Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

DISUSUN OLEH :

FIDIAR DANENDRA (P1337420623084)


ANGELA GRACIA CHRISTY (P1337420623092)
DZARMIFAH KHARISZATUL FARIQ (P1337420623096)
LATIFA AULIA RAHMA (P1337420623099)
IMELDA ZAHWA RIDA (P1337420623102)
RIMBA INDAH OKTAVIANI (P1337420623103)
FLADIA RADIASTRI NURALIFA (P1337420623110)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN DAN PROGRAM PROFESI NERS


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
KESEHATAN

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap smoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................1
C. Tujuan ..................................................................................................2
D. Manfaat ................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................3
A. Pengertian Teori dan Konsep Keperawatan ........................................3
B. Tujuan Teori dan Model Keperawatan ................................................3
C. Macam-Macam Model Teori Menurut Beberapa Ahli Keperawatan ..4
BAB III PENUTUP ........................................................................................16
A. Kesimpulan ..........................................................................................16
B. Saran ....................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak.
Terdiri dari testis, biak. Terdiri dari testis, ovarium dan bagian alat ovarium dan
bagian alat kelamin lainnya.
Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan
meskipun siklus reproduksi suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih
dapat bertahan hidup, sebagai contoh manusia yang dilakukan vasektomi pada
organ reproduksinya (testes atau ovarium) atau mencapai menopause dan
andropouse tidak akan mati. Pada umumnya reproduksi baru dapat berlangsung
setelah manusia tersebut mencapai masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal
ini diatur dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-ke oleh kelenjar-
kelenjar endokrin dan hormon lenjar endokrin dan hormon yang dihasilkan
dalam tubuh yang dihasilkan dalam tubuh manusia.
Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung
jawab terhadap kelangsungan suatu bertanggung jawab terhadap kelangsungan
suatu generasi. Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak bersifat vital
artinya tanpa adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak p tidak mati. Akan
tetapi mati. Akan tetapi bila makhluk tidup tidak dapat bereproduksi maka
kelangsungan generasi makhluk hidup tersebut terancam dan punah, karena
tidak dapat dihasilkan keturunan (anak) yang merupakan sarana untuk
melanjutkan generasi.

1
B. Tujuan

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :

1. Umum

Untuk mengetahui sistem reproduksi manusia.

2. Khusus
a. Untuk mengetahui struktur sistem reproduksi laki laki dan perempuan.
b. Untuk mengetahui fungsi sistem reproduksi laki laki dan perempuan.
c. Untuk mengetahui proses pembentukan sperma.
d. Untuk mengetahui proses pembentukan sel telur.
e. Untuk mengetahui proses kehamilan.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Sistem Reproduksi Manusia

3
BAB III

PEMBAHASAN

A. Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi merupakan sistem organ seks dalam organisme
yang bekerja sama untuk tujuan reproduksi seksual. Sistem reproduksi
pria adalah organ seks pria yang digunakan dalam aktivitas seksual.
Dan sistem reproduksi wanita adalah sistem biologis yang terdiri dari
organ dan jaringan yang digunakan untuk reproduksi atau
berkembangbiak pada perempuan.
B. Gametogenesis
Gametogenesis merupakan peristiwa pembentukan sel gamet,
baik gamet jantan/sel spermatozoa (spermatogenesis) dan juga gamet
betina/sel ovum.
1. Spermatogenesis
Spermatogenesis merupakan proses pembentukan sel
spermatozoa. Pembentukan Sperma (spermatogenesis) Terjadi di
dalam testis, bersifat diploid dan selalu membelah diri secara
metosis sehingga berjumlah banyak. Sebagian spermatogonium
membesar menjadi spermatosit primer dan terus membelah diri
secara meiosis membentuk spermatosis sekunder dan spermatosit
sekunder membelah diri kembali secara meiosis menjadi
spermatid yang berdiferensiasi menjadi sperma. Tiap-tiap sperma
memiliki jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom
spermatogonium. Dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu:
a. Hormon FSH
Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang
pembentukan sperma secara langsung. Serta merangsang sel
sertoli untuk meghasilkan ABP (Androgen Binding Protein)
untuk memacu spermatogonium untuk melakukan
spermatogenesis.
b. Hormon LH
Hormon LH yang berfungsi merangsang sel Leydig untuk
memperoleh sekresi testosterone (yaitu suatu hormone sex
yang penting untuk perkembangan sperma). Berlangsung
selama 74 hari sampai terbentuknya sperma yang fungsional.
Sperma ini dapat dihasilkan sepanjang usia. Sehingga tidak ada
batasan waktu, kecuali bila terjadi suatu kelainan yang
menghambat penghasilan sperma pada pria.
2. Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pembentukan dan
perkembangan sel ovum. Terjadi di dalam ovarium. Oogonium
bersifat diploid, membelah diri secara mitosis sehingga berjumlah
banyak. Oogonium berkembang menjadi oosit primer dan
membelah diri secara meiosis menjadi oosit sekunder dan badan
kutub pertama. Oosit sekunder mengandung kuning telur dan
sitoplasma, badan kutub pertama merupakan inti sel yang
kemudian membelah diri menjadi dua. Oosit sekunder membelah
diri secara meiosis menjadi otid dan badan kutub ke dua,
berkembang menjadi ovum yang haploid dan setiap oosit primer
menghasilkan satu ovum. Proses oogenensis dipengaruhi oleh
beberapa hormon yaitu:
a. Hormon FSH
Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang
pertumbuhan sel-sel folikel sekitar sel ovum.
b. Hormon Estrogen
Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi
hormone LH.
c. Hormon LH
Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya
ovulasi (yaitu proses pematangan sel ovum).

5
d. Hormon Progesteron
Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat
sekresi FSH dan LH. Selama 28 hari sekali sel ovum
dikeluarkan oleh ovarium. Sel telur ini telah matang
(mengalami peristiwa ovulasi).
Selama hidupnya seorang wanita hanya dapat
menghasilkan 400 buah sel ovum setelah masa menopause
yaitu berhentinya seorang wanita untuk menghasilkan sel
ovum yang matang Karena sudah tidak dihasilkannya
hormon, sehingga berhentinya siklus menstruasi sekitar usia
45-50 tahun.
Setelah ovulasi maka sel ovum akan mengalami 2
kemungkinan yaitu:
1) Tidak terjadi fertilisasi maka sel ovum akan mengalami
menstruasi yaitu luruhnya sel ovum matang yang tidak
dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang
robek. Terjadi secara periodic/sikus. Mempunyai kisaran
waktu tiap siklus sekitar 28-35 hari setiap bulannya.
2) Terjadi fertilisasi yaitu peleburan antara sel sperma
dengan sel ovum yang telah matang dan menghasilkan
zygote. Zygote akan menempel/implantasi pada dinding
uterus dan tumbuh berkembang menjadi embrio dan
janin. Keadaan demikian disebut dengan masa
kehamilan/gestasi nidasi. Janin akan keluar dari uterus
setelah berusia 40 minggu 288 hari/9 bulan 10 hari.
Peristiwa ini disebut dengan kelahiran.
C. Sistem Reproduksi Laki-laki
Secara anatomi organ reproduksi laki-laki terdiri dari organ
reproduksi eksternal yaitu skroturn dan penis, dan organ reproduksi
internal yaitu testis ( menghasilkan sperma dan hormone), kelenjar
aksesoris (mensekresikan produk esensial bagi pergerakan sperma),
dan sekumpulan duktus yang membawa sperma dan kelenjar.
1. Organ reproduksi eksternal
a) Penis berfungsi sebagai alat penetrasi pada vagina wanita
saat kopulasi (persetubuhan).
b) Uretra adalah saluran yang mengantarkan urin dan sperma.
c) Skrotum (zakar) merupakan suatu kantong kulit yang
membungkus testis dan epididimis.
2. Organ reproduksi internal
a) Testis
Testis pada pria berjumlah sepasang, berbentuk oval,
dan terletak di skrotum. Di dalam testis terjadi proses
pembuatan sel kelamin jantan dan hormon kelamin.
Pada testis terdapat pembuluh halus (vas seminiferus)
yang mengandung calon sperma pada bagian dindingnya.
Diantara vas seminiferus terdapat sel bernama sel interstitial
yang berfungsi menghasilkan hormon kelamin, misalnya
testosteron. Selain itu, terdapat sel besar, sel Sertoli yang
berguna untuk memberikan makanan bagi sperma.
b) Epididimis
Epididimis merupakan saluran reproduksi yang berfungsi
sebagai tempat pematangan sperma. Selain itu, epididimis
dibentuk oleh saluran berlekuk-lekuk yang tidak teratur dan
juga menjadi tempat penyimpanan sperma sementara.

7
Saluran yang menghubungkan antara epididimis dan testis
disebut duktus eferen testis.
c) Vas deferens
Saluran ini merupakan lanjutan dari epididimis.
Fungsinya adalah mengangkut sperma menuju vesikula
seminalis (kantong sperma). Vas deferens dan saluran dari
kelenjar kantong sperma akan bersatu membentuk duktus
ejakulatorius yang akhirnya bermuara di uretra.
d) Kelenjar kelamin
Kelenjar kelamin yang dimiliki oleh seorang pria
adalah vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar
bulbouretral (Cowper).
1) Vesikula seminalis
Vesikula seminalis merupakan sepasang kelenjar
yang berfungsi menghasilkan 50-60% dari volume total
cairan semen yang berwarna jernih dan kental.
Komponen terpenting didalamnya adalah fruktosa dan
prostaglandin.
2) Kelenjar prostat
Kelenjar prodtat merupakan kelenjar kelamin
terbesar pada pria yang menyumbang 15% dari volume
total cairan semen dengan komponen pentingnya adalah
asam fosfatase, seng, sitrat, dan protease. Kandungan
tersebut membuat cairan semen menjadi lebih encer.
3) Kelenjar bulbouretral
Kelenjar bulbouretral (Cowper) merupakan
sepasang kelenjar kecil yang mengeluarkan cairan
sebelum penis mengeluarkan sperma dan semen.
D. Sistem Reproduksi Perempuan
Secara anatomi organ reproduksi perempuan terdiri dari organ
reproduksi ekstemal yaitu klitoris, dua pasang labia yang
mengelilingi klitoris, dan lubang vagina dan Organ reproduksi
internal yaitu sepasang ovarium, duktus dan ruang untuk
menghantarkan sperma serta menampung embrio dan fetus (uterus).

1. Organ reproduksi eksternal


a) Labia mayora
Labia mayora (bibir besar), yaitu struktur terbesar alat
kelamin luar perempuan yang tebal dan berlapiskan lemak.
Labia mayora ini mengelilingi organ pada alat kelamin luar
lainnya dan berakhir menjadi mons pubis.
b) Labia minora
Labia minora (bibir kecil) ialah lipatan kulit yang halus
dan tidak memiliki lapisan lemak.
c) Mons veneris
Mons veneris adalah tonjolan lemak yang besar sebagai
pertemuan antara sepasang labia mayora.
d) Klistoris
Klitoris, disebut juga kelentit. Klitoris berupa tonjolan
kecil dan memanjang serta homolog dengan penis pada
pria. Sebagian besar tersembunyi di antara kedua labia
minora.
e) Orificium urethrae.
Orificium urethrae adalah muara dari saluran kencing
yang terleak di bawah klitoris.

9
f) Himen
Himen sering disebut sebagai selaput dara.
g) Kelenjar reproduksi
Sama halnya seperti pria, wanita juga memiliki
beberapa kelenjar reproduksi, di antaranya adalah kelenjar
vestibulari mayor dan minor serta parauretralis.
2. Organ reproduksi internal
a) Ovarium
Ovarium adalah sepasang organ berbentuk oval yang
terletak di rongga perut. Ovarium memiliki struktur
berbentuk bulatan-bulatan yang disebut folikel. Tiap folikel
mengandung sel telur (oosit) yang berada pada lapisan tepi
ovarium. Fungsinya adalah memproduksi telur matang
untuk pembuahan dan produksi hormon steroid dalam
jumlah besar.
b) Oviduk (Tuba Fallopi)
Oviduk merupakan saluran penghubung antara ovarium
dan rahim (uterus). Di ujungnya terdapat fimbria yang
menyerupai jari-jari untuk menangkap telur yang matang.
Oviduk ini berfungsi untuk membawa sperma dan telur ke
tempat terjadinya pembuahan, yaitu ampula tuba.
c) Rahim (Uterus)
Rahim pada wanita hanya ada satu dan tersusun atas
otot yang tebal. Rahim bagian bawah memiliki ukuran
yang lebih kecil dan biasa disebut sebagai leher rahim
(cervix). Bagian yang besar dari uterus disebut dengan
corpus uteri. Terdapat tiga lapsan utama uterus, yaitu
perimetrium, miometrium, dan endometrium. Endometrium
merupakan lapisan yang akan mengalami penebalan dan
pengelupasan apabila tidak ada pembuahan. Fungsi
utamanya adalah tempat menunjang pertumbuhan dan
perkembangan janin.

11
d) Vagina
Vagina merupakan alat kelamin wanita yang
menghubungkan alat kelamin luar dengan rahim. Vagina
terdiri atas otot yang membujur ke arah belakang. Dinding
vagina banyak memiliki lipatan meskipun lebih tipis dari
rahim. Selain itu, lendir yang dihasilkan dari dindingnya
berfungsi mempermudah persalinan. Fungsi vagina adalah
Kehamilan menahan penis saat berhubungan seksual dan
menyimpan semen sementara.

E. Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang hampir
selalu terjadi pada setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah
bertemunya sperma dan ovum, tumbuh dan berkembang di dalam
uterus selama 259 hari atau 37 minggu atau sampai 42 minggu.
Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu trimester pertama
mulai dari konsepsi sampai 3 bulan, trimester kedua mulai dari bulan
keempat sampai 6 bulan, trimester ketiga mulai dari bulan ketujuh
sampai 9 bulan.
Proses kehamilan merupakan matarantai yang berkesinambung
dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan

13
pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan
plasenta, dan tumbuh, kembang basil konsepsi sampai aterm.
1. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh
sistem hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang
berlangsung 20 sampai 35 tahun, hanya 420 buah ovum yang
dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi. Dengan
pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang mendadak,
terjadi proses pelepasan ovum yang disebut ovulasi.
2. Spermatozoa
Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan hanya
beberapa ratus yang dapat mencapai tuba fallopi. Spermatozoa
yang masuk ke dalam alat genitalia wanita dapat hidup selama
tiga hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi
3. Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut
konsepsi atau fertilisasi dan membentuk zigot Ovum yang
dilepaskan dalam proses ovulasi. Konsepsi terjadi pada pars
ampularis tuba Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup
selama 48 jam. Kedua inti ovum dan Inti spermatozoa bertemu
dengan membentuk zigot
4. Proses nidasi atau implementasi
Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa,
terbentuk zigot yang dalam beberapa jam telah mampu membelah
dirinya menjadi dua dan seterusnya. Nidasi atau implantasi terjadi
pada hari ke-6 sampai 7 setelah konsepsi. Pada saat tertanamnya
blastula ke dalam endometrium, mungkin terjadi perdarahan yang
disebut tanda hartman.
5. Pembentukan plasenta
Sel trofoblas menghancurkan endometrium sampai terjadi
pembentukan plasenta yang berasal dari primer vili korealis.
Ruangan amnion dengan mendekati korion sehingga jaringan
yang terdapat di antara amnion dan embrio padat dan berkembang
menjadi tali pusat.

15
DAFTAR PUSTAKA

Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses &
Praktik. Jakarta: EGC. Hlm130,137Suzanne C.smeltzer dan Brenda G. Bare.2002.

Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah, Brunner & suddarth. Jakarta: EGC.30,31M.


Gaie

Rubenfeld dan Barbara K. Scheffer.2010.Berpikir kritis untuk perawat ,Strategi berbasis


kompetensi. Jakarta: EGC. 50.51

R. Siti Maryam, S.Kp, Ns. Santu Setiawati, S.Kep, Ns. Mia Fatma Ekasari, S. Kep,
2008. Berpikir Kritis dalam Proses Keperawatan. Jakarta :EGC. Hlm 6,7

Anda mungkin juga menyukai