Anda di halaman 1dari 7

PENUNTUN SKILL LAB-5

PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
BLOK REPRODUCTIVE SYSTEM
DEPARTEMEN ILMU KEBIDANAN & KANDUNGAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UHKBPN
Disusun Oleh :
Prof. Dr. dr. Sarma N Lumbanraja, SpOG(K)
Dr. dr.Hotma Partogi Pasaribu, SpOG, Dr. dr. Leo Simanjuntak, SpOG,
dr. Harry Simanjuntak, SpOG

I. Pendahuluan
Seorang dokter harus selalu terjaga kemampuan klinik ataupun keterampilannya. Oleh karena
itu seorang dokter harus selalu belajar dan berusaha menambah keilmuan yang lebih baru.
Dengan meningkatkan kemampuan klinik dan keterampilan, akan terhindar dari
ketertinggalan keilmuan dan kesalahan (malpraktek) serta sekaligus dapat melindungi pasien
dari kesalahan tindakan.

Sikap penderita wanita yang datang pada dokter agak berbeda dengan sikap penderita pria,
lebih-lebih apabila ia datang untuk keluhan ginekologik. Cenderung menunjukkan gejala-
gejala kecemasan, kegelisahan, rasa takut dan rasa malu. Waktu dilakukan pemeriksaan,
dokter hendaknya didampingi oleh seorang petugas wanita, misalnya bidan. Gadis remaja atau
anak kecil perlu didampingi oleh ibunya atau keluarga terdekat.

II. Pemeriksaan

Sebelum pemeriksaan seorang dokter selayaknya mengetahui dan melakukan berbagai hal
berikut ini :
 Dokter harus sensitif kepada keluhan penderita/pasien
 Dokter harus respek terhadap privasi penderita
 Bicara sopan dan tidak keras
 Yakinkan bahwa pemeriksaan ini penting dan mempunyai akurasi tinggi
 Jelaskan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan dokter
 Melakukan pemeriksaan secara perlahan dan tegas (gentle)
 Perhatikan bahasa tubuh pasien (kesakitan atau ketakutan)
 Beri alasan/penjelasan langkah-langkah yang dilakukan dokter
 Lakukan pemeriksaan di tempat yang bersih, baik dan tersedia air/tissu
 Penderita dipersilahkan mengosongkan kencing dan bersihkan area genitalia
 Penderita dipersilahkan menanggalkan baju yang diperlukan secukupnya
 Bantu untuk naik ke meja ginekologi serta usahakan senyaman mungkin
 Cuci tangan dan keringkan sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaaan.

1. Langkah-langkah pemeriksaan kasus Ginekologi


 Pemeriksaan secara umum seluruh tubuh
 Pemeriksaan abdomen dan lipat paha
 Pemeriksaan organ genitalia :
- Inspeksi dan palpasi genitalia eksterna
- Pemeriksaan dengan spekulum dan palpasi dua tangan (bimanual)
- pemeriksaan rektovaginal.

2. Letak penderita
Untuk pemeriksaan ginekologi dikenal tiga jenis letak

a. Letak Litotomi
Letak ini paling popular, terutama di Indonesia. Untuk itu, diperlukan meja ginekologik
dengan penyangga bagi kedua tungkai.

Penderita berbaring di atasnya sambil lipat lututnya diletakkan pada penyangga dan
tungkainya dalam fleksi santai, sehingga penderita berbaring dalam posisi mengangkang.
Dengan demikian, dengan penerangan yang memadai (sebaiknya dengan lampu sorot),

Skills Lab/Pemeriksaan Ginekologi/FK-UHN 2013 Page 1


vulva, anus, dan sekitarnya tampak jelas dan pemeriksaan dengan spekulum sangat
mudah.

Pemeriksaan berdiri atau duduk di depan vulva. Pemeriksaan inspekulo dilakukan sambil
duduk, sedang pemeriksaan bimanual sebaiknya sambil berdiri.

Pemeriksaan bimanual dapat dilakukan juga tanpa meja ginekologik. Penderita berbaring
terlentang di tempat tidur biasa, sambil kedua tungkai ditekuk dilipat lutut dan agak
mengangkang. Pemeriksaan berdiri di sebelah kanan penderita, sambil kedua jari tangan
dimasukkan ke dalam vagina, dan tangan kiri diletakkan di perut. Dengan cara demikian,
inspeksi vulva, anus dan sekitarnya tidak seberapa mudah.

Gambar 1. Litotomi

b. Letak Miring
Penderita diletakkan di pingggir tempat tidur miring ke sebelah kiri sambil paha dan
lututnya ditekuk dan kedua tungkai sejajar. Posisi demikian hanya baik untuk
pemeriksaan in spekulo.

Gambar 2. Letak/posisi Miring

c. Letak Sims
Letak ini hampir sama dengan letak miring, hanya tungkai kiri hampir lurus, tungkai
kanan ditekuk ke arah perut, dan lututnya diletakkan pada alas (tempat tidur), sehingga
panggul (garis bitrokhanter) membuat sudut miring dengan alas; lengan kiri di belakang
badan dan bahu sejajar dengan alas. Dengan demikian, penderita berbaring setengah
tengkurap.

Dalam keadaan tertentu, posisi Sims mempunyai keunggulan, yaitu dengan penggunaan
spekulum Sims atau spekulum cocor-bebek; pemeriksaan inspekulo dapat dilakukan lebih
mudah dan lebih teliti, terutama pemeriksaan dinding vagina depan untuk mencari fistula
vesikovaginalis yang kecil.

Gambar 3. Sim’s (Posterior View)

3. Pemeriksaan Umum
a. Inspeksi
 Perhatikan penampilan penderita secara umum dan catat kelainan pada seluruh organ
tubuh, adalah kelainan infeksi, atau suatu benjolan abnormal yang terdapat di kepala,
leher, subklavia dan payudara/dada serta abdomen atas dan bawah, lipat paha, serta
tungkai atas dan bawah. Apabila ditemukan suatu pembesaran abnormal (edema) atau
tumor, perhatikan apakah ada hubunganya dengan organ lain khususnya dengan organ
genitalia.

Skills Lab/Pemeriksaan Ginekologi/FK-UHN 2013 Page 2


b. Palpasi
 Lakukan palpasi daerah yang diduga tumor, tentukan konsistensi, batasnya, gerakan dan
ukur besar tumor permukaan sedikitnya 2 dimensi (panjang dan lebar).

c. Perkusi
 Pemeriksaan perkusi terutama di daerah toraks dan abdomen. Bila ditemukan
massa/tumor, tentukan asalnya, apakah organ pencernaan atau ginekologi. Periksan
secara cermat. Bila masih meragukan apakah pembesaran rongga abdomen akibat tumor
padat/kista ovarium atau asites, lakukan beberapa tes asites di antaranya :
- Fluid Wave test
- Shiffting Dullness test
- Puddle sign
- Timpani pada abdomen atas (posisi supina udara mengisi usus
Mengapung dalam asites)
- Bulging Flanks pada posisi supinasi (dengan berat asites menekan dinding samping
abdomen).

d. Auskultasi
 Pemeriksaan auskultasi organ rongga dada dan abdomen.

4. Pemeriksaan Genitalia Eksterna


Dalam letak litotomi alat kelamin luar tampak jelas. Dengan inspeksi perlu diperhatikan
bentuk, warna, pembengkakan, dan sebagainya dari genitalia eksterna, perineum, anus dan
sekitarnya; dan apakah ada darah atau flour albus. Apakah himen masih utuh (hanya
dilakukan pada kondisi tertentu) dan klitoris normal? Pertumbuhan rambut pubis perlu
pula diperhatikan sebagai salah satu tanda seks sekunder.

Terutama dicari apakah ada peradangan, iritasi kulit, dan tumor; apakah orifisium urethra
eksternum merah dan ada nanah, apa ada karunkula, atau polip. Nanah tampak lebih jelas,
apabila dinding belakang urethra diurut dari dalam ke luar dengan jari. Apakah ada benda
menonjol dari introitus vagina (prolapsus uteri, mioma yang sedang dilahirkan, polipus
servisis yang panjang); adakah sistokel dan rektokel; apakah glandula Bartholini
membengkak dan meradang; apakah himen masih utuh (hanya dilakukan pada kondisi
tertentu); apakah introitus vagina sempit atau lebar; dan apakah ada parut di perineum;
adakah kondilomata akuminata atau kondilomata lata? Pada pendarahan per vaginam dan
fluor albus perlu pula diperhatikan banyaknya, warnanya, kental atau encernya dan baunya.
Dalam menghadapi prolapsus uteri, penderita disuruh batuk atau meneran sambil meniup
punggung tangannya (maneuver valsalva), sehingga tampak lebih jelas. Sekalian untuk
pemeriksaan apakah ada stress inkotinensia.

5. Pemeriksaan Dengan Spekulum


Ada kebiasaan, setelah inspeksi vulva dan sekitarnya, untuk memulai pemeriksaan ginekologi
dengan pemeriksaan inspekulo, terutama apabila akan dilakukan pemeriksaan sitologi atau
pemeriksaan terhadap gonorea, trikomoniasis, dan kandidiasis atau ada proses yang mudah
berdarah. Ada pula yang memulai dengan pemeriksaan bimanual yang disusul dengan
pemeriksaan dalam spekulum.

Untuk wanita yang masih virgo, tidak boleh dilakukan pemeriksaan dalam.
Spekulum Sims dipasang lebih dahulu kedalam vagina bagian belakang. Mula-mula ujung
spekulum dimasukkan agak miring ke dalam introitus vagina, didorong ke dalam sedikit, dan
diletakkan melintang dalam vagina; lalu spekulum ditekan kebelakang dan didorong lebih
dalam lagi, sehingga ujung spekulum menyentuh puncak vagina di fornik posterior. Pada
proses yang mudah berdarah di porsio pemasangan spekulum ini harus dilakukan sangat hati-
hati, sehingga ujung spekulum tidak menyentuh/menekan porsio yang mudah berdarah itu.
Ujung spekulum harus diarahkan lebih ke belakang lagi dan langsung diletakkan di fornik
posterior pada dinding belakang vagina. Setelah spekulum pertama dipasang dan ditekan ke
belakang, maka pemasangan spekulum Sims kedua (depan), yang harus lebih kecil daripada
yang pertama, menjadi sangat mudah; ujungnya ditempatkan di fornik anterior dan ditekan
sedikit ke depan. Biasanya porsio langsung tampak dengan jelas.

Apabila porsio menghadap terlampau ke belakang atau terlampau ke depan, maka posisi
kedua spekulum perlu disesuaikan, yaitu ujung spekulum belakang digerakkan lebih ke

Skills Lab/Pemeriksaan Ginekologi/FK-UHN 2013 Page 3


belakang dan/atau yang depan digerakkan lebih ke depan, sehingga porsio letaknya ditengah
antara kedua spekulum.

Pemasangan spekulum cocor bebek dilakukan sebagai berikut : Dalam keadaan tertutup
spekulum dimasukkan ujungnya ke dalam introitus vagina sedikit miring, kemudian diputar
kembali menjadi melintang dalam vagina dan didorong masuk lebih dalam ke arah forniks
posterior sampai di puncak vagina. Lalu spekulum dibuka pada tangkainya. Dengan
demikian, dinding vagina depan dipisah dari yang belakang dan porsio tampak jelas dan
dibersihkan dari lendir atau getah vagina. Waktu spekulum dibuka daun depan tidak
menyentuh porsio karena agak lebih pendek dari daun belakang.

Juga spekulum cocor-bebek perlu disesuaikan porsinya apabila porsio belum tampak jelas;
dan pemasangan harus dilakukan dengan hati-hati apabila ada proses mudah berdarah di
porsio. Spekulum silindris sekarang jarang digunakan.

Dengan menggunakan spekulum diperiksa dinding vagina (rugae vaginales, karsioma, fluor
albus) dan porsio vaginalis servisis uteri (bulat, terbelah melintang, mudah berdarah, erosio,
peradangan, polip, tumor, atau ulkus, terutama pada karsinoma).

Untuk pemeriksaan dengan spekulum, mutlak diperlukan lampu penerang yang cukup,
sebaiknya lampu sorot yang ditempatkan di belakang pemeriksa agak ke samping, diarahkan
ke porsio.
Selain itu dengan spekulum dapat pula dilakukan pemeriksaan pelengkap, seperti usap vagina
dan usap serviks untuk pemeriksaan sitologi, getah kanalis servikalis untuk pemeriksaan
gonorea, dan getah dari forniks posterior untuk pemeriksaan trikomonoasis dan kandidiasis.

III. Tujuan

1. Umum
Setelah selesai skill lab, mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan ginekologi.
2. Khusus
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan ginekologi, meliputi pemeriksaan
abdomen bawah dan lipat paha, pemeriksaan genitalia eksterna, pemeriksaan dengan
spekulum, pemeriksaan bimanual dan pemeriksaan rektovaginal.

IV. Rancangan Pembelajaran

Waktu dalam menit Aktifitas Belajar Mengajar Keterangan


10 menit Penjelasan oleh Narasumber di kelas Narasumber
besar.
Peserta:
- Mahasiswa
- Instruktur
10 menit Mahasiswa dibagi dalam 5 kelompok Instruktur
kecil (1 kelompok terdiri dari ±10 org) Mahasiswa
Coaching:
Mahasiswa dibimbing oleh Instruktur
100 menit Self Practice :
Mahasiswa melakukan pemeriksaan
ginekologi dengan pasien simulasi /
mahasiswa itu sendiri diamati oleh
instruktor waktu yang diperlukan 10
Mahasiswa= 10 x 10 menit: ± 100 menit.

V. Lembar Pengamatan

Skills Lab/Pemeriksaan Ginekologi/FK-UHN 2013 Page 4


No Pengamatan
Langkah
0 1 2
A PERSETUJUAN PEMERIKSAAN
1 Memberi salam dan memperkenalkan diri.
2 Menjelaskan prosedur dan tujuan pemeriksaan.
3 Meminta persetujuan lisan untuk pemeriksaan.
B PERSIAPAN
1 Persiapan alat-alat pemeriksaan.
2 Meminta pasien untuk BAK dan melepas pakaian dalam.
3 Meminta pasien berbaring di meja periksa ginekologi.
C PEMERIKSAAN BAGIAN BAWAH ABDOMEN DAN LIPAT PAHA
(GROIN)
1 Memapar seluruh abdomen dan lipat paha
2 Inspeksi
a. Apakah perut membesar atau terdapat benjolan?
b. Apakah ada jaringan parut bekas operasi
3 Palpasi
a. Dengan telapak tangan dan jari-jari dicari apakah ada nyeri tekan defance
musculaire atau massa pada abdomen dan lipat paha.
b. Dengan menekan lebih dalam, tentukan ukuran, bentuk, konsistensi, batas-
batas dan pergerakan massa/tumor (kalau ada).
c. Menentukan lokasi nyeri tekan, apabila terdapat nyeri tekan, periksa
apakah ada nyeri lepas?
4 Perkusi
Menentukan apakah pembesaran perut disebabkan oleh tumor atau ascites
D PEMERIKSAAN GENITALIA EKSTERNA
1 Meminta pasien berbaring dalam posisi litotomi.
2 Mencuci tangan dan memakai sarung tangan.
3 Pemeriksa duduk dikursi menghadap genitalia eksterna.
4 Melakukan inspeksi pada vulva dan perineum.
5 Dengan membuka labia mayora, perhatikan muara uretra, labia minor,
klitoris dan introitus vagina.
6 Mempalpasi labia minora, lihat apakah terdapat benjolan, keputihan, nyeri
(tenderness), ulkus dan fistula.
7 Memeriksa kelenjar skene (skene’s gland) untuk melihat adanya keputihan
dan nyeri. Dengan telapak tangan menghadap ke atas, masukkan jari
telunjuk kedalam vagina lalu dengan lembut mendorong ke atas mengenai
uretra dan memerah kelenjar pada kedua sisi kemudian langsung ke uretra.
(Jika ada sekret, ambil hapusan (smear) untuk pewarnaan Gram dan tes
apakah ada gonorrhea dan Chlamydia).
8 Memeriksa kelenjar Bartholin untuk melihat apakah ada sekret dan nyeri.
Masukkan jari telunjuk ke dalam vagina di sisi bawah mulut vagina(jam 4-
5 dan jam 7-8) dan meraba dasar masing-masing labia majora. Dengan
menggunakan jari telunjuk dan ibu jari, mempalpasi setiap sisi untuk
mencari apakah ada benjolan atau nyeri. (Jika ada sekret ambil hapusan

Skills Lab/Pemeriksaan Ginekologi/FK-UHN 2013 Page 5


(smear) untuk pwarnaan Gram dan tes apakah ada gonorrhea dan
Chlamydia).
9 Meminta ibu untuk mengedan ketika menahan labia dalam posisi terbuka.
Periksa apakah terdapat benjolan pada dinding anterior atau posterior
vagina.(prolapsus uteri, vesikokel dan rektokel).(Melaksanakan maneuver
valsalva)
10 Melihat perineum. Memeriksa apakah terdapat parut (scaring), lesi,
inflamasi atau retakan kulit.
E PEMERIKSAAN DENGAN SPEKULUM
1 Mengambil spekulum cocor bebek (cusco) dan menunjukkannya kepada
ibu. Menjelaskan apa yang akan dilakukan.
2 Memasukkan spekulum. Tangan kiri membuka labia mayora dan tangan
kanan memasukkan cocor bebek dalam posisi tertutup dan miring ke
dalam vagina kemudian diputar sehingga melintang dalam vagina dibuka
dan di dorong kearah forniks posterior sampai puncak vagina,sambil
melihat dinding vagina dan perhatikan apakah terjadi inflamasi, keputihan,
kista atau ulkus.Setelah portio tampak jelas lalu dikunci .
3 Melihat portio/serviks perhatikan , posisi, warna, erosi, polip, ulkus yang
mudah berdarah atau terdapat sekret dari kanalis servikalis, ambil spesimen
untuk pewarnaan Gram dan untuk pemeriksaan gonorrhea dan
Chalamydia.
4 Melepas spekulum dalam keadaan tertutup dan miring.
5 Menaruh speculum dalam larutan klorin 0,5 % untuk dekontaminasi.
F PEMERIKSAAN BIMANUAL
1 Basahkan jari telunjuk dan jari tengah tangan yang akan dimasukkan ke
dalam vagina (pelvic hand) dengan air bersih .
2 Memisahkan labia dengan dua jari tangan abdomen (abdominal hand) lalu
masukkan ujung jari telunjuk dan jari tengah pelvis (pelvic hand) ke dalam
vagina.
3 Ketika memberi tekanan ke bawah, tunggu sampai otot perineum menjadi
relaks/lemas. Secara bertahap masukkan kedua jari sepenuhnya sampai
menyentuh serviks.
4 Memutar telapak tangan menghadap keatas dan ikuti mukosa vagina
anterior sampai serviks tersentuh.
5 Meraba serviks dan tentukan arahnya, bentuknya bulat atau terbelah
melintang, besar dan konsistensinya, apakah turun (prolaps), apakah ostium
eksternum terbuka dan dapat dilalui jari?
6 Menggerakkan serviks dengan lembut dari sisi satu ke sisi lain diantara
kedua jari. Perhatikan apakah ibu merasa nyeri.
7 Dengan telapak menghadap ke atas, letakkan kedua jari di rongga belakang
serviks (forniks posterior) untuk meraba rahim.
8 Meletakkan tangan yang lain pada badomen, ditengah antara pusar dan
tulang pubis.
9 Perlahan-lahan menggeser tangan pada abdomen kearah simfisis pubis
dengan menekan ke bawah dan kedepan dengan telapak jari-jari tangan.
Pada saat yang sama, tekan ke atas dengan kedua jari tangan yang berada
dalam vagina, berusaha menangkap rahim diantara kedua tangan. Jika
rahim tidak teraba, periksa apakah rahim dalam posisi retroflexi.
10 Mempalpasi uterus dan menentukan :
Letak (anteversiofleksio atau retroversiofleksio).
Bentuk (agak lonjong seperti buah alpukat/pir).

Skills Lab/Pemeriksaan Ginekologi/FK-UHN 2013 Page 6


Besarnya (uterus wanita dewasa sebesar telur ayam).
Konsistensi (kenyal).
Permukaan (normal rata, berbenjol-benjol biasanya mioma uteri).
Gerakan/mobilitas (normal dapat digerakkan dengan mudah ke semua
arah).
11 Mencari ovarium dengan meletakkan jari-jari tangan yang ada dalam
vagina dengan ujung jari pada forniks lateralis. Menggerakkan tangan yang
berada pada abdomen ke sisi yang sama dan lateral terhadap rahim. Tekan
dengan tangan yang di abdomen dan menekan ke atas dengan jari tangan
yang berada di dalam vagina. Dengan lembut menggerakkan jari-jari
kearah simfisis pubis.
12 Menentukan ukuran, konsistensi, mobilitas ovarium.
13 Ulangi prosedur diatas untuk ovarium sisi lainnya
14 Memeriksa ukuran, bentuk, konsistensi, mobilitas dan nyeri dari massa
yang ada dalam adneksa (kalau ada).
15 Pada perempuan yang belum menikah atau anak-anak, pemeriksaan vagina
tidak dapat dilakukan, tetapi dengan pemeriksaan rektal.
G PEMERIKSAAN REKTOVAGINA
1 Menjelaskan kepada ibu tentang apa yang akan dilakukan
2 Jika perlu mengganti sarung tangan, celupkan kedua tangan yang masih
memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, lalu lepaskan dengan
membalik sisi dalam keluar. Jika akan dibuang, masukkan ke dalam
kantung plastik. Jika akan dipakai ulang, dekontaminasi dengan merndam
dalam larutan klorin 0,5 %.
3 Perlahan-lahan masukkan jari tengah ke dalam rektum dan jari telunjuk ke
dalam vagina dan meminta ibu bernapas agar lebih santai.
4 Tekan dengan kuat dan dalam dengan tangan yang berada di atas tulang
pubis sementara jari-jari yang berada dalam vagina dan rektum menekan
servik kearah anterior.
5 Meraba permukaan rahim untuk mengetahui apakah rata atau berbenjol-
benjol.
6 Memeriksa apakah terasa nyeri atau ada massa diantara vagina dan uterus
dengan rektum atau massa berada di rektum atau fistula rektovaginal.
7 Setelah selesai memeriksa, keluarkan kedua jari secara perlahan
8 Masukkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5%, melepas sarung tangan dengan membalik sisi dalam
keluar dan menaruh ke dalam kantung plastic
H SELESAI MELAKUKAN PEMERIKSAAN
1 Jika sarung tangan akan dibuang, letakkan dalam kantung plastic
2 Cuci kedua tangan dengan air sabun sampai bersih, lalu dikeringkan
dengan kain bersih dan kering, atau dianginkan.
3 Membantu ibu duduk di meja periksa dan meminta ibu berpakaian
4 Setelah ibu berpakaian, diskusikan temuan yang tak normal dan hal-hal
perlu dilakukan, jika ada. Jika hasil pemeriksaan normal, katakan
kepadanya bahwa semuanya dalam keadaan normal dan sehat.

Note : 0 = mahasiswa tidak melakukan


1 = mahasiswa melakukan tidak sempurna
2 = mahasiswa melakukan sempurna

Skills Lab/Pemeriksaan Ginekologi/FK-UHN 2013 Page 7

Anda mungkin juga menyukai