Anda di halaman 1dari 24

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ovarium mempunyai fungsi yang sangat penting pada reproduksi dan menstruasi.
Gangguan pada ovarium dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, perkembangan dan
kematangan sel telur. Gangguan yang paling sering terjadi adalah kista ovarium, sindrom
ovarium polikistik, dan kanker ovarium.1

Kista adalah pertumbuhan berupa kantung (pocket, pouch) yang tumbuh dibagian
tubuh tertentu. Kista ovarium adalah suatu kantung yang berisi cairan atau materi semisolid
yang tumbuh dalam ovarium.1

Penemuan kista ovarium pada seorang wanita akan sangat ditakuti oleh karena
adanya kecenderungan menjadi ganas, tetapi kebanyakan kista ovarium memiliki sifat yang
jinak (80-84%).

Pada wanita usia muda (biasanya kurang dari 40 tahun) resiko pertumbuhan menjadi
ganas berkurang, oleh karena itu kista dapat dikontrol dengan USG pelvic. Ada beberapa yang
menjadi ganas, dengan risiko terjadinya karsinoma terutama pada wanita wanita yang mulai
menopause.2

Terdapat variasi dengan luas insidensi keganasan ovarium, rata-rata tertinggi terdapat
di Negara Skandinavia (14,5-15,3 per 100.000 populasi). Di Amerika insidensi keganasan
ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per 100.000 populasi pada tahun 1988 sampai 1991.
Sebagian besar kista adalah kista fungsional dan jinak. Di Amerika , karsinoma ovarium
didiagnosa pada kira-kira 22.000 wanita, kematian sebanyak 16.000 orang.1,2

Topik Kista Ovarium menjadi sangat menarik untuk dibahas karena sebagian besar
pasien dengan kista ovarium berada dalam kondisi asimptomatik dan baru dapat didiagnosis
secara tidak sengaja ketika menjalani pemeriksaan USG atau sedang dalam operasi sectio
caesaria

6
II.1 Anatomi Ovarium

Gambar 1 : Anatomi Ovarium dan Tuba

Wanita pada umumnya memiliki dua indung telur kanan dan kiri, dengan
penggantung mesovarium di bagian belakang ligamentum latum, kiri dan kanan. Ovarium
adalah kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar
dan tebal kira-kira 1,5 cm.1

Hilusnya berhubungan dengan mesovarium tempat ditemukannya pembuluh-


pembuluh darah dan serabut-serabut saraf untuk ovarium. Pinggir bawahnya bebas.
Permukaan belakangnya pinggir keatas dan belakang , sedangkan permukaan depannya ke

7
bawah dan depan. Ujung yang dekat dengan tuba terletak lebih tinggi dari pada ujung yang
dekat pada uterus, dan tidak jarang diselubungi oleh beberapa fimbria dari infundibulum.1,4

Ujung ovarium yang lebih rendah berhubungan dengan uterus dengan ligamentum
ovarii proprium tempat ditemukannya jaringan otot yang menjadi satu dengan yang ada di
ligamentum rotundum. Embriologik kedua ligamentum berasal dari gubernakulum1,2,3

Gambar 2 : Anatomi Ovarium

Secara histologik, ovarium dilapisi oleh epitelium germinalis dan tunika albugenia.
Sisi dalam ovarium terdiri dari sel-sel folikel dan jaringan ikat yang sangat sensitif terhadap
hormon seks. Ovarium diperdarahi oleh arteri ovarica kanan dan kiri yang merupakan cabang
dari aorta desendens. Vena sebagai drainase mengikuti perjalanan arteri ovarica sebagai vena
ovarica kanan dan kiri.4

8
II.2 Definisi Tumor Ovarium

Secara harfiah, Tumor adalah jaringan baru (neoplasma) yang timbul dalam tubuh
akibat pengaruh berbagai faktor penyebab dan menyebabkan jaringan setempat pada
tingkat gen kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya. Istilah neoplasma pada
dasarnya memiliki makna sama dengan tumor. Keganasan merujuk kepada segala penyakit
yang ditandai hiperplasia sel ganas.

