Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH HISTOLGI

OVARIUM

DISUSUN OLEH:
Berti Betrandas Rosari Ngole (1734013)
Delly Anggun Cahyaning Tyas (1734016)
Fitria Reza (1734003)
Krisman Andreas Saranggih (1734020)
Mentari Cahyani (1734019)

DOSEN PEMBIMBING:
dr. Aspitriani SP.Pa

UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI DIV ANALIS KESEHATAN


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas
limpah dan rahmat-Nya sehingga makalah ovarium ini dapat terselesaikan.

Makalah ini disusun berdasarkan beberapa sumber yang saya ambil, Selain itu
makalah ini saya susun dengan agar dapat memberikan manfaat untuk pembaca
dalam mempelajari tentang histologi ovarium.

Oleh karena itu, saya sangat mengaharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk perbaikan kedepannya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Palembang , 26 NOVEMBER 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ovarium merupakan salah satu organ reproduksi dalam wanita. Reproduksi


dimulai dengan perkembangan ovum di dalam ovarium. Ovum merupakan oosit
sekunder yang belum melakukan pembelahan meiosis kedua. Untuk dapat menjadi
ovum yang matang, oosit memerlukan beberapa tahapan yang dikenal dengan
maturasi oosit.
Maturasi oosit merupakan permulaan dan penyelesaian tahap pembelahan meiosis
pertama dari tahap germinal vesicle sampai pada tahap metafase II yang diikuti
dengan maturasi sitoplasma yang diperlukan untuk fertilisasi dan perkembangan awal
embrio. Maturasi oosit terdiri dari dua proses yang saling tergantung satu sama lain,
yaitu maturasi inti dan maturasi sitoplasma. Maturasi inti dan sitoplasma terjadi pada
waktu yang bersamaan. Karena jika sitoplasma masih immatur, maka hal tersebut
akan berdampak pada perkembangan embrio.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Ovarium merupakan organ endokrin maupun eksokrin, yakni penghasil hormon


dan sel gamet.
B. STRUKTUR HISTOLOGI
Permukaan ovarium dilapisi sel epitel kuboid kompleks (kubus banyak lapis)
yang makin keatas menjadi squamus kompleks. Ovarium terbagi menjadi dua daerah,
yaitu :
 Daerah Korteks (Zona parenchymatosa)
 Daerah medulla ( Zona vasculosa)
Pada korteks ditemukan banyak folikel dengan berbagai tahap perkembangan
(folikel primer, sekunder, tertier, folikel de graff, dll).
 Fossa ovulasi (terlihat jelas pada ovarium kuda).
 Pada medulla :tersusun dari jaringan ikat longgar, vasa darah.

Gambar 1 : Struktur Pembagian Daerah Ovarium.


(sumber: Andry Rahim, Tahun 2012, Histologi Ovarium)
Ovarium atau indung telur adalah kelenjar kelamin yang dibawa oleh hewan
betina. Vertebrata, termasuk manusia, memiliki dua ovarium yang berfungsi
memproduksi sel telur dan mengeluarkan hormon. Sebagian besar burung hanya
memiliki satu ovarium yang dapat berfungsi dengan baik, dan ular memiliki dua
ovarium yang tersusun berbaris.
Seperti organ tubuh lainnya ovarium dibagi ke dalam korteks (luar) dan medula
(dalam). Korteks terdiri dari stroma jaringan ikat yang sangat seluler yaitu tempat
folikel ovarium tertanam. Medula terdiri dari jaringan ikat longgar, yang berisi
pembuluh darah dan saraf.
1. Folikel Ovarium
Folikel ovarium terdiri dari satu oosit dan sel folikel disekitarnya. Perkembangan
folikel dapat dibagi menjadi beberapa tahap yaitu folikel primer, folikel sekunder,
folikel tersier, dan folikel De Graff.

2. Folikel Primer
Folikel ini telah memasuki siklus, dan dibawah pengaruh hormon FSH dari
hiphofisa terjadi proses pertumbuhan. Pembesaran diameter dari seluruh komponen
folikel disebabkan oleh perubahan pada : Sel telur yang membesar karena intinya
sedikit membesar akibat kromatin bertambah, sitoplasma khususnya kuning telur
(para plasma) bertambah secara bertahap sel telur yang sedang berkembang ini
disebut oosit primer.
Ciri-ciri :
 Sel-sel follikel turut berkembang yang tadinya berbentuk pipih selapis,
berubah menjadi kubis sebaris.
 Membran basal masih tetap tipis.

3. Folikel Sekunder
Periode ini disebut Growing follicle dibedakan tiga stadium, yakni :
a. Stadium permulaan
Oosit primer terus berkembang, sel folikel mulai berkembang biak sehingga
tampak dua lapis. Di luar selaput vitelin mulai terjadi zona pelusida yang dihasilkan
oleh sel folikel. Di sebelah dalam selaput vitelin kuning telur bertambah banyak,
membran basal sedikit menebal. Penambahan diameter keseluruhan follikel, demikian
juga oosit primer.
b. Stadium pertengahan
Perkembangan oosit primer terus berjalan, dengan bertambahnya kuning telur
posisi inti yang sentris mulai bergeser agak ke tepi.Zona pelusida agak menebal dan
sel folikel berlapis mencapai tiga sampai enam lapis. Membran basal agak menebal.
c. Stadium akhir
Perkembangan oosit primer berakhir, zona pelusida tebal. Sel follkel yang ada
ditengah mulai tampak tanda degenerasi yang berakhir dengan hancur (lisis) sehingga
terbentuk rongga sebagai permulaan dari antrum folikuli.

4. Folikel Tersier
Seperti halnya dengan follikel sekunder, stadium ini dibagi dalam 3 sub stadium :
 Stadium permulaan
Perkembangan oosit primer telah berhenti, zona pellusia sudah cukup tebal. Sel-
sel follikel yang mengitari zona pellusida mulai teratr letaknya. Pada waktu yang
bersamaan sel follikel yang terdapat ditengah berdegenerasi, handur dan membentuk
antrum follikuli yang baru. Antrum follikuli yang telah terbentuk mulai meluas dan
berisi cairan Liquor follikuli. Membran basal tetap ada, sel-sel stroma diluar
membran basal berdiferensiasi menjadi sel-sel theca folliculi.

 Stadium pertengahan
Pada stadium ini diduga oosit primer telah memasuki stadium pemasukan pertama
dan mengeluarkan benda kutub (polosit) pertama. Dengan demikian sel telur disebut
oosit sekunder. Sel folikel yang langsung mengelilingi zona pelusida telah teratur
letaknya disebut : Corona radiata. Diluar corona radiata, sel folikel selanjutnya
disebut sel granulosa, membentuk dinding antrum folikuli. Dengan bergabungnya
antrum folikuli dan bertambahnya liquor folikuli maka posisi sel telur terhadap
folikel jadi semakin eksentris. Pertautan sel telur dengan dinding folikel berlangsung
melalui susunan sel granulosa berbentuk tangkai disebut : Kumulus ooforus. Pada
mamalia lazimnya hanya sebuah tetapi pada kelinci terdapat beberapa buah disebut :
Retinakulum. Membran basal yang memisahkan sel granulosa dan sel teka folikuli,
selanjutnya disebut: Membran skhalavianski. Teka foliculi terdiri atas : Teka interna
dan teka eksterna. Teka interna terdiri disusun oleh jaringan ikat dengan sel epitheloid
mengandung butiran didalamnya, diduga menjadi sumber hormon estrogen.
Pembuluh darah banyak terdapat didalamnya berbentuk kapiler. Sebagian dari
hormon estrogen memasuki pembuluh darah dan sebagian lain menembus sel
jaringan ikat dengan sel memanjang mengelilingi folikel. Perubahan teka eksterna
dengan stroma kortikalispun tidak jelas.

 Stadium terakhir
Stadium ini sering dikenal sebagai : Folikel renier de graaf suatu folikel yang
sudah siap mengalami ovulasi. Keadaannya hampir sama dengan substadium
sebelumnya, hanya pada yang terakhir ini terdapat adanya stigma, berupa dinding
folikel yang paling tipis yang nantinya akan pecah dan merupakan jalan keluar bagi
oosit sekunder.

5. Folikel de draff
Folikel ini merupakan tingkatan terakhir dalam fase folikuli. Folikel ini terbentuk
karena adanya peningkatan FSH pada ovarium. Folikel de graff yang matang berisi
likuor folikel, mengandung estrogen dan siap berovulasi.

6. Folikel atresia
Atresia adalah nama untuk proses degeneratif yaitu suatu keadaan dimana oocyte
dan kelenjar-kelenjarnya binasa tanpa harus mengalami proses ovulasi.

Gambar 2 : Struktur histologi ovarium.

Keterangan :
1. Korteks 5. Folikel Sekunder
2. Medulla 6. Folikel Tertier
3. Daerah tempat folikel primordial berada 7. Folikel De Graff
4. Folikel primordial (Primer) 8. Folikel Atresia

Corpus Luteum
Corpus luteum adalah massa jaringan kuning di dalam ovarium yang dibentuk
oleh sebuah folikel yang telah masak dan mengeluarkan ovumnya. Dalam uteri,
corpus luteum akan menghasilkan hormon progesteron yang berguna untuk mengatur
siklus menstruasi, mengembangkan jaringan glandul mamae, menyiapkan uteri pada
waktu kelahiran dan melindungi dari kanker endometrium. Corpus luteum akan
berhenti memproduksi progesteron pada saat ovum tidak dibuahi dan berkembang
menjadi corpus albikan. Pada saat ini, lapisan uterus akan meluruh keluar dari uterus

C. ANATOMI FISIOLOGI
Struktur ovarium
Dalam nulliparas (wanita yang tidak ditanggung anak-anak), induk telur
adalah dipasangkan, berbentuk almond kemerahan, struktur putih mengukur sekitar 3
cm panjang, 1.5 cm lebar, dan 1 cm ketebalan dan berdiameter 5 cm. Ovarium setiap
melekat pada permukaan posterior dari ligamen yang luas oleh flip peritoneal,
mesovarium. Pada tuba tiang ovarium terpasang ke dinding pelvis oleh ligamentum
suspensori umindung telur, yang membawa ovarium pembuluh dan saraf.
Rendah (atau rahim) kutub adalah melekat pada rahim oleh
ovarium ligamen. Ligament ini adalah sisa-sisa dari guberna culum,tali berserat
embrio yang menempel gonad berkembang lantai panggul. Sebelum masa pubertas,
permukaan ovarium halus, tetapi selama hidup reproduksi itu menjadi semakin bekas
luka dan tidak teratur karena berulang ovulations. Pada wanita menopause,
ovarium adalah sekitar satu-keempat ukuran diamati selama periode reproduksi.

Ovarium terdiri dari korteks dan medula.


Bagian melalui ovarium mempunyai 2 wilayah atau bagian :
• Medula
Atau wilayah meduler terletak di pusat sebagian dari ovarium dan berisi jaringan
ikat yang longgar,massa pembuluh darah mengerut relatif besar, limfatik pembuluh
dan saraf.
• Korteks
Atau daerah kortikal ditemukan di perifer. Bagian sekitar medula
ovarium. Korteks berisi folikel ovarium tertanam dalam kaya selular jaringan ikat.
Tersebar serat otot polos hadir dalam stroma di sekitar folikel. Batas antara korteks
dan medula adalah tidak jelas.
Skema gambar bagian melalui ovarium. Gambar ini menunjukkan tahap-tahap
perkembangan folikular dari awal utama folikel untuk folikel (Graafian) yang
matang. Pematangan folikel terjadi dalam arah panah. Perubahan folikel setelah
ovulasi mengarah pada pengembangan korpus luteum dan akhirnya corpus
albicans. Dapat dilihat darah sangat melingkar kapal di hilum biji dan medula
ovarium.

"Germinal epitel" bukan mesothelium covers indung telur.


Permukaan ovarium ditutupi oleh lapisan tunggal cuboidal dan di beberapa
bagian. Selular lapisan ini, dikenal sebagai epitel germinal, yang terus-
menerus dengan mesothelium yang mencakup mesovarium. Istilah Germinal Epitel
adalah carryover dari masa lalu ketika itu salah dianggap sebagai situs pembentukan
sel germ selama perkembangan embrio. Sekarang diketahui bahwa
sel primordial Germ (baik laki-laki dan perempuan) yang berasal dari
extragonadal dan bahwa mereka bermigrasi dari kantung kuning embrio kekorteks
gonad embrio, dimana mereka membedakan dan menginduksi diferensiasi ovarium.
Jaringan ikat lapisan padat, tunica albuginea, terletak di antara epitel germinal dan
korteks yang mendasari. Tumo ryang timbul dari permukaan epitel account indung
telur lebih dari 70% dari kanker ovarium. Asal-usul permukaan.

Ovarium folikel memberikan mikro untuk mengembangkan oosit.


Ovarium folikel berbagai ukuran, masing-masing berisi satu oosit, didistribusikan
dalam stroma korteks. Ukuran folikel menunjukkan perkembangan keadaan oosit.
Awal tahap oogenesis terjadi selama kehidupan janin ketika mitosis. Secara divisi,
yakni meningkatkan jumlah oogonia. Oosit yang tidak dibuahi hadir pada saat lahir
tetap ditangkap dipengembangan di Divisi meiotic pertama. Selama pubertas,
kelompok-kelompok kecil folikel mengalami pertumbuhan siklik dan pematangan.
Ovulasi pertama umumnya tidak mengambil tempatselama setahun atau lebih setelah
menarche. Pola siklus folikular pematangan dan ovulasi kemudian didirikan yang
terus diparalel dengan siklus menstruasi. Biasanya, hanya satu oosit mencapai
kedewasaan penuh dan dilepaskan dari indung telur selama setiap siklus
menstruasi. Pada pematangan dan rilis lebih daripada satu telur di ovulasi dapat
mengakibatkan beberapa zigot. Selamaharapan hidup reproduksi, seorang wanita
menghasilkan hanya sekitar 400ovarium matang. Sebagian besar perkiraan 600.000 –
800.000 utama,oosit yang tidak dibuahi hadir pada saat lahir tidak melengkapi
pematangan danberangsur-angsur hilang melalui atresia, kematian spontan
dan berikutnya resorpsi dewasa oosit yang tidak dibuahi.
Proses ini dimulai sedini lima bulan kehidupan janin dan dimediasi olehapoptosis
sel-sel yang mengelilingi oosit. Atresia mengurangi jumlah oosit yang tidak dibuahi
utama dalam mode logaritma seluruh hidup dari sebanyak 5 juta pada janin untuk
kurang dari 20% dari jumlah tersebut pada saat lahir. Oosit yang tidak dibuahi yang
tetap di menopause merosot dalam beberapa tahun. Epitel tumor mungkin
berhubungan dengan gangguan berulang dan perbaikan epitel germinal yang terjadi
selama ovulations. Ovarium folikel memberikan mikro untukmengembangkan oosit.

Folikel pengembangan
Folikel pengembangan secara histologis, tiga jenis dasar folikel ovarium dapat
diidentifikasi hanya berdasarkan perkembangan negara:
 Primordial folikel;
 Tumbuh folikel yang lebih subcategorized sebagai utama dan folikel sekunder
(atau antral)
 Folikel matang atau Graafian folikel.
OVARIUM

Ovarium perbesaran 40x. H&E.

(sumber: Laela Umi Khasanah, Tahun 2017. Atlas Ovarium)

Ovarium perbesaran 4x. H&E.

(sumber: Laela Umi Khasanah, Tahun 2017. Atlas Ovarium)

Ovarium merupakan tempat dihasilkannya sel telur atau ovum. Ovarium


ditutupi oleh epitel selapis kuboid atau epitel germinativum yang berlanjut dengan
mesotel dan menutupi selapis simpai jaringan ikat padat, yaitu tunika albugenia.
Ovarium terdiri atas korteks dan medula. Korteks ovarium berisi stroma jaringan
ikat yang mengandung banyak sel dan banyak folikel ovarim. Medula merupakan
bagian terdalam ovarium yang mengandung jaringan ikat longgar dan pembuluh
darah. Tidak ada batas yang jelas antara korteks dan medula

Ovarium. Perbesaran 40x. H&E.

(sumber: Laela Umi Khasanah, Tahun 2017. Atlas Ovarium)

Gambar diatas menunjukkan beberapa folikel, yaitu folikel tersier, folikel atretik, dan
menunjukkan korpus albikan.

Folikel atretik merupakan folikel ovarium yang mengalami degenertif. Sel-


sel folikel dan oosit folikel atretik mati dan dibersihkan oleh fagositik. Folikel atretik
dapat dialami oleh folikel pada berbagai tahap perkembangan, termasuk folikel yang
hampir matang.
Korpus albikans merupakan parut jaringan ikat padat dari fibroblas.
Fibroblas terbentuk akibat sisa dari korpus luteum yang meregenerasi dan sisa dari
regresi fagositosis oleh makrofag

Folikel Primordial, Folikel Sekunder, dan Folikel Atretik Ovarium. Perbesaran 10x.
H&E.

(sumber: Laela Umi Khasanah, Tahun 2017. Atlas Ovarium)

Folikel-folikel dalam ovarium bermula dari folikel-folikel primordial yang


terbentuk saat janin masih dalam kandungan. Kebanyakan folikel ovarium merupakan
folikel primordial yang terbenam dalam korteks ovarium. Folikel primordial terdiri
atas oosit primer yang dibungkus oleh selapis sel folikel pipih. Oosit pada folikel
primordial bulat dengan inti yang besar dan anak inti yang besar juga. Sel folikel
gepeng saling melekat melalui desmosom dengan lamina basal tepat di bawahnya,
sehingga membatasi folikel dengan stroma di sekitarnya
Folikel Primer, Folikel Sekunder, dan Folikel Atretik Ovarium. Perbesaran 10x.
H&E.

