Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TENTANG
SIMULASI ANATOMI SISTEM REPRODUKSI

Disusun oleh
Siti Nurhaliza
Ade Putri Najira
Baiq Oktavia ilhana Rengganis
Nurul Fitria
Dwi Sarita Mukhlis
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul "Anatomi dan Fisiologi Sistem
Reproduksi. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Ilmu Biomedik
Dasar. Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu Kami mengharapkan
kritikan dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami berharap makalah ini bermanfaat khususnya bagi kami sendiri dan pihak yang telah
membacanya, serta kami mendoakan semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapatkan
balasan dari Allah SWT.
Daftar Isi

Kata Pengantar ..........................................................................................................................

Daftar Isi .....................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................

1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................

1.3 Tujuan ................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................

2.1 Proses Reproduksi ...........................................................................................................

2.2 Organ Kelamin Primer dan Aksesoris .............................................................................

2.3 Penentuan Jenis Kelamin ................................................................................................

2.4 Sistem Reproduksi Laki-Laki ...........................................................................................

2.5 Sistem Reproduksi Perempuan ......................................................................................

2.6 Fertilitas .........................................................................................................................

2.7 Kontrasepsi ...................................................................................................................

2.8 Kehamilan dan Perkembangan Awal ...........................................................................

BAB III PENUTUP ....................................................................................................................

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................

3.2 Saran .................................................................................................................................

Daftar Pustaka ........................................................................................................................


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.

Setiap makhluk hidup tentunya menginginkan untuk meneruskan keturunannya, demikian juga
dengan manusia. Reproduksi atau berkembang biak merupakan kemampuan suatu organisme untuk
menghasilkan keturunan atau organisme baru agar kelestariannya tetap terjaga. Proses reproduksi oleh
sistem reproduksi memiliki dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Keduanya memiliki system
reproduksi yang berlainan dan saling membutuhkan. Manusia bereproduksi secara kawin atau seksual.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses reproduksi?

2. Apa saja organ kelamin primer dan aksesoris?

3. Bagaimana penentuan jenis kelamin perempuan dan laki-laki?

4. Apa saja sistem reproduksi laki-laki?

5. Apa saja sistem reproduksi perempuan?

6. Apa yang dimaksud dengan fertilitas?

7. Apa yang dimaksud dengan kontrasepsi?

8. Bagaimana terjadinya kehamilan dan perkembangan awal?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui proses reproduksi

2. Untuk mengetahui organ kelamin primer dan aksesoris.

3. Untuk mengetahui penentuan jenis kelamin perempuan dan laki-laki

4. Untuk mengetahui sistem reproduksi laki-laki

5. Untuk mengetahui sistem reproduksi perempuan.

6. Untuk mengetahui apa itu fertilitas

7. Untuk mengetahui apa itu kontrasepsi.

8. Untuk mengetahun terjadinya kehamilan dan perkembangan awal.

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Proses Reproduksi

Awal proses reproduksi manusia terjadi ketika sel sperma bertemu dengan sel telur, yang umumnya
terjadi dalam hubungan seksual.

Reproduksi seksual adalah reproduksi yang melibatkan penggabungan informasi genetik dan dua
individu dengan jenis kelamin berbeda. Reproduksi seksual terjadi saat sel telur betina bertemu dengan
sel sperma jantan lalu meluruh dan membentuk zigot.

Reproduksi seksual menghasilkan keturunan dengan keragaman yang tinggi Hal ini dikarenakan pada
peluruhan sel telur dan sperma terjadi penggabungan informasi genetik keduanya. Inilah alasan
mengapa anak hanya mirip dengan orang tuanya, namun tidak pernah sama persis.

Reproduksi seksual terjadi pada kebanyakan organisme multiseluler (bersel banyak) seperti manusia,
kebanyakan hewan, juga sebagian besar dari tumbuhan.

2.2 Organ Kelamin Primer dan Aksesoris

A. Laki-laki

1. Penis, organ vital pria yang digunakan untuk berhubungan seksual. Saat mencapai klimaks, sperma
akan keluar melalui saluran di dalam penis

2. Skrotum, kantong kulit yang menggantung pada pangkal penis. Kantung keci dan berotot ini
melindungi testis, beserta saraf dan pembuluh darah

3. Testis, organ paling penting dari sistem reproduksi laki-laki yang yang terletak di dalam skrotum.
Testis merupakan kelenjar tempat sperma dan testosteron diproduksi.

Untuk organ aksesoris, uretra, vas deferens, epididimis, vesikula seminalis. duktus ejakulatorius,
kelenjar prostat, dan kelenjar bulbourethral. Berbagai jenis organ aksesoris tersebut berfungsi untuk
memproduksi, menyimpan, dan mengatur keluarnya sperma

B. Perempuan

1. Tuba Falopi, organ ini berbentuk menyerupai tabung kecil yang menempel di bagian atas rahim. Tuba
falopi berfungsi sebagai jalur sel telur untuk bergerak dari ovarium ke rahim.

2. Ovarium, kelenjar berbentuk oval dan berukuran kecil yang terletak di kedua sisi rahim. Ovarium
menghasilkan sel telur dan hormon estrogen serta progesteron.

3. Vagina dan serviks, jalur yang menghubungkan serviks (mulut rahim) ke bagian luar tubuh. Vagina
dikenal juga sebagai jalan lahir. Saat berhubungan seksual, sperma akan disalurkan ke dalam organ ini
melalui penis.
4. Uterus (rahim), organ berongga berbentuk menyerupai buah pir yang merupakan tempat bagi janin
untuk berkembang semasa kehamilan.

Untuk organ aksesoris, labium mayor, labium minor, kelenjar Bartholin, dan klitoris. Organ-organ
ini berfungsi untuk memicu hasrat seksual wanita, melindungi organ reproduksi internal wanita dari
berbagai penyebab infeksi, dan membantu proses pembuahan sel telur oleh sel sperma.

2.3 Penentuan Jenis Kelamin

Jenis kelamin bayi ditentukan oleh tipe kromosom dan sperma pria yang membuahi sel telur.
Kombinasi kromosom X dan kromosom Y membentuk jenis kelamin laki-laki, sedangkan kombinasi dua
kromosom X membentuk jenis kelamin wanita. Tiap sel sperma akan mengandung antara satu
kromosom X atau satu kromosom Y. Sementara tiap sel telur wanita mengandung satu kromosom X Saat
terjadi pembuahan, sperma-sperma yang mengandung kromosom X maupun Y secepatnya bergerak
menuju sel telur. Namun hanya ada satu sperma dengan salah satu kromosom yang akan bersatu
dengan sel telur dan menjadi janin.

Bayi laki-laki atau perempuan ditentukan oleh sperma manakah (X atau Y) yang lebih dulu
mencapai sel telur Jika sperma dengan kromosom Y berhasil terlebih dahulu mencapai sel telur, maka
janin akan berkromosom XY, sehingga akan mengandung bayi laki-laki. Namun jika sperma dengan
kromosom X lebih dulu bertemu sel telur, maka janin akan berkromosom XX dan menjadi bayi
perempuan.

2.4 Sistem Reproduksi Laki-Laki

Baik pria maupun wanita memiliki organ reproduksi yang terdiri dari dua bagian berdasarkan
letaknya, yaitu alat kelamin luar dan dalam. Organ reproduksi pria berfungsi untuk menghasilkan sperma
(gametogenesis) dan menyalurkan sperma ke wanita.

1. Alat Reproduksi Bagian Luar

1. Penis berfungsi sebagai alat penetrasi pada vagina wanita saat kopulasi (persetubuhan)

2. Uretra adalah saluran yang mengantarkan urin dan sperma.


3. Skrotum (zakar) merupakan suatu kantong kulit yang membungkus testis dan epididimis.

2. Alat Reproduksi Bagian Dalam

1. Testis

Testis pada pria berjumlah sepasang, berbentuk oval, dan terletak di skrotum. Di dalam testis terjadi
proses pembuatan sel kelamin jantan dan hormon kelamin. Pada testis terdapat pembuluh halus (vas
seminiferus) yang mengandung calon sperma pada bagian dindingnya. Diantara vas seminiferus
terdapat sel bernama sel interstitial yang berfungsi menghasilkan hormon kelamin, misalnya
testosteron. Selain itu, terdapat sel besar, sel Sertoli yang berguna untuk memberikan makanan bagi
sperma.

2. Epididimis

Epididimis merupakan saluran reproduksi yang berfungsi sebagai tempat pematangan sperma. Selain
itu, epididimis dibentuk oleh saluran berlekuk-lekuk yang tidak teratur dan juga menjadi tempat
penyimpanan sperma sementara. Saluran yang menghubungkan antara epididimis dan testis disebut
duktus eferen testis.

3. Vas deferens

Saluran ini merupakan lanjutan dari epididimis Fungsinya adalah mengangkut sperma menuju
vesikula seminalis (kantong sperma). Vas deferens dan saluran dari kelenjar kantong sperma akan
bersatu membentuk ductus ejakulatorius yang akhirnya bermuara di uretra.

4. Kelenjar Kelamin

Kelenjar kelamin yang dimiliki oleh seorang pria adalah vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan
kelenjar bulbouretral (Cowper).

a. Vesikula seminalis, sepasang kelenjar yang berfungsi menghasilkan 50-60% dari volume total cairan
semen yang berwarna jernih dan kental. Komponen terpenting didalamnya adalah fruktosa dan
prostaglandin

b. Kelenjar prostat kelenjar kelamin terbesar pada pria yang menyumbang 15% dari volume total
cairan semen dengan komponen pentingnya adalah asam fosfatase, seng, sitrat, dan protease.
Kandungan tersebut membuat cairan semen menjadi lebih encer

c. Kelenjar bulbouretral (Cowper): sepasang kelenjar kecil yang mengeluarkan cairan sebelum penis
mengeluarkan sperma dan semen.

2.5 Sistem Reproduksi Perempuan

Anatomi fisiologi sistem reproduksi wanita dibagi menjadi 2 bagian yaitu: alat reproduksi wanita
bagian dalam yang terletak di dalam rongga pelvis, dan alat reproduksi wanita bagian luar yang terletak
di perineum.
1. Alat Reproduksi Bagian Luar

1. Mons veneris / Mons pubis

Disebut juga gunung venus merupakan bagian yang menonjol di bagian depan simfisis terdiri dari
jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat setelah dewasa tertutup oleh rambut yang bentuknya segitiga.
Mons pubis mengandung banyak kelenjar sebasea (minyak) berfungsi sebagai bantal pada waktu
melakukan hubungan seks.

2. Bibir besar (Labia mayora)

Merupakan kelanjutan dari mons veneris berbentuk lonjong. Panjang labia mayora 7-8 cm. lebar 2-3
cm dan agak meruncing pada ujung bawah Kedua bibir ini dibagian bawah bertemu membentuk
perineum, permukaan terdiri dari :

• Bagian luar, tertutup oleh rambut yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris

• Bagian dalam tanpa rambut merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak).

3. Bibir kecil (labia minora)

Merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit, terletak dibagian dalam bibir besar (labia mayora)
tanpa rambut yang memanjang kearah bawah klitoris dan menyatu dengan fourchette, semantara
bagian lateral dan anterior labia biasanya mengandung pigmen, permukaan medial labia minora sama
dengan mukosa vagina yaitu merah muda dan basah.

4. Klitoris

Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil, dan letaknya dekat ujung
superior vulva. Organ ini mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat
sensitive analog dengan penis laki laki. Fungsi utama klitoris adalah menstimulasi dan meningkatkan
ketegangan seksual.

5. Vestibulum
Merupakan alat reproduksi bagian luar yang berbentuk seperti perahu atau lonjong. terletak di
antara labia minora, klitoris dan fourchette. Vestibulum terdiri dari muara uretra, kelenjar parauretra,
vagina dan kelenjar paravagina. Permukaan vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah teriritasi
oleh bahan kimia, panas dan friksi.

6. Perineum

Merupakan daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan anus. Perinium membentuk
dasar badan perineum.

7. Kelenjar Bartholin

Kelenjar penting di daerah vulva dan vagina yang bersifat rapuh dan mudah robek Pada saat
hubungan seks pengeluaran lendir meningkat.

8. Himen (Selaput dara)

       Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina bersifat rapuh dan mudah robek, himen ini
berlubang sehingga menjadi saluran dari lender yang dikeluarkan uterus dan darah saat menstruasi

9. Fourchette

Merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak pada pertemuan ujung bawah
labia mayora dan labia minora. Di garis tengah berada di bawah orifisium vagina. Suatu cekungan kecil
dan fosa navikularis terletak di antara fourchette dan himen.

2. Alat Reproduksi Bagian Dalam

1. Ovarium, disebut indung telur.

Ovarium adalah sepasang organ berbentuk oval yang terletak di rongga perut. Ovarium
memiliki struktur berbentuk bulatan-bulatan yang disebut folikel. Tiap folikel mengandung sel telur
(oosit) yang berada pada lapisan tepi ovarium. Fungsinya adalah memproduksi telur matang untuk
pembuahan dan produksi hormon steroid dalam jumlah besar.

2. Oviduk (Tuba Fallopi)


Oviduk merupakan saluran penghubung antara ovarium dan rahim (uterus). Di ujungnya terdapat
fimbria yang menyerupai jari-jari untuk menangkap telur yang matang. Oviduk ini berfungsi untuk
membawa sperma dan telur ke tempat terjadinya pembuahan, yaitu ampula tuba.

3. Rahim (Uterus)

Rahim pada wanita hanya ada satu dan tersusun atas otot yang tebal. Rahim bagian bawah memiliki
ukuran yang lebih kecil dan biasa disebut sebagai leher rahim (cervix). Bagian yang besar dan uterus
disebut dengan corpus uteri. Terdapat tiga lapsan utama uterus, yaitu perimetrium, miometrium, dan
endometrium. Endometrium merupakan lapisan yang akan mengalami penebalan dan pengelupasan
apabila tidak ada pembuahan. Fungsi utamanya adalah tempat menunjang pertumbuhan dan
perkembangan janin.

4. Vagina

Vagina merupakan alat kelamin wanita yang menghubungkan alat kelamin luar dengan rahim. Vagina
terdiri atas otot yang membujur ke arah belakang. Dinding vagina banyak memiliki lipatan meskipun
lebih tipis dari rahim. Selain itu, lendir yang dihasilkan dari dindingnya berfungsi mempermudah
persalinan Fungsi vagina adalah menahan penis saat berhubungan seksual dan menyimpan semen
sementara.

2.6 Fertilitas

Fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang
perempuan dengan ada tanda-tanda kehidupan, misalnya berteriak, bernafas, jantung berdenyut, dan
sebagainya. Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran mortalitas, karena
seorang perempuan hanya meninggal satu kali, tetapi ia dapat melahirkan lebih dari seorang bayi
(Mantra, 2000:145)

Definisi menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health
Organization-WHO), terdapat tiga konsep mengenai kelahiran. Pertama, lahir hidup (live birth), adalah
kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, di mana si bayi
menunjukkan tanda-tanda kehidupan pada saar dilahirkan. Kedua adalah lahir mati, kelahiran seorang
bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan
pada saat dilahirkan. Konsep terakhir adalah aborsi, peristiwa kematian bayi dalam kandungan dengan
umur kurang dari 28 minggu baik secara sengaja maupun tidak disengaja (Adioetomo dan Samosir
2010:73-74)

2.7 Kontrasepsi

Kontrasepsi adalah mencegah terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau pencegahan
menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim (Taufan Nugroho dkk, 2014).
Keluarga berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan,
mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk
mewujudkan keluarga yang berkualitas (BKKBN, 2015). Macam-macam kontrasepsi Menurut (Atikah
proverawati, 2010):

A. Kontrasepsi sederhana

1. Kondom. Kondom merupakan selubung sarung karet tipis yang dipasang pada penis sebagai tempat
penampungan sperma yang dikeluarkan pria pada saat senggama sehingga tidak tercurah pada vagina.
Cara kerja kondom yaitu mencegah pertemuan ovum dan sperma atau mencegah spermatozoa
mencapai saluran genital wanita. Sekarang sudah ada jenis kondom untuk wanita, angka kegagalan dari
penggunaan kondom ini 5-21%.

2. Coitus Interuptus. Coitus interuptus atau senggama terputus adalah menghentikan senggama dengan
mencabut penis dari vagina pada saat suami menjelang ejakulasi. Kelebihan dari cara ini adalah tidak
memerlukan alat/obat sehingga relatif sehat untuk digunakan wanita dibandingkan dengan metode
kontrasepsi lain, risiko kegagalan dari metode ini cukup tinggi.

3. KB Alami. KB alami berdasarkan pada siklus masa subur dan tidak masa subur, dasar utamanya yaitu
saat terjadinya ovulasi. Untuk menentukan saat ovulasi ada 3 cara, yaitu metode kalender, suhu basal,
dan metode lendir serviks.

4. Diafragma. Diafragma merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mencegah sperma mencapai
serviks sehingga sperma tidak memperoleh akses ke saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan
tuba fallopi). Angka kegagalan diafragma 4-8% kehamilan.

5. Spermicida. Spermisida adalah suatu zat atau bahan kimia yang dapat mematikan dan menghentikan
gerak atau melumpuhkan spermatozoa di dalam vagina, sehingga tidak dapat membuahi sel telur.
Spermisida dapat berbentuk tablet vagina, krim dan jelly, aerosol (busa/foam), atau tisu KB. Cukup
efektif apabila dipakai dengan kontrasepsi lain seperti kondom dan diafragma.

B. Kontrasepsi hormonal

1. KB. Suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau tablet yang berisi gabungan hormon
estrogen dan progesteron (Pil Kombinasi) atau hanya terdiri dari hormon progesteron saja (Mini Pil).
Cara kerja pil KB menekan ovulasi untuk mencegah lepasnya sel telur wanita dari indung telur,
mengentalkan lendir mulut rahim sehingga sperma sukar untuk masuk kedalam rahim dan menipiskan
lapisan endometrium. Mini pil dapat dikonsumsi saat menyusui. Efektifitas pil sangat tinggi, angka
kegagalannya berkisar 1-8% untuk pil kombinasi dan 3-10% untuk mini pil
2. Suntik KB. Suntik KB ada dua jenis yaitu, suntik KB 1 bulan (cyclofem) dan suntik KB 3 bulan (DMPA)
Cara kerjanya sama dengan pil KB Efek sampingnya dapat terjadi gangguan haid, depresi, keputihan,
jerawat, perubahan berat badan, pemakaian jangka panjang bisa terjadi penurunan libido, dan densitas
tulang

3. Implant Implant adalah alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit. biasanya di lengan atas. Cara
kerjanya sama dengan pil, implan mengandung levonorgestrel Keuntungan dari metode implant ini
antara lain tahan sampai 5 tahun, kesuburan akan kembali segera setelah pengangkatan Efektifitasnya
sangat tinggi, angka kegagalan 1-3%

4. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/ IUD AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam
rahim yang bentuknya bermacam macam, terdiri dari plastik (polyethylene), ada yang dililit tembaga
(Cu), dililit tembaga bercampur perak (Ag) dan ada pula yang batangnya hanya berisi hormon
progesteron. Cara kerjanya meninggikan getaran saluran telur sehingga pada waktu blastokista sampai
ke rahim endometrium belum siap menerima nidasi, menimbulkan reaksi mikro infeksi sehingga terjadi
penumpukan sel darah putih yang melarutkan blastokista, dan lilitan logam menyebabkan reaksi anti
fertilitas. Efektifitasnya tinggi, angka kegagalan 1%

2.8 Kehamilan dan Perkembangan Awal

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilisasi hingga lahirnya bayi
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut
kalender internasional. Kehamilan berlangsung dalam tiga trimester, trimester satu berlangsung dalam
13 minggu, trimester kedua 14 minggu (minggu ke-14 hingga ke27), dan trimester ketiga 13 minggu
(minggu ke-28 hingga ke-40) (Evayanti, 2015:1). Kehamilan adalah proses normal yang menghasilkan
serangkaian perubahan fisiologis dan psikologis pada wanita hamil (Tsegaye et al, 2016:1).

Proses kehamilan sampai persalinan merupakan mata rantai satu kesatuan dari konsepsi, nidasi,
pengenalan adaptasi, pemeliharaan kehamilan perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong
kelahiran bayi, dan persalinan dengan kesiapan pemeliharaan bayi (Sitanggang dkk, 2012: 2).

1. Ovulasi

Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang kompleks.
Selama masa subur berlangsung 20-35 tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses
pematangan dan terjadi ovulasi (Manuaba 2010:75)

2. Spermatozoa

Sperma bentuknya seperti kecebong terdiri atas kepala berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti
(nucleus) Leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergetar
sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat Panjang ekor kira-kira sepuluh kali bagian kepala. Proses
pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks, spermatogonium berasal dari primitive
tubulus, menjadi spermatosit pertama, menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatid, akhirnya
spermatozoa. Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat
mencapai tuba falopi. Spermatozoa yang masuk ke dalam alat genetalia wanita dapat hidup selama tiga
hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi (Manuaba, 2010:76-77)

3. Pembuahan (Konsepsi/Fertilisasi)

Menurut Manuaba dkk (2010:77-79), keseluruhan proses konsepsi berlangsung seperti uraian
dibawah ini :

A. Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiate yang mengandung
persediaan nutrisi.

B. Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah sitoplasma yang vitelus. c) Dalam
perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi dialirkan ke dalam vitelus,
melalui saluran zona pelusida.

C. Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas yang dindingnya penuh jonjot dan
tertutup sel yang mempunyai silia Ovum mempunyai waktu hidup terlama di dalam ampula tuba.

D. Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam

4. Nidasi atau Implantasi

Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium. Umumnya nidasi
terjadi pada depan atau belakang rahim dekat fundus uteri. Terkadang pada saat nidasi terjadi sedikit
perdarahan akibat luka desidua yang disebut tanda Hartman (Dewi dkk, 2011:71).

5. Plasentasi

Plasenta adalah organ vital untuk promosi dan perawatan kehamilan dan perkembangan janin
normal. Hal ini diuraikan oleh jaringan janin dan ibu untuk dijadikan instrumen transfer nutrisi penting
(Afodun et al. 2015). Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah nidasi
embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia plasentasi berlangsung sampai 12-18
minggu setelah fertilisasi (Saifuddin. 2010:145).

6. Pertumbuhan dan Perkembangan

dewi dkk (2011:72-80) pertumbuhan dan perkembangan embrio dari trimester I sampai dengan
trimester 3 adalah sebagai berikut:

1. Trimester I
a. Minggu ke-1. Disebut masa germinal Karakteristik utama masa germinal adalah sperma membuahi
ovum yang kemudian terjadi pembelahan sel.

b. Minggu ke-2. Terjadi diferensiasi massa seluler embrio menjadi dua lapis (stadium bilaminar). Yaitu
lempeng epiblast (akan menjadi ectoderm) dan hypoblast (akan menjadi endoderm) Akhir stadium ini
ditandai alur primitive (primitive streak).

c. Minggu ke-3. Terjadi pembentukan tiga lapis/lempeng yaitu ektoderm dan endoderm dengan
penyusupan lapisan mesoderm diantaranya diawali dari daerah primitive streak.

d. Minggu ke-4. Pada akhir minggu ke-3/awal minggu ke-4, mulai terbentuk ruas-ruas badan (somit)
sebagai karakteristik pertumbuhan periode ini Terbentuknya jantung, sirkulasi darah, dan saluran
pencernaan.

e. Minggu ke-8. Pertumbuhan dan diferensiasi somit terjadi begitu cepat, sampai dengan akhir minggu
ke-8 terbentuk 30-35 somit, disertai dengan perkembangan berbagai karakteristik fisik lainnya seperti
jantungnya mulai memompa darah. Anggota badan terbentuk dengan baik.

f. Minggu ke-12. Beberapa system organ melanjutkan pembentukan awalnya sampai dengan akhir
minggu ke-12 (trimester pertama). Embriomenjadi janin. Gerakan pertama dimulai selama minggu ke
12. Jenis kelamin dapat diketahui. Ginjal memproduksi urine

2. Trimester II

a. Sistem sirkulasi. Janin mulai menunjukkan adanya aktivitas denyut jantung dan aliran darah. Dengan
alat fetal ekokardiografi, denyut jantung dapat ditemukan sejak minggu ke-12.

b. Sistem respirasi. Janin mulai menunjukkan gerak pernafasan sejak usia sekitar 18 minggu
Perkembangan struktur alveoli paru sendiri baru sempurna pada usia 24-26 minggu Surfaktan mulai
diproduksi sejak minggu ke-20, tetapi jumlah dan konsistensinya sangat minimal dan baru adekuat
untuk pertahanan hidup ekstrauterin pada akhir trimester III.

c. Sistem gastrointestinal. Janin mulai menunjukkan aktivitas gerakan menelan sejak usia gestasi 14
minggu. Gerakan menghisap aktif tampak pada 26-28 minggu. Secara normal janin minum air ketuban
450 cc setiap hari. Mekonium merupakan isi yang utama pada saluran pencernaan janin. tampak mulai
usia 16 minggu.

d. Sistem Saraf dan Neuromuskular. Sistem ini merupakan sistem yang paling awal mulai menunjukkan
aktivitasnya, yaitu sejak 8-12 minggu. berupa kontraksi otot yang timbul jika terjadi stimulasi lokal. Sejak
usia 9 minggu, janin mampu mengadakan fleksi alat-alat gerak, dengan refleks-refleks dasar yang sangat
sederhana.
e. Sistem Saraf Sensorik Khusus/Indra. Mata yang terdiri atas lengkung bakal lensa (lens placode) dan
bakal bola mata/mangkuk optic (optic cup) pada awalnya menghadap ke lateral, kemudian berubah
letaknya ke permukaan ventral wajah.

f. Sistem Urinarius. Glomerulus ginjal mulai terbentuk sejak umur 8 minggu Ginjal mulai berfungsi sejak
awal trimester kedua dan dalam vesika urinaria dapat ditemukan urine janin yang keluar melalui uretra
dan bercampur dengan cairan amnion.

g. Sistem Endokrin. Kortikotropin dan Tirotropin mulai diproduksi di hipofisis janin sejak usia 10 minggu
mulai berfungsi untuk merangsang perkembangan kelenjar suprarenal dan kelenjar tiroid. Setelah
kelenjar kelenjar tersebut berkembang, produksi dan sekresi hormon-hormonnya juga mulai
berkembang.

3. Trimester III

a. Minggu ke-28. Pada akhir minggu ke-28. panjang ubun-ubun bokong adalah sekitar 25 cm dan berat
janin sekitar 1.100 g. Masuk trimester ke 3. dimana terdapat perkembangan otak yang cepat, sistem
saraf mengendalikan gerakan dan fungsi tubuh mata mulai membuka Surfaktan mulai dihasilkan di paru-
paru pada usia 26 minggu, rambut kepala makin panjang, kuku-kuku jari mulai terlihat.

b. Minggu ke-32. Simpanan lemak coklat berkembang di bawah kulit untuk persiapan pemisahan bayi
setelah lahir. Bayi sudah tumbuh 38-43 cm dan panjang ubun-ubun bokong sekitar 28 cm dan berat
sekitar 1.800 gr Mulai menyimpan zat besi, kalsium, dan fosfor Bila bayi dilahirkan ada kemungkinan
hidup 50-70%.

c. Minggu ke-36. Berat janin sekitar 1500-2500 gram. Lanugo mulai berkurang, saat 35 minggu paru
telah matur, janin akan dapat hidup tanpa kesulitan Seluruh uterus terisi oleh bayi sehingga ia tidak bisa
bergerak atau berputar banyak. Kulit menjadi halus tanpa kerutan, tubuh menjadi lebih bulat lengan dan
tungkai tampak montok Pada janin laki-laki biasanya testis sudah turun ke skrotum.

d. Minggu ke-38. Usia 38 minggu kehamilan disebut aterm, dimana bayi akan meliputi seluruh uterus.
Air ketuban mulai berkurang, tetapi masih dalam batas normal.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu Reproduksi adalah kemampuan
makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru Tujuannya adalah untuk mempertahankan
jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk menghasilkan keturunan yang
baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan
dengan cara generatif atau seksual

3.2 Saran

Dari pembahasan diatas dapat diambil beberapa saran, yaitu: Kami sebagai penulis. menyadari bahwa
makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, kami akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.

DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unimus.ac.id/
http://eprints.undip.ac.id/

https://simdos.unud.ac.id/

https://sinta.unud.ac.id/

http://repository.unimus.ac.id/

http://eprints.umpo.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai