Anda di halaman 1dari 2

Otomikosis

Definisi

Otomikosis adalah infeksi jamur yang terjadi pada telinga. Bagian telinga yang terinfeksi dapat
mencakup bagian awal lubang hingga gendang telinga. Seseorang yang menderita otomikosis umumnya
merasakan gejala berupa pembengkakan, berdengung, hingga nyeri pada telinga. Penanganan
otomikosis sebaiknya dilakukan dengan segera. Otomikosis yang tidak mendapatkan penanganan tepat
dapat memburuk dan menyebabkan hilangnya pendengaran.

Etilogi
1. Penyebab terbanyak Aspergillus (nigra) dan Candida Albicans

Infeksi terjadi ketika jamur masuk ke dalam telinga. Berenang atau berselancar mempermudah
jamur masuk ke dalam telinga, karena kotoran telinga yang berfungsi menghalang jamur akan
berkurang akibat terkikis air.

Jamur umumnya dapat berkembang biak lebih cepat di lingkungan tropis atau hangat. Maka dari
itu, orang yang tinggal di lingkungan tersebut memiliki risiko lebih tinggi mengalami
otomikosis. Selain berenang, berselancar, dan tinggal di area tropis, terdapat faktor lain yang
juga dapat meningkatkan risiko seseorang menderita otomikosis, yakni:

 Memiliki masalah kesehatan yang berkaitan dengan telinga, misalnya eksim atopik.
 Cedera telinga.
 Sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Gejala
Nyeri hebat
Gatal
Rasa penuh di liang telingah, tapi biasa juga tanpa keluhan

Tiap penderita otomikosis dapat merasakan gejala yang berbeda. Beberapa gejala pada telinga
yang umum dialami penderita otomikosis adalah:

 Kemerahan.
 Nyeri.
 Pembengkakan.
 Kulit mudah terkelupas.
 Berdengung.
 Keluar cairan. Cairan tersebut dapat berwarna putih, kuning, abu-abu, hitam, atau hijau.

Diagnosis

- Anamnesis
- Pemeriksaan Fisik ( otoskopi meatus ada debris putih abu-abu + bulu-bulu hitam (asp.nigra(,
kuning, putih
- Pemeriksaan Laboratorium
Dari anamnesis dapat didapatkan adanya keluhan rasa gatal yang dominan, nyeri di dalam telinga,
rasa penuh serta adanya sekret yang keluar dari telinga. Pada riwayat biasanya terdapat
kecenderungan beraktifitas yang berhubungan dengan air, misalnya berenang, menyelam, dan
sebagainya.

pada pemeriksaan KAE ditemukan berbagai variasi derajat inflamasi meliputi hiperemi, edema liang
telinga hingga terbentuknya jaringan granulasi. Membran timpani sering tertutup debris, tampak
meradang, tampak penebalan dan kadang terjadi perforasi. Terkadang setelah debris dibersihkan
akan tampak ekskoriasis pada dinding ( Ahmad, J., Khan, S. dan Iqbal, D., 2013, Plant
Pathology & Microbiology Evaluation of Antioxidant and Antimicrobial Activity of Ficus
Carica)

Pada pemeriksaan otoskopi seringkali terdapat debris serta Kanalis Akustikus Esternus (KAE)
yang eritema dan edem. Jika A. niger adalah agen penyebab, dapat terlihat tumpukan 15jamur
dengan bulatan spora berwarna kehitaman. Debris ini meliputi meatus sehingga dapat
mengakibatkan obstruksi, terkadang digambarkan seperti kertas basah kehitaman dan KAE
dapat terlihat membengkak

Diagnosis klinis otomikosis dapat dibuat berdasarkan gejala dan ditemukannya gambaran jamur
di KAE serta ditunjang dengan gambaran yang tampak pada mikroskop serta pertumbuhan
jamur dari debris yang diperoleh dari KAE pada biakan. Pada infeksi jamur Aspergillus
spakantampak KAE yang cenderung kering, tampak kumpulan konidiofora seperti jarum pentul
halus dengan warna bervariasi dari putih, kuning, coklat, hitam atau hijau tergantung umur dan
spesies Aspergilus

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan dapat berupa pemeriksaan terhadap preparat


langsung maupun dengan pembiakan. Pada pemeriksaan preparat langsung, skuama yang
diambil dari kerokan kulit liang telinga diperiksa dengan KOH 10 % dan akan tampak hifa-hifa
lebar, berseptum, serta kadang-kadang dapat ditemukan spora-spora kecil dengan diameter 2-3
u

Tatalaksana
Pengobatan berupa pembersihan liang telinga , Larutan asam asetat 2% dalam alkohl, larutan
lodium povidon 5% atau tetes telinga yang mengandung campuran antibiotic dan steroid yang
diteteskan ke liang telnga biasanya dapat menyembuhkan. Kadang-kadang dperlukan juga anti
jamur (sebagai salep) yang diberikan mengandung nistanin, klotrimazol.

Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-KL edisi keenam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai