Anda di halaman 1dari 2

Inspeksi dan Palpasi Genitalia Eksterna

1. Inspeksi Genitalia Eksterna dan Rambut


Untuk membuat pasien wanita merasa lebih nyaman selama inspeksi genitalia eksterna,
seringkali akan bermanfaat jika anda menyentuh pasien itu. Beritahukan pasien bahwa anda akan
menyentuh tungkainya. Pakailah punggung tangan anda untuk menyentuh sisi dalam paha
pasien.
Genitalia eksterna harus diinspeksi dengan cermat, Mons veneris diperiksa untuk melihat
adanya lesi atau pembengkakan. Rambut pubis diperiksa untuk melihat polanya dan adanya kutu
pubis. Kulit vulva diperiksa untuk melihat adanya kemerahan, ekskoriasi, massa, leukoplakis,
atau pigmentasi. Setiap lesi harus dipalpasi untuk mengetahui adanya nyeri tekan. Kraurosis
vulva adalah keadaan di mana kulit vulva memperlihatkan penampilan yang kemerahan, halus,
berkilat, hampir transparan, secara merata. Meskipun paling sering dijumpai pada wanita
pascamenopause, keadaan ini dapat dijumpai pada pasien segala usia. Bercak-bercak putih
karena hyperkeratosis, yang dikenal sebagai leukoplakia vulva, sering dijumpai pada labia dan
perineum. Keadaan ini penting karena lesi ini biasanya mendahului timbulnya karsinoma.
Leukoplakia lebih jarang daripada kraurosis vulva.
2. Inspeksi Labia
Beritahukan pasien bahwa anda akan membuka labia. Dengan tangan kanan anda, labia
mayora dan minora dibuka terpisah diantara ibu jari dan jari telunjuk tangan kanan. Periksalah
introitus vagina.
Catatlah setiap lesi peradangan, ulserasi, pengeluaran secret, parut, kutil, trauma,
bengkak, perubahan atrofik, atau massa yang ditemukan.
3. Inspeksi Klistoris
Klistoris diperiksa untuk melihat ukuran dan adanya lesi. Biasanya klistoris berukuran 3-4 mm.
4. Inspeksi Meatus Uretra.
Apakah ada pus atau peradangan? Jika adan pus, tentukanlah sumbernya. Celupkan kapas
lidi ke dalam secret itu dan oleskanlah pada slide mikroskop untuk pemeriksaan lebih lanjut.
5. Inspeksi Daerah Kelenjar Bartholin
Beritahukan pasien bahwa anda akan melakukan palpasi kelenjar-kelenjar labia. Palpasilah
daerah kelenjar kanan ( pada jam 7-8 ) dengan memegang bagian posterior labia kanan diantara
jari telunjuk kana di dalam vagina dan ibu jari kanan di luar. Apakah ada nyeri tekan, bengkak,
atau pus. Biasanya kelenjar Bartholin tidak dapat dilihat maupun diraba. Pakailah tangan kiri
untuk memeriksa daerah kelenjar kiri.
6. Inspeksi Perineum

Perineum dan anus diperiksa untuk melihat adanya massa, parut, fisura, atau fistel. Apakah kulit
perineum memerah ? anus harus diperiksa untuk melihat adanya hemoroid, iritasi, atau fisura.
7. Pemeriksaan Relaksasi Pelvis
Dengan kedua labia terpisah leher, pasien diminta untuk mengejan atau batuk. Jika ada relaksasi
vagina, mungkin terlihar penggembungan dinding anterior atau posterior. Penonjolan dinding
arterior berkaitan dengan sistokel, penonjolan dinding anterior menunjukan adanya suatu
rektokel. Jika ada inkontinensi stress, batuk, atau mengejan dapat menyebabkan menyemprotnya
urin dari uretra.
Pemeriksaan Spekulum
Persiapan
Pemeriksaan speculum dilakukan untuk menginspeksi vagina dan serviks. Ada beberapa
macam speculum. Spekulum metal Cusco, atau bivalve, adalah yang paling popular. Speculum
ini terdiri dari dua daun yang dimasukkan dalam keadaan tertutup dan kemudian dibuka dengan
menekan mekanisme pegangannya. Dinding vagina dipisahkan oleh kedua daun speculum,
sehingga dpat tercapai visualisasi vagina dan serviks secara memadai. Pada dasarnya ada dua
macam speculum dua daun ; Graves dan Pedersen. Spekulum Graves adalah speculum yang
lebih umum dan dipakai untuk kebanyakan wanita dewasa. Daun-daunnya lebih lebar dan
melengkung pada sisi-sisinya. Speculum Pedersen mempunyai daun yang lebih sempit dan rata,
dan dipakai untuk wanita dengan introitus kecil. Speculum dau daun yang terbuat dari plastic dan
sekali pakai sekarang makin sering dipakai. Kekurangan alat ini adalah bunyi klik yang keras
yang timbul ketika daun bawah dilepaskan selama dikeluarkan dari vagina. Jika memakai
speculum plastic, pasien harus diberitahukan bahwa akan timbul bunyi ini.
Sebelum memakai speculum pada seorang pasien, berlatihlah membuka dan menutupnya.
Jika pasien belum pernah menjalani pemeriksaan dengan speculum, perlihatkanlah sebelumnya
itu kepadanya. Anda harus menghangatkan spekulum dengan air hangat dan menyentuhnya
dengan punggung tangan untuk menentukan bahwa suhunya sudah tepat. Lubrikan jeli sebaiknya
jangan dipakai karena dapat mengganggu pemeriksaan sitologi

Anda mungkin juga menyukai