Pada bulan kedua kehamilan sampai atern terjadi

peningkatan suatu hormon yang merangsang melanosit hingga

munculnya pigmentasi pada kulit. Linea nigra adalah pigmentasi

berwarna hitam kecoklatan yang muncul pada garis tengah kulit

abdomen. Bercak kecoklatan kadang muncul di daerah wajah

dan leher membentuk kloasma atau melasma gravidarum

(topeng kehamilan). Aksentuasi pigmen juga muncul pada

areola dan kulit genital. Pigmentasi ini biasanya akan

menghilang atau berkurang setelah melahirkan.

b. Trimester II

Peningkatan melanocyte stimulating hormon (MSH) pada

masa ini menyebabkan perubahan cadangan melanin pada

daerah epidermal dan dermal.

c. Trimester III

Pada kehamilan trimester III umumnya dapat muncul garis-

garis kemerahan, kusam pada kulit dinding abdomen dan kadang

kadang juga muncul pada daerah payudara dan paha. Perubahan

warna tersebut sering disebut sebagai striae gavidarum.

21
Pada wanita multipara, selain striae kemerahan itu seringkali

ditemukan garis garis mengkilat keperakan yang merupakan

sikatrik dari striae kehamilan sebelumnya.

7. Perubahan pada sistem kardiovaskuler

Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama

adalah perubahan maternal, meliputi :

a. Retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung.

b. Akibat pengaruh hormon, tahanan perifer vaskular menurun.

c. Terjadi hemodilusi sehingga menyebabkan anemia relative,

hemoglobin turun sampai 10%.

d. Tekanan darah sistolik maupun diastolik pada ibu hamil

trimester I turun 5 sampai 10 mm Hg, hal ini kemungkinan

disebabkan karena terjadinya vasodilatasi perifer akibat

perubahan hormonal pada kehamilan. Tekanan darah akan

kembali normal pada trimester III kehamilan.

e. Curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I,

menetap sampai akhir kehamilan.

f. Volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50

persen.

g. Denyut jantung meningkat 10-15 kali permenit selama masa

kehamilan trimester II , dapat juga timbul palpitasi.

h. Volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan,

kemudian bertambah secara perlahan sampai akhir kehamilan.

22
8. Perubahan pada sistem perkemihan

Selama kehamilan, masing-masing ginjal memanjang

sekitar 1- 1,5 cm dan secara bersamaan bertambah beratnya. Ureter

berdilatasi sampai tepi atas tulang pelvis. Ureter juga memanjang,

melebar, dan menjadi lebih melengkung (kurva). Hal tersebut

meningkatkan kejadian statis urin yang menyebabkan infeksi dan

tes fungsi renal sulit di interpretasi. Uterus yang membesar

menyebabkan kandung kemih terangkat. Vaskularisasi bladder

meningkat dan tonus otot menurun

9. Perubahan pada sistem muskuloskeletal

Bentuk tubuh ibu hamil berubah secara bertahap

menyesuaikan tubuh ibu hamil hiperlordosis sehingga

menyebabkan rasa cepat lelah dan sakit pada punggung. Lordosis

yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada kehamilan.

akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior,

lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang kearah dua

tungkai

d. Proses Terjadinya Kehamilan

1. Ovulasi

Ovulasi adalah peristiwa matangnya sel telur sehingga siap

untuk dibuahi. Desakan folikel de graf atau folikel yang besar dan

matang yang siap berovulasi Ke permukaan ovarium menyebabkan

penipisan dan disertai dengan devaskularisasi. Selama petumbuhan

23
folikel de graf, Ovarium mengeluarkan hormon esterogen yang

dapat mempengaruhi gerak dari tuba yang makin mendekati

ovarium. Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktasi

yang mendadak terjadi proses pelepasan ovum yang disebut dengan

ovulasi. Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai fimbriae, maka

ovum yang telah dilepaskan dan ditangkap oleh fimbriae tuba.

