MAKALAH
Disusun oleh :
Offering G
Kelompok 2
Ipraditya Langgeng P
(130342615328)
Nafisatuzzamrudah
(130342615327)
Nining Nurnaningsih
(130342603497)
Siti Fatkatin
(130342603486)
Suhartini
(130342615331)
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan karunia-Nyalah
sehingga penyusunan makalah
merupakan salah satu syarat untuk mengikuti mata kuliah Struktur Perkembangan
Hewan II.
Selesainya penyusunan ini berkat bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada
yang terhormat:
1. Ibu Umi Lestariyang telah mendukung dan memberi ide dan memberi saran dan
motivasi terhadap penulis karna dukungan beliau makalah ini telah selesai dan
sesuai dengan apa yang di inginkan oleh penulis.
2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan moril dan materil.
3. Serta kerabat-kerabat dekat dan rekan-rekan dari jurusan Biologi khususnya
offering G yang berbahagia. Semoga Allah SWT, memberikan balasan atas
kebaikan yang telah diberikan kepada penulis
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu,
kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat diharapkan oleh penulis.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang berkompeten.
Amin.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap
makhluk
hidup
tentunya
menginginkan
untuk
meneruskan
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian fertilisasi
2. Mengetahui syarat-syarat utuk fertilisasi
3. Mengetahui mekanisme fertilisasi
4. Mengetahui tentang phartenogenesis
5. Mengetahui terjadinya kembar
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Fertilisasi
1 spermatozoa
2.1.2
Jenis-jenis fertilisasi
Fertilisasi mempunyai beberapa cara yang umum didapati pada
internal (khas
kehidupan
di
disusul dengan
fertilisasi.
membran
fertilisasi
Setelah
pembuahan,telur itu
untuk
merintangi
betina hanya
tak digunakan, sel-sel sperma akan diserap kembali oleh tubuh atau si
pria akan mengalami mimpi basah. Namun bila terjadi ejakulasi, sel-sel
sperma akan keluar melalui vas deferens (saluran yang menghubungan
epididimis dengan kelenjar prostat) dan bercampur dengan air mani.
Dalam waktu 12 jam, epididimis dapat dikosongkan dengan 3-4 kali
ejakulasi. Tiga hari kemudian, epididimis akan terisi kembali.Siklus
tersebut akan berlangsung sampai masa andropause, yaitu masa
menurunnya dorongan seksual dan kesuburan pria. Umumnya terjadi
ketika pria memasuki usia setengah baya.
Akrosom
Nukleus
Bagian Ekor
Meskipun tubulin adalah dasar untuk membangun flagellum, proteinprotein lain juga penting untuk menjalankan fungsi flagellum. Tenaga untuk
mendorong sperma dihasilkan oleh dinein,sebuah protein yang menempel pada
mikrotubulus. Dinein dapat menghidrolisis molekul ATP dan dapat merubah
energi kimia yang dikeluarkan menjadi energi mekanis yang dapat mendiring
sperma. Energi ini memungkinkan pergeseran aktif dari doublet mikrotubulus
terjadinya
kehamilan
harus
diawali
dengan
bertemunya
spermatozoa (sel sperma yang matang) dan sel telur yang matang (ovum).
Caranya yaitu :
1. Bisa dengan penetrasi suami pada istri dalam bercinta
Dalam hal ini spermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim
dan selanjutnya masuk kedalam saluran telur.Pergerakan naik ini disebabkan
oleh kontraksi otot-otot uterus dan tuba. Sebelum spermatozoa dapat membuahi
oosit, mereka harus mengalami proses kapasitasi dan reaksi akrosom .
Kapasitasi adalah suatu masa penyesuaian di dalam saluran reproduksi
wanita, yang pada manusia berlangsung kira-kira 7 jam. Selama waktu ini,
suatu selubung dari glikoprotein dari protein-protein plasma segmen dibuang
dari selaput plasma, yang membungkus daerah akrosom spermatozoa. Hanya
sperma yang menjalani kapasitasi
Pada masa subur, tumbuh satu folikel matang di dalam indung telur, yang
lalu pecah dan mengeluarkan sel telur matang (ovulasi). Sel telur ini akan
ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) di ujung saluran telur, sehingga masuk ke
dalam bagian saluran telur yang lebar (ampula). Di sinilah bisa terjadi pembuahan
jika sel sperma bertemu dengan sel telur.
Gambar 2.3 Tahapan pematangan sel telur pada saat sperma masuk di
berbagai spesies hewan. Perhatikan bahwa di sebagian besar spesies , sebelum
sperma masuk terjadi inti telur telah menyelesaikan meiosis. Vesikel germinal
adalah nama yang diberikan kepada inti diploid besar badan polar oocyte adalah
sel non fungsional yang dihasilkan oleh meiosis.
bertemu dengan sel telur. Dari berpuluh-puluh hingga seratus juta sel sperma
yang meluncur melalui vagina, hanya beberapa ratus ribu yang dapat mencapai
saluran telur, dan hanya satu sel sperma yang bisa menembus sel telur.
Gambar 2.5 Ringkasan acara ringkas untuk Fusi pada telur dan membran
sel sperma (A) landak laut dan (6) tikus (A) landak laut pembuahan eksternal. (1)
sperma ini kemotaksis tertarik dan Activ untuk sebuah sel telur. (2,3) Kontak
dengan cairan telur memicu reaksi krosome, memungkinkan akrosom melakukan
proses untuk membentuk dan melepaskan enzim proteolitik. (4) Sperma melekat
pada amplop vitelline dan melisiskan init lubang. (5) sperma mematuhi membran
sel telur dan melisis dengan itu. Inti sperma sekarang dapat memasuki sitoplasma
sel telur. (B) mamalia Pemupukan Apakah intern. Saluran reproduksi Perempuan
memberi hak, menarik, dan mengaktifkan sperma. (2)
A akrosom-di
kebijaksanaan sperma mengikat zona pelusida, yang lebih tebal dari amplop
vitelline dari bulu babi. (3) Reaksi akrosom terjadi pada zona pelusida. (4)
mencerna sperma di lubang zona pelusida. (5) sperma mematuhi telur, dan
membran sel mereka melebur
Pada hari ke-4 atau ke-5 sesudah ovulasi, blastosit sampai di rongga
uterus, hormon progesteron merangsang pertumbuhan uterus, dindingnya tebal,
lunak, banyak mengandung pembuluh darah, serta mengeluarkan sekret seperti air
susu (uterin milk) sebagai makanan embrio.
Enam hari setelah fertilisasi, trofoblas menempel pada dinding uterus
(melakukan implantasi) dan melepaskan hormon korionik gonadotropin. Hormon
ini melindungi kehamilan dengan cara menstrimulasi produksi hormon estrogen
dan progesteron sehingga mencegah terjadinya menstruasi. Trofoblas kemudian
menebal beberapa lapis, permukaannya berjonjot dengan tujuan memperluas
daerah penyerapan makanan. Embrio telah kuat menempel setelah hari ke-12 dari
fertilisasi.
Plasenta atau ari-ari pada janin berbentuk seperti cakram dengn garis
tengah 20 cm, dan tebal 2,5 cm. Ukuran ini dicapai pada waktu bayi akan lahir
tetapi pada waktu hari 28 setelah fertilisasi, plasenta berukuran kurang dari 1 mm.
Plasenta berperan dalam pertukaran gas, makanan dan zat sisa antara ibu dan
fetus. Pada sistem hubungan plasenta, darah ibu tidak pernah berhubungan dengan
darah janin, meskipun begitu virus dan bakteri dapat melalui penghalang (barier)
berupa jaringan ikat dan masuk ke dalam darah janin(Anonymous, 2008).
Fertilisasi terjadi jika sel telur dilepaskan dari folikel di dalam ovarium,
maka sel telur akan menuju ke tuba fallopi (saluran oviduk ) dan pada keadaan
tersebut terjadi hubungan seksual, maka spermatozoa akan dapat membuahi ovum
dalam saluran tuba fallopi tersebut. Spermatozoa akan bergerak dengan bantuan
bagian ekornya. Pergerakan tersebut dapat mencapai 12 cm per jam di sepanjang
tuba fallopi (saluran oviduk). Pergerakan spermatozoa dibantu juga oleh
pergerakan dinding rahim dan dinding tuba falopi.
Mulut rahim juga mengeluarkan cairan atau lendir encer agar spermatozoa
dapat berenang dengan lancar dalam rahim menuju saluran telur untuk menemui
dan membuahi sel telur.
Untuk dapat membuahi sel telur, jumlah spermatozoa tidak boleh kurang
dari 20 juta. Dari jumlah tersebut hanya satu yang akan membuahi sel telur, dan
yang lain akan mati dan terserap oleh tubuh.. Sesaat sebelum terjadinya fertilisasi,
sperma melepaskan enzim pencerna yang bernama hialuronidase yang bertujuan
untuk melubangi protein penyelubung telur. Setelah dinding sel telur berlubang,
maka sel sperma masuk ke dalam sel telur. Bagian yang masuk adalah kepala dan
bagian tengah, sedangkan ekor dari sel sperma terputus dan tertinggal. Akhirnya,
terjadilah pembuahan itu.
Gambar 2.6 Keterangan gambar 2 : sperma yang berenang menuju sel telur
dan berusaha menembus dinding sel telur tetapi dari semua sperma tersebut hanya
satu yang berhasil menembus dinding sel telur.
Dari pembuahan tersebut akan dihasilkan zigot yang bersifat diploid dan
memiliki kromosom sebanyak 23 pasang atau 46 kromosom di antaranya 44
kromosom tubuh dan 2 kromosom kelamin ( 44A XX or 44 AXY).
Di dalam 46 kromosom ini terdapat semua rumus untuk membentuk
seorang manusia. zigot hasil pembuahan tersebut akan mengalami pembelahan
secara mitosis.
Sel akan langsung mengalami pembelahan ganda dari yang semula satu sel
menjadi dua, lalu menjadi empat, delapan dan seterusnya. Seperti gambar dibawah
ini :
Gambar 2.7 perkembangan sel telur yang tlah dibuahi dari zigot menjadi morula.
Pembelahan sel diatas berlangsung di sepanjang saluran tuba fallopi,
sambil berjalan menuju uterus. Di sepanjang tuba fallopi terdapat rambut-rambut
getar yang selalu bergerak melambai ke arah rahim (uterus) yang berfungsi untuk
memudahkan pergerakan zigot menuju rahim (uterus). Selama berjalan menuju
rahim, zigot aktif membelah. Pada saat itu dibutuhkan makanan untuk menjamin
kehidupannya. Sumber makanannya adalah kuning telur, yang menyediakan
makanan selama perjalanan zigot sampai dapat tertanam di dalam rahim.
Apabila perjalanan yang dilakukan zigot normal, dalam waktu 6 hari zigot
sudah tertanam di dalam dinding rahim. Tetapi pada kasus yang tidak normal,
dapat terjadi pergerakan zigot di sepanjang tuba falopi terlalu lambat dan bahkan
zigot terhambat, akhirnya akan tertanam di dinding tuba falopi. Keadaan ini sering
disebut dengan istilah hamil di luar kandungan.
Jika ini terjadi maka zigot tidak akan dapat tumbuh dengan normal, dan
jika terjadi pertumbuhan pada zigot maka keadaan ini akan membahayakan
ibunya karena janin tersebut akan dapat memecahkan saluran tuba falopi. Semakin
cepat kelainan ini diketahui semakin baik hasil penanggulangannya.
2.4 Phartenogenesis
Phartenogenesis adalah proses perkembangan telur tanpa harus dibuahi.
Misalnya
yang
terjadi
pada
hewan
dewasa
yang
dihasilkan
melalui
phartenogenesis sering kali haploid dan sel-selnya tidak mengalami meiosis dalam
pembentukan telur-telur baru. phartenogenesis mempunyai peranan dalam
organisasi sosial spesies tertentu dari lebah, tawon dan semut. Lebah madu jantan
atau dinamakan drone dihasilkan secara phartenogenesis, sementara lebah madu
betina baik pekerja yang steril maupun betina yang reproduktif atau ratu,
berkembang dari telur yang dibuahi. Diantara vertebrata beberapa genera ikan,
amfibia dan kadal bereproduksi secara eksklusif melalui suatu bentuk kompleks
phartenogenesis yang melibatkan penggandaan kromosom setelah meiosis untuk
menciptakan zigot diploid. Sebagai contoh terdapat sekitar 15 spesies pada
whiptail (genus cnemi do phorus) yang bereproduksi secara eksklusif melalui
phartenogenesis. Tidak ada jantan pada spesies ini, tetapi kadal itu meniru
kenyataannya. Ovulasi lebih mungkin terjadi jika suatu individu dilampaui
individu yang lain selama masa kritis siklus hormon tersebut, kadal yang terisolasi
menghasilkan telur yang lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan kadal yang
melakukan gerakan seks tersebut. Sebenarnya, kadal phartenogenetik ini yang
berkembang dari spesies yang mempenyau dua jenis kelamin, masih memerlukan
stimilis seks tertentu untuk keberhasilan reproduksi maksimum.
ada
pengaruh
kebiasaanatau
pengalaman
yang
memengaruhi
bersepakat mengenai adanya pengaruh genetik untuk kejadian kembar MZ. Tetapi
diketahui terdapat beberapa tempat di dunia yang memiliki frekuensi kembar MZ
yang lebih tinggi daripada tempat lainnya.
c. Proses
Secara garis besar, kembar dibagi menjadi dua. Monozigot, kembar yang
berasal dari satu telur dan dizigot kembar yang berasal dari dua telur. Dari seluruh
jumlah kelahiran kembar, sepertiganya adalah monozigot. Kembar dizigot berarti
dua telur matang dalam waktu bersamaan, lalu dibuahi oleh sperma. Akibatnya,
kedua sel telur itu mengalami pembuahan dalam waktu bersamaan. Sedangkan
kembar monozigot berarti satu telur yang dibuahi sperma, lalu membelah dua.
Masa pembelahan inilah yang akan berpengaruh pada kondisi bayi kelak. Masa
pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0 - 72 jam, 4 - 8 hari, 9-12
dan 13 hari atau lebih.Pada pembelahan pertama, akan terjadi diamniotik
yaiturahim punya dua selaput ketuban, dan dikorionik atau rahim punya dua
plasenta . Sedangkan pada pembelahan kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi
rahim hanya punya satu plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi
mendapat
banyak
makanan,
sementara
bayi
satunya
tidak. Akibatnya,
d. Persentase hidup
Sejumlah kesimpulan medis menyebutkan, terjadi satu kasus kembar siam
untuk setiap 200 ribu kelahiran. Jadi, jika Indonesia berpenduduk 200 juta, ada
peluang 1.000 kasus kembar siam!. Dari semua kelahiran kembar siam, diyakni
tak lebih dari 12 pasangan kembar siam yang hidup di dunia. Saat dilahirkan
kebanyakan kembar siam sudah dalam keadaan meninggal, yang lahir hidup
hanya sekitar 40 persen. Dari mereka yang lahir hidup, 75 persen meninggal pada
hari-hari pertama dan hanya 25 persen yang bertahan hidup. Itu pun sering kali
disertai dengan kelainan bawaan dalam tubuhnya ( incomplete conjoined twins ).
Apakah itu organ pada bagian ekstoderm, yakni kulit, hidung dan telinga, atau
mesoderm yang mencakup otot, tulang dan saraf, atau bias juga indoderm, yakni
bagian organ dalam seperti hati, jantung, paru dan otak.
a. Kembar Siam
Kembar siam adalah keadaan anak kembar yang tubuh keduanya bersatu.
Hal ini terjadi apabila zigot dari bayi kembar identik gagal terpisah secara
sempurna. Kemunculan kasus kembar siam diperkirakan adalah satu dalam
200.000 kelahiran. Yang bisa bertahan hidup berkisar antara 5% dan 25%, dan
kebanyakan (75%) berjenis kelamin perempuan . Istilah kembar siam berawal dari
pasangan kembar siam terkenal Chang dan Eng Bunker ( 1811 - 1874 ) yang lahir
di Siam (sekarang Thailand ). Kasus kembar siam tertua yang tercatat adalah
Mary dan Eliza Chulkhurst dari Inggris yang lahir pada tahun 1100-an.
atau
craniothoracopagus)
Dicephalus: dua kepala, satu tubuh dengan dua kaki dan dua atau tiga atau
empat lengan (dibrachius, tribrachius atau tetrabrachius) Abigail dan Brittany
Hensel, adalah contoh kembar siam dari Amerika Serikat jenis dicephalus
tribrachius.
Ischiopagus: kembar siam anterior yang bersatu di bagian bawah tubuh. (6%
dari seluruh kasus)
Parapagus: Kembar siam yang bersatu pada bagian bawah tubuh dengan
jantung yang seringkali dibagi. (5% dari seluruh kasus)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita, yang terjadi di
daerah ampulla tuba fallopii.Spermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke
rahim dan selanjutnya masuk kedalam saluran telur.Pergerakan naik ini
disebabkan oleh kontraksi otot-otot uterus dan tuba. Sebelum spermatozoa dapat
membuahi oosit, mereka harus mengalami proses kapasitasi dan reaksi akrosom .
Proses
terjadinya
kehamilan
harus
diawali
dengan
bertemunya
spermatozoa (sel sperma yang matang) dan sel telur yang matang (ovum). Agar
bisa menghadirkan dan menjalankan kehamilan, suami-istri harus memiliki
struktur anatomi yang normal dan sistem hormonal yang berfungsi baik.Dari
berpuluh-puluh hingga seratus juta sel sperma yang meluncur melalui vagina,
hanya beberapa ratus ribu yang dapat mencapai saluran telur, dan hanya satu sel
sperma yang bisa menembus sel telur.
Phartenogenesis adalah proses perkembangan telur tanpa harus dibuahi.
phartenogenesis mempunyai peranan dalam organisasi sosial spesies tertentu dari
lebah, tawon dan semut
Kembar adalah dua atau lebih individu yang membagi uterus yang sama
dan biasanya, tapi tidak selalu, dilahirkan dalam hari yang sama.Dilihat dari asal
usul zigot , dikenal dua jenis persalinan kembar: fraternal (dizigotik) dan identik
(monozigotik).
Banyak faktor diduga sebagai penyebab kehamilan kembar. Selain faktor genetik,
obat penyubur yang dikonsumsi dengan tujuan agar sel telur matang secara
sempurna, juga diduga ikut memicu terjadinya bayi kembar.
Ada beberapa jenis kembar siam:
Thoracopagus,
Omphalopagus,
Xiphopagous
Cephalopagus,
Cephalothoracopagus,
Dicephalus,
Pygopagus
(iliopagus),
Ischiopagus,
Ischio-
Daftar pustaka
Anonymous, 2008. Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Pembuahan.
tanggal 27 mei 2008.
pada
pada
pada