Tumor ovarium adalah sebuah proses penumbuhan jaringan baru yang berasal dari
ovarium baik yang bersifat jinak maupun ganas. Beberapa literatur menggolongkan kista
sebagai tumor namun beberapa literatur lain memisahkan antara tumor dengan kista. Perlu
diketahui bahwa definisi kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang
berisi cairan. Karena secara definisi tumor adalah jaringan, oleh karena itu beberapa
literatur membedakan antara kista dengan tumor ovarium.

Gambar 3 : Ilustrasi Tumor Ovarium

9
II. 3. Epidemiologi

Berdasarkan data penilitian Jurnal Medscape di Amerika Serikat, umumnya kista


ovarium ditemukan saat pasien melakukan pemeriksaan USG baik abdominal maupun
transvaginal dan transrektal. Kista ovarium terdapat disekitar 18% yang sudah
postmenopause. Sebagian besar kista yang ditemukan merupakan kista jinak, dan 10% sisanya
adalah kista yang mengarah ke keganasan.

Kista ovarium fungsional umumnya terjadi pada usia produktif dan relatif jarang pada
wanita postmenopause. Secara umum, tidak ada persebaran umur yang spesifik mengenai usia
terjadinya kista ovarium.5

II.4 Sifat Kista

1. Kista Fisiologis

Sesuai siklus menstruasi, di ovarium timbul folikel dan folikelnya berkembang, dan
gambaranya seperti kista. Biasanya kista tersebut berukuran dibawah 4 cm, dapat dideteksi
dengan menggunakan pemeriksaan USG, dan dalam 3 bulan akan hilang. Jadi ,kista yang
bersifat fisiologis tidak perlu operasi, karena tidak berbahaya dan tidak menyebabkan
keganasan, tetapi perlu diamati apakah kista tersebut mengalami pembesaran atau tidak. Kista
yang bersifat fisiologis ini dialami oleh orang di usia reproduksi karena masih mengalami
menstruasi. Biasanya kista fisiologis tidak menimbuklkan nyeri pada saat haid. Beberapa jenis
kista fisiologis diantaranya adalah kista korpus luteal, kista folikular, kista teka-lutein.4

2. Kista Patologis

Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker ovarium
merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi. Angka kematian
yang tinggi karena penyakit ini pada awalnya bersifat tanpa gejala dan tanpa menimbulkan
keluhan apabila sudah terjadi metastasis, sehingga 60-70% pasien datang pada stadium lanjut,
penyakit ini disebut juga sebagai silent killer. Angka kematian penyakit ini di Indonesia belum
diketahui dengan pasti.1

10
Pada kista patologis, pembesaran bisa terjadi relatif cepat, yang kadang tidak disadari
penderita. Karena, kista tersebut sering muncul tanpa gejala seperti penyakit umumnya. Itu
sebabnya diagnosa agak sulit dilakukan. Gejala gejala seperti perut yang agak membuncit
serta bagian bawah perut yang terasa tidak enak biasanya baru dirasakan saat ukuranya sudah
cukup besar. Jika sudah demikian biasanya perlu dilakukan tindakan pengangkatan melalui
proses laparoskopi.1,2

Ada lagi jenis kista abnormal pada ovarium. Jenis ini ada yang bersifat jinak dan ganas.
Bersifat jinak jika bisa berupa spot dan benjolan yang tidak menyebar. Meski jinak kista ini
dapat berubah menjadi ganas. Tetapi sampai saat ini, belum diketahui dengan pasti penyebab
perubahan sifat tersebut. Kista ganas yang mengarah ke kanker biasanya bersekat sekat dan
dinding sel tebal dan tidak teratur. Tidak seperti kista fisiologis yang hanya berisi cairan, kista
abnormal memperlihatkan campuran cairan dan jaringan solid dan dapat bersifat ganas. 1,2,3

II.5 Klasifikasi Kista

Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non neoplastik. Tumor
neoplastik dibagi atas tumor jinak dan ganas, dan tumor jinak dibagi dalam tumor kistik dan
solid

A. Tumor Non Neoplastik


a. Tumor akibat radang
i. Abses ovarial
ii. Abses tubo ovarial
iii. Kista tubo ovarial
b. Tumor lain
i. Kista folikel
ii. Kista korpus lutein
iii. Kista teka-lutein
iv. Kista inklusi germinal
v. Kista endometrium
B. Tumor Neoplastik Jinak

11
a. Kistik
i. Kistoma ovarii simpleks
ii. Kistadenoma ovarii musinosum
iii. Kistadenoma ovarii serosum
iv. Kista endometroid
v. Kista dermoid
b. Solid
i. Fibroma, leiomioma, fibroadenoma, papiloma, angioma, limfangioma
ii. Tumor Brenner
iii. Tumor sisi aderenal (makulinovo-blastoma).1

Kista Ovarium Non-Neoplastik

a. Tumor Akibat Radang

Tumor ini biasanya disebabkan oleh proses infeksi yang terjadi pada adneksa. Tumor
ini cukup jarang. Proses pembentukan tumor ini didahului oleh masuknya bakteri kedalam
uterus yang berlanjut ke bagian salfing dan menuju ke adneksa. Kemudian terjadilah infeksi
dan terjadi proses imunologis sehingga terbentuk abses.1

b. Kista Folikel
Kista ini berasal dari folikel de graff yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus
menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah bertumbuh di bawah
pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi
kista.bisa di dapati satu kista atau beberapa dan besarnya biasanya berdiameter 1-1 cm.
Dalam menangani tumor ovarium timbul persoalan apakah tumor yang dihadapi itu
neoplasma atau kista folikel. Umumnya jika diameter tumor tidak lebih dari 5 cm, dapat di
tunggu dahulu karena kista folikel dalam 2 bulan akan hilang sendiri.1,3

Kista folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel yang tidak sampai saat
menopause, sekresinya akan terlalu banyak mengandung estrogen sebagai respon terhadap
hipersekresi FSH (folikel stimulating hormon) dan LH (luteinizing hormone) normalnya
ditemui saat menopause berdiameter 1 -10 cm (folikel normal berukuran limit 2,5 cm); berasal

12
dari folikel ovarium yang gagal mengalami involusi atau gagal meresorpsi cairan. Dapat
multipel dan bilateral. Biasanya asimtomatik.1

Gambar 4 : Kista Folikel

c. Kista Korpus Lutein

Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus
albikans. Kadang-kadang korpus luteum akan mempertahankan diri (korpus luteum
persisten); perdarahan yang terjadi di dalamnya akan menyebabkan kista, berisi cairan
berwarna merah coklat karena darah tua. Pada pembelahan ovarium kista korpus luteum
memberi gambaran yang khas. Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas
sel-sel luteum yang berasal dari sel-sel teka. Penanganan kista luteum ini menunggu sampai
kista hilang sendiri. Dalam hal ini dilakukan operasi atas dugaan kehamilan ektopik
terganggu,kista korpus luteum diangkat tanpa mengorbankan ovarium.1,3

Gambar 5 : Kista Korpus Luteal

13
d. Kista Teka Lutein

Kista biasanya bilateral dan sebesar tinju. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat
luteinisasi sel-sel teka.Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh hormone
koriogonadrotropin yang berlebihan.1,3

Kista granulosa lutein yang terjadi di dalam korpus luteum indung telur yang
fungsional dan membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh penimbunan darah yang
berlebihan saat fase pendarahan dari siklus menstruasi.

Kista teka-lutein biasanya berisi cairan bening, berwarna seperti jerami; biasanya
berhubungan dengan tipe lain dari growth indung telur, serta terapi hormon.

Gambar 6 : Kista Teka Lutein

14
e. Kista Inklusi Germinal

Terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian terkecil dari epitel germinativum
pada permukaan ovarium. Biasanya terjadi pada wanita usia lanjut dan besarnya jarang
melebihi 1 cm. Kista terletak di bawah permukaan ovarium, dindingnya terdiri atas satu
lapisan epitel kubik atau torak rendah, dan isinya cairan jernih dan serous.1,3

Gambar 7 : Kista Inklusi Germinal

f. Kista Endometrium

Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium. Akibat proliferasi dari sel yang
mirip dinding endometrium, umumnya berisi darah yang merupakan hasil peluruhan dinding
saat menstruasi 1

Neoplasti Jinak

1. Kistik:
a. Kistoma Ovari Simpleks
Kista ini mempunyai permukaan yang rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali
bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di dalam kista jernih,
serous dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik. Terapi
terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi jarinngan yang

15
dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah ada
keganasan.1,3

b. Kistadenoma Ovarii Serosum

Kista ini ditemukan dalam frekwensi yang hampir sama dengan kistadenoma
musinosum dan dijumpai pada golongan umur yang sama. Kista ini sering ditemukan
bilateral (10-20%) daripada kistadenoma musinosum. Tumor serosa dapat membesar
sehingga memenuhi ruang abnomen, tetapi lebih kecil dibanding dengan ukuran
kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, tetapi dapat
juga lobulated karena kista serosum pun dapat berbentuk multikolur, meskipun lazimnya
berongga satu. Warna kista putih keabuan.

Ciri khas dari kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista
sebesar 50% dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning dan
kadang-kadang coklat karena bercampur darah. Tidak jarang, kistanya sendiri kecil, tetapi
permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler (solid papiloma)

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa sulit membedakan gambaran makroskopis


kistadenoma serosum papileferum yang ganas dari yang jinak, bahkan pemeriksaan
rnikroskopis pun tidak selalu mernberikan kepastian.

Pada pemeriksaan mikroskopis terdapat dinding kista yang dilapisi epitel kubik
atau torak yang rendah, dengan sitoplasma eosinofil dan inti sel yang besar dan gelap
warnanya. Karena tumor ini berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal epithelum),
maka bentuk epitel pada papil dapat beraneka ragam, tetapi sebagian besar terdiri atas
epitel bulu getar seperti epitel tuba. Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan
kalsium dalam stromanya yang dinamakan psamoma. Adanya psamoma menunjukkan
bahwa kista adalah kistadenoma ovarium serosum papiliferum, tetapi bukan ganas.

Tidak ada gejala klasik yang menyertai tumor serosa proliferatif. Kebanyakan
ditemukan pada pemeriksaan rutin dari pelvis. Kadang-kadang pasien mengeluh rasa
ketidaknyamanan daerah pelvis dan pada pemeriksaan ditemukan massa abdomen atau pun

16
ascites. Kelainan ekstra abdomen jarang ditemukan pada keganasan ovarium kecuali pada
stadium terminal. 1,2,6

Apabila ditemukan pertumbuhan papiler, proliterasi dan stratifikasi epitel, serta


anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara makroskopik digolongkan
ke dalam kelompok tumor ganas. 30-35% dari kistadenoma serosum mengalami perubahan
keganasan. Bila terdapat implantasi pada peritoneum disertai dengan ascites, prognosis
penyakit adalah kurang baik. Meskipun diagnosis histopatologis pertumbuhan tumor
tersebut mungkin jinak (histopathologically benign), tetapi secara klinis harus dianggap
sebagai neoplasma ovarium ganas (clinicaly malignant).

Terapi pada umumnya adalah pengangkatan tumor. Tetapi oleh karena berhubung
dengan besarnya kemungkinan keganasan perlu dilakukan pemeriksaan yang teliti
terhadap tumor yang dikeluarkan. Bahkan kadang-kadang perlu diperiksa sediaan yang
dibekukan (frozen section) pada saat operasi, untuk menentukan tindakan selanjutnya pada
waktu operasi.1,3

Gambar 8 : Kista Ovarium Serosum

17
c. Kistadenoma Ovarii Musinosum

Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Tumor ini mungkin muncul sebagai
tumor unilateral kista teratoma atau sebagai metaplasia mucinosum dari mesothelium.
Tumor mucinous yang berasal dari teratoid ditemukan pada penderia yang muda.
Paling sering pada wanita berusia antara 20-50 tahun dan jarang sekali pada masa
prapubertas. Tumor evarium ini terbanyak ditemukan bersama-sama dengan
kistadenoma ovarii serosum. Kedua tumor ini merupakan kira-kira 60% dari seluruh
ovarium, sedang kistadenoma ovarii musinosum nerupakan 40% dari seluruh
kelompok neoplasma ovarium.

Kista ini biasanya mempunyai dinding yang licin, permukaan berbagala


(lobulated) dan umumnya multitokular dan odematosa; lokular yang mengandung
niukosa ini kelihatan biru dari peregangan kapsulnya. Kira-kira 10% dapat mencapai
ukuran yang amat besar dan pada tumor ini tidak dapat ditemukan jaringan yang normal
lagi. Tumor biasanya unilateral, akan tetapi dapat juga dijumpai yang bilateral (8-10%).

Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabuan terutama apabila terjadi
perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista. Pada permukaan terdapat cairan
lendir yang khas, kental seperti gelatin, melekat dan berwarna kuning sampai coklat
tergantung dari percampurannya dengan darah.

Pemeriksaan mikroskopik : tampak dinding kista dilapisi oleh epital torak tinggi
dan sel-sel goblet yang terisi lendir. Sel-sel epitel yang terdapat dalam satu lapisan
bersifat odernatus dan mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar,
kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista baru, yang menyebabkan kista menjadi
multilokuler. Jika terjadi suatu sobekan pada dinding kista (spontan ataupun pada saat
operasi), maka sel-sel epitel dapat tersebar pada permukaan peritoneum rongga perut,
dan sekresinya menyebabkan pseudomiksoma peritonei. Akibat pseudorniksoma
peritonei timbul penyakit menahun dengan musin terus bertambah dan menyebabkan
banyak perlengketan. Akhirnya penderita meninggal karena ileus. Pada kista kadang-
kadang ditemukan daerah padat dan pertumbuhan papiler.1,3

18
d. Kista Endometroid

Terjadi karena lapisan didalam rahim (yang biasanya terlepas sewaktu haid dan
terlihat keluar dari kemaluan seperti darah); tidak terletak dalam rahim tetapi melekat
pada dinding luar ovarium. Akibat peristiwa ini setiap kali haid, lapisan tersebut
menghasilkan darah haid yang akan terus menerus tertimbun dan menjadi kista. Kista
ini bisa 1 pada dua indung telur. Timbul gejala utama yaitu rasa sakit terutama sewaktu
haid/ sexual intercourse.1,3

Gambar 9 :Kista Endometroid

e. Kista Dermoid

Tumor ini merupakan 10% dan seluruh neoplasma ovarium yang kistik, dan paling
sering ditemukan pada wanita yang masih muda. 25% dari semua kista dermoid bilateral,
lazimnya dijumpai pada masa reproduksi walaupun dapat ditemukan pada anak kecil.
Tumor ini dapat mencapai ukuran sangat besar, sehingga beratnya mencapai beberapa
kilogram.

Kista ini tumbuh akibat proses yang kurang sempurna saat pembentukan lapisan
embrional. Lapisan ektoderm yang saat dewasa akan menjadi sel sel folikel rambut, tulang,
serta gigi secara tidak sempurna tumbuh di sekitar ovarium. Kista ini tidak mempunyai ciri
yang khas. Dinding kista kelihatan putih keabuan dan agak tipis. Konsistensi tumor

19
sebagian kistik kenyal, di bagian lain padat. Dapat ditemukan kulit, rambut kelenjer
sebasea, gigi (ektodermal), tulang rawan, serat otot jaringan ikat (mesodemal) dan mukosa
traktus gasttrointotinelis, epitel saluran kista terdapat produk kelenjer sebasea berupa
massa lembek seperti lemak, bercampur dengan rambut

Pada kista dermoid dapat terjadi torsio tangkai dengan gejala nyeri mendadak di
perut bagian bawah. Ada kemungkinan terjadinya sobekan dinding kista dengan akibat
pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum.Perubahan keganasan dari kista sangat
jarang, hanya 1,5% dari semua kista dermoid dan biasanya pada wanita lewat
menopause.1,3

Gambar 10 : Kista Dermoid

2. Solid
Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma. Akan tetapi, ini tidak berarti bahwa
termasuk suatu neoplasma yang ganas, meskipun semuanya berpotensi maligna. Potensi
menjadi ganas sangat berbeda pada berbagai jenis, umpamanya sangat rendah pada fibroma
ovarium dan sangat tinggi pada teratoma embrional yang padat.1,6
a. Fibroma ovarii
Potensi menjadi ganas sangat rendah pada fibroma ovarium, kurang dari 1%.
Fibroma ovarii berasal dari elemen fibroblastik stroma ovarium atau sel mesenkim yang
multipoten. Tumor ini merupakan 5% dari semua neoplasma ovarium dan paling sering
ditemukan pada penderita menopause.

20
Tumor ini mencapai diameter 2 sampai 30 cm; dan beratnya 20 kg, dengan 90%
uniteral. Permukaan tidak rata, konsistensi keras, warnanya merah jambu keabuan. Apabila
konsistensi sangat padat disebut fibroma durum, dan apabila lunak disebut fibroma molle.
Neoplasma ini terdiri atas jaringan ikat dengan sel-sel di tengah jaringan kolagen. Apabila
terdiri atas kelenjar-kelenjar kistik, maka disebut kistadenofroma ovarii. Fibroma ovarii
yang besar biasanya mempunyai tangkai dan dapat terjadi torsi. Pada tumor
ini sering ditemukan sindroma Meigs (tumor ovarii, ascites, hidrotoraks). 1,2,6

b. Tumor Brenner
Merurupakan suatu neoplasma ovarium yang sangat jarang ditemukan, biasanya
pada wanita dekat atau sesudah menopause. Frekuensinya 0,5% dari semua tumor ovarium.
Besar tumor ini beraneka ragam, dari sangat kecil ke yang beratnya beberapa
kilogram. Lazimnya tumor ini unilateral. Pada pembelahan berwarna kuning muda seperti
fibroma, dengan kista-kista kecil. Kadang-kadang pada tumor ini temukan sindroma
Meigs. Gambar mikroskopis tumor ini sangat khas, terdiri dari 2 elemen, yakni sarang-
sarang yang terdiri atas epitel epitel, yang dikelilingi jaringan ikat yang luas dan padat.

Tumor Brenner tidak menimbulkan gejala-gejala klinik yang khas, dan jika masih kecil,
biasanya ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan histopatologik ovarium. Meskipun
biasanya jinak, dalam beberapa kasus tumor ini menunjukkan keganasan pada
histopatologi dan klinisnya.1,2,6

c. Maskulinovoblastoma (adrenal cell rest tumor)


Tumor ini sangat jarang terjadi. Biasanya unilateral dan besarnya bervariasi antara
0,5-16 cm. Beberapa dari tumor ini menyebabkan gejala maskulinasi, terdiri atas
hirsutisme, pembesaran klitoris, atrofi memmae, dan perubahan suara.

21
II.6 Etiologi

Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan hormon


pada hipotalamus, hipofise, atau ovarium itu sendiri. Kista ovarium timbul dari folikel yang
tidak berfungsi selama siklus menstruasi.1

Faktor resiko terjadinya kista ovarium.4

a. Riwayat kista ovarium sebelumnya


b. Siklus menstruasi yang tidak teratur
c. Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas
d. Menstruasi dini
e. Tingkat kesuburan
f. Hipotiroid atau hormon yang tidak seimbang
g. Terapi tamosifen pada kanker mamma

Sedangkan pada tumor padat, etiologi pasti belum diketahui, diduga akibat abnormalitas
pertumbuhan sel embrional, atau sifat genetis kanker yang tercetus oleh radikal bebas atau
bahan bahan karsinogenik.

II.7 Patofisiologi

Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut
Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8
cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang ruptur akan menjadi korpus luteum, yang
pada saat matang memiliki struktur 1,5 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak
terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara
progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar
kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.1,6
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu
jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-
lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.1,2

22
Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau
sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional
(hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple
dengan diabetes, hcg menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam
terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau
terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama
bila disertai dengan pemberian HCG.1,2
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol
dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal
dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari
epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang
serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas
yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari
sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor
germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal,
dan mesodermal. Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada
sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel kistik
berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram.1,2

II.8 Tanda dan Gejala

Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulkan gejala dalam waktu
yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik.4,6

Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:

a. Gangguan haid
b. Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau sering
berkemih.
c. Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri
spontan dan sakit diperut.
d. Nyeri saat bersenggama.

23
Pada stadium lanjut:

a. Asites
b. Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta organ di dalam rongga perut
c. Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan
d. Gangguan buang air besar dan kecil.
e. Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.4

II.9 Diagnosis
Diagnosis kista ovarium dapat ditegakkan melalui pemeriksaan fisik. Namun biasanya
sangat sulit untuk menemukan kista melalui pemeriksaan fisik. Maka kemudian dilakukan
pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis kista ovarium. Pemeriksaan yang umum
digunakan adalah :
1. Ultrasonografi (USG)
Alat peraba (transducer) digunakan untuk memastikan keberadaan kista,
membantu mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan atau
padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista berisi material padat
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.5,6
Dari gambaran USG dapat terlihat:
a. Akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat (kadang-kadang oval)
dan terlihat sangat echolucent dengan dinding yang tipis/tegas/licin, dan
di tepi belakang kista nampak bayangan echo yang lebih putih dari
dinding depannya.
b. Kista ini dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau multilokuler
(bersepta-septa).
c. Kadang-kadang terlihat bintik-bintik echo yang halus-halus (internal
echoes) di dalam kista yang berasal dari elemen-elemen darah di dalam
kista.

24
Gambar 11 : Gambaran Kista pada USG

2. Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan lab dapat berguna sebagai screening maupun diagnosis apakah
tumor tersebut bersifat jinak atau ganas. Berikut pemeriksaan yang umum
dilakukan untuk mendiagnosis kista ovarium.
Pemeriksaan Beta-HCG Pemeriksaan ini digunakan untuk
screening awal apakah wanita tersebut hamil atau tidak.
Pemeriksaan ini dapat menyingkirkan kemungkinan kehamilan
ektopik.
Pemeriksaan Darah Lengkap Untuk sebuah penyakit
keganasan, dapat diperkirakan melalui LED. Parameter lain seperti
leukosit, HB, HT juga dapat membantu pemeriksa menilai keadaan
pasien.
Urinalisis Urinalisis penting untuk mencari apakah ada
kemungkinan lain, baik batu saluran kemih, atau infeksi dan untuk
menyingkirkan diagnosis banding.
Pemeriksaan Tumor Marker Tumor marker spesifik pada
keganasan ovarium adalah CA125. CEA juga dapat diperiksa,
namun CEA kurang spesifik karena marker ini juga mewakili
keganasan kolorektal, uterus dan ovarium.

25
3. Pemeriksaan Patologi Anatomi
Merupakan pemeriksaan untuk memastikan tingkat keganasan dari tumor
ovarium. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan bersama dengan proses operasi,
kemudian sampel difiksasi dan diperiksa dibawah mikroskop.6

II.10 Penatalaksanaan
1. Observasi dan Manajemen Gejala
Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor (dipantau) selama 1-2
bulan, karena kista fungsional akan menghilang dengan sendirinya setelah satu atau dua
siklus haid. Tindakan ini diambil jika tidak curiga ganas. Apabila terdapat nyeri, maka
dapat diberikan obat-obatan simptomatik seperti penghilang nyeri NSAID1,2,4
2. Operasi
Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan, yakni dilakukan
pengambilan kista dengan tindakan laparoskopi atau laparotomi. Biasanya kista yang ganas
tumbuh dengan cepat dan pasien mengalami penurunan berat badan yang signifikan. Akan
tetapi kepastian suatu kista itu bersifat jinak atau ganas jika telah dilakukan pemeriksaan
Patologi Anatomi setelah dilakukan pengangkatan kista itu sendiri melalui operasi.
Biasanya untuk laparoskopi diperbolehkan pulang pada hari ke-3 atau ke-4, sedangkan
untuk laparotomi diperbolehkan pulang pada hari ke-8 atau ke-9.1,2,4
Indikasi umum operasi pada tumor ovarium melalu screening USG umumnya
dilakukan apabila besar tumor melebihi 5cm baik dengan gejala maupun tanpa gejala. Hal
tersebut diikuti dengan pemeriksaan patologi anatomi untuk memastikan keganasan sel
dari tumor tersebut. 1,2,4,6

II.11 Prognosis

Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di jaringan
sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Apabila sujdah dilakukan operasi, angka
kejadian kista berulang cukup kecil yaitu 13%.

26
Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan stadium
saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering ditemukan sudah
dalam stadium akhir.1

Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%. Tumor sel granuloma
memiliki angka bertahan hidup 82% sedangkan karsinoma sel skuamosa yang berasal dari
kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang buruk.1,6

27
BAB III

KESIMPULAN

Tumor ovarium adalah sebuah proses penumbuhan jaringan baru yang berasal dari
ovarium baik yang bersifat jinak maupun ganas. Beberapa literatur menggolongkan kista
sebagai tumor namun beberapa literatur lain memisahkan antara tumor dengan kista.
Berdasarkan tingkat keganasannya, kista dibedakan menjadi dua macam, yaitu kista non-
neoplastik dan kista neoplastik Pemeriksaan untuk kista dapat di lakukan dengan USG dan
dengan pemeriksaan lab. Penatalaksanaan pada tumor ovarium adalah operasi. Indikasi
umum operasi pada tumor ovarium melalu screening USG umumnya dilakukan apabila
besar tumor melebihi 5cm baik dengan gejala maupun tanpa gejala. Hal tersebut diikuti
dengan pemeriksaan patologi anatomi untuk memastikan keganasan sel dari tumor
tersebut. Prognosis kista jinak sangat baik, namun pada keganasan ovarium, angka harapan
hidup 5 tahun hanya mencapai 46%

28
DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro H. Buku Ilmu Kandungan Edisi 2., editor: Saifuddin A.B,dkk. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.1999: 13-14
2. Sjamsuhidayat, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, l 1027; Jakarta, 1998
3. Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta: Media
Aesculapius. 2000.
4. Medscape Reference , Ovarium Anatomy, Available at
http://emedicine.medscape.com/article/1949171-overview#aw2aab6b3, Last Update
October 3, 2013. Accessed on April 23, 2014.
5. Medscape Reference , Ovarian Cyst http://emedicine.medscape.com/article/255865-
overview#a0101, Last Update August 19, 2013. Accessed on April 23, 2014.
6. Schorge et al. Williams Gynecology [Digital E-Book] Gynecologic Oncology Section.
Ovarian Tumors and Cancer. McGraw-Hills..2008

29

Anda mungkin juga menyukai