Anda di halaman 1dari 13

TUGAS EVALUASI

PEMERIKSAAN STANDARD GINEKOLOGI


Disusun untuk memenuhi kepanitraan senior Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro Semarang

Disusun Oleh :
Teuku Muhammad Agra S 22010118220040
R A Dwi Kurniawati SMJ 22010118220027
Mohammad Arya Lingga B 22010119220132
Anafatun Ihtammaliya 22010119220040
Azizah Indria Putri 22010119220042
Hanif Akbar Abdillah 22010119220113
Vista Timoria Sundari B 22010115140238
Mahardika Budjana Sutan Ilham 22010119220061
Yola Valentin Saragih 22010119220062
Nopiane Rospita 22010119220063
Kurnia Vanie Saritsya 22010119220064
Andi Muh Fatwa Mardin 22010119220067

Penguji :
dr. Nurvita Nindita Sp.OG

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020

PEMERIKSAAN KHUSUS GINEKOLOGI


Posisi Pasien
a. Posisi Litotomi
Pasien berbaring di atas ranjang ginekologi, lipatan lututnya diletakkan pada penyangga
dan tungkai dalam keadaan fleksi santai, sehingga pasien berbaring dalam posisi
mengangkang. Sangat cocok digunakan untuk pemeriksaan bimanual dan pemeriksaan
inspeksi dengan menggunakan spekulum.
b. Posisi Sims
Letak ini hampir sama dengan letak miring hanya tungkai kiri hampir lurus. Tungkai
kanan ditekuk ke arah perut dan lutut diletakkan pada tempat tidur, sehingga panggul
membentuk sudut miring dengan alas lengan kiri di belakang badan dan bahu sejajar
dengan alas. Dengan demikian pasien berbaring setengah tengkurap.
c. Posisi Miring
Pasien berbaring di pinggir tempat tidur dengan posisi miring mengarah ke kiri. Kedua
paha dan lutut ditekuk dan kedua tungkai sejajar. Posisi demikian hanya cocok untuk
pemeriksaan inspekulo.

Pemeriksaan Abdomen 

 Inspeksi abdomen :
- Pembesaran perut kearah depan yang berbatas jelas umumnya disebabkan oleh
kehamilan atau tumor.
- Pembesaran perut kearah samping umumnya terjadi pada asites.
- Striae, jaringan parut, peristaltik.

 Palpasi abdomen :

- Pasien diminta untuk mengosongkan kandung kemih dan atau rectum terlebih
dahulu.
- Pasien diminta untuk berada pada posisi dorsal dan dalam keadaan santai.
- Palpasi dilakukan dengan menggunakan seluruh telapak tangan berikut jari-jari
dalam keadaan rapat yang dimulai dari bagian hipochondrium secara perlahan-
lahan dan kemudian diteruskan kesemua bagian abdomen dengan tekanan yang
meningkat secara bertahap.

Melalui pemeriksaan ini ditentukan apakah :

- Terdapat “defance muscular” akibat peritonitis atau rangsangan peritoneum yang lain.


- Apakah ada rasa nyeri tekan atau nyeri lepas.
- Dengan tekanan yang agak kuat serta menggunakan sisi ulnar telapak tangan kanan
dilakukan pemeriksaan untuk mencari kelainan lain dalam cavum abdomen.
- Bila dijumpai adanya masa tumor dalam cavum abdomen, tentukan lebih lanjut
dengan:

 Perkusi abdomen :

Bila dijumpai adanya pembesaran perut, dengan perkusi dapat ditentukan apakah
pembesaran perut tersebut disebabkan oleh cairan bebas, udara (meteorismus) atau tumor.

 Auskultasi abdomen

- Penting untuk menyingkirkan kemungkinan kehamilan (dengan mencari denyut


jantung janin).
- Diagnosa ileus (paralitik atau hiperdinamik).
- Menentukan pulihnya bising usus pasca pembedahan.

Pemeriksaan Ginekologi

1. Inspeksi Genitalia Eksterna


Pada posisi lithotomi, genitalia eksterna dapat dilihat dengan jelas.
Keadaan vulva bagian luar:
- Kotor atau bersih, keadaan rambut pubis.
- Terdapat ulkus, pembengkakan.
- Cairan yang keluar dari vulva : pus, darah, leucorrhoea
- Palpasi daerah genitalia eksterna

Pemeriksaan kelenjar Bartholini

Kelenjar Bartholini

2. Pemeriksaan Inspekulo dan Vaginal Toucher


Didahului dengan inspeksi dan pemeriksaan inspekulo untuk melihat keadaan permukaan
vagina dan servik serta fornix vaginae
Posisi spekulum dalam vagina

Tehnik pemasangan speculum:

a. Penjelasan pada pasien terlebih dulu mengenai prosedur pemeriksaan inspekulo dan
manfaat dari pemeriksaan ini
b. Pasien diminta persetujuannya untuk pemeriksaan inspekulo
c. Pastikan bahwa pasien sudah mengosongkan vesika urinaria dan atau rectum
d. Pasien berada pada posisi lithotomi
e. Kenakan sarung tangan
f. Persiapkan spekulum bi-valve yang sesuai, atur katub dan tuas sehingga spekulum
siap digunakan.
g. Hangatkan spekulum bi-valve dengan ukuran yang sesuai dan bila perlu beri
lubrikasi
h. Pisahkan labia dengan ujung jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri dari sisi atas
i. Spekulum bi-valve dalam keadaan tertutup dimasukkan vagina dalam posisi miring
menjauhi dinding vagina sebelah depan dan meatus urtehrae eksternus 
j. Setelah berada didalam vagina, spekulum diputar 900 dan diarahkan pada fornix
posterior
k. Setelah mencapai fornix posterior, tuas spekulum ditekan sehingga spekulum terbuka
secara optimal (kedua bilah saling menjauh) dan portio terpapar dengan baik. 
l. Lakukan pengamatan pada porsio dan fornix vaginae dengan baik. Lepaskan tuas
spekulum, tarik keluar spekulum perlahan-lahan sambil diputar secara bertahap
sejauh 900. Lakukan pengamatan pada keadaan permukaan vagina saat menarik
keluar spekulum 

m. Spekulum dikeluarkan pada posisi vertikal seperti pada saat dimasukkan.

Setelah melakukan pemeriksaan inspekulo, pemeriksaan diteruskan dengan pemeriksaan


vaginal toucher untuk melakukan:

 Perabaan  vagina :
- Keadaan himen.
- Keadaan introitus vaginae.
- Keadaan dinding vagina.
- Perabaan pada cavum Douglassi.
 Perabaan servik : dikerjakan secara sistematis untuk menentukan:
- Arah menghadap dan posisi dari porsio uteri.
- Bentuk, besar dan konsistensi servik.
- Keadaan kanalis servikalis (terbuka atau tertutup).

Servik uteri dan struktur genitalia interna

 Perabaan corpus uteri
- Letak
- Bentuk
- Besar
- Konsistensi
- Permukaan
- Mobilitas dengan jaringan sekitarnya
Untuk melakukan evaluasi pada uterus, pemeriksaan dilakukan secara bimanual.

Perabaan uterus sulit dilakukan pada kasus:

- Uterus retroversio fleksio, perabaan uterus agak sulit oleh karena pencekapan
uterus tak dapat berlangsung secara baik.
- Pasien obese, evaluasi uterus secara palpasi sulit dilakukan.
- Vesika urinaria yang terlampau penuh.

Perabaan adneksa dan parametrium:

- Pemeriksaan adneksa dan parametrium baru dapat dilakukan bila palpasi uterus
sudah dapat dilakukan dengan baik.
- Dalam keadaan normal, tuba falopii dan ovarium tak dapat diraba.
- Tuba falopii dan ovarium hanya dapat diraba dari luar pada pasien kurus atau pada
tumor ovarium / kelainan tuba (hidrosalphynx) yang cukup besar.

3. Pemeriksaan lain-lain :

a. Rectal toucher:
Dikerjakan pada
o Virgin
o Pasien yang mengaku “belum pernah bersetubuh”
o Kelainan bawaan (atresia himenalis atau atresia vaginalis)
o Wanita diatas usia 50 tahun

Pemeriksaan rekto abdominal

b. Recto vaginal toucher :

 Pemeriksaan rectovaginal dikerjakan untuk menilai keadaan septum


rectovaginalis.
 Penebalan dinding vagina dan infiltrasi karsiona rektum lebih mudah ditentukan
dengan pemeriksaan rectovaginal.

c. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan diagnostik sederhana yang dapat dikerjakan secara poliklinis (di kamar
periksa):
Sediaan basah :

1. Untuk melihat penyebab dari fluor albus


2. Ambil sedikit cairan vagina, letakkan pada gelas objek dan campur
dengan KOH , kemudian tutup dengan gelas penutup , periksa dibawah
mikrosokop ( pemeriksaan benang hyphae pada candida)
3. Ambil sedikit cairan vagina, letakkan pada gelas objek dan campur
dengan NaCl 0.9% , kemudian tutup dengan gelas penutup , periksa
dibawah mikrosokop (pemeriksaan gerakan trichomonas dan vaginosis
bakterial)

Pap smear :

1. Lakukan semua prosedur pemeriksaan inspekulo diatas , kecuali


penggunaan bahan lubrikasi
2. Pengambilan pertama dengan spatula Ayre (terbuat dari kayu)
3. Pengambilan berikutnya dengan menggunakan cytobrush
4. Usapkan sediaan pada gelas pemeriksa secara tipis
5. Fiksasi sediaan yang sudah diusapkan pada gelas pemeriksa dengan
alkohol 90% (atau hair spray) sebelum sediaan mongering
6. Segera kirimkan sediaan pap smear ke laboratorium medis yang kompeten
untuk melakukan pemeriksaan pap smear.
7. Laboratorium akan memberikan jawaban mengenai hasil pemeriksaan
terhadap sediaan yang saudara kirimkan dengan klasifikasi sitologis atau
klasifikasi Bethesda

PROSEDUR PEMERIKSAAN PAYUDARA


Inspeksi
1. Lihat bentuk dan ukuran payudra. Perhatikan apakah ada perbedaan bentuk, ukuran,
puting, atau kerutan atau lekukan pada kulit.
2. Lihat puting susu dan perhatikan ukuran dan bentuknya serta arah jatuhnya. Periksa juga
apakah terdapat ruam atau nyeri pada kulit dan apakah keluar cairan dari puting.
3. Posisi 1: Minta ibu untuk mengangkat kedua tangan ke atas kepala.
Posisi 2: Minta ibu menekan kedua tangan di pinggang untuk mengencangkan otot
dadanya (m. pectoralis).
Pada setiap posisi periksa ukuran, bentuk dan simetri, lekukan puting atau kulit payudara
dan lihat apakah ada kelainan.
Posisi 3: Minta klien untuk membungkukkan dadanya ke depan untuk melihat apakah
kedua payudara tergantung secara seimbang.
Palpasi

Sadari
1. Minta klien untuk berbaring di meja periksa.
2. Letakkan sebuah bantal di bawah punggung pada sisi yang akan diperiksa. Hal ini akan
membuat jaringan ikat payudara menyebar, sehingga dapat membantu pemeriksaan
payudara.
3. Letakkan kain bersih di atas perut ibu/klien.
4. Letakkan lengan kiri ibu ke atas kepala. Perhatikan payudaranya untuk melihat apakah
tampak sama dengan payudara sebelah kanan dan apakah terdapat lipatan atau lekukan.
5. Dengan menggunakan permukaan tiga jari tengah, lakukan palpasi payudara dengan
menggunakan teknik spiral. Mulai pada sisi terluar payudara. Tekan jaringan ikat
payudara dengan kuat pada tulang rusuk setelah selesai tiap putaran dan secara bertahap
pindahkan jari jari menuju areola. Lanjutkan sampai semuanya bagian selesai di periksa
6. Dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, tekan putting payudara dengan lembut.
Lihat apakah keluar cairan: benng, keruh atau berdarah.
7. Ulangi langkah tersebut pada payudara lainnya
8. Jika ada keraguan tentang temuan (missal apakah terdapat benjilan) ulangi langkah
tersebut, ibu duduk dengan kedua lengan disisi badanya.
9. Lakukan palpasi bagian pangkal payudara, minta ibu duduk dan mengangkat lengan
kirinya setinggi bahu. Bila perlu, minta ibu meletakkan tangannya di bahu anda. Tekan
sisi lateral dari muskulus pektoralis sambil bertahap menggerakan jari jari ke pangkal
ketiak, untuk meriksa pembesaran kelenjar getah bening
10. Ulangi langkah tersebut pada sisi payudara lainnya
11. Setelah selesai melakukan pemeriksaan, minta ibu untuk memakai pakaiannya kembali.
Jelaskan mengenai temuan yang ada
12. Ajari ibu untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri secara berkala (SADARI)
Tabel 1. Deskripsi temuan yang dijumpai saat Pemeriksaan Payudara
Bentuk Apakah terdapat perbedaan bentuk payudara ?
Kulit Apakah kulit tampak halus/kerut/berselung?
Cairan dari Puting Apakah ada cairan yang keluar ? warna ?kekentalan
? bau ? dan banyaknya ?

Benjolan Payudara Ukuran, konsistensi dan mobilitas ?


Kelenjar Limfe Apakah terdapat pembesaran kelenjar limfe aksila

Daftar Pustaka
1.Beckmann, Charles R.B Et.all. Obstetrics and Gynecology. Sixth Edition. Philadelphia:
Lippinicott Williams and Wilkins. 2010
2.Saifudi, Abdul Bari Et all. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.2014
3.Katz, Vem L. Et all. Comprehensive Gynecology. Fifth Edition. Philadelphia: Mosby.2007
4.Manuaba, Ida Bagus Gede Et all. Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan, dan KB edisi 2.
Jakarta:ECG. 2013
5.Bain, Catrina M Et all. Ilustrasi Ginekologi. Edisi Keenam. Elsevier.2015

Anda mungkin juga menyukai