HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II MEKANISME PEMBENTUKAN JANIN
A. PENGERTIAN JANIN
B. PROSES PEMBENTUKAN JANIN
BAB III PERKEMBANGAN JANIN DI RAHIM
A. PEMBELAHAN
B. BLASTULASI DAN NIDASI
C. GASTRULASI
D. TUBULASI
E. ORGANOGENESIS
BAB IV TAHAP PERKEMBANGAN FETUS/JANIN DAN KARAKTERISTIK
JANIN
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena atas Berkah dan
Rahmat-Nya saya diberi kesempatan untuk menyusun makalah yang berjudul “Proses
Pembentukan janin”.
Manusia ada yang tinggi, mancung, sipit, rambut hitam, ikal lurus dan lain-lain.
Ternyata di balik semua itu manusia dibentuk melalui mekanisme yang sama jauh di
dalam rahim bunda tercinta. Berikut penjabaran tentang mekanisme pembentukan janin,
mulai dari penyatuan gamet yaitu fertilisasi sampai dilahirkannya janin. zigot yang
terbentuk dari penyatuan gamet akan mengalami berbagai proses menakjubkan.
Saya menyadari pembuatan makalah ini masih sangat jauh dari sempurna, untuk
itu kritik dan saran sangat saya harapkan sehingga makalah ini dapat berguna/ bermanfaat
bagi saya khususnya dan semoga dapat bermanfaat pula bagi para pembaca pada
umumnya.
2
BAB II
A. Pengertian Janin
Janin atau embryo adalah makhluk yang sedang dalam tingkat tumbuh
dalam kandungan. Kandungan itu berada dalam tubuh induk atau diluar tubuh
induk (dalam telur). Tumbuh adalah perubahan dari bentuk sederhana dan muda
sampai bentuk yang komplek atau dewasa (Wildan yatim, 1990).
Sedangkan dalam Microsoft Encarta 2006 disebutkan bahwa janin merupakan
suatu hewan bertulang belakang yang belum lahir pada suatu fase dimana semua ciri
struktural orang dewasa sudah dapat dikenal, terutama keturunan manusia yang belum
lahir setelah delapan minggu pertumbuhan.
1. Spermatogenesis
Peralihan dari bakal sel kelamin yang aktif membelah ke sperma yang masak
serta menyangkut berbagai macam perubahan struktur yang berlangsung secara
berurutan. Spermatogenesis berlangsung pada tubulus seminiferus dan diatur oleh
hormone gonadtotropin dan testosterone (Wildan yatim, 1990).
1. Spermatocytogenesis
Spermatogonia
Spermatosit Primer
2. Tahapan Meiois
3
3. Tahapan Spermiogenesis
2. Oogenesis
b. Folikel primordial
Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel
ini dihasilkan sebanyak 200.000. Sejumlah folikel primordial berupaya
berkembang selama kehidupan intrauteri dan selama masa kanak-kanak,
tetapi tidak satupun mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu folikel
dapat menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf dimana
didalamnya terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.
4
c. Oosit Primer
Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu
pasang kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin,
dan disebut kromosom XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut
autosom. Satu kromosom terdiri dari dua kromatin. Kromatin membawa gen-
gen yang disebut DNA.
e. Oosit Sekunder
Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala
spermatozoa menembus zona pellucida oosit (ovum). Oosit sekunder
membelah membentuk ovum masak dan satu badan polar lagi, sehingga
terbentuk dua atau tiga badan polar dan satu ovum matur, semua
mengandung bahan genetik yang berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara
normal mengalami degenerasi. Ovum yang masak yang telah mengalami
fertilisasi mulai mengalami perkembangan embrional.
f. Fertilisasi
Menurut Sri Sudarwati (1990) fertilisasi merupakan proses peleburan dua
macam gamet sehingga terbentuk suatu individu baru dengan sifat genetic
yang berasal dari kedua parentalnya. Sedangkan menurut Wildan Yatim
(1990) fertilisasi merupakan masuknya spermatozoa kedalam ovum. Setelah
spermatozoa masuk, ovum dapat tumbuh menjadi individu baru.
Spermatozoa yang mengelilingi ovum akan menghasilkan enzim
hialuronidase, yaitu enzim yang memecah protoplasma pelindung ovum agar
dapat menembus ovum dengan sedikit lebih mudah. Enzim tersebut merusak
korona radiata dan memudahkan penembusan zona pellucida hanya untuk
satu sperma saja. Badan dan ekor sperma terpisah dari kepala segera setelah
masuk ke dalam ovum. Segera setelah kedua sel bersatu, kumparan kutub
kedua dalam inti (nukleus) ovum mengalami pembelahan meiosis kedua dan
mampu bersatu dengan inti sperma, sehingga terbentuk kromosom diploid
(2n).
5
Gambar 1. Fertilisasi dan pembelahan (sumber, microsoft encharta)
6
BAB III
A. Pembelahan
C. Gastrulasi
7
Dalam proses gastrulasi disamping terus menerus terjadi pembelahan dan
perbanyakan sel, terjadi pula berbagai macam gerakan sel di dalam usaha mengatur
dan menyusun sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh individu dari spesies yang
bersangkutan.
D. Tubulasi
E. Organogenesis
1. Bumbung epidermis
Menumbuhkan:
3. Lensa mata, alat telinga dalam, indra bau dan indra peraba.
8
4. Stomodeum menumbuhkan mulut, dengan derivatnya seperti
lapisan email gigi, kelenjar ludah dan indra pengecap.
5. Proctodeum menumbuhkan dubur bersama kelenjarnya yang
menghasilkan bau tajam.
2. Bumbung endoderm
Menumbuhkan:
Menumbuhkan :
4. Bumbung mesoderm
Menumbuhkan :
9
5. Lapisan otot dan jaringan pengikat (tunica muscularis, tunica adventitia,
tunica musclarismucosa dan serosa) berbagai saluran dalam tubh, seperti
pencernaan, kelamin, trakea, bronchi, dan pembuluh darah.
Pada minggu ke 5 embryo berukuran 8 mm. Pada saat ini otak berkembang
sangat cepat sehingga kepala terlihat sangat besar. Pada minggu ke 6 embrio
berukuran 13 mm. Kepala masih lebih besar daripada badan yang sudah mulai lurus,
jari-jari mulai dibentuk. Pada minggu ke 7 embryo berukuran 18 mm, jari tangan dan
kaki mulai dibentuk, badan mulai memanjang dan lurus, genetalia eksterna belum
dapat dibedakan. Setelah tahap organogenesis selesai yaitu pada akhir minggu ke 8
maka embrio akan disebut janin atau fetus dengan ukuran 30 mm.
10
BAB IV
11
berfungsi sampai lahir. Induk mensuplai antibodi plasenta mulai regresi dan
pembuluh darah palsenta juga mulai regresi.
B. Karakteristik Janin
12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain
:
13
DAFTAR PUSTAKA
14