Anda di halaman 1dari 14

Makalah

Sistem Reproduksi Manusia

Disusun oleh :
• Amelia Irmayanti
• Alda Marcelli
• Jesicha Nais
• Muhtasor Zidan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS WIRALODRA
2021
Kata Pengantar

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Sistem Reproduksi pada Manusia ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata kuliah pengajaran TI. Kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Makalah Sistem Reproduksi pada Manusia ini. Dan kami juga menyadari pentingnya
akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan
informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat
dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan Makalah Sistem Reproduksi pada Manusia ini sehingga kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT,
dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Sistem Reproduksi
pada Manusia ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Indramayu, Oktober 2021

Penyusun

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar ...................................................................................................................................... ii


Daftar Isi ................................................................................................................................................ iii
BAB I.......................................................................................................................................................1
Pendahuluan ...........................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan .........................................................................................................................1
BAB II .....................................................................................................................................................2
Pembahasan............................................................................................................................................2
2.1 Pengertian Sistem Reproduksi Manusia ...................................................................................2
2.2 Nama Organ pada Sistem Reproduksi Manusia ......................................................................2
2.3 Hormon pada Sistem Reproduksi Manusia ..............................................................................6
2.4 Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia..............................................................................8
BAB III .................................................................................................................................................10
Penutup .................................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................................10
3.2 Saran ...........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................11

iii
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Pengertian biologi berasal dari kata Yunani yaitu ‘bios’ yang berarti kehidupan dan
‘logos’ yang berarti pengetahuan (ilmu). Biologi adalah ilmu yang mempelajari segala hal yang
berhubungan dengan makhluk hidup dan kehidupan.
Manfaat pengetahuan tentang makhluk hidup untuk memecahkan berbagai masalah guna
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Berbagai masalah yang berkaitan dengan pangan,
sandang, papan, energi, lingkungan bahkan sosial dapat diatasi dengan Biologi. Biologi banyak
digunakan untuk berbagai bidang kehidupan seperti pertanian, peternakan, perikanan,
kedokteran, dan lain sebagainya.
Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi tubuh manusia merupakan dasar yang penting
untuk mengenali dan mengerti cara kerja organ–organ tubuh manusia sebagai satu kesatuan
individu (Ns. Hernida Dwi Lestari, SPd, 2016).
Salah satu yang dipelajari dalam anatomi fisiologi manusia adalah sistem reproduksi.
Dimana reproduksi adalah salah satu cara yang dilakukan oleh manusia untuk mempunyai
keturunan.
Alat reproduksi pada manusia secara garis besar dibagi atas dua yaitu alat reproduksi
pria dan alat reproduksi wanita. Alat reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum, testis, saluran
kelamin, kelenjar kelamin. Sedangkan alat reproduksi wanita adalah bagian-bagian tubuh yang
berfungsi dalam proses melanjutkan keturunan. Bila tidak berfungsi maka dengan sendirinya
akan menghambat (mengganggu fungsi reproduksi wanita).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari sistem reproduksi manusia?
2. Apa saja nama organ yang ada pada sistem reproduksi manusia?
3. Bagaimana fisiologi hormon pada reproduksi manusia?
4. Sebutkan macam-macam penyakit yang ada pada sistem reproduksi manusia!

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian sistem reproduksi manusia
2. Untuk mengetahui nama organ yang ada pada sistem reproduksi manusia
3. Untuk mengetahui bagaimana fisiologi hormon pada reproduksi manusia
4. Untuk mengetahui macam-macam penyakit yang ada pada sistem reproduksi manusia.

1
BAB II
Pembahasan

2.1 Pengertian Sistem Reproduksi Manusia


Reproduksi merupakan salah satu ciri terpenting makhluk hidup yang bertujuan untuk
membentuk individu baru atau keturunan untuk melestarikan jenisnya. Pada manusia hanya
terjadi reproduksi secara generatif yang melibatkan organ-organ reproduksi (Oktaviani.J,
2018).
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme
yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu organisme berbeda
antara jantan dan betina. Sistem reproduksi pada perempuan berpusat di ovarium.
Reproduksi pada manusia terjadi secara seksual, artinya terbentuknya individu baru
diawali dengan bersatunya sel kelamin laki-laki (sperma) dan sel kelamin wanita (sel telur).
Sistem reproduksi manusia dibedakan menjadi alat reproduksi laki-laki dan perempuan.

