OVARIUM
DISUSUN OLEH:
Berti Betrandas Rosari Ngole (1734013)
Delly Anggun Cahyaning Tyas (1734016)
Fitria Reza (1734003)
Krisman Andreas Saranggih (1734020)
Mentari Cahyani (1734019)
DOSEN PEMBIMBING:
dr. Aspitriani SP.Pa
Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas
limpah dan rahmat-Nya sehingga makalah ovarium ini dapat terselesaikan.
Makalah ini disusun berdasarkan beberapa sumber yang saya ambil, Selain itu
makalah ini saya susun dengan agar dapat memberikan manfaat untuk pembaca
dalam mempelajari tentang histologi ovarium.
Oleh karena itu, saya sangat mengaharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk perbaikan kedepannya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
A. PENGERTIAN
2. Folikel Primer
Folikel ini telah memasuki siklus, dan dibawah pengaruh hormon FSH dari
hiphofisa terjadi proses pertumbuhan. Pembesaran diameter dari seluruh komponen
folikel disebabkan oleh perubahan pada : Sel telur yang membesar karena intinya
sedikit membesar akibat kromatin bertambah, sitoplasma khususnya kuning telur
(para plasma) bertambah secara bertahap sel telur yang sedang berkembang ini
disebut oosit primer.
Ciri-ciri :
Sel-sel follikel turut berkembang yang tadinya berbentuk pipih selapis,
berubah menjadi kubis sebaris.
Membran basal masih tetap tipis.
3. Folikel Sekunder
Periode ini disebut Growing follicle dibedakan tiga stadium, yakni :
a. Stadium permulaan
Oosit primer terus berkembang, sel folikel mulai berkembang biak sehingga
tampak dua lapis. Di luar selaput vitelin mulai terjadi zona pelusida yang dihasilkan
oleh sel folikel. Di sebelah dalam selaput vitelin kuning telur bertambah banyak,
membran basal sedikit menebal. Penambahan diameter keseluruhan follikel, demikian
juga oosit primer.
b. Stadium pertengahan
Perkembangan oosit primer terus berjalan, dengan bertambahnya kuning telur
posisi inti yang sentris mulai bergeser agak ke tepi.Zona pelusida agak menebal dan
sel folikel berlapis mencapai tiga sampai enam lapis. Membran basal agak menebal.
c. Stadium akhir
Perkembangan oosit primer berakhir, zona pelusida tebal. Sel follkel yang ada
ditengah mulai tampak tanda degenerasi yang berakhir dengan hancur (lisis) sehingga
terbentuk rongga sebagai permulaan dari antrum folikuli.
4. Folikel Tersier
Seperti halnya dengan follikel sekunder, stadium ini dibagi dalam 3 sub stadium :
Stadium permulaan
Perkembangan oosit primer telah berhenti, zona pellusia sudah cukup tebal. Sel-
sel follikel yang mengitari zona pellusida mulai teratr letaknya. Pada waktu yang
bersamaan sel follikel yang terdapat ditengah berdegenerasi, handur dan membentuk
antrum follikuli yang baru. Antrum follikuli yang telah terbentuk mulai meluas dan
berisi cairan Liquor follikuli. Membran basal tetap ada, sel-sel stroma diluar
membran basal berdiferensiasi menjadi sel-sel theca folliculi.
Stadium pertengahan
Pada stadium ini diduga oosit primer telah memasuki stadium pemasukan pertama
dan mengeluarkan benda kutub (polosit) pertama. Dengan demikian sel telur disebut
oosit sekunder. Sel folikel yang langsung mengelilingi zona pelusida telah teratur
letaknya disebut : Corona radiata. Diluar corona radiata, sel folikel selanjutnya
disebut sel granulosa, membentuk dinding antrum folikuli. Dengan bergabungnya
antrum folikuli dan bertambahnya liquor folikuli maka posisi sel telur terhadap
folikel jadi semakin eksentris. Pertautan sel telur dengan dinding folikel berlangsung
melalui susunan sel granulosa berbentuk tangkai disebut : Kumulus ooforus. Pada
mamalia lazimnya hanya sebuah tetapi pada kelinci terdapat beberapa buah disebut :
Retinakulum. Membran basal yang memisahkan sel granulosa dan sel teka folikuli,
selanjutnya disebut: Membran skhalavianski. Teka foliculi terdiri atas : Teka interna
dan teka eksterna. Teka interna terdiri disusun oleh jaringan ikat dengan sel epitheloid
mengandung butiran didalamnya, diduga menjadi sumber hormon estrogen.
Pembuluh darah banyak terdapat didalamnya berbentuk kapiler. Sebagian dari
hormon estrogen memasuki pembuluh darah dan sebagian lain menembus sel
jaringan ikat dengan sel memanjang mengelilingi folikel. Perubahan teka eksterna
dengan stroma kortikalispun tidak jelas.
Stadium terakhir
Stadium ini sering dikenal sebagai : Folikel renier de graaf suatu folikel yang
sudah siap mengalami ovulasi. Keadaannya hampir sama dengan substadium
sebelumnya, hanya pada yang terakhir ini terdapat adanya stigma, berupa dinding
folikel yang paling tipis yang nantinya akan pecah dan merupakan jalan keluar bagi
oosit sekunder.
5. Folikel de draff
Folikel ini merupakan tingkatan terakhir dalam fase folikuli. Folikel ini terbentuk
karena adanya peningkatan FSH pada ovarium. Folikel de graff yang matang berisi
likuor folikel, mengandung estrogen dan siap berovulasi.
6. Folikel atresia
Atresia adalah nama untuk proses degeneratif yaitu suatu keadaan dimana oocyte
dan kelenjar-kelenjarnya binasa tanpa harus mengalami proses ovulasi.
Keterangan :
1. Korteks 5. Folikel Sekunder
2. Medulla 6. Folikel Tertier
3. Daerah tempat folikel primordial berada 7. Folikel De Graff
4. Folikel primordial (Primer) 8. Folikel Atresia
Corpus Luteum
Corpus luteum adalah massa jaringan kuning di dalam ovarium yang dibentuk
oleh sebuah folikel yang telah masak dan mengeluarkan ovumnya. Dalam uteri,
corpus luteum akan menghasilkan hormon progesteron yang berguna untuk mengatur
siklus menstruasi, mengembangkan jaringan glandul mamae, menyiapkan uteri pada
waktu kelahiran dan melindungi dari kanker endometrium. Corpus luteum akan
berhenti memproduksi progesteron pada saat ovum tidak dibuahi dan berkembang
menjadi corpus albikan. Pada saat ini, lapisan uterus akan meluruh keluar dari uterus
C. ANATOMI FISIOLOGI
Struktur ovarium
Dalam nulliparas (wanita yang tidak ditanggung anak-anak), induk telur
adalah dipasangkan, berbentuk almond kemerahan, struktur putih mengukur sekitar 3
cm panjang, 1.5 cm lebar, dan 1 cm ketebalan dan berdiameter 5 cm. Ovarium setiap
melekat pada permukaan posterior dari ligamen yang luas oleh flip peritoneal,
mesovarium. Pada tuba tiang ovarium terpasang ke dinding pelvis oleh ligamentum
suspensori umindung telur, yang membawa ovarium pembuluh dan saraf.
Rendah (atau rahim) kutub adalah melekat pada rahim oleh
ovarium ligamen. Ligament ini adalah sisa-sisa dari guberna culum,tali berserat
embrio yang menempel gonad berkembang lantai panggul. Sebelum masa pubertas,
permukaan ovarium halus, tetapi selama hidup reproduksi itu menjadi semakin bekas
luka dan tidak teratur karena berulang ovulations. Pada wanita menopause,
ovarium adalah sekitar satu-keempat ukuran diamati selama periode reproduksi.
Folikel pengembangan
Folikel pengembangan secara histologis, tiga jenis dasar folikel ovarium dapat
diidentifikasi hanya berdasarkan perkembangan negara:
Primordial folikel;
Tumbuh folikel yang lebih subcategorized sebagai utama dan folikel sekunder
(atau antral)
Folikel matang atau Graafian folikel.
OVARIUM
Gambar diatas menunjukkan beberapa folikel, yaitu folikel tersier, folikel atretik, dan
menunjukkan korpus albikan.
Folikel Primordial, Folikel Sekunder, dan Folikel Atretik Ovarium. Perbesaran 10x.
H&E.
Folikel de Graaf meupakan folikel yang telah matur atau matang. Folikel de
Graaf memiliki anthrum yang besar sebagai akibat penimbunan cairan. Sel
granulosa semakin tipis karena tidak membelah sesuai porsi. Sel granulosa yang
menyusun lapisan pertama sekitar ovum akan memanjang membentuk korona
radiata. Korona radiata dipertahankan beberapa saat ketika ovum melalui tuba
uterina dan tetap ada saat ovum dibuahi oleh spermatozoa
Setelah ovulasi, folikel berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum terdiri
atas sel lutein granulosa dan sel lutein teka. Sel lutein granulosa berasal dari sel-sel
granulosa yang membesar tanpa membelah. Sel lutein teka merupakan sel korpus
luteum yang berasal dari teka interna.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Campbell, Neils A., dan Jene B. Recce. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3.
Jakarta: Erlangga.
Eroschenko, Victor P. 2010. diFiore Atlas Histologi dengan Korelasi Fungsi Edisi ke
Geneser, Finn. 1994. Buku Teks Histologi Jilid 2. Jakarta: Binarupa Aksara.
Goodenaough, Yudith & Bettiy. 2012. Buku ajar Histologi (Diktat Perkulihaan).
Yogyakarta: UNY.
Junquiera, L. C., dan Jose, C.. 1997. Basic Histology Text Atlas; Tenth Edition. New
York: McGrawHill.
Leeson, C Roland. 1989. Buku Teks Histologi Edisi kelima. Jakarta: EGC.
Mescher, Anthony L.. 2011. Histologi Dasar JUNQUIERA: Teks dan Atlas. Jakarta:
EGC
Ross, Michael H., dkk. 2002. Histology: A Text and Atlas: With Cell and Molecular