Anda di halaman 1dari 3

Nama : Jazuli Azra Mr

Kelas :A

NIM : 2009511022

Tugas Meringkas Gametogenesis

Gametogenesis : adalah merupakan serangkaian proses perkembangan sel gamet ( Germ cell
menjadi sel gamet dewasa yang terjadi di dalam organ gonad

Gemetogenesis ada 2 yaitu


1. Spermatogenesis adalah suatu proses yang terdiri atas tiga fase, yaitu:
spermatositogenesis (mitosis), pembelahan meiosis, dan spermiogenesis, yaitu
metamorfosis dari sel yang bentuknya speris menjadi spermatozoa yang bentuknya
memanjang dan motil.
Spermatogonia ini berkembang menjadi spermatosit primer. Spermatosit primer
mengalami pembelahan meiosis, jumlah kromosomnya berkurang. Pada proses meiosis
ini, spermatosit primer menjadi spermatosit sekunder dan kemudian menjadi spermatid,
yang mengandung kromosom haploid. Spermatid mengalami pematangan menjadi
spermatozoa muda, Spermatogenesis Terjadi di Tubulus Seminiferus,
Testis merupakan organ reproduksi utama pada hewan jantan, testis mempunyai
dua fungsi utama, yaitu menghasilkan spermatozoa dan hormone seks jantan (androgen).
Testis tidak mengandung spermatozoa sejak lahir, seperti pada ovarium yang
mengandung oosit sejak hewan dilahirkan. Spermatozoa pada testis dihasilkan melalui
serangkaian proses pembelahan sel spermatogonia pada tubulus seminiferus menjadi
spermatozoa.
Parenkim testis terdiri atas tubulus seminiferus, yang diselingi oleh jaringan
interstisial yang mengandung sel interstisial endokrin (sel Leydig), pembuluh darah,
limfe, dan jaringan saraf. Sel interstisial endokrin menghasilkan hormon testosteron,
progesteron, dan kemungkinan pula hormon estrogen. Bentuk sel Leydig tidak teratur dan
polihedral dengan inti bulat di tengah dengan kandungan kromatin tersebar di luar
membran inti. Sitoplasma banyak mengandung retikulum endoplasmik halus (sER).
Mitokondria pada sitoplasma memiliki buluh-buluh krista yang berperan dalam sintesis
hormon testosteron. Sel Leydig merupakan satu-satunya sel pada testis yang mempunyai
reseptor untuk hormon Luteinizing hormone (LH).
Sel Sertoli mempunyai fungsi menyediakan makanan untuk spermatozoa,
perlindungan, dan menunjang sel spermatogonia. Sel Sertoli merupakan satu-satunya sel
di dalam testis yang mempunyai reseptor untuk Follicle stimulating hormone (FSH). Pada
hewan jantan, FSH merangsang pertumbuhan tubulus seminiferus.
Pada masa perkembangan fetus, testis pada umur tertentu bergerak turun dari
tempat asalnya yaitu dekat ginjal melewati saluran kanalis inguinalis masuk ke dalam
skrotum. Jadi, letak testis tidak seperti ovarium, yang tetap tinggal pada rongga tubuh
hewan betina. Pada semua mamalia, spermatogonia mengalami tahap pembelahan sel
yang jumlah pembelahannya tergantung pada spesies hewan. Pada hewan mamalia,
terjadi pembelahan mitosis sebanyak tiga sampai enam kali. Spermatogonia yang berada
pada bagian membrana basalis mengalami pembelahan mitosis membentuk
spermatogonia dengan bentuk yang berbeda satu dengan lainnya.
Pembelahan meiosis pertama terjadi pada spermatosit primer dan menghasilkan
spermatosit sekunder. Tahap meiosis pertama pada spermatosit primer disebut tahap
pemasakan pertama. Spermatosit sekunder mengalami meiosis kedua dan menghasilkan
spermatid yang bersifat haploid. Selanjutnya, spermatid ini berdiferensiasi menjadi
spermatozoa. Jadi, selama meiosis, dua pembelahan inti berlangsung secara beruntun.
Pembelahan ini menghasilkan pengurangan jumlah kromosom dari diploid (2n) menjadi
haploid (n).
penting selama spermiogenesis adalah pembentukan suatu struktur bermembran
mirip topi yang terdapat paa bagian anterior inti spermatozoa (akrosom), pemadatan,
transformasi, pergeseran inti ke posisi eksentrik dalam sel, dan terbentuknya ekor yang
mampu bergetar. Dengan menggunakan mikroskop cahaya, spermatozoa terlihat
memiliki dua bagian utama, yaitu kepala dan ekor. Pemeriksaan dengan mikroskop
elektron menunjukkan bahwa bagian ekor dapat dibagi atas bagian leher (neck piece),
badan (middle piece), ekor utama (principal piece), dan ujung ekor (end piece).
Bentuk kepala spermatozoa ditentukan oleh bentuk inti. Kepala spermatozoa
mengandung material kromatin yang sangat padat dan tercampur dengan protein yang
disebut protamin. Kutub anterior kepala tertutup oleh tudung akrosom. Akrosom tersebut
mengandung lipoprotein yang kompleks, termasuk di dalamnya enzim akrosin dan
hyaluronidase. Enzim tersebut berperan dalam menghancurkan kumulus ooforus dan
zona pellucida dari ovum pada proses fertilisa.
Follicle Stimulating Hormone (FSH) berperan dalam mempertahankan fungsi
testis, tetapi peran FSH pada spermatogenesis tidak begitu jelas. FSH tampaknya
mempermudah tingkat terakhir pematangan spermatid. Akan tetapi, FSH dapat
menimbulkan pengaruh ini melalui kerjanya pada sel Sertoli atau FSH merangsang