2.2 Nama Organ pada Sistem Reproduksi Manusia


a) Organ Reproduksi Laki-laki
Sistem reproduksi pada pria terdiri dari 2 bagian utama yaitu testis yang
merupakan tempan pembentukan sperma, dan penis. Pada manusia, kedua organ ini
berada di luar perut. Letak testis yang berada di luar perut memungkinkan untuk
mengatur suhu sperma, yang membutuhkan suhu tertentu untuk bertahan hidup yaitu
sekitar 2-3ᵒ C lebih rendah dari suhu tubuh normal yaitu 37ᵒ C (Mudhari, 2018).
Organ reproduksi laki-laki terdiri dari penis, skrotum, testis, dan saluran
pengeluaran.
1. Penis
Penis terdiri atas tiga bagian yaitu akar, badan, dan glans penis. Fungsi
penis untuk kopulasi (persetubuhan), pengeluaran urine dan semen . Badan
penis terdapat tiga jaringan erektil silindris yang berongga dan banyak
pembuluh darah yaitu dua korpus kavernosa dan satu korpus spongiosum yang
membungkus saluran uretra. Ketika terjadi ejakulasi, sperma keluar melalui
saluran uretra. Jika ada rangsangan seksual rongga-rongga jaringan erektil terisi
penuh oleh darah maka penis menjadi tegang dan mengembang yang disebut
ereksi.
Glans penis atau kepala penis banyak mengandung ujung-ujung syaraf
sensoris. Kepala penis tertutup oleh lipatan kulit longgar prepusium atau kulup,
dan akan terbuka bila lipatan kulit ini diangkat melalui sirkumsisi (khitan). Pada
kulit akar penis ditumbuhi rambut. Cairan semen mengandung 90% air dan 50-
120 juta sel sperma/mL. Volume sperma hanya 5% dari total volume cairan
semen. Sel sperma dalam saluran reproduksi wanita dapat bertahan hidup
sekitar 24-72 jam.

2
2. Skrotum
Skrotum disebut juga kantong pelir, berjumlah sepasang yang
dipisahkan oleh septum internal. Pada masing-masing skrotum terdapat testis.
Pada skrotum terdapat otot dartos dan otot kremaster. Otot dartos berfungsi
untuk menggerakkan skrotum untuk mengerut dan mengendur dalam rangka
adaptasi terhadap udara panas maupun dingin. Pada saat udara panas maka tali
yang mengikat skrotum akan mengendur untuk membiarkannya turun lebih jauh
dari tubuh. Sebaliknya apabila udara dingin maka tali tersebut akan menarik
skrotum mendekati tubuh sehingga akan tetap hangat. Hal ini dilakukan untuk
menunjang fungsi dari testis. Selain itu otot dartos juga berfungsi dalam
merespon rangsangan seksual. Sedangkan otot kremaster berfungsi untuk
mengatur suhu lingkungan testis agar lebih rendah dari suhu tubuh, karena
proses spermatogenesis (pembentukan sperma) dapat berjalan dengan baik pada
suhu stabil, yaitu 3ᵒC lebih rendah dari suhu di dalam tubuh.
3. Testis
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa testis terdapat dalam kantong
skrotum. Fungsi testis adalah untuk memproduksi sperma. Proses
spermatogenesis (pembentukan sperma) terjadi di sel-sel tubulus seminiferus.
Sperma yang dihasilkan oleh seorang laki-laki dewasa normal kurang lebih 100
juta sel sperma setiap hari. Sperma berfungsi untuk meneruskan keturunan.
Testis juga menghasilkan hormon reproduksi yaitu testosteron yang
dihasilkan oleh sel-sel Leydig yang terletak di celah-celah antara tubulus
seminiferus. Selain sel Leydig terdapat juga sel Sertoli yang berfungsi
memberikan nutrisi bagi spermatozoid yang sedang berkembang dan
menghancurkan sel germinativum yang cacat.
Hormon estosterone sangat berpengaruh terhadap perkembangan
kelamin sekunder pada seorang laki-laki, menentukan sikap mental seorang
laki- laki, serta penampilan kejantanan tubuhnya. Ciri-ciri kelamin sekunder
pada seorang laki-laki antara lain:
1) Suara yang membesar
2) Tumbuhnya kumis, jenggot, serta rambut pada bagian tertentu
3) Bentuk dada yang bidang.
4. Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran atau saluran reproduksi terdiri atas saluran epididimis,
saluran vas deferens, saluran ejakulasi, dan saluran uretra.
1) Saluran Epididimis
Epididimis merupakan saluran berliku-liku yang memiliki
panjang 4-6 meter dan menghubungkan antara testis dengan vas
deferens. Di dalam epididimis ini, tempat menyimpan sperma kurang
lebih selama 2 minggu hingga mengalami proses pematangan sampai
sperma menjadi dewasa dan siap membuahi sel telur.
2) Saluran Vas Deferens
Setelah sperma matang, dari saluran epididimis sperma
disalurkan ke dalam vas deferens. Bagaimana prosesnya? Saat ereksi

3
maka iotot dinding saluran epididimis akan berkontraksi mendorong sel
sperma ke saluran vas deferens.
3) Saluran Ejakulasi (duktus ejakulatoris)
Setelah dari vas deferens, semen/mani (sel sperma dan air) yang
terbentuk dialirkan ke bagian saluran pemancaran yang disebut duktus
ejakulatoris. Dari bagian ini, sperma disemprotkan lewat saluran uretra.
Pada keadaan ini, penis dalam keadaan menegang, untuk dapat
menyalurkan semen ke dalam alat kelamin wanita, peristiwa ini disebut
ejakulasi. Sperma yang tidak dikeluarkan dari dalam tubuh akan mati
lalu diserap oleh tubuh.
4) Saluran Uretra
Saluran uretra memiliki dua fungsi yaitu mengeluarkan cairan sperma
dan mengeluarkan urine.
b) Organ Reproduksi Wanita
Ketika dilahirkan normalnya seorang anak wanita telah mempunyai organ
reproduksi yang lengkap. Akan tetapi belum berfungsi sepenuhnya dengan sempurna.
Organ reproduksi akan berfungsi sepenuhnya saat seorang wanita telah memasuki masa
pubertas, dimana ditandai dengan perubahan-perubahan pada organ seks seperti
pembesaran payudara, pinggul dan keluar darah haid (menstruasi) (Ns. Hernida Dwi
Lestari, SPd, 2016).
Organ reproduksi wanita terdiri atas ovarium, tuba fallopi, uterus, vagina, dan
vulva (Mudhari, 2018).
1. Ovarium
Ovarium atau indung telur terletak di sebelah kiri dan kanan rahim.
Bentuk ovarium seperti buah kenari dengan panjang 3-5 cm, lebar 2-3 cm, tebal
1 cm dan berat 15 gram. Ovarium berfungsi sebagai tempat oogenesis
(pembentukan ovum/ sel telur), menghasilkan hormon estrogen dan
progesteron. Sel telur diproduksi setiap 28 hari. Hormon estrogen dan
progesteron akan mempengaruhi sifat-sifat pada wanita untuk menjadi dewasa.
2. Tuba Fallopi
Tuba fallopi disebut juga oviduk yaitu merupakan saluran yang panjang
menuju ke rahim. Setelah telur mengalami pematangan, selanjutnya akan
disalurkan melewati oviduk. Di dalam saluran inilah terjadi pembuahan antara
sperma dan ovum. Di dalam sepanjang saluran tuba fallopi ini terdapat rambut-
rambut getar atau cilia yang berfungsi untuk mendorong atau mempermudah
jalannya zigot hasil pembuahan.
3. Uterus
Uterus atau rahim merupakan suatu rongga pertemuan dari dua saluran
tuba falopi bagian kiri dan kanan. Uterus berbentuk seperti buah pir terbalik.
Bagian leher bawah dari uterus adalah serviks (leher rahim).
Dinding rahim tersusun atas perimetrium (lapisan terluar), miometrium
(lapisan tengah berupa otot polos) dan lapisan endometrium (lapisan terdalam).
Endometrium tersusun atas dua lapisan, yaitu stratum fungsionalis (lapisan ini
luruh saat menstruasi) dan stratum basalis (berdekatan dengan miotrium).

4
Fungsi uterus (rahim) ini adalah sebagai tempat menempelnya janin hingga
tumbuh besar. Kehidupan janin ditopang oleh plasenta. Plasenta akan
mencukupi kebutuhan janin yang berupa O2 dan makanan yang diperoleh dari
ibunya.
4. Vagina
Vagina merupakan suatu saluran tempat berlangsungnya proses
kopulasi (pertemuan antara dua alat kelamin), jalan keluar menstruasi, dan jalan
keluar bayi. Panjang vagina 8-10 cm, dindingnya berlipat-lipat, dan elastis.
Vagina bermuara pada vulva.
Vagina terdiri atas bagian-bagian berikut.
1) Selaput lendir (membran mukosa)
Selaput lendir merupakan bagian terluar dari vagina yang dapat
mense- kresikan lendir pada saat terjadi rangsangan seksual. Lendir
tersebut dihasilkan oleh kelenjar bartholin.
2) Jaringan otot
Jaringan otot penyusun vagina adalah otot polos yang dapat
berkontraksi untuk memperlebar saluran vagina dan uterus serta
mengembalikan ke bentuk semula. Hal ini diperlukan dalam proses
persalinan.
3) Jaringan ikat
Jaringan ikat dan jaringan otot berperan dalam melebarkan
uterus ketika janin akan keluar. Pada saat janin sudah dilahirkan maka
kedua jaringan ini akan mengembalikan uterus ke bentuk semula.
5. Vulva
Vulva merupakan organ reproduksi wanita luar yang terdiri atas bagian-
bagian berikut.
a. Mons pubis
Merupakan bagian vulva yang tersusun atas jaringan lemak, dan
akan ditumbuhi rambut bila sudah masa pubertas.
b. Labia mayor
Labia mayor atau bibir besar terletak di bawah mons pubis,
berupa lipatan berjumlah sepasang, ditumbuhi rambut bila sudah masa
pubertas.
c. Labia minor
Labia minor atau bibir kecil merupakan dua lipatan kulit diantara
kedua labia mayor. Labia minor tidak ditumbuhi rambut, mengandung
kelenjar keringat dan kelenjar sebasea.
d. Klitoris
Merupakan organ erektil pada wanita, terletak di bagian atas
dari struktur labium. Klitoris banyak terdapat pembuluh darah dan
ujung-ujung saraf yang sangat sensitif.
e. Orifi sium uretra
Merupakan saluran keluar urine dari kandung kemih.

5
f. Mulut vagina
Mulut vagina dikelilingi membran yang disebut himen (selaput
dara). Jadi ada dua saluran yang langsung berhubungan dengan vulva
yaitu orifi sium uretra dan vagina.

2.3 Hormon pada Sistem Reproduksi Manusia


1. Pada Reproduksi Laki-Laki
Selama kebangkitan gairah seks, maka jaringan ini akan terisi penuh
oleh darah, dimana akan terjadi penutupan vena oleh peningkatan tekanan
sehingga penis penuh dengan darah yang menyebabkan terjadinya ereksi. Ereksi
sangat penting artinya untuk memasukkan penis ke dalam vagina saat terjadi
kopulasi.
Setiap laki-laki normal akan mengejakulasikan semennya sebanyak 2-5
ml, dan setiap 1 ml mengandung sperma 50-150 juta sperma (normozoospermia
: ≥ 20 juta/ml). Pada saat semen berada di saluran wanita, prostaglandin dalam
semen mengencerkan mukus pada permukaan uterus dan menggerakan otot
uterus serta merangsang untuk membantu masuknya semen ke uterus. Semen
yang bersifat alkalis akan membantu menetralkan suasana lingkungan vagina
yang sedikit asam, sehingga melindungi sperma dan meningkatkan
motilitasnya. Saat pertama kali diejakulasikan , semen berkoagulasi sehingga
memudahkan untuk digerakan oleh kontraksi uterus, sampai diuterus
antikoagulan mencairkan semen guna membantu sperma untuk bisa berenang
melalui saluran perempuan menuju sel telur (Sutarno, 2015)
Kelenjar pituitari mensekresikan dua hormon gonadotropin dengan
pengaruh yang berbeda-beda pada testis. LH merangsang produksi androgen
oleh sel-sel leydig sedangkan FSH mempengaruhi tubulus seminiferus untuk
meningkatkan spermatogenesis. LH dan FSH diatur secara bergantian oleh
hormon hipotalamus (GnRH). Konsentrasi LH, FSH dan GnRH dalam darah
diatur melalui umpan-balik negatif oleh androgen, sedangkan GnRH dikontrol
melalui umpan-balik negatif dari LH dan FSH.
Hormon seks pria yang utama adalah testosteron yang dihasilkan oleh
sel-sel leydig di dalam tubulus seminiferus testis. Disamping itu, testis juga
menghasilkan estrogen yang diproduksi oleh sel Sertoli di dalam tubulus
seminiferus. Selain mengontrol proses spermatogenesis, testosteron juga
berfungsi dalam karakteristik seks sekunder, seperti :
➢ Genitalia eksterna : penis memanjang dan melebar, skrotum menjadi
gelap dan melipat-lipat
➢ Genitalia interna : kelenjar aksesoris membesar dan mengeluarkan
sekret
➢ Suara : laring membesar, pita suara memanjang dan menebal, suara berat
➢ Pertumbuhan rambut : muncul janggut, garis rambut kepala mundur,
tumbuh rambut dibagian tertentu
➢ Mental : tertarik pada lawan jenis

6
➢ Konformasi tubuh : bau melebar, otot membesar
➢ Sekresi sel sebasea mengentel dan meningkat (jerawat)

2. Pada Reproduksi Wanita


Hormon seks wanita adalah estrogen dan progesteron, estrogen terutama
meningkatkan proliferasi dan pertumbuhan dari sel-sel yang khusus di dalam
tubuh dan berperan dalam perkembangan karakteristik kelamin sekunder
wanita, sedangkan progesteron berkaitan hampir seluruhnya dengan persiapan
akhir dari uterus untuk menerima kehamilan dan persiapan payudara untuk
menyusui.
a. Estrogen
Sekresi hormon estrogen terjadi akibat FSH mempengaruhi
ovarium untuk berkembang dan berfungsi pada saat pubertas.
Sedangkan LH, bersama-sama FSH berfungsi mematangkan folikel dan
sel telur, dan merangsang terjadinya ovulasi. Hormon estrogen
merupakan hormon steroid yang sebagian besar dihasilkan oleh ovarium
(teka interna folikel) dan sebagian lagi oleh korteks adrenal dan
plasenta. Terhadap uterus hormon ini menyebabkan endometrium
mengalami stadium proliferasi yaitu lapisan endometrium berkembang
dan menjadi tebal diikuti dengan lebih banyak kelenjar, pembuluh darah
arteri maupun vena. Ada tiga macam estrogen dalam plasma darah yaitu
: 17 Beta–estradiol, estron dan estriol.
Hormon estrogen mempengaruhi karakteristik seks sekunder
wanita, seperti :
• Pembesaran payudara, uterus, vagina
• Bahu sempit, panggul yang lebar dan paha yang menyatu
• Pertumbuhan rambut pada tempat tertentu
• Terjadi penimbunan lemak pada payudara dan bokong
• Penahanan garam dan air sehingga memperoleh berat badan
tepat sebelum haid
• Sekresi sel sebasea lebih encer sehingga kulit menjadi lebih
halus, menghambat komedo.
b. Progesteron
Progesteron merupakan hormon steroid yang dihasilkan oleh
korpus luteum (menjadi stadium sekresi), plasenta dan folikel. Uterus
yang sudah berkembang akibat pengaruh hormon estrogen, selanjutnya
dipengaruhi hormon progesteron. Progesteron di dalam darah 2% berada
dalam keadaan bebas, 80% terikat ke albumin dan 18% ke globulin.
Efek Progesteron :
➢ Perubahan siklik uteri (vaskularisasi endometrium), sehingga
memudahkan uterus untuk menerima ovum yang telah dibuahi
➢ Perubahan payudara, merangsang pembentukan lobulus dan
sekresi alveolus (terjadi akibat rangsangan prolaktin)

7
➢ Menghambat LH dan meningkatkan efek inhibin estrogen
sehingga ovulasi terhambat.

2.4 Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia


Sistem reproduksi pada manusia dapat mengalami ganguan. Gangguan itu bisa
disebabkan oleh penyakit atau kelainan. Gangguan pada sistem reproduksi manusia dapat
menyerang baik pria maupun wanita. Namun ada beberapa penyakit yang hanya menyerang
pria atau wanita (Drs. Abdul Hamid, n.d.).
Berikut adalah penyakit pada sistem reproduksi manusia. Langsung saja kita simak
yang pertama:
1. Kanker Vagina
Penyakit ini menyerang wanita. Kanker vagina sampai saat ini tidak diketahui
penyebabnya dan kemungkinan disebabkan oleh virus yang menyebabkan iritasi.
Upaya pengobatannya dapat dilakukan dengan kemoterapi dan bedah laser.
2. Gangguan Menstruasi Penyakit ini menyerang wanita.
Gangguan atau penyakit ini bisa berupa amenore primer dan juga amenore sekunder.
Amenore primer merupakan gejala dimana menstruasi tidak terjadi hingga usia 17
tahun dan unsur seksual sekunder juga tidak berkembang. Sementara itu, amenore
sekunder adalah tidak proses menstruasi selama 3 hingga 6 bulan pada wanita yang
telah mengalami siklus menstruasi sebelumnya.
3. AIDS Penyakit ini menyerang baik pria maupun wanita.
AIDS atau Acquired Immuno Defi ciency Syndrome adalah penyakit yang merusak
sistem imun pada manusia dengan menyerang sel darah putih. Sampai sekarang
penyakit ini belum bisa disembuhkan bahkan vaksinnya belum ditemukan sehingga
sangat berbahaya dan mematikan. AIDS disebabkan oleh virus HIV (Human
immunodefi ciency virus). Virus ini menular lewat darah dan cairan kelamin baik
melalui jarum suntik, ASI, maupun melalui hubungan seksual.
4. Epididimitis Penyakit ini menyerang pria.
Epididimitis adalah peradangan pada saluran epididimis yang disebabkan oleh infeksi
atau karena terkena penyakit menular seksual (PMS). Penyakit ini ditandai dengan rasa
nyeri disertai pembengkakan pada salah satu testis.
5. Sifilis Penyakit ini menyerang pria.
Sifilis adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidium
yang ditandai dengan berbagai gejala yaitu:
a. Luka pada alat kelamin, rektum, lidah, dan bibir.
b. Pembengkakan getah bening pada bagian paha.
c. Bercak-bercak di seluruh tubuh.
d. Tulang dan sendi terasa nyeri ruam pada tubuh terutama pada bagian tangan dan
telapak kaki.
Gejala ini bisa hilang walaupun bakteri masih terdapat di dalam tubuh. Bakteri ini dapat
menyerang otak hingga mengalami kebutaan dan gila. Penyakit ini dapat menular ke
orang lain. Pengobatan dapat dilakukan dengan antibiotik yang diberikan segera.

8
6. Herpes Genetalis
Herpes adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus herpes yang ditandai dengan
rasa gatal dan sakit di sekitar alat kelamin.
7. Kanker Ovarium
Kanker ovarium adalah kanker yang menyerang ovarium pada alat kelamin wanita.
Gejala penyakit ini tidak jelas namun biasanya ditandai oleh rasa pegal pada panggul,
perubahan fungsi saluran pencernaan, atau mengalami pendarahan abnormal pada
vagina. Kanker ovarium dapat ditangani dengan kemoterapi dan pembedahan.
8. Kanker Rahim
Kanker rahim (uterus) adalah kanker yang sering terjadi di endometrium. Endometrium
adalah tempat dimana janin tumbuh. Penyakit ini menyerang wanita yang berusia
diantara 60 sampai 70 tahun.
9. Keputihan
Ada 2 macam keputihan, yaitu yang normal dan yang tidak normal. Keputihan normal
bila lendir berwarna bening, tidak berbau, dan tidak gatal. Bila salah satu saja dari ketiga
syarat tersebut tidak terpenuhi berarti keputihan tersebut dikatakan tidak normal.
10. Infeksi Vagina
Infeksi ini menyerang wanita usia produktif terutama yang telah menikah. Penyebabnya
adalah hubungan kelamin. Penyakit ini ditandai dengan keputihan dan timbul gatal-
gatal.

9
BAB III
Penutup

3.1 Kesimpulan
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang
baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak
punah. Pada manusia untuk mengahasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa
fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara
generative atau seksual.

3.2 Saran
Semoga makalah yang kami susun ini dapat sangat bermanfaat bagi para pembaca, dan
dapat memberikan pengetahuan sedikit tentang reproduksi yang dialami manusia, dan berbagai
macam penyakit yang bisa terjangkit pada sistem reproduksi. Kami mengetahui bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi penulisannya, bahasa
dan lain sebagainnya. Untuk itu saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami
harapkan agar dapat terciptannya makalah yang baik yang dapat memberi pengetahuan yang
benar kepada pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Abdul Hamid, M. P. . D. A. B. T. (n.d.). Reproduksi pada Makhluk Hidup.


Mudhari, M. S. (2018). Modul Tema 10. 64.
Ns. Hernida Dwi Lestari, SPd, Mk. (2016). Guru Pembelajar Modul Guru Produktif
Keperawatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kelompok Kompetensi G : Anatomi
Fisiologi Tubuh Manusia 2.
Oktaviani.J. (2018). Sistem Reproduksi.
Http://Eprints.Undip.Ac.Id/46709/3/Ika_Septiana_Eryani_22010111130099_LapKTI_B
ab2.Pdf, 51(1), 10–16.
Sutarno, N. (2015). Reproduksi Manusia. 1–58. file:///C:/Users/USER/Pictures/organ.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai