TINJAUAN TEORITIS
I.
PENDAHULUAN
Pertumbuhan merupakan salah satu sifat esensial kehidupan. Pertumbuhan
ini berlangsung menurut aturan. Pada organisme dewasa dalam keadaan
fisiologik pada kebanyakan jaringan tidak didapat pertumbuhan lagi; dalam hal
ini pembuatan sel-sel baru berada dalam keseimbangan dengan hilangnya selsel lama. Dalam keadaan tertentu, misalnya sesudah kerusakan jaringan, dapat
terjadi lagi pertumbuhan secara lokal. Sesudah perbaikan kerusakan terjadi lagi
keseimbangan dan produksi sel kembali pada nilai normal. Pada tumor dapat
dikatakan adanya gangguan pertumbuhan. Tumor dalam hal pertumbuhannya
menjadi sedikit banyak otonom dan tidak bereaksi adekuat terhadap mekanisme
pengaturan pertumbuhan yang mengatur jaringan lain penderita tersebut.
Gangguan pengaturan proses pertumbuhan ini kita jumpai baik pda tumor jinak,
meskipun lebih sedikit, maupun pada tumor ganas. Kanker tidak merupakan
suatu penyakit yang satu dengan yang lainnya dapat amat berbeda dalam hal
tempat terjadinya, sifat biologik, serta terapi dan prognosis.
jinak
maupun
yang
bukan
neoplasma.
Menurut
letak
dan
Tumor
jaringan
mesoderm:
fibroma,
lipoma,
leiomioma,
neurofibroma,
Tumor
solid:
fibroma,
leiomioma,
fibroadenoma,
papiloma,
hemangioma,
a.
Folikel atau kista Nabothi : kista retensi kelenjar endoserviks, biasanya terdapat
pada wanita multipara, sebagai penampilan servisitis. Kista ini jarang mencapai
ukuran besar berwarna putih mengkilap berisi cairan mukus. Kalau kista ini
menjadi besar dapat dapat menyebabkan perasaan nyeri.
d.
e.
dapat
diinsisi,
tumor-tumor
lain
dapat
dilakukan
ekstirpasi,
dan krioterapi.
Endoserviks
a.
a.
Polip
endometrium
sering
didapati,
1. Adenoma, adenofibroma.
2. Mioma submukosum.
3. Plasenta.
terutama
dengan
pemeriksaan
b.
c.
Mioma submukosum: sarang mioma dapat tumbuh bertangakai dan keluar dari
uterus menjadi mioma yang dilahirkan (Myom geburt). Tumor berkonsistensi
kenyal berwarna putih.
d.
Polip plasenta: berasal dari plasenta yang tertinggal setelah partus maupun
abortus. Pemeriksaan histologi memperlihatkan vili korialis dalam berbagai
tingkat degenerasi yang dilapisi endometrium. Polip plasenta menyebabkan
uterus
mengalami
subinvolusi
yang
menimbulkan
perdarahan.
Polip
Patologi anatomi
Sarang mioma di uterus dapat berasal dari serviks uterus hanya 1 3 % sisanya
adalah dari korpus uteri.
Menurut letaknya, mioma dapat kita dapati sebagai :
a.
b.
c.
Perubahan sekunder
1.
Atrofi: sesudah menopause atau pun sesudah kehamilan mioma uteri menjadi
kecil.
2.
Degenerasi hialin: perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita berusia
lanjut. Tumor kehilangan struktur aslinya menjadi homogen. Dapat meliputi
sebagian besar atau hanya sebagian kecil daripadanya seolah-olah memisahkan
satu kelompok serabut otot dari kelompok lainnya.
3.
Degenerasi kistik: dapat meliputi daerah kecil maupun luas, dimana sebagian
dari mioma menjadi cair, sehingga terbentuk ruangan-ruangan yang tidak
teratur berisi seperti agar-agar, dapat juga terjadi pembengkakan yang luas dan
bendungan limfe sehingga menyerupai limfangioma. Dengan konsistensi yang
lunak ini tumor sukar dibedakan dari kista ovarium atau suatu kehamilan.
4.
5.
separuh
kasus
mioma
uteri
ditemukan
secara
kebetulan
pada
Pengaruh
ovarium
sehingga
terjadilah
hiperplasia
endometrium
sampai
adenokarsinoma endometrium.
Permukaan endometrium yang lebih luas dari pada biasa.
Atrofi endometrium di atas mioma submukosum.
Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma di
antara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah
yang melaluinya dengan baik.
b.
Rasa nyeri. Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena
gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat
dan peradangan. Pada pengeluaran mioma submukosum yang akan dilahirkan
pula pertumbuhannya yang menyempit kanalis servikalis dapat menyebabkan
juga dismenore.
c.
Gejala dan tanda penekanan. Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat
mioma uteri. Penekanan pada kandung kemih akan menyebabkan poliuri, pada
uretra dapat menyebabkan retensio urine, pada ureter dapat menyebabkan
hidroureter dan hidronefrosis, pada rektum dapat menyebabkan obstipasi dan
tenesmia, pada pembuluh darah dan pembuluh limfe dai panggul dapat
menyebabkan edema tungkai dan nyeri panggul.
Infertil dan Abortus
Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan
pars interstisialis tuba, sedangkan mioma submukosum juga memudahkan
terjadinya abortus oleh karena distorsi rongga uterus.Rubin (1958) menyatakan
bahwa apabila penyebab lain infertilitas sudah disingkirkan, dan mioma
merupakan penyebab infertilitas tersebut, maka merupakan suatu indikasi untuk
dilakukan miomektomi.
Mioma Uteri dan Kehamilan
Mioma uteri dapat mempengaruhi kehamilan, misalnya menyebabkan infertilitas;
resiko terjadinya abortus bertambah karena distorsi rongga uterus; khususnya
pada mioma sumukosum; letak janin; menghalangi kemajuan persalinan karena
letaknya pada serviks uteri; menyebabkan inersia maupun atonia uteri, sehingga
menyebabkan perdarahan pasca persalinan karena adanya gangguan mekanik
dalam fungsi miometrium; menyebabkan plasenta sukar lepas dari dasarnya;
dan menggangu proses involusi dalam masa nifas.
Memperhatikan hal-hal tersebut diatas adanya kehamilan pada mioma uteri
memerlukan pengamatan yang cermat secara ekspektatif.
Kehamilan sendiri dapat menimbulkan perubahan pada mioma uteri, antara lain :
1.
2.
Dapat terjadi degenerasi merah pada waktu hamil maupun masa nifas seperti
telah diutarakan di atas, yang kadang-kadang memerlukan pembedahan segera
guna mengangkat sarang mioma. Pengangkatan sarang mioma demikian itu
jarang menyebabkan banyak perdarahan.
3.
Meskipun jarang mioma uteri bertangkai dapat juga mengalami torsi dengan
gejala dan tanda sindrom abdomen akut.
Diagnosis
Seringkali penderita sendiri mengeluh akan rasa berat dan adanya
benjolan pada perut bagian bawah. Pemeriksaan bimanual akan mengukapkan
tumor padat uterus, yang umumnya terletak di garis tengah atau pun agak ke
samping,
seringkali
teraba
terbenjol-benjol.
Mioma
subserosum
dapat
atau
panggul
ialah
mioma
subserosum
dan
kehamilan;
mioma
atau
pengamatan
keluhan.
setiap
Walaupun
6
bulan.
demikian
Dalam
mioma
uteri
menopause
memerlukan
dapat
terhenti
Dalam dekade terakhir ada usaha mengobati mioma uterus dengan GnRH
agonist (GnRHa). Hal ini didasarkan atas pemikiran leiomioma uterus terdiri atas
sel-sel otot yang diperkirakan dipengaruhi oleh estrogen. GnRHa yang mengatur
reseptor gondotropin di hipofisis akan mengurangi sekresi gonadotropin yng
mempengaruhi leiomioma.
Pemberian GnRHa (buserline acetat) selama 16 minggu pada mioma uteri
menghasilkan
degenerasi
hialin
di
miometrium
hingga
uterus
dalam
Pengobatan Operatif
Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan
uterus. Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada mioma submukosum pada
myom geburt dengan cara ekstirpasi lewat vagina. Pengambilan sarang mioma
subserosum dapat mudah dilaksanakan apabila tumor bertangkai. Apabila
miomektomi
ini
dikerjakan
karena
keinginan
memperolah
anak,
maka
prolapsus
uteri
akan
mempermudah
prosedur
pembedahan.