PEMBANGUNAN PERTAHANAN
DAN KEAMANAN
A. UMUM
Berbagai kebijakan dan program yang diuraikan dalam bab ini adalah dalam rangka
mendukung pelaksanaan prioritas pembangunan nasional yang pertama, yaitu membangun sistem
politik yang demokratis serta mempertahankan persatuan dan kesatuan.
Kurang mantapnya formulasi dan persepsi peran TNI pada masa lalu dalam menghadapi
ancaman yang datang dari luar negeri menyebabkan terjadinya penonjolan peran Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia sebagai kekuatan sosial politik yang berimplikasi pada
melemahnya peran TNI sebagai kekuatan pertahanan dan menurunnya tingkat profesionalitas TNI
sehingga kemampuan nyata menjadi rendah; efek penangkalan sangat lemah dan timpangnya
komposisi pengembangan kekuatan personil TNI serta alat utama sistem senjata (alutsista) TNI
dikaitkan dengan konfigurasi geostrategis wilayah Indonesia. Keterlibatan TNI yang terlalu jauh
dalam tugas-tugas keamanan dalam negeri serta keamanan dan ketertiban masyarakat berakibat
pada terdistorsinya peran dan fungsi Polri sehingga berakibat kurang menguntungkan bagi
profesionalitas Polri dalam menyelesaikan persoalan-persoalan kriminal serta berkurangnya
jaminan rasa keamanan dan ketenteraman masyarakat.
XI - 1
diharapkan TNI sebagai kekuatan inti pertahanan negara dan Polri sebagai pelaksana inti penegak
hukum mampu berperanan utama dalam menjaga persatuan dan kesatuan.
B. ARAH KEBIJAKAN
1. Menata kembali Tentara Nasional Indonesia sesuai paradigma baru secara konsisten melalui
reposisi, redefinisi, dan reaktualisasi peran Tentara Nasional Indonesia sebagai alat negara
untuk melindungi, memelihara, dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia terhadap ancaman dari luar dan dalam negeri dengan menjunjung tinggi hak asasi
manusia dan memberikan darma baktinya dalam membantu menyelenggarakan pembangunan.
4. Memperluas dan meningkatkan kualitas kerja sama bilateral bidang pertahanan dan keamanan
dalam rangka memelihara stabilitas keamanan regional dan turut serta berpartisipasi dalam
upaya pemeliharaan perdamaian dunia.
C. PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN
1. Pertahanan
Dalam pembangunan pertahanan tantangan yang cukup penting adalah mengubah sikap
dan mental personil TNI untuk kembali pada posisinya yaitu mengemban peran dan fungsinya
sebagai penjaga kedaulatan negara dan bangsa. Ke dalam tubuh TNI perlu dibangkitkan kembali
kesadaran secara terus-menerus atas kemungkinan ancaman nyata terhadap kedaulatan negara
terutama yang datang dari kekuatan asing. Tantangan lain adalah penanaman nilai-nilai
kebanggaan dan kewibawaan pada TNI, baik bagi masyarakat sipil maupun bagi prajurit TNI. Hal
ini kiranya bisa dicapai dengan terus menerus mengembangkan kekuatan TNI agar mampu
melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik dan lebih dari itu diharapkan juga mampu
dibangun suatu institusi TNI yang mempunyai efek penggentar (deterrence effect) terhadap
musuh sehingga menimbulkan citra bahwa TNI berkemampuan tempur tinggi dengan daya pukul
XI - 2
yang efektif. Hal ini menjadi salah satu faktor yang penting dalam mendukung keberhasilan upaya
menjaga kedaulatan dan keamanan negara serta diplomasi dalam hubungan luar negeri.
Tujuan program ini adalah membangun kekuatan pertahanan negara secara proporsional
dan bertahap dalam rangka mewujudkan postur kekuatan pertahanan negara yang profesional,
efektif, efisien serta modern dengan kualitas dan mobilitas yang tinggi sehingga mampu dalam
waktu yang relatif singkat diproyeksikan ke seluruh penjuru tanah air, serta dapat dengan cepat
dikembangkan kekuatan dan kemampuannya dalam keadaan darurat.
Sasaran program ini adalah terwujudnya TNI yang profesional sebagai komponen utama
fungsi pertahanan negara yang mampu menghadapi setiap ancaman terhadap kedaulatan dan
integritas bangsa sesuai dengan perkembangan lingkungan strategis.
XI - 3
mewujudkan sumber daya manusia TNI yang profesional sesuai dengan tuntutan perkembangan
lingkungan strategis.
Tujuan program ini adalah menyelenggarakan manajemen modern yang profesional dan
meningkatkan kemampuan pembinaan dan pendayagunaan wilayah negara, survei dan pemetaan
nasional, sumber daya alam (SDA) dan sumber daya buatan (SDB), sarana dan prasarana
nasional, iptek dan industri strategis, pengembangan sumber daya manusia (SDM), dan kerja
sama internasional di bidang pertahanan.
Sasaran program ini adalah terkelolanya sumber daya manusia, sumber daya alam, dan
sumber daya buatan untuk mendukung penyelenggaraan pertahanan negara.
Kegiatan pokok yang dilakukan adalah (1) melakukan pengembangan potensi sumber
daya manusia dan sumber daya alam nasional untuk kepentingan penyelenggaraan pertahanan
negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang pada dasarnya adalah
pemanfaatan seluruh sumber daya nasional dalam tatanan Sistem Pertahanan Rakyat Semesta
yang bercirikan kerakyatan, kewilayahan, dan kesemestaan; antara lain, melalui penumbuhan
kesadaran bela negara. Di samping itu, diupayakan pula pengembangan potensi sumber daya
buatan, pemanfaatan sarana, prasarana nasional, penataan organisasi untuk mendukung
penyelenggaraan dan penyusunan komponen kekuatan pertahanan negara, serta pengembangan
potensi industri nasional untuk mendukung penyelenggaraan pertahanan negara; (2) melakukan
revisi UU No. 20 Tahun 1982 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertahanan dan Keamanan
Negara Republik Indonesia, beserta peraturan-peraturan lainnya yang terkait dengan pengelolaan
pertahanan negara. Di samping itu, diupayakan pula untuk melakukan revisi doktrin pertahanan
negara serta piranti lunak di lingkungan Departemen Pertahanan dan TNI yang sudah tidak sesuai
dengan perkembangan lingkungan, baik nasional maupun internasional; (3) meningkatkan
koordinasi selain antarorganisasi TNI, juga dengan instansi terkait lainnya guna penataan dan
pengorganisasian komponen pendukung secara bertahap dan berlanjut agar dapat mendukung
kebutuhan alutsista TNI; (4) mengembangkan kerja sama pertahanan dan keamanan negara-
negara ASEAN, Asia-Pasifik, dan kawasan internasional lainnya dalam rangka memelihara
stabilitas keamanan regional dan ketertiban dunia melalui berbagai forum.
2. Keamanan
Tingkat kesadaran masyarakat atas hak-haknya dan kebebasan arus informasi yang makin
tinggi di dalam era transparansi dan proses demokratisasi, membuat segala bentuk ketidakadilan,
kesenjangan, dan berbagai bentuk korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dapat segera diketahui
secara apa adanya. Apabila hukum tidak dapat ditegakkan secara adil untuk mengatasi masalah-
masalah tersebut, dapat menimbulkan ketidakpuasan dikalangan masyarakat, yang pada gilirannya
akan mengakibatkan munculnya tindakan-tindakan anarkis sehingga dapat menimbulkan
gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat serta keamanan dalam negeri. Oleh karena itu,
diperlukan penanganan yang serius untuk mengatasi persoalan-persoalan pelanggaran hukum
yang terjadi, melalui berbagai metodologi, taktik, dan teknik yang berlandaskan hukum dengan
menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia.
XI - 4
2.1 Program Pengembangan Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban
Masyarakat
Tujuan program ini adalah mewujudkan penyelenggaraan sistem keamanan dan ketertiban
masyarakat sehingga mampu melindungi seluruh warga masyarakat Indonesia dari gangguan
ketertiban dan keamanan masyarakat sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sasaran program ini adalah terwujudnya Polri yang profesional sebagai penanggungjawab
dan pelaksana inti penegak hukum, fungsi keamanan dan ketertiban masyarakat yang mampu
mendukung segenap komitmen/kesepakatan nasional, serta mampu menyesuaikan diri terhadap
tuntutan yang berkembang sesuai dengan perubahan lingkungan strategis.
Kegiatan pokok yang dilakukan adalah (1) melakukan pengembangan tingkat kemampuan
profesional dan kesiapan yang andal dalam penyidikan tindak pidana guna mengungkap perkara,
kegiatan pencegahan terjadinya pelanggaran dan kejahatan, pengendalian massa, perlindungan
masyarakat terhadap ancaman gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat, penindakan huru-
hara, lawan teror, penjinakan bahan peledak dan bantuan serta penyelamatan masyarakat; (2)
menegaskan profesionalitas anggota Polri antara lain melalui penyempurnaan kurikulum
pendidikan dan menata sikap mental dan perilaku sesuai dengan peran, tugas dan fungsinya
sebagai komponen utama sistem keamanan dan ketertiban masyarakat, serta melakukan
pendekatan-pendekatan psikologis, sosial budaya masyarakat, dan tindakan nyata secara
transparan kepada rakyat untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap Polri; (3) me-
lakukan pengembangan kekuatan Polri secara bertahap dengan cara menambah jumlah personil
guna pencapaian kebutuhan personil yang memadai, dibarengi dengan peningkatan kualitas dan
kuantitas materiil, serta fasilitas yang memadai dalam mendukung operasional Polri; (4) mela-
kukan penataan organisasi Polri beserta perangkat peraturan perundang-undangan dalam upaya
memandirikan Polri yang profesional sebagai lembaga negara independen selaras dengan
pelaksanaan otonomi daerah; (5) membangun pengemban fungsi kepolisian lainnya melalui:
(a) meningkatkan pengembangan fungsi teknis Penyidik Pegawai Negeri Sipil, Polisi Khusus, dan
pengemban fungsi kepolisian lainnya di dalam melakukan penyidikan terhadap tindak pidana
sesuai undang-undang; (b) meningkatkan koordinasi serta kerja sama dengan badan-badan di
dalam dan di luar lembaga pemerintahan untuk kelancaran pelaksanaan tugas; (c) meningkatkan
pengendalian dan pengawasan bagi pelaksanaan tugas pembinaan dan operasional pengemban
fungsi Polri; (d) melaksanakan bantuan teknis/taktis fungsi kepolisian termasuk penerapan dalam
pendidikan dan latihan; (e) menyelenggarakan tindakan kepolisian terpadu di luar fungsi teknis
yang ada dalam lingkup nasional/internasional; dan (f) menata manajemen, organisasi dan
prosedur serta pengembangan kekuatan dan kemampuan pengemban fungsi kepolisian lainnya
dalam membantu tugas Polri; dan (6) mengembangkan kemampuan dukungan yang memadai
untuk menyelenggarakan operasi penegakan hukum, keamanan dan ketertiban masyarakat dengan
cepat, tepat, dan akurat, serta meningkatkan pembimbingan dan pembinaan terhadap masyarakat
untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat melalui: (a) mendayagunakan potensi
sumber daya alam, sumber daya buatan, sarana dan prasarana nasional sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku; (b) memberikan bantuan dan pertimbangan kepada Presiden
dalam menetapkan arah kebijakan Polri serta dalam pengangkatan dan pemberhentian Kepala
Polri melalui Lembaga Kepolisian Nasional; (c) memberikan saran pertimbangan untuk
menentukan kebijakan nasional di bidang narkotik dan penyelenggaraan komunikasi
korespondensi pertukaran data dan informasi serta melaksanakan pelatihan, pendidikan tentang
permasalahan narkotika antarlembaga pemerintah/nonpemerintah melalui Badan Koordinasi
Narkotika Nasional; (d) meningkatkan penyelenggaraan komunikasi korespondensi pertukaran
data, informasi kriminal dan melaksanakan kerja sama di bidang penyelidikan, penyidikan
kejahatan internasional dalam rangka mencegah, menangkal dan menanggulangi bentuk-bentuk
XI - 5
kejahatan internasional dengan kepolisian negara-negara lain dalam wadah Interpol; (e)
menyelenggarakan dan mendayagunakan Pusat Informasi Kriminal Nasional dengan
mengembangkan sistem pengumpulan data kriminal serta korelasi data kriminal, sistem analisis
kriminal dan sistem komunikasi informasi kriminal guna mendukung perumusan kebijakan
penyelidikan dan informasi bagi pemerintah dan masyarakat; dan (f) menyelenggarakan
identifikasi nasional untuk memberikan dukungan teknis kepada administrasi penegakan hukum
meliputi semua bentuk teknis pengenalan jati diri seseorang, khususnya, berdasarkan sidik jari
melalui Pusat Identifikasi Nasional.
Sasaran program ini adalah terwujudnya keterkaitan kegiatan pertahanan dan kegiatan
keamanan dimana TNI dan Polri akan bekerja sama dan saling membantu sesuai dengan peran
dan fungsinya masing-masing dalam hal gangguan keamanan telah mencapai intensitas yang
membahayakan persatuan bangsa dan integritas wilayah.
Kegiatan pokok yang dilakukan adalah (1) menyusun dan menyempurnakan peraturan
perundang-undangan yang mengatur peranan Polri dan komponen keamanan lainnya dalam
menghadapi gangguan keamanan dalam negeri; (2) mengembangkan kemampuan dukungan
sarana dan prasarana yang memadai untuk dapat menyelenggarakan keamanan dalam negeri; dan
(3) mengatur keterlibatan TNI dalam mendukung Polri untuk menangani masalah keamanan
dalam negeri.
XI - 6