Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Embriologi

adalah

ilmu

yang

mempelajari

tentang

perkembangan embrio dari pembuahan sel telur menjadi janin.


Manusia dibentuk melalui mekanisme yang sama di dalam rahim
bunda tercinta, mulai dari penyatuan gamet yaitu fertilisasi
sampai dilahirkannya janin. Seorang wanita disebut hamil jika sel
telur berhasil dibuahi oleh sel sperma laki laki (Fertilisasi). Hasil
pembuahan akan menghasilkan zigot, yang lalu berkembang
(dengan cara pembelahan sel secara besar besaran) menjadi
embrio. Pembuahan itu sendiri berlangsung setelah terjadinya
hubungan seksual antar lawan jenis, meskipun tidak semua
hubungan

seksual

akan

menghasilkan

pembuahan.

Ketidakmampuan pasangan suami istri untuk menghasilkan


kehamilan atau untuk membawa kehamilan sampai cukup bulan
setelah 12 bulan atau lebih, dan melakukan senggama teratur
tanpa menggunakan kontrasepsi dinamakan infertilisasi.
Spermatozoa adalah sel gamet jantan yang merupakan sel yang sangat
terdeferensiasi, satu-satunya sel yang memilki jumlah sitoplasma yang terperas
dan nyaris habis. Strukturnya sangat khusus untuk mengakomodasikan fungsinya.
Fungsi spermatozoa ada dua, yaitu mengantarkan material genetis jantan ke betina
dan fungsi kedua adalah mengaktifkan program perkembangan telur. Ovum
adalah gamet wanita, sel khusus yang digunakan dalam reproduksi seksual. Ovum
berisi satu set DNA haploid, setengah DNA diperlukan untuk kode untuk seluruh
organisme. Ketika bertemu dengan gamet jantan ovum akan dibuahi, berubah
menjadi zigot yang pada gilirannya akan berkembang menjadi embrio, janin, dan
akhirnya organisme dewasa. Janin atau embryo adalah makhluk yang sedang
dalam tingkat tumbuh dalam kandungan. Kandungan itu berada dalam tubuh
induk atau diluar tubuh induk (dalam telur). Tumbuh adalah perubahan dari
1

bentuk sederhana dan muda sampai bentuk yang komplek atau dewasa. Suatu
peristiwa persatuan antara spermatozoa dengan sel telur (ovum) disebut konsepsi.
Setelah terjadi proses konsepsi maka akan terjadi proses pembuahan, hasil proses
konsepsi yang masuk dan tertanam didalam endometrium disebut nidasi. Pada
suatu kehamilan dapat terjadi suatu proses penyatuan satu sel telur dan satu sel
sperma,yang segera sesudah pembuahan terpisah jadi dua yang kita sering sebut
dengan istilah bayi kembar.
I.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Bagaimana struktur dan fungsi ovum?


Bagaimana struktur dan fungsi spermatozoa?
Bagaimana proses terjadinya konsepsi?
Bagaimana proses nidasi?
Bagaimana periode pertumbuhan janin?
Bagaimana karakteristik janin tiap tahapannya?
Mengapa terjadi infertil pada wanita?
Bagaimana proses pembentukan bayi kembar?

I.3 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Untuk mengetahui struktur dan fungsi ovum


Untuk mengetahui struktur dan fungsi spermatozoa
Untuk mengetahui proses terjadinya konsepsi
Untuk mengetahui proses nidasi
Untuk mengetahui periode pertumbuhan janin
Untuk mengetahui karakteristik janin tiap tahapannya
Untuk mengetahui terjadinya infertil pada wanita
Untuk mengetahui terjadinya bayi kembar

I.4 Manfaat Penelitian


Dengan disusunnya makalah ini diharapkan memiliki manfaat bagi pembaca
dan khalayak umumnya dan bermanfaat bagi penulis khususnya.
I.5 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi literatur
yaitu dengan cara mengkaji dari berbagai literatur seperti buku, media, dan
jurnal.

BAB II

PEMBAHASAN

II.1Struktur dan Fungsi Ovum


Sel telur (ovum) adalah sel reproduksi (gamet) yang dihasilkan oleh
ovarium dari organisme berjenis kelamin betina. Berbeda dengan hewan

(termasuk manusia), tumbuhan betina juga menghasilkan sel telur yang


terlindung oleh bakal biji (ovulum). Sel telur manusia, berbentuk bulat,
berdiameter lebih-kurang 145 m, dengan jumlah kromosom 23 (haploid /
n). Pewarisan sifat (informasi genetik) dari pihak wanita, terdapat dalam sel
telur

ini.

Sel telur manusia, tidak dapat diperbaharui. Ovum atau sel telur adalah suatu
sel terbesar dalam tubuh manusia (wanita) . Ovum tertutup dalam folikel
telur dari indung telur. Ovum dilingkari oleh zona pellusida dan dilapisi oleh
korona radiata.
Ovum adalah gamet wanita, sel khusus yang digunakan dalam
reproduksi seksual. Ovum berisi satu set DNA haploid, setengah DNA
diperlukan untuk kode untuk seluruh organisme. Ketika bertemu dengan
gamet jantan, ovum dibuahi menjadi, berubah menjadi zigot yang pada
gilirannya akan berkembang menjadi embrio, janin, dan akhirnya organisme
dewasa. Ovum, seperti yang dikenal dalam bentuk jamak, mungkin juga
kadang-kadang disebut sebagai oosit.
Ovum bersifat non motil karena tidak memiliki alat pergerakan
seperti spermatozoon. Ovum memiliki bentuk yang bulat dan mampu
bergerak pasif untuk sampai ke tuba fallopii karena adanya bantuan dari
gerakan silia di bagian infundibulum dan ampula tuba Fallopii.
Pada manusia, Ovum diproduksi pada siklus teratur, disertai dengan
perubahan konsisten dalam kadar hormon yang dirancang untuk
mempersiapkan tubuh untuk pembuahan implantasi ovum dan selanjutnya
serta kehamilan. Tubuh akan terus mengulangi siklus ini sampai terjadi
kehamilan atau menopause masuk set.

Struktur ovum:
1) Membran Vitellin yaitu lapisan transparan di bagian dalam ovum.
2)
Zona Pellusida yaitu lapisan pelidung ovum yang tebal dan terletak di
bagian tengah. Terdiri dari protein dan mengandung reseptor untuk
spermatozoa
3) Korona Radiata yaitu merupakan sel-sel granulosa yang melekat disisi luar
oosit dan merupakan mantel terluar ovum yang paling tebal.
II.2Struktur dan Fungsi Spermatozoa
Spermatozoa adalah sel gamet jantan yang merupakan sel yang sangat
terdeferensiasi, satu-satunya sel yang memilki jumlah sitoplasma yang
terperas

dan

nyaris

habis.

Strukturnya

sangat

khusus

untuk

mengakomodasikan fungsinya. Fungsi spermatozoa ada dua, yaitu


mengantarkan material genetis jantan ke betina dan fungsi kedua adalah
mengaktifkan program perkembangan telur.
Sel-sel sperma memiliki struktur yang khusus, secara umum dibagi
kedalam tiga bagian, yakni: kepala, bagian tengah sperma dan ekor sperma.

Pada bagian ini terdapat inti sel. Bagian kepala dilengkapi dengan suatu
bagian yang disebut dengan akrosom, yaitu bagian ujung kepala sperma
yang berbentuk agak runcing dan menghasilkan enzim hialuronidase yang
berfungsi untuk menembus dinding sel telur. Di bagian kepala ini terdapat
22 kromosom tubuh dan 1 kromosom kelamin yaitu kromosom Xatau Y,
kromosom X untuk membentuk bayi berkelamin perempuan, sedangkan
kromosom Y untuk membentuk bayi berkelamin laki-laki. Kromosom
kelamin laki-laki inilah nantinya yang akan menentukan jenis kelamin pada
seorang bayi.
Bagian tengah mengandung mitokondria yang berfungsi untuk
pembentukan energi. Energi tersebut berfungsi untuk pergerakan dan
kehidupan sel sperma. Bahan bakar dalam pembentukan energi ini adalah
fruktosa.
Bagian ekor lebih panjang, bersifat motil atau banyak bergerak.
Fungsinya adalah untuk alat pergerakan sperma sehingga dapat mencapai sel
telur. Pergerakan sel ini maju didorong oleh bagian ekor dengan pergerakan
menyerupai sirip belakang ikan.
Pembentukan sperma dipengaruhi oleh hormon FSH (Folicel
Stimulating Hormone) dan LH (Lutenizing Hormone). Pembentukan FSH
dan LH dikendalikan oleh hormon gonadotropin yaitu hormon yang
disekresikan oleh kelenjar hipothalamus dari otak. Proses spermatogenesis
juga dibantu oleh hormon testosteron. Sperma yang sudah terbentuk di
dalam testis seperti pada proses di atas, kemudian akan disalurkan ke bagian
epididimis dan kemudian ke vas deferens, dan bercampur dengan sekret dari

kelenjar prostat dan cowperi. Dari tempat itu kemudian dikeluarkan melalui
uretra yang terdapat di dalam penis. Uretra juga merupakan saluran kencing
tetapi sperma tidak akan keluar bersamaan air kencing, jika hal ini terjadi
maka spermatozoa akan mati karena air kencing bersifat asam, sehingga hal
ini tidak pernah terjadi. Ada pengaturan oleh saraf-saraf uretra untuk
pembagian kedua tugas ini. Ketika seorang laki-laki dan seorang wanita
bersenggama (melakukan hubungan seksual) maka saraf akan mengontrol
katup uretra agar tidak terbuka. Bahkan, sebelum terjadi ejakulasi, cairan
basa dari kelenjar cowperi akan menetralkan sisa-sisa air kencing yang
terdapat di dalam saluran tersebut.

II.3Proses Terjadinya Konsepsi


Konsepsi adalah suatu peristiwa persatuan antara spermatozoa
dengan sel telur. Fertilisasi terjadi di ampula tuba, hanya satu sperma yang
telah menglami proses kapasitasi dapat melintasi zona pelusida masuk ke
dalam vitellus ovum. Setelah itu zona pelusida mengalami perubahan sehingga
tidak dapat dilalui sperma lain.
Ovum dilingkari oleh zona pellusida. Di luar zona pellusida im
ditemukan sel-sel korona radiata, dan di dalamnya terdapat ruang perivitellina,
tempat benda-benda kutub. Bahan-bahan darl sel-sel korona radiata dapat
disalurkan ke ovum melalui saluran-saluran halus di zona pellusida. Jumlah
sel-sel korona radiata di dalam ovum yang dilepas oleh ovarium disapu o1eh
mikrofilamen-mikrofilamen fimbria infundibulum ke arah ostium tuba
abdominale, dan disalurkan terus ke arah medial. Ovum sesudah dilepas oleh
ovarium mempunyai diameter 100 (0,1 mm).
Ditengah-tengahnya dijumpai nukleus yang berada dalam metafase
pada pembelahan pernatangan kedua, terapung-apung dalam sitoplasma yang
kekuning-kuningan yakni vitellus. Vitellus ini mengandung banyak zat hidrat
arang dan asam amino.
Perjalanan ovum di ampulla tuba makin berkurang, hingga ovum
hanya dilingkari oleh zona pellusida pada waktu berada dekat pada perbatasan
ampulla dan ismus tuba, tempat pembuahan umumnya terjadi. Hanya satu

spermatozoa yang telah mengalami proses kapasitasi, dapat melintasi zona


pellusida masuk ke vitellus. Sesudah itu zona pellusida segera mengalami
perubahan dan mempunyai sifat tidak dapat dilintasi lagi oleh spermatozoa
lain. Spermatozoa yang telah masuk ke vitellus kehilangan membran
nukleusnya yang tinggal hanya pronukleusnya. Masuknya spermatozoa ke
dalam vitellus membangkitkan nukleus ovum yang masih dalam. metafase
untuk pembelahan-pembelahannya. Sesudah anafase kemudian, timbul
telofase, dan benda kutub (polar body) kedua menuju ke ruang perivitellina.
Ovum sekarang hanya mempunyai pronukleus yang haploid. Pronukleus
spermatozoon telah mengandung juga jumlah kromosom yang haploid.
Kedua pronukleus dekat mendekati dan bersatu membentuk zigot
yang terdiri atas bahan genetik dari wanita dan pria. Pada manusia terdapat 46
kromosom, ialah 44 kromosom otosom dan 2 kromosom kelamin; pada seorang
pria satu X dan satu Y. Sesudah pembelahan kematangan maka ovum matang
mempunyai 22 koromosom otosom serta I kromosom X, dan suatu
spermatozoon 22 kromosom otosom serta I kromosom X atau 22 kromosom
otosom serta I kromosom Y. Zigot sebagai hasil pembuahan yang memiliki 44
kromosom otosom serta 2 kromosom X akan tumbuh sebagai seorang janin
wanita, sedang 44 kromosom otosom serta I kromosom X dan I kromosom Y
akan tumbuh sebagai seorang janin pria.
Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah
pembelahan zigot. Hal ini dapat berlangsung oleh karena sitoplasma ovum
mengandung banyak zat asam amino dan enzim. Segera setelah pembelahan ini
terjadi, maka pembelahan-pembelahan selanjutnya berjalan dengan lancar, dan
dalam 3 hari terbentuk suatu kelompok sel-sel yang sama besarnya. Hasil
konsepsi berada dalam stadium morula. Energi untuk pembelahan ini diperoleh
dari vitellus, hingga volume vitellus makin berkurang dan terisi seluruhnya
oleh morula. Dengan demikian, zona pellusida tetap utuh, atau dengan
perkataan lain, besarnya hasil konsepsi tetap sama. Dalarn ukuran yang sama
ini hasil konsepsi disalurkan terus ke pars ismika dan pars interstisialis tuba
(bagian-bagian tuba yang sempit) dan terus ke arah kavum uteri oleh arus serta
getaran silia pada permukaan sel-sel tuba dan kontraksi tuba.
8

II.4Proses Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Sel telur yang telah dibuahi (zigot) akan membelah diri
membentuk blastomer (bola padat yang terdiri atas sel-sel anakan yang lebih
kecil). Pada hari ke-3, bola tersebut terdiri atas 16 sel blastomer (morula), pada
hari ke-4 di dalam bola tersebut mulai terbentuk rongga (blastula).
Dua struktur penting dalam blastula, adalah:
1.
Lapisan luar (trofoblast), yang akan menjadi plasenta.
2.
Embrioblast (inner cell mass), yang akan menjadi janin.
Pada akhir minggu pertama ( hari ke 5 sampai ke 7 ) zygot
mencapai cavum uteri. Pada saat itu uterus sedang berada dalam fase sekresi
lendir dibawah pengaruh progesteron dari korpus luteum yang masih aktif.
Sehingga lapisan endometrium dinding rahim menjadi kaya pembuluh darah
dan banyak muara kelenjar selaput lendir rahim yang terbuka dan aktif. Kontak
antara zigot stadium blastokista dengan dinding rahim pada keadaan tersebut
akan mencetuskan berbagai reaksi seluler, sehingga sel sel trofoblast zigot
tersebut akan menempel dan mengadakan infiltrasi pada lapisan epitel
endometrium uterus.
Setelah nidasi, sel sel trofoblas yang tertanam di dalam
endometrium terus berkembang membentuk jaringan bersama dengan sistem
pembuluh darah maternal untuk menjadi plasenta, yang kemudian berfungsi
sebagai sumber nutrisi dan oksigenasi bagi jaringan embrioblas yang akan
tumbuh menjadi janin.
II.5Periode Pertumbuhan Janin
II.5.1 Perkembangan Janin

pada

Kehamilan

Minggu

(proses

pembentukan organ)
1) Sudah mulai terlihat struktur yang akan membentuk muka dan
leher.
2) Terjadi perkembangan pembentukan jantung dan pembuluh
darah
3) Terjadi pula pembentukan paru, lambung dan hepar.
4) Umumnya tes kehamilan sudah positif.

II.5.2 Perkembangan Janin pada Kehamilan 8 Minggu ( pembentukan


ekstremitas, bagian wajah )
1) Ukuran mencapai seukuran buah anggur, diameter sekitar 2,5
cm.
2) Telah terjadi pembentukan kelopak mata dan telinga, kadangkadang terlihat adanya pangkal hidung
3) Tungkai dan lengan sudah terbentuk secara lengkap
4) Jari-jari sudah semakin panjang dan terpisah satu sama lain.
II.5.3 Perkembangan Janin pada Kehamilan 12 Minggu ( sudah mulai
bisa dirasakan )
1) Panjang janin sekitar 5 cm, mulai terlihat gerakan janin.
2) Rahim mulai dapat diraba pada perabaan dinding perut.
3) Dengan alat khusus, sudah dapat didengar detik jantung janin
4) Alat kelamin sudah mulai jelas.
II.5.4 Perkembangan Janin pada Kehamilan 16 Minggu ( mata berkedip,
sistem sirkulasi sempurna )
1) Panjang janin sekitar 11-12 cm dan berat sekitar 250 gram
2) Rahim teraba sekitar pertengahan simfisis pusat
3) Mata sudah dapat berkedip dan proses pembentukan jantung
dan pembuluh darah sudah sempurna.
4) Jari-jari tangan sudah memiliki sidik jari.
II.5.5 Perkembangan Janin pada Kehamilan 20 Minggu ( menghisap ibu
jari, ada gerakan )
1) Panjang sekitar 25 cm dan berat sekitar 450 gram
2) Tinggi rahim sekitar pusar
3) Janin sudah dapat mengisap ibu jari, menyeringai .
4) Terasa gerakan janin.
II.5.6 Perkembangan Janin pada Kehamilan 24 Minggu ( bayi merasakan
naik dan turun )
1) Berat janin sekitar 600 gram.
2) Memberikan respon terhadap suara, gerakan.
3) Seringkali dapat dirasakan adanya gerakan gerakan janin.
4) Dapat merasakan gerakan naik atau turun oleh karena organ.
telinga yang sudah terbentuk dengan baik.
II.5.7 Perkembangan Janin pada Kehamilan 28 Minggu ( kesempatan
hidup bayi prematur )
1) Berat janin sekitar 1 kilogram.
2) Umumnya sudah berada pada posisinya.
3) Kesempatan hidup cukup besar bila terpaksa harus dilahirkan
sebagai bayi prematur.
4) Waspada terhadap gejala persalinan preterm.
10

II.5.8 Perkembangan Janin pada Kehamilan 32 Minggu


1) Berat janin sekitar 2 kg.
2) Kulit sudah tidak terlampau keriput oleh karena sudah mulai
terjadi pembentukan lemak dibawah kulit.
3) Persiapkan laktasi.
II.6Karakteristik Janin Tiap Tahapannya
Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40 minggu atau 280
hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia janin sendiri adalah
38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya
sperma dengan telur), yang terjadi dua minggu setelahnya.
Dalam dunia kedokteran, proses kehamilan dibagi menjadi tiga
fase sesuai dengan pertumbuhan fisik bayi. Masing-masing fase tersebut
disebut trimester. Berikut adalah perkembangan janin pada tiap-tiap
trimester menurut usia janin, yaitu sejak konsepsi sampai kelahiran (38
minggu).
Trimester Pertama (Minggu 0 12)

1. Periode Germinal (Minggu 0 3)


a) Pembuahan telur oleh sperma terjadi pada minggu ke-2 dari
hari pertama menstruasi terakhir.
b) Telur yang sudah dibuahi sperma bergerak dari tuba fallopi dan
menempel ke dinding uterus (endometrium).
2. Periode Embrio (Minggu 3 8 )
a) Sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi
mulai terbentuk.

11

b) Mata, mulut dan lidah terbentuk. Hati mulai memproduksi sel


darah.
c) Janin berubah dari blastosis menjadi embrio berukuran 1,3 cm
dengan kepala yang besar
3. Periode Fetus (Minggu 9 12)
a) Semua organ penting terus bertumbuh dengan cepat dan saling
berkait.
b) Aktivitas otak sangat tinggi.
Trimester kedua (Minggu 12 24)

1. Pada minggu ke-18 ultrasongrafi sudah bisa dilakukan untuk


mengecek kesempurnaan janin, posisi plasenta dan kemungkinan
bayi kembar.
2. Jaringan kuku, kulit dan rambut berkembang dan mengeras pada
minggu ke 20 21
3. Indera penglihatan dan pendengaran janin mulai berfungsi.
Kelopak mata sudah dapat membuka dan menutup.
4. Janin (fetus) mulai tampak sebagai sosok manusia dengan panjang
30 cm.
Trimester ketiga (24 -40)
1. Semua organ tumbuh sempurna
2. Janin menunjukkan aktivitas

motorik

yang

terkoordinasi

(nendang, nonjok) serta periode tidur dan bangun. Masa


tidurnya jauh lebih lama dibandingkan masa bangun.
3. Paru-paru berkembang pesat menjadi sempurna.

12

4. Pada bulan ke-9, janin mengambil posisi kepala di bawah, siap


untuk dilahirkan.
5. Berat bayi lahir berkisar antara 3 -3,5 kg dengan panjang 50 cm.

II.7Infertil Pada Wanita


II.7.1 Definisi infertilitas
Pasangan usia subur yang tidak mampu melakukan konsepsi
(pembuahan) setelah satu tahun melakukan hubungan seksual bisa
dikatakan tidak subur (infertil). Sedangkan pasangan di atas usia 35
tahun dikatakan infertil bila tidak mampu melakukan konsepsi
setelah melakukan hubungan seksual selama 6 bulan.
Menurut dokter ahli reproduksi, sepasang suami-istri dikatakan
infertil jika:
1) Tidak hamil setelah 12 bulan melakukan hubungan intim secara
rutin (1-3 kali seminggu) dan bebas kontrasepsi bila perempuan
berumur kurang dari 34 tahun.
2) Tidak hamil setelah 6 bulan melakukan hubungan intim secara
rutin (1-3 kali seminggu) dan bebas kontrasepsi bila perempuan
berumur lebih dari 35 tahun.
3) Perempuan yang bisa hamil namun tidak sampai melahirkan
sesuai masanya (37-42 minggu).
II.7.2 Faktor infertilitas pada wanita antara lain:
1) Gangguan organ reproduksi
Infeksi vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina akan
membunuh sperma dan pengkerutan vagina yang akan
menghambat transportasi sperma ke vagina.
Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang
mengganggu pengeluaran mukus serviks. Apabila mukus sedikit

13

di serviks, perjalanan sperma ke dalam rahim terganggu. Selain


itu, bekas operasi pada serviks yang menyisakan jaringan parut
juga dapat menutup serviks sehingga sperma tidak dapat masuk
ke rahim
Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi
uterus yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan
adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan suplai
darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus
berulang.
Kelainan tuba falopi akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi
tuba falopii dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma
tidak dapat bertemu.
2) Gangguan ovulasi
Gangguan ovulasi ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan
hormonal seperti adanya hambatan pada sekresi hormone FSH
dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi.
Hambatan ini dapat terjadi karena adanya tumor cranial, stress,
dan pengguna obat-obatan yang menyebabkan terjadinya
disfungsi hipotalamus dan hipofise. Bila terjadi gangguan
sekresi kedua hormon ini. Maka folikel mengalami hambatan
untuk matang dan berakhir pada gangguan ovulasi.
3) Kegagalan nidasi
Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami
kegagalan dalam mempersiapkan endometrium untuk nidasi.
Setelah terjadi pembuahan, proses nidasi pada endometrium
tidak berlangsung baik. Akibatnya fetus tidak dapat berkembang
dan terjadilah abortus.
4) Faktor immunologis
Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka
tubuh ibu memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda
asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan pada
wanita hamil.
5) Lingkungan
Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas anestesi, zat

14

kimia, dan pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh


bagian

tubuh

termasuk

organ

reproduksi

yang

akan

mempengaruhi kesuburan.
II.7.3 Masalah-Masalah Infertilitas
1) Masalah Air Mani
a. Ditinjau dari volumenya, setelah abstinensi selama 3 hari,
volume air mani berkisar antara 2,0 50 ml, volume kurang dari
1 ml atau lebih dari ml biasanya disertai kadar spermatozoa.
b. Ditinjau dari PHnya, air mani yang baru diejakulasi PHnya
berkisar antara 7,3 7,7 yang bila dibiarkan lebih lama akan
meningkat karena penguapan CO2nya, apabila PH lebih dari 8,
hal itu mungkin disebabkan peradangan mendadak kelenjar atau
saluran genikal sedangkan PH yang kurang dari 7,2 mungkin
disebabkan oleh peradangan menahun kelenjar tersebut, sekret
kelenjar prostat PHnya lebih rendah dari 7.
c. Dilihat dari fruktosanya, fruktosa air mani adalah hasil vesikula
saninalis yang menunjukkan adanya rangsangan androgen,
fruktosa terdapat pada semua air mani kecuali pada:
a) Azoospermia karena tidak terbentuknya kedua vasdeferes,
airmaninya tidak berkoagulasi, segera setelah ejakulasi
karena vesikula seminalnya pun tidak terbentuk.
b) Kedua duktus ejakulatoriasnya tertutup
c) Keadaan luar biasa dari ejakulasi retrograd, dimana
sebagian

kecil

ejakulat

yang

tidak

mengandung

spermatozoa sempat keluar.

2) Masalah Vagina
Kemampuan menyampaikan vagina air mani ke dalam
vagina sekitar serviks perlu untuk fertilitas, masalah vagina yang
dapat menghambat penyampaian ini adalah adanya sumbatan
atau peradangan.

15

Trikomonas vaginalis hebat dapat merupakan masalah,


bukan karena antispermisidalnya, melainkan antisanggamanya,
karena akan menghambat spermatozoa.
3) Masalah Serviks
Serviks biasanya mengarah ke bawah belakang, sehingga
berhadapan

langsung

dengan

dinding

belakang

vagina.

Kedudukannya yang demikian itu memungkinkannya tergenang


dalam air mani yang disampaikan pada forniks posterior.
Infertilitas yang berhubungan dengan faktor serviks dapat
disebabkan oleh sumbatan kanalis servikalis lender, serviks yang
abnormal, malposisi dari serviks atau kombinasinya. Terdapat
berbagai kelainan anatomi serviks yang dapat berperan dalam
infertilitas, yaitu cacat bawaan (atresia) folip serviks stenosis
akibat

trauma

paradangan

(servisitis

menahun),

sinekia

(biasanya bersama dengan sinekia intra uterin) setelah konisasi,


dan inseminasi yang tidak adekuat.
4) Masalah Uterus
Pada manusia, oksitosin tidak berpengaruh terhadap
uterus yang tidak hamil akan tetapi prostaglandin dalam air mani
dapat membuat uterus berkontraksi secara ritmik, ternyata
prostaglandinlah yang memegang peranan penting dalam
transportasi spermatozoa ke dalam uterus dan melewati
penyempitan pada batas uterus dengan tuba itu. Ternyata pula
uterus sangat sensitif terhadap prostaglandin pada akhir fase
proliferasi dan permulaan fase sekresi. Dengan demikian
kurangnya prostaglandin dalam air mani dapat merupakan
masalah infertilitas.
Masalah lain yang dapat mengganggu transportasi
spermatozoa melalui uterus ialah distorsi kavum uteri karena
sinekia, mioma atau polip peradangan endometrium dan
gangguan kontraksi uterus. Kelainan-kelainan tersebut dapat
mengganggu dalam hal implantasi pertumbuhan intrauterin dan
nutrisi serta oksigenisasi janin.

16

5) Masalah Tuba
Frekuensi faktor tuba dalam infertilitas sangat bergantung
pada populasi yang diselidiki, peranan faktor tuba yang masuk
akal ialah 25 50 %. Dengan demikian, dapat dikatakan faktor
tuba paling sering ditemukan dalam masalah infertilitas. Oleh
karena itulah penilaian patensi tuba dianggap sebagai salah satu
pemeriksaan terpenting dalam pengelolaan infertilitas.
Pertubasi atau uji rubin, bertujuan memeriksa patensi tuba
dengan jalan meniupkan gas CO2 melalui kanula atau kateter
foley yang dipasang pada kanalis servikalis, apabila kanalis
servikeateri dan salah satu atau kedua tubanya paten maka gas
akan mengalir bebas ke dalam kavam peritonei patensi tuba
akan dinilai dari catatan tekanan aliran gas sewaktu dilakukan
peniupan. Insaflator apapun yang dipakai kalau tekanan gasnya
naik dan bertahan sampai 200 mmHg salah satu atau kedua
tubanya pastilah paten.
6) Masalah Ovarium
Deteksi ovulasi merupakan bagian integral pemeriksaan
infertilitas karena kehamilan tidak mungkin terjadi tanpa
ovulasi, ovulasi yang jarangpun dapat menyebabkan infertilitas.
Siklus haid yang tidak teratur, dengn lama haid yang tidak
sama sangat mungkin disebabkan oleh anovulasi amenore
hampir selalu disertai kegagalan ovulasi.
Ovulasi kadang-kadang ditandai oleh nyeri perut bawah
kiri atau kanan pada kira-kira pertengahan siklus haid ini
dianggap

sebagai

tanda

ovulasi

yang

telah

dibuktikan

kebenarannya oleh Wharton dan Henriksen dengan jalan


laparotomi. Saat-saat ovulasi kadang-kadang disertai keputihan
akibat pengeluaran lendir serviks berlebihan, dan kadangkadang disertai pulan oleh perdarahan sedikit ketegangan jiwa
atau nyeri payudara prahaid seringkali terjadi pada siklus haid
yang berovulasi.
7) Masalah Peritonium

17

Laparoskopi diasnoktik telah menjadi bagian integral


terakhir pengelolaan infertilitas atau memeriksa masalah
peritonium pada umumnya untuk mendiagnosis kelainan yang
samar, khususnya pada istri pasangan infertil yang berumur 30
tahun lebih yang telah mengalami infertilitas selama tiga tahun
lebih.
II.7.4

Penanganan Infertilitas
1) Mengatur hormon yang berkaitan dengan reproduksi (obat
seperti HCG, Follitropino)
2) Memperbaiki kualitas dan kuantitas gamet , sel telur ataupun sel
sperma (obat seperti Clomiphene)
3) Mengatasi Inflamasi dan Infeksi di saluran reproduksi (obat anti
inflamasi, antibakteri atau antifungi)
4) Mengatasi impotensi (dengan terapi hormon testosteron dan
hormon pertumbuhan )

II.8Bayi Kembar
II.8.1

Pengertian Bayi Kembar


Kembar atau anak kembar adalah dua atau lebih individu

yang membagi uterus yang sama dan biasanya, tapi tidak selalu,
dilahirkan dalam hari yang sama. Pada manusia, ibu dengan
kandungan yang membawa bayi kembar dengan demikian akan
mengalami persalinan berganda dan biasanya masa mengandung
yang lebih singkat (34 sampai 36 minggu) daripada kehamilan bayi
tunggal. Karena kelahiran prematur biasanya memiliki konsekuensi
kesehatan kepada bayi, kelahiran kembar seringkali ditangani
18

secara

khusus

yang

agak

berbeda

daripada

kelahiran

biasa.Persalinan kembar adalah hal yang biasa pada hewan karena


banyak hewan yang menghasilkan sel telur masak (siap dibuahi)
pada saat yang sama. Hewan-hewan domestik seperti kucing,
anjing, tikus, atau domba biasa memiliki anak lebih dari satu sekali
melahirkan.
II.8.2 Jenis - jenis bayi kembar
Perbedaan kembar dizigotik (kanan) dan monozigotik (kiri):
Dilihat dari asal usul zigot, dikenal dua jenis persalinan
kembar yaitu fraternal (dizigotik) dan identik (monozigotik).
Kembar dizigotik adalah hal yang umum terjadi pada vertebrata,
sementara kembar monozigotik merupakan hal yang jarang
dijumpai. Manusia memiliki kemampuan ini. Armadillo bergarissembilan (Dacypus novemcinctus) jika melahirkan selalu memiliki
kembar empat monozigotik.

1) Kembar dizigotik atau fraternal (DZ)


Kembar dizigotik (dikenal sebagai kembar non identik)
terjadi karena zigot-zigot yang terbentuk berasal dari sel telur yang
berbeda. Terdapat lebih dari satu sel telur yang melekat pada
dinding rahim yang terbuahi oleh sel-sel sperma pada saat yang
bersamaan.

Pada

manusia,

proses

ovulasi

kadang-kadang

melepaskan lebih dari satu sel telur matang ke tuba fallopi yang
apabila mereka terbuahi akan memunculkan lebih dari satu
zigot.Kembar dizigotik secara genetik tidak berbeda dari saudara
biasa dan berkembang dalam amnion dan plasenta yang terpisah.
Mereka dapat memiliki jenis kelamin yang berbeda atau sama.

19

Kajian juga menunjukkan bahwa bakat melahirkan kembardizigotik


atau fraternal (DZ) diwariskan kepada keturunannya (bersifat
genetik), namun hanya keturunan perempuan yang mampu
menunjukkannya (karena hanya perempuan yang dapat mengatur
pengeluaran sel telur).
Istilah kembar dapat diberikan bagi anak kembar dengan kelamin
berbeda.
2) Kembar monozigotik atau identik (MZ)
Kembar monozigotik terjadi ketika sel telur tunggal
terbuahi dan membentuk satu zigot (monozigotik). Dalam
perkembangannya, zigot tersebut membelah menjadi embrio yang
berbeda. Kedua embrio berkembang menjadi janin yang berbagi
rahim yang sama. Tergantung dari tahapan pemisahan zigot,
kembar identik dapat berbagi amnion yang sama (dikenal sebagai
monoamniotik) atau berbeda amnion. Lebih jauh lagi, kembar
identik bukan monoamniotik dapat berbagi plasenta yang sama
(dikenal dengan monokorionik) atau tidak. Semua kembar
monoamniotik pasti monokorionik. Berbagi amnion yang sama
(atau amnion dan plasenta yang sama) dapat menyebabkan
komplikasi dalam kehamilan. Contohnya, tali pusar dari kembar
monoamniotik

dapat

terbelit

sehingga

mengurangi

atau

mengganggu penyaluran darah ke janin yang berkembang.


Kembar monozigotik atau identik (MZ) selalu berkelamin
sama dan secara genetik adalah sama (klon) kecuali bila terjadi
mutasi pada perkembangan salah satu individu. Tingkat kemiripan
kembar ini sangat tinggi, dengan perbedaan kadang-kadang terjadi
berupa keserupaan cerminan. Perbedaan terjadi pada hal detail,
seperti sidik jari. Bila individu beranjak dewasa, tingkat kemiripan
biasanya berkurang karena pengalaman pribadi atau gaya hidup
20

yang berbeda. Penelitian dari Fraga et al. (2005) mengungkap


adanya pengaruh epigenetik dalam proses yang membedakan
individu-individu yang kembar monozigotik atau identik (MZ),
akibat berbedanya gen-gen yang diaktifkan. Meskipun ada
pengaruh

kebiasaan

atau

pengalaman

yang

memengaruhi

perbedaan-perbedaan itu, ilmuwan beranggapan proses acak lebih


banyak

berperan

dalam perbedaan-perbedaan

yang

terjadi.

Penelitian dengan tikus bahkan menunjukkan adanya perbedaan


aktivitas pada histon (terkait dengan epigenetik) dari empat sel
pertama yang terbentuk.
Hingga sekarang ilmuwan belum bersepakat mengenai
adanya pengaruh genetik untuk kejadian kembar monozigotik atau
identik (MZ). Tetapi diketahui terdapat beberapa tempat di dunia
yang memiliki frekuensi kembar monozigotik atau identik(MZ)
yang lebih tinggi dari pada tempat lainnya.

II.8.3 Perbedaan Bayi Kembar Seiras, Tak Seiras Dan Siam


Pada kembar biasa urutan anak dibedakan karena bayi dilahirkan
ibu satu per satu sedangkan siam tetap.
1) Anak kembar seiras
Pembentukan anak kembar seiras terjadi apabila satu
embrio membahagi kepada dua embrio yang berasingan pada
peringkat awal perkembangan embrio. Kedua-dua embrio ini akan
berkembang dan membentuk dua fetus berasingan di dalam uterus
ibu. Setiap fetus yang bertumbuh di dalam uterus ibu mempunyai
tali pusat sendiri tetapi berkongsi satu plasenta. Oleh kerana

21

kembar seiras berasal daripada satu embrio, maka hanya satu


sperma dan satu ovum yang terlibat dalam persenyawaan untuk
membentuk zigot. Ini menyebabkan kembar seiras serupa dari segi
kandungan genetik dan sifat fisikalnya termasuk jantina.
2) Anak kembar tak seiras
Anak kembar tak seiras terjadi apabila dua ovum
dibebaskan serentak semasa pengovulan. Setiap ovum ini
disenyawakan oleh satu sperma. Maka, dua zigot terbentuk. Keduadua zigot akan berkembang membentuk dua fetus yang masingmasing mempunyai plasenta dan tali pusatnya sendiri. Dua anak
akan dilahirkan pada akhir tempo kehamilan. Kedua anak ini tidak
sama dari segi kandungan genetik karena berasal daripada dua
ovum dan dua sperma yang berlainan. Rupa dan jantina kedua anak
ini mungkin sama atau berbeda. Maka, kembar jenis ini disebut
sebagai kembar tak seiras.
3) Anak kembar siam
Sekiranya pembagian satu embrio berlaku dengan lengkap,
maka

anak

kembar

seiras

terhasil.

Walau

bagaimanapun,

kadangkala pembagian embrio berlaku dengan tidak sempurna. Ini


menyebabkan kedua embrio masih terlekat antara satu sama lain
pada bahagian tertentu. Dalam keadaan ini, kedua embrio akan
membentuk dua fetus yang masih terlekat pada bagian kepala,
dada, punggung, ataupun di bagian perut. Anak kembar ini dikenal
sebagai kembar siam. Biasanya kembar siam dikeluarkan dari
uterus ibu melalui pembedahan. Kembar siam mungkin berkongsi
satu jantung, otak, atau organ lain. Pakar pembedahan boleh
melakukan pembedahan ke atas kembar siam untuk mengasingkan
keduanya. Namun, pembedahan seperti ini mempunyai risiko yang
tinggi.
22

II.8.4 Cara Mendapatkan Bayi Kembar


1) Faktor keluarga
Jika didalam keluarga anda ada yang memiliki anak kembar,
ada kemungkinan anda akan mendapatkan anak kembar juga.
Faktor

keturunan

dan

genetik

juga

mempengaruhi

terbentuknya anak kembar.


2) Berat badan yang berlebihan
Sebuah hasil penelitian didapatkan dari American College of
Obstetrics and Gynecology bahwa dengan meningkatnya berat
badan maka kecenderungan untuk mendapatkan bayi kembar
akan terjadi.
3) Hamil diusia tua
Memang kita ketahui bahwa hamil di usia diatas 45 tahun
merupakan risiko yang sangat besar bagi para ibu. Selain dapat
mengalami keguguran, kadar gula selama hamil pun dapat
meningkat. Tetapi, pada saat usia tua inilah produktivitas
ovulasi sangat tinggi sehingga lebih dari 17% wanita yang
hamil di usia 45 tahun keatas mempunyai kemungkinan akan
mendapatkan anak kembar.
4) Makanan
Hasil dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti
Amerika Serikat mendapatkan bukti bahwa makanan seperti
kentang, ubi, dan susu dapat meningkatkan ovulasi pada sel
telur sehingga kemungkinan untuk mendapatkan bayi kembar
pun akan terjadi.
5) Kesuburan

23

Selain dari semua hal tersebut diatas, faktor kesuburan sangat


mempengaruhi. Di zaman yang serba modern ini, ada banyak
cara yang dapat dilakukan untuk menyuburkan kandungan.
Penyuntikan hormon pun dapat ditempuh demi mendapatkan
bayi kembar.
II.8.5 Proses Terbentuknya Bayi Kembar
Bayi kembar itu ada dua jenis gen:
1) Kembar Identik
Kembar identik atau disebut juga kembar monozigotik berasal
dari satu sel telur (ovum) dan satu sel sperma yg mengalami
pembuahan dan menjadi satu zigot. Dalam perkembangannya,
zigot tersebut membelah menjadi embrio yang berbeda. Kedua
embrio berkembang menjadi janin yang berbagi rahim yang
sama. Tergantung dari tahapan pemisahan zigot, kembar
identik dapat berbagi amnion yang sama (dikenal sebagai
monoamniotik) atau berbeda amnion. Lebih jauh lagi, kembar
identik bukan monoamniotik dapat berbagi plasenta yang sama
(dikenal dengan monokorionik, monochorionic) atau tidak.
Semua kembar monoamniotik pasti monokorionik. Berbagi
amnion yang sama (atau amnion dan plasenta yang sama)
dapat menyebabkan komplikasi dalam kehamilan. Contohnya,
tali pusar dari kembar monoamniotik dapat terbelit sehingga
mengurangi atau mengganggu penyaluran darah ke janin yang
berkembang.
Ciri-ciri kembar identik :
1) Jenis kelamin sama.
2) Golongan darah sama.
3) Wajah mirip.

24

2) Kembar non identik


Kembar non identik atau kembar dizigotik berasal dari dua sel
sperma dan dua sel telur yg masing-masing mengalami
pembuahan menjadi 2 zigot. Pada manusia, proses ovulasi
kadang-kadang melepaskan lebih dari satu sel telur matang ke
tuba fallopi yang apabila mereka terbuahi akan memunculkan
lebih dari satu zigot. Kembar dizigotik secara genetik tidak
berbeda dari saudara biasa dan berkembang dalam amnion dan
plasenta yang terpisah.
Ciri-ciri kembar non identik :
a) Jenis kelamin bisa berbeda.
b) Golongan darah bisa berbeda.
c) Wajah tidak begitu mirip.
Jenis - jenis plasenta pada bayi kembar :
a) Plasentasi diamniotik dikarionik
Terjadi pada kembar non identik

b) Plasentasi diamniotik monokarionik

25

Terjadi pada kembar identik

c) Plasentasi monoamniotik monokarionik


Terjadi pada kembar identik

26

BAB III PENUTUP


III.1

Ringkasan
Embriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perkembangan
embrio dari pembuahan sel telur menjadi janin. Embrio adalah
makhluk yang sedang dalam tingkat tumbuh dalam kandungan.
Kandungan itu berada dalam tubuh induk atau di luar tubuh induk
(dalam telur). Tumbuh adalah perubahan dari bentuk sederhana menjadi
bentuk yang lebih kompleks. Manusia dibentuk melalui mekanisme
yang sama di dalam rahim bunda tercinta, mulai dari penyatuan gamet
yaitu fertilisasi sampai dilahirkannya janin. Seorang wanita disebut
hamil jika sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma laki laki
(Fertilisasi). Hasil pembuahan akan menghasilkan zigot, yang lalu
berkembang (dengan cara pembelahan sel secara besar besaran)
menjadi embrio. Pembentukan embrio mulai terjadi pada saat kopulasi
antara pria dan wanita (coitus) dengan ejakulasi, sperma dari saluran
reproduksi pria didalam vagina wanita. Jika terjadi pada masa ovulasi
(masa subur wanita), maka kemungkinan sperma akan bertemu dengan
ovum yang disebut sebagai pembuahan atau fertilisasi. Proses
pembuahan terjadi didalam tuba fallopi. Setelah melalui masa
terpenting, yaitu implantasi.

III.2

Tes Formatif
SOAL PILIHAN GANDA
27

1. Masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium


A.
B.
C.
D.
E.

disebut..
Fertilisasi
Nidasi
Blastulasi
Ovulasi
Gastrulasi
2. Yang bukan merupakan faktor-faktor infertilitas pada wanita
A.
B.
C.
D.
E.
3.

adalah..
Gangguan organ reproduksi
Kegagalan nidasi
Faktor immunologis
Masalah uterus
Gangguan ovulasi
Hormon FSH (Folicel Stimulating Hormone) dan LH (Lutenizing

4.
A.
B.
C.
D.
E.
5.

Hormone) berpengaruh dalam pembentukan.


Ovum
Oosit
Sperma
Fetus
Embrio
Bagian sperma yang mengandung mitokondria adalah ..
Bagian kepala
Bagian ekor
Bagian leher
Bagian dalam
Bagian tengah
Perkembangan janin pada kehamilan 8 minggu merupakan proses

A.
B.
C.
D.
E.

pembentukan..
Sistem sirkulasi
Pembentukan jantung
Pembentukan pembuluh darah
Alat kelamin
Ekstremitas dan bagian wajah

A.
B.
C.
D.
E.

ISIAN SINGKAT
1

Bagian sperma yang berfungsi untuk alat pergerakan sperma

sehingga dapat mencapai sel telur adalah..


Suatu peristiwa persatuan antara spermatozoa dengan sel telur
disebut..

28

Kromosom yang akan menentukan jenis kelamin pada seorang

bayi adalah
Perkembangan janin pada kehamilan 4 minggu merupakan

proses..
Kembar yang berasal dari dua sel sperma dan dua sel telur yg
masing-masing mengalami pembuahan menjadi 2 zigot disebut..

ESSAY
1

Apa saja penyebab Infertilitas yang berhubungan dengan faktor

serviks ?
Sebutkan karakteristik perkembangan janin pada kehamilan 32

3
4

minggu
Sebutkan tiga ciri-ciri kembar non identik!
Sebutkan dua jenis hormone yang mempengaruhi pembentukan

sperma!
Sebutkan 7 masalah infertilitas!

DAFTAR PUSTAKA

29

Ali Baziad, T.Z. Jacoeb dkk, 1993. Endokrinologi Ginekologi. Edisi I


Hanifa Winknjosastro. 2005. Ilmu Kandungan. Edisi ke II
(2013) http://id.wikipedia.org/wiki/Kembar. (diakses tanggal 14
September 2013)
(2013) http://id.wikipedia.org/wiki/Kembar_siam. (diakses tanggal
14 September 2013)
(2013) www.scribd.com/collections/3638163/EMBRIOLOGI. (diakses
tanggal 15 September 2013)

30

Anda mungkin juga menyukai