Anda di halaman 1dari 6

TUGAS FISIOLOGI

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SPERMA

OLEH KELOMPOK 8 :

 Made Linda Rusdyana Devi P07124217057


 Ni Kadek Mita Indrayani P07124217058
 Ni Wayan Rinayanti P07124217059
 Ni Luh Putu Diana Puspita Karma Yanti P07124217060
 Ni Made Wahyu Mahendradani P07124217061
 Ni Putu Galih Mia Utami P07124217063

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
SEMESTER 1 TINGKAT 1 PRODI D IV JURUSAN KEBIDANAN
2017/2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang

Spermatozoid atau sel sperma atau spermatozoa (besal dari bahasa Yunani Kuno yang


berarti benih dan makhluk hidup) adalah sel dari sistem reproduksi jantan. Sel sperma adalah
sel di dalam reproduksi laki-laki yang dibentuk di testis. Sel inilah yang nantinya akan
bertemu dengan sel telur ( ovum ) pada wanita untuk bersatu dan membentuk zigot.

Zigot adalah sebuah sel dengan kromosom lengkap yang akan berkembang menjadi
embrio. Peran aktif spermatozoon adalah sebagai gamet jantan sehingga penting pada
keberhasilan munculnya individu baru. Oleh karena itu, di dalam reproduksi sering
diperlukan adanya standar kualitas spermatozoa.

Sel sperma pada manusia bersifat haploid yang berjumlah 23 kromosom, sehingga jika
nantinya sel sperma bertemu dengan sel telur pada wanita, maka lengkaplah sel tersebut
menjadi sel yang bersifat diploid yang memiliki jumlah kromosom sebanyak 46 buah.

1.2     Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah yang dibahas pada makalah ini antara lain:

1)        Bagaimana proses perkembangan sperma ?

2)        Bagaimana proses pertumbuhan sperma?

1.3     Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain sebagai berikut:.

1)        Dapat menjelaskan pertumbuhan sel sperma.

2)        Dapat menjelaskan proses terjadinya perkembangan sperma


BAB II

Pertumbuhan Sperma

Ketika dibentuk pertama kali spermatid masih memiliki sifat-sifat yang lazim dari sel
epiteloid, tetapi segera berdifiriensasi dan memanjang menjadi spermatozoa. Spermatozoa
terdiri atas kepala dan ekor. Kepala terdiri dari inti sel yang padat dengan hanya sedikit
sitoplasma dan lapisan membran sel di sekeliling permukaannya. Di bagian luar dua pertiga
anterior kepala terdapat selubung tebal yang disebut akrosom yang terutama dibentuk oleh
apartus Golgi. Selubung ini mengandung sejumlah enzim yang serupa dengan enzim yang
ditemukan pada lisosom sel-sel yang khas, termasuk hialuronidase (yang dapat mencerna
filamen proteoglikan jaringan) dan enzim proteolitik yang sangat kuat (yang dapat mencerna
protein). Enzim ini berperan penting dalam memungkinkan sperma memasuki ovum dan
membuahinya.

Ekor sperma yang disebut flagrlum, memiliki tiga komponen utama:

1. Kerangka pusat yang dibentuk dari 11 mikrotubulus, yang secara keseluruhan


disebut aksonemo – struktur tersebut serupa dengan struktur silia yang terdapat
pada permukaan sel tipe lain.
2. Membran sel tipis yang menutupi aksonema.
3. Sekelompok mitokondria yang mengelilingi aksonema di bagian proksimal ekor.

Gerakan maju-mundur ekor (gerakan flagela) memberikan motilitas pada sperma. Gerakan
ini disebabkan oleh gerakan meluncur longitudinal secara ritmis di antara tubulus posterior
dan anferior yang membentuk aksonema. Energi untuk proses ini disuplai dalam bentuk
adenosintrifofat yang disintesis oleh mitokondria di badan ekor. Sperma normal bergerak
dalam medium cair dengan kecepatan 1 sampai 4 mm/menit, kecepatan ini memungkinkan
sperma bergerak melalui traktus genitalia perempuan untuk mencapai ovum.

Urutan pertumbuhan sperma (spermatogenesis) adalah sebagai berikut:


spermatogonium (membelah 2), spermatosit pertama (membelah 2), spermatosit kedua
(membelah 2), spermatid dan tumbuh menjadi spermatozoa (sperma). Pada masa pubertas,
spermatogonia membelah diri secara mitosis sehingga menghasilkan lebih banyak
spermatogonia. Pada manusia, spermatogonia mengandung 23 pasang kromosom atau 46
kromosom (diploid). Beberapa spermatogonia membelah diri kembali, sedangkan lainnya
berkembang menjadi spermatosit primer yang juga mengandung kromosom sebanyak 46
kromosom. Sel – sel spermatosit primer tersebut kemudian membelah secara meiosis nebjadi
dua spermatosit sekunder yang jumlah kromosomnya menjadi setengahnya (23 kromosom
haploid). Selanjutnya spermatosit sekunder membelah lagi secara meiosis menjadi empat
spermatid. Jadi, spermatosit primer mengalami pembelahan meiosis I yang menghasilkan dua
spermatosit sekunder.

Selama pembelahan meiosis II, kedua spermatosit sekunder membelah lagi menghasilkan
empat spermatid. Selanjutnya spermatid berdiferensi menjadi sel kelamin dewasa (masak)
yang disebut spermatozoa atau sperma. Ini juga memiliki 23 kromosom (haploid).

Pada manusia proses spermatogenesis berlangsung setiap hari. Siklus spermatogenesis


berlangsung rata – rata 74 hari. Artinya , perkembangan sel spermatogonia menjadi
spermatozoa matang memerlukan waktu rata – rata 74 hari. Sementara itu pemasakan
spermatosit menjadi sperma memerlukan waktu dua hari.

Proses pemasakan spermatosit menjadi sperma dinamakan spermatogenesis dan terjadi di


dalam epidemis. Pada pria dewasa normal, proses spermatogenesis terus berlangsung
sepanjang hidup, walaupun kualitas dan kuantitasnya makin menurun dengan bertambahnya
usia.

Perkembangan Sperma

Sel sperma atau yang ilmiah disebut spermatozoa diproduksi oleh testis. Dalam
pembentukannya, sel sperma akan mengalami proses yang disebut spermatogenesis. Proses
spermatogenesis ini akan berlangsung selama 2-3 minggu untuk menjadi spermatozoa atau
sel sperma yang sempurna. Testis akan terus memproduksi sel sperma mulai dari usia remaja
hingga usia tua. Hormon LH yang berfungsi merangsang sel leydig untuk memperoleh
sekresi testosteron ( yaitu suatu hormon sex yang penting untuk perkembangan sperma ).
Berlangsung selama 74 hari sampai terbentuknya sperma yang fungsional. Sperma ini dapat
dihasilkan sepanjang usia. Sehingga tidak ada batasan waktu, kecuali bila terjadi suatu
kelainan yang menghambat penghasilan sperma pada pria.
BAB III

PENUTUP

3.1 Saran

a. Memperbanyak membaca buku referensi tentang pertumbuhan dan perkembangan


sperma

b. Mempelajari tentang pertumbuhan dan perkembangan sperma melalui kehidupan sehari-


hari

3.2 Kesimpulan

Selama pertumbuhan makhluk hidup juga mengalami pematangan organ – organ


reproduksi sehingga siap untuk berkembang biak. Proses pematnagn organ –organ reproduksi
ini dikenal dengan istilah perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan dapat jelas
diamati pada makhluk hidup yang mengalami metamorfosis dalam tahapan hidupnya.

Pada manusia pematangan organ reproduksi pada umumnya terjadi pada usia remaja.
Tanda pematangan organ reproduksi pada anak laki-laki bisa diamati dari perubahan suara
dan tumbuhnya rambut di beberapa bagian tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

HALL, PHD JOHN E. dan GUYTON. 2014. Fisiologi kedokteran edisi keduabelas.
Singapore. Elsevier (singapore) Pte. Ltd

Aladakatti, R.H., R.N. Ahmed, and G. Ghoseawar.2002. Sperm Parameters Changes Induced
by AZADIRACHTA INDICA Root on Albino Rat. J. Basic and Clin Physiol.
Pharmacol.12(1):3-9

Campbell, Neil A..2004. “Biologi”. Erlangga: Jakarta

Dreef HC, Van Esch E, De Rijk EPCT.2007. Spermatogenesis in the Cow: A Pratical Guide
for Routine Morphological Staging. J Tox Pathol.35:395-404

Anda mungkin juga menyukai