Anda di halaman 1dari 4

2.

2 Spermatogenesis
Spermatogenesis merupakan peralihan dari bakal sel kelamin yang aktif membelah ke sperma
yang masak serta menyangkut berbagai macam perubahan struktur yang berlangsung secara
berurutan. Spermatogenesis berlangsung pada tubulus seminiferus dan diatur oleh hormone
gonadtotropin dan testosterone (Yatim, 1990).
Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu (Yatim, 1990):
1.Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi
spermatosit primer. Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi
(membelah) dengan cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan
berkembang menjadi spermatosit primer. Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n)
pada inti selnya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu
spermatosit sekunder.

2. Tahapan Meiois
Spermatosit I (primer) menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera
mengalami meiosis I yang kemudian diikuti dengan meiosis II.

Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi masih
berhubungan sesame lewat suatu jembatan (Interceluler bridge). Apabila dibandingkan dengan
spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.

3. Tahapan Spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase
golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa masak.
Dua spermatozoa akan membawa kromosom penentu jenis kelamin wanita “X”. Apabila salah satu
dari spermatozoa ini bersatu dengan ovum, maka pola sel somatik manusia yang 23 pasang kromosom
itu akan dipertahankan. Spermatozoa masak terdiri dari :

1. Kepala (caput), tidak hanya mengandung inti (nukleus) dengan kromosom dan bahan
genetiknya, tetapi juga ditutup oleh akrosom yang mengandung enzim hialuronidase
yang mempermudah fertilisasi ovum.
2. Leher (servix), menghubungkan kepala dengan badan.
3. Badan (corpus), bertanggungjawab untuk memproduksi tenaga yang dibutuhkan
untuk motilitas.
4. Ekor (cauda), berfungsi untuk mendorong spermatozoa masak ke dalam vas defern
dan ductus ejakulotorius.
1) Bagian Kepala
Pada bagian kepala spermatozoon ini, terdapat inti tebal dengan sedikit sitoplasma
yang diselubungi oleh selubung tebal dan terdapat 23 kromosom dari sel ayah. Selubung tebal
yang dimadsud adalah akrosom, fungsi dari akrosom adalah sebagai pelindung dan
menghasilkan enzim.
2) Bagian Badan
Terdapat mitokondria yang berbentuk spiral dan berukuran besar, berfungsi sebagai
penyedia ATP atau energi untuk pergerakan ekor.
3) Bagian ekor

Pada bagian ekor sperma yang cukup panjang terdapat Axial Filament pada bagian dalam,
dan membrane plasma dibagian luar yang berfungsi untuk pergerakan sperma.

5. Akrosom.......

2.3 Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pematangan ovum di dalam ovarium. Tidak seperti
spermatogenesis yang dapat menghasilkan jutaan spermatozoa dalam waktu yang bersamaan,
oogenesis hanya mampu menghasilkan satu ovum matang sekali waktu (Carlson, 1999).
Proses oogenesis ialah sebagai berikut (Campbell, 2004):
1. Oogonium yang merupakan prekursor dari ovum tertutup dalam folikel di ovarium.
2. Oogonium berubah menjadi oosit primer, yang memiliki 46 kromosom. Oosit primer melakukan
meiosis , yang menghasilkan dua sel anak yang ukurannya tidak sama.
3. Sel anak yang lebih besar adalah oosit sekunder yang bersifat haploid. Ukurannya dapat mencapai
ribuan kali lebih besar dari yang lain karena berisi lebih banyak sitoplasma dari oosit
primer.
4. Sel anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama yang kemudian membelah lagi.
5. Oosit sekunder meninggalkan folikel ovarium menuju tuba Fallopi. Apabila oosit
sekunder difertilisasi, maka akan mengalami pembelahan meiosis yang kedua . begitu
pula dengan badan polar pertama membelah menjadi dua badan polar kedua yang
akhirnya mengalami degenerasi. Namun apabila tidak terjadi fertilisasi, menstruasi
dengan cepat akan terjadi dan siklus oogenesis diulang kembali.
6. Selama pemebelahan meiosis kedua, oosit sekunder menjadi bersifat haploid dengan 23
kromosom dan selanjutnya disebut dengan ootid. Ketika inti nukleus sperma dan ovum
siap melebur menjadi satu, saat itu juga ootid kemudian mencapai perkembangan
finalnya menjadi ovum yang matang.
7. Kedua sel haploid (sperma dan ovum) bersatu membentuk sel zygot yang bersifat dipoid
(2n).

Tuliskan fungsi masing-masing bagian yang terdapat pada morfologi sel telur (ovum)!
()

1) Membran Vitellin yaitu lapisan transparan di bagian dalam ovum.

2) Zona Pellusida yaitu lapisan pelidung ovum yang tebal dan terletak di bagian
tengah. Terdiri dari protein dan mengandung reseptor untuk spermatozoa

3) Korona Radiata yaitu merupakan sel-sel granulosa yang melekat disisi luar oosit
dan merupakan mantel terluar ovum yang paling tebal

4) Nucleus (Inti Sel) bagian sel yang berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat
terjadi pembelahan sel, memproduksi RNA untuk mengkodekan protein, sebagai
tempat sintesis ribosom, serta mengatur kapan dan di mana ekspresi gen harus
dimulai, dijalankan, dan diakhiri.

4.2.5 Proses Fertilisasi


Fertilisasi adalah proses meleburnya sel gamet jantan (sel sperma) dan sel gamet betina (ovum/sel
telur). Pada waktu sperma mendekati permukaan telur terjadi reaksi akromosom. Pada sejumlah
spesies terbentuklah satu atau lebih filamen akrosom yang menembus membran vitellina. Enzim-
enzim yang dimiliki oleh akrosom akan dikeluarkan, yang berfungsi untuk merusak membran sel
telur. Jika sel sperma menyentuh permukaan sel telur, membran secara otomatis akan rusak sehingga
terbentuk jalan bagi sperma masuk ke dalam sitoplasma telur. Ekor sperma tersebut dapat tertinggal di
luar. Reaksi kortikal terjadi pada permukaan sel telur diperistiwa ini, yang menyebabkan terjadinya
suatu reaksi penebalan membran plasma. Mukopolisakarida yang telah tertimbun dalam granula
kortikal dilepaskan ke permukaan. Karena zat ini menyerap air dan membengkak, maka membran
vitellina terangkat dari permukaan telur dan membentuk membran fertilisasi. Inilah yang dimaksud
dengan reaksi kortikal. Saat sel sperma mencapai inti sel telur atau nukleus, maka terjadi peleburan
dua sel gamet (Junquiera and Carneiro, 2005).
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum yang telah dilakukan yaitu bahwa oosit (sel
gamet betina) pada sapi terdiri atas beberapa bagian, yaitu zona pelusida yang terletak pada bagian
sebelah luar, nukleus yang berada di bagian tengah, vitelline layer dan membrane sel. Sperma (sel
gamet jantan) pada sapi baik afkir maupun straw disusun oleh beberapa bagian yaitu akrosom yang
berbentuk tudung, kepala yang berisi nikleus, leher yang berisi mitokondria, serta ekor yang berfungsi
dalam motilitas sel. Sperma straw mempunyai tingkat motilitas yang lebih cepat daripada sperma
afkir. Hal ini disebabkan karena kualitas sperma straw jauh lebih baik daripada sperma afkir.

5.2 Saran
Saran bagi praktikan adalah agar lebih teliti dan disiplin dalam melakukan praktikum dan
pengambila sampel. Saran untuk praktikum selanjutnya ialah agar peralatan yang digunakan lebih
memadai dan dipahami tentang metode praktikum itu sendiri

Anda mungkin juga menyukai