spermatogenesis secara tidak langsung melalui pengaktifan sel Sertoli. Spermatogenesis
memerlukan suhu yang jauh lebih rendah daripada suhu dalam tubuh. Spermatogenesis
tidak dapat terjadi pada suhu badan yang normal.
2. Oogenesis
Pertumbuhan ovum pada Ovarium, Ovarium tergolong kelenjar ganda, sebagai
kelenjar eksokrin dan endokrin. Organ ini dipandang sebagai kelenjar eksokrin karena
menghasilkan sel kelamin betina (ovum) dan sebagai kelenjar endokrin karena
menghasilkan hormon reproduksi betina, terutama estrogen dan progesteron. Kedua
hormon tersebut berfungsi mempengaruhi pola awal perkembangan organ reproduksi,
fisiologi, dan perilaku hewan betina.
Ovarium mengandung banyak sekali populasi oosit pada hewan yang baru lahir.
Namun, tidak semua oosit mempunyai potensi yang sama untuk tumbuh dan
berkembang. Karena itu, oosit yang tidak mampu tumbuh dan berkembang tersebut
akan berumur pendek. Akibatnya, hanya sebagian kecil dari oosit yang terlepas dari
ovarium pada saat ovulasi. Oosit hanya akan bisa bertumbuh dalam ovarium apabila
dikelilingi oleh sel folikel. Proses ini terjadi mulai sebelum lahir, ketika sel telur
menempatkan dirinya di sekeliling sel folikel. Struktur yang terbentuk ketika sel secara
lengkap berkembang disebut dengan folikel primer. Dengan terbentuknya oosit primer,
maka sel-sel yang mengitarinya membentuk sel-sel folikel yang berbentuk pipih selapis.
Sel telur atau ovum dengan sel folikel yang mengitarinya membentuk folikel primordia.
oosit primer dalam folikel memasuki pembelahan sel secara khusus yaitu
pembelahan reduksi (meiosis) tahap pertama untuk menghasilkan oosit sekunder.
Interaksi seluler oosit dengan rete ovarii dianggap penting untuk mengawali meiosis.
Dalam pembelahan meiosis tahap pertama, pasangan kromosom terbentuk dan terjadi
pencampuran materi genetik. Peristiwa ini diikuti oleh pemisahan pasangan kromosom
serta dihasilkannya badan kutub (polar body) pertama. Folikel primer terdiri atas oosit
primer, yang dikelilingi oleh epitel pipih atau kubis selapis. Folikel primer paling muda
dikelilingi oleh epitel pipih selapis. Folikel primer ini terdapat tepat di bawah tunika
albugenia, yaitu lapis yang langsung berada di bawah epitel permukaan, dan terbagi-bagi
dalam kelompok kecil. Folikel primer tersebut selanjutnya menjadi folikel sekunder
(folikel tumbuh).
Lapis vaskular yang terdiri atas sel berbentuk kincir, disebut sel-sel theka, mulai
terbentuk mengitari lapis sel-sel granulosa pada tahap akhir folikel sekunder.
Pembentukan
antrum itu menandai tercapainya stadium folikel tersier atau folikel Graaf. folikel tersier
merupakan struktur besar berisi cairan yang membengkak ke luar permukaan ovarium.
Pada folikel tersier yang besar, bentuk sel yang mengitari oosit menjadi silinder
dengan susunan radial dikenal dengan korona radiata. Pada folikel tersier, sel granulosa
membentuk lapisan folikel parietal yang disebut dengan stratum granulosum. Stratum
granulosum yang mengelilingi antrum pada bagian tertentu yang tertata pada membrana
basalis disebut cumulus ooforus. Stratum granulosum dikitari oleh lapis theka folikel.
Pada folikel tersier, theka folikel tersebut berdiferensiasi menjadi dua lapis, yakni theka
interna dengan banyak pembuluh dan theka eksterna di sebelah luar sebagai penunjang.
Sel theka interna berperan dalam produksi estrogen, sedangkan sel granulosa pada korpus
luteum berperan menghasilkan hormon progesterone
Folikel atretik, Sebagian besar folikel tidak berhasil berkembang sampai ke
stadium ovulasi dan menyusut ukuran dan strukturnya selama dalam perkembangannya.
Ketidakberhasilan folikel berkembang disebabkan karena tidak lengkapnya pendewasaan
dan umur folikel yang pendek.
Korpus luteum, Pada umumnya, korpus luteum berwarna kuning. Namun, korpus
luteum pada anjing berwarna merah muda cerah (bright salmon pink) dan konsistensinya
padat. Korpus luteum tersebut bertindak sebagai penghasil progesteron. Korpus luteum
bertahan di dalam ovarium sampai akhir kebuntingan. Setelah kelahiran anak, korpus
luteum akan mengalami degenerasi. Bekas tempat korpus luteum tersebut berubah
menjadi jaringan parut berwarna coklat kepucatan-pucatan. Struktur itu disebut korpus
albikan. Korpus albikan tersebut tidak mempunyai peran dalam proses reproduksi.
Macam telur Berdasarkan Jumlah Kuning telur Jumlah kuning telur sebagai
penyedia makanan pada telur sangat bervariasi pada jenis binatang dan juga
penyebarannya. Berdasarkan jumlah kuning telur (vitelin), telur dibagi menjadi 3 macam
yaitu:
- Microlecithal atau oligolecithal.
- Mesolecitha
- Megalecithal atau macrolecithal atau polylecithal
Macam telur Berdasarkan Penyebaran Kuning telur Berdasarkan distribusi atau
penyebaran kuning telur dalam telur maka telur dapat dibagai menjadi 3 macam yaitu :
- Homolecithal atau isolecithal
- Telolecithal
- Centrolecithal

Anda mungkin juga menyukai