Ovum yang telah tertangkap terus berjalan uterus dalam bentuk

pematangan pertama, artinya telah siap untuk dibuahi.

2. Fertilisasi

Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel

sperma dengan sel telur di tuba fallopi. Hanya satu sperma yang

telah mengalami proses kapasitasi yang dapat melintasi zona

pelusida dan masuk ke vitelus ovum. Setelah itu, zona pelusida

mengalami, perubahan sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma

lain. Proses ini di ikuti oleh penyatuan kedua pronuklei yang

disebut zigot, yang terdiri atas acuan genetik dari wanita dan pria.

( Retnowati et al., 2020).

3. Nidasi ( implantasi)

Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi

pada stadium blatokista (blastula) umunya nidasi terjadi di dinding

depan atau belakang uterus ( endometrium), dekat dengan fundus

uteri.

24
4. Pembentukan plasenta

Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis

plasenta. Pada manusia plasentasi terjadi 12-18 minggu setelah

fertilisasi. Tiga minggu paska dimulai pembentukan vili korealis.

Vili korealis ini akan bertumbuh menjadi suatu masa jaringan yaitu

plasenta. Lapisan desidua yang meliputi hasil konsepsi dan dinding

uterus disebut desidua basalis, disitu plasenta dibentuk. Darah ibu

dan darah janin dipisahkan oleh dinding pembuluh darah janin dan

lapisan korion. Plasenta yang demikian disebut plasenta jenis

hemokorial. Disini jelas tidak ada percampuran darah antara darah

janin dan darah ibu. Ada juga sel sel desidua yang tidak dapat

dihancurkan oleh trofoblas dan sel-sel ini akhirnya membentuk

lapisan fibrinoid yang disebut lapisan Nitabuch. Ketika proses

melahirkan, plasenta terlepas dari endometrium pada lapisan

Nitabuch ini.

25
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk

menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk

mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah.

Pada manusia untuk mengahasilkan keturunan yang baru diawali

dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada

manusia dilakukan dengan cara generative atau seksual.

Organ reproduksi pada manusia terbagi menjadi dua yaitu organ reproduksi

laki-laki dan organ reproduksi wanita yang memilihki struktur dan

fungsinya masing- masing

B. Saran

Semoga makalah yang kami susun ini dapat sangat

bermanfaat bagi para pembaca, dan dapat memberikan pengetahuan

sedikit tentang reproduksi yang dialami manusia, dan berbagai macam

penyakit yang bisa terjangkit pada sistem reproduksi. Kami mengetahui

bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan

baik dari segi penulisannya, bahasa dan lain sebagainnya. Untuk itu saran

dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan agar dapat

terciptannya makalah yang baik yang dapat memberi pengetahuan yang

benar kepada pembaca.

26
DAFTAR PUSTAKA

Akhirin & Sanjaya. ( 2021). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian


Anemia Pada Ibu Hamil. Wellness And Healthy Magazine.3(1)

Anjani R.(2021). Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia di


Puskesmas Telagasari Kota Balikpapan, thesis diterbitkan, Poltekes
Kalimantan Timur.
Coast E, Lattof SR, Strong J. Pubertas dan pengetahuan menstruasi di kalangan
remaja muda di negara yang rendah dan menengah: sadar pelingkupan.
Kesehatan Masyarakat Int J. 2019 Maret; 64 (2):293-304.

Kemenkes R. Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja


(http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin
% 20 reproduksi% 20remaja-ed.pdf): Pusat Data dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI. (online) 2015.

Purnamasari.A (2020) . Modul pembelajaran biologi sistem Reproduksi. Direktorat


SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN

Retnowati, Y., Yulianti, I., & Ariyanti, R. (2020). Pengantar Asuhan Kehamilan.

Wahyuni. Y., Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita. Universitas Esa Unggul


Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi Ilmu Gizi.

27

Anda mungkin juga menyukai