(sumber: Laela Umi Khasanah, Tahun 2017. Atlas Ovarium)

Pada masa pubertas, satu per satu folikel primordial mengalami


perkembangan. Folikel primordial berkembang menjadi folikel primer unilaminar.
Sel folikel terus berproliferasi membentuk sel folikel berlapis yaitu sel granulosa.
Kemudian folikel berubah menjadi folikel primer mulitilaminar yang masih
dikelilingi membran basal.
Folikel Sekunder Ovarium. Perbesaran 40x. H&E.

(sumber: Laela Umi Khasanah, Tahun 2017. Atlas Ovarium)

Folikel Sekunder Ovarium yang Lebih Berkembang. Perbesaran 40x. H&E.

(sumber: Laela Umi Khasanah, Tahun 2017. Atlas Ovarium)


Folikel primer berkembang menjadi folikel sekunder yang ditandai dengan adanya
ruangan kecil berisi cairan tak beraturan diantara sel-sel granulosa. Ruang ini
membesar hingga membentuk suatu ruangan yang disebut anthrum. Diantara oosit
dan sel granulosa terbentuk selapis materi ekstrasel yang disebut zona pelusida.
Secara bertahap oosit terletak eksentris dikelilingi oleh sel-sel granulosa dan
membentuk tonjolan yaitu kumulus oophorus. Sel granulosa yang mengelilingi dan
terhubung dengan oosit membentuk korona radiata. Teka folikuli berdeferensiasi
menjadi teka interna (sebelah dalam) dan teka eksterna (sebelah luar).

Folikel de Graaf (matur) Ovarium. Perbesaran 40x. H&E.

(sumber: Laela Umi Khasanah, Tahun 2017. Atlas Ovarium)

Folikel de Graaf meupakan folikel yang telah matur atau matang. Folikel de
Graaf memiliki anthrum yang besar sebagai akibat penimbunan cairan. Sel
granulosa semakin tipis karena tidak membelah sesuai porsi. Sel granulosa yang
menyusun lapisan pertama sekitar ovum akan memanjang membentuk korona
radiata. Korona radiata dipertahankan beberapa saat ketika ovum melalui tuba
uterina dan tetap ada saat ovum dibuahi oleh spermatozoa

Korpus Luteum Ovarium. Perbesaran 10x. H&E.

(sumber: Laela Umi Khasanah, Tahun 2017. Atlas Ovarium)


Korpus Luteum Ovarium. Perbesaran 40x. H&E.

(sumber: Laela Umi Khasanah, Tahun 2017. Atlas Ovarium)

Setelah ovulasi, folikel berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum terdiri
atas sel lutein granulosa dan sel lutein teka. Sel lutein granulosa berasal dari sel-sel
granulosa yang membesar tanpa membelah. Sel lutein teka merupakan sel korpus
luteum yang berasal dari teka interna.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Ovarium merupakan organ endokrin maupun eksokrin, yakni penghasil


hormon dan sel gamet. Ovarium terbagi menjadi dua daerah, yaitu Daerah Korteks
(Zona parenchymatosa), Daerah medulla ( Zona vasculosa). Pada korteks ditemukan
banyak folikel dengan berbagai tahap perkembangan (folikel primer, sekunder,
tertier, folikel de graff, dll).
DAFTAR PUSTAKA

Bevelander, Gerrit dan Judith A. Ramaley. 1998. Dasar-dasar Histologi Edisi

Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Campbell, Neils A., dan Jene B. Recce. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3.

Jakarta: Erlangga.

Eroschenko, Victor P. 2010. diFiore Atlas Histologi dengan Korelasi Fungsi Edisi ke

11. Oleh Braham U. Pendith. Jakarta:EGC.

Finerty, John C.. 1962. A Textbook of Histology:Functional Significance of Cells and

Intercellular Substance. Philadelphia: LIA & FEBRIGER.

Geneser, Finn. 1994. Buku Teks Histologi Jilid 2. Jakarta: Binarupa Aksara.

Geneser, Finn. 2007. Atlas Berwarna Histologi. Jakarta: Binarupa Aksara.

Goodenaough, Yudith & Bettiy. 2012. Buku ajar Histologi (Diktat Perkulihaan).

Yogyakarta: UNY.

Junquiera, L. C., dan Jose, C.. 1997. Basic Histology Text Atlas; Tenth Edition. New

York: McGrawHill.

Leeson, C Roland. 1989. Buku Teks Histologi Edisi kelima. Jakarta: EGC.

Mescher, Anthony L.. 2011. Histologi Dasar JUNQUIERA: Teks dan Atlas. Jakarta:
EGC

Ross, Michael H., dkk. 2002. Histology: A Text and Atlas: With Cell and Molecular

Biology. USA: Lippicott Williams & Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai