Anda di halaman 1dari 12

Tinjauan Pustaka

KANDIDOSIS KUTIS

Oleh:
dr. Gede Wirata, S.Ked
NIK. 1991280520170112001

BAGIAN ANATOMI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
MEI 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atass
karunia-Nya sehingga penulisan tinjauan kepustakaan ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Tinjauan kepustakaan ini disusun sebagai media pemerkaya ilmu
pengetahuan kedokteran berkelanjutan di dalam bidang pendidikan.
Tinjauan kepustakaan ini berjudul “Kandidosis Kutis”. Dalam penyusunan
laporan kasus ini penulis banyak memperoleh bimbingan dan petunjuk serta bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak dari institusi maupun dari luar Bagian Anatomi FK
UNUD.
Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada yang terhormat :
1. Prof.Dr.dr. I Nyoman Mangku Karmaya, M.Repro, PAK., selaku pembimbing
senior di Bagian Anatomi FK UNUD.
2. dr. Nyoman Gede Wardana, M.Biomed, selaku Kepala Bagian Anatomi FK
UNUD.
3. dr. IGA Widianti, M.Biomed, selaku pendamping di Bagian Anatomi FK
UNUD.
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas dukungan dan
bantuan yang telah diberikan dalam penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari bahwa tinjauan kepustakaan ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga
laporan kasus ini dapat memberikan sumbangan ilmiah dalam masalah kesehatan dan
memberi manfaat bagi masyarakat.

Denpasar, Mei 2017

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Kandidiasis atau kandidosis merujuk pada berbagai bentuk infeksi yang disebabkan oleh
Candida albicans atau oleh anggota lain dari genus Candida. Organisme ini umumnya
menginfeksi kulit, kuku, membrane mukosa, dan traktus gastrointestinal namun mereka juga
dapat menyebabkan penyakit sistemik.1 Infeksi Candida pertama kali didapatkan di mulut
sebagai thrush yang dilaporkan oleh Francois Valleix (1836). Langerbach (1839) menemukan
jamur penyebab thrush, kemudian Berhout (1923) memberi nama organisme tersebut sebagai
Candida.2
Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, dapat menyerang semua umur, baik laki-laki
maupun perempuan. Jamur penyebabnya terdapat pada orang sehat sebagai saprofit. Infeksi
kandida dapat terjadi apabila ada faktor predisposisi baik edogen maupun eksogen.2
Berdasarkan tempat yang terkena kandidosis dibagi menjadi kandidosis selaput lendir,
kandidosis kutis dan kandidosis sistemik.2
Kandidosis kutis dapat berupa kandidosis intertriginosa, kandidosis perianal maupun
kandidosis kulit generalisata. Candida albican memiliki predileksi berkoloni di daerah lipatan
kulit yang lembab dan terdapat maserasi. Lokasi utama intertriginosa pada lipatan kulit
ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara, antara jari tangan atau kaki, glans penis dan
umbilikus.1,2
Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis keluhan, pemeriksaan fisik yang seksama
dan pemeriksaan penunjang.1,2,3.

1
2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Kandidosis adalah penyakit jamur, yang bersifat akut atau subakut disebabkan oleh spesies
Candida, biasanya oleh spesies Candida albicans dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit,
kuku, bronki, atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan septikemia, endokarditis atau
meningitis.2,4

2.2 Epidemiologi
Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, dapat menyerang semua umur, baik laki-laki maupun
perempuan.2 Di Amerika spesies kandida merupakan penyebab umum kandidosis intertrigo
pada orang tua dan pasien diabetes. Spesies kandida merupakan penyebab keempat infeksi
aliran darah pada usia diatas 65 tahun. Di Jepang, Nishimoto mendapatkan bahwa kandidosis
kutis terdapat pada 1% pasien rawat jalan. Dimana paling banyak menderita kandidosis
intertriginosa.3

2.3 Etiologi
Genus kandida merupakan grup heterogen kurang lebih 200 spesies ragi. Banyak spesies
Kandida adalah pathogen oportunistik, walaupun sebagian besar tidak menginfeksi manusia.
Beberapa spesies candida menyebabkan manifestasi klinis karena beberapa kondisi seperti
imunosupresi, hospitalisasi yang lama, dan penggunaan antibiotic sebelumnya.1 Yang paling
sering sebagai penyebab adalah Candida albicans yang dapat diisolasi dari kulit, mulut,
selaput mukosa vagina, dan feses orang normal. Sebagai penyebab penyebab endocarditis
kandidosis adalah C. parapsilosis dan penyebab kandidosis septicemia adalah C.tropicalis.2

2.4 Klasifikasi Kandidosis2


Berdasarkan tempat yang terkena Conant dkk (1971), membaginya sebagai berikut:
1. Kandidosis selaput lendir
a. Kandidosis oral (thrush)
b. Perleche
c. Vulvovaginitis
d. Balanitis atau balanopositis
e. Kandidosis mukokutan kronik
f. Kandidosis bronkopulmonar dan paru
3

2. Kandidosis Kutis
a. Lokalisata: - daerah intertriginosa
- Daerah perianal
b. Generalisata
c. Paronikia dan onikomikosis
d. Kandidosis kutis granulomatosa
3. Kandidosis Sistemik
a. Endokarditis
b. Meningitis
c. Pielonefritis
d. Septicemia
4. Reaksi id (kandidid)

2.5 Patogenesis
Candida albicans biasanya ditmukan sebagai saprofit dan berkolonisasi pada
membrane mukosa hewan berdarah panas.1 Infeksi Candida dapat terjadi, apabila ada faktor
predisposisi baik endogen maupun eksogen.2
1. Faktor endogen
a. Perubahan fisiologik
- Kehamilan, karena perubahan pH dalam vagina
- Kegemukan, karena banyak keringat
- Debilitas
- Iatrogenik: radiasi, obat-obatan (glukokortikoid, antibiotic spectrum luas,
tranquilizer, colchicines, kontrasepsi oral)
- Endokrinopati: diabetes mellitus, cushing disease, hipoadrenalisme,
hipotiroidismehipoparatiroidisme.
- Penyakit kronik: tuberculosis, lupus eritematosus dengan keadaan umum yang
buruk, uremia.
b. Umur: orang tua dan bayi lebih mudah terkena karena status imunologiknya tidak
sempurna.
c. Imunologik: HIV/AIDS, penyakit genetik
d. Faktor nutrisi: avitaminosis, defisisensi besi, malnutrisi secara general
2. Faktor eksogen:
a. Iklim panas dan lembab menyebabkan perspirasi meningkat
4

b. Kebersihan kulit
c. Kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menyebabkan maserasi dan
memudahkan masuknya jamur.
d. Kontak dengan penderita.

2.6 Manifestasi Klinis


Kandidosis kutis
a. Kandidosis intertriginosa
Candida albicans memiliki predileksi berkoloni pada lipatan kulit yang lembab dan
lecet yaitu di wilayah intertriginosa.1,2,3,5 Lokasi yang umum yaitu pada area
genitokrural, ketiak, pantat, antar jari, dan dibawah payudara. Faktor predisposisi
antara lain kegemukan, menggunakan pakaian yang ketat, dan diabetes mellitus.
Kandidosis kutis tampak sebagai kulit gatal yang eritema dan terdapat maserasi pada
area intertriginosa dengan lesi satelit berupa vesikopustul. Pustule ini pecah dan
meniggalkan dasar yang eritema dengan keloret yang epidermisnya mudah terlepas.1

A B
Gambar 2.1 Kandidosis intertriginosa: A pada area inframama, B lesi di bawah ketiak
Varian dari kandidosis intertriginosa pantas disebutkan secara khusus, antara lain
candidal diaper dermatitis yang disebabkan oleh kolonisasi ragi dari traktus
gastrointestinal. Oklusi kronis oleh diaper basah mempermudah terjadi infeksi. Lesi
muncul pertama kali di area perianal dan meluas ke perineum dan lipat inguinal yang
tampak sangat eritema.1 Sering terdapat pada bayi yang popoknya selalu basah dan
jarang diganti yang dapat menimbulkan dermatitis iritan, juga sering diderita neonates
sebagai gejala sisa dermatitis oral dan perianal.2 Erosio interdigitalis blastomycetica
merujuk pada kandida interdigital atau infeksi polimokroba dari tangan dan kaki
biasanya pada sela jari 3 dan 4. Candida miliaria sering mengenai punggung pasien
yang berbaring lama. Lesi awal berupa vesikopustul yang mengandung sel ragi.
5

Candida juga bisa berkolonisasi dan menginfeksi kulit di sekitar luka yang ditutup
dengan ketat. Antibiotic topical spectrum luas juga memberi kontribusi tehadap infeksi
luka oleh candida.1

Gambar 2.2 Diaper-rash


b. Kandosis perianal
Lesi berupa maserasi seperti infeksi dermatofit tipe basah. Penyakit ini menimbulkan
pruritus ani.2
c. Kandidosis kutis generalisata
Lesi terdapat pada glabrous skin, biasanya juga di lipat payudara, intergluteal dan
umbilicus. Sering disertai glositis, stomatitis dan paronikia.2
Lesi berupa ekzematoid, dengan vesikel-vsikel dan pustul-pustul. Penyakit ini
sering terdapat pada bayi, mungkin karena ibunya menderita kandidosis vagina atau
mungkin karena gangguan imunologik.2
d. Paronikia dan onikomikosis
Umum pada individu yang tangannya digunakan untuk bekerja di tempat basah
(bartender, nelayan).1,2,5 Terdapat kemerahan, pembengkakan dan nyeri pada area
paranichial dengan retraksi dari kutikula ke lipatan kuku proksimal. Perubahan kuku
sekunder antara lain onycholisis dan depresi tranversal dari lempeng kuku (Beau’s
line) dengan perubahan warna menjadi kecoklatan atau kehijauan sepanjang tepi
lateral.1 Lesi juga tidak mengandung nanah, kuku tidak rapuh, tetap berkilat dan tidak
terdapat sisa jaringan di bawah kuku seperti pada tinea unguium.2
6

Gambar 2.3 Paronikia dan onikomikosis


2.7 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan langsung
Kerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa dalam larutan KOH 10% atau dengan
pewarnaan Gram, terlihat sel ragi, blastospora atau hifa semu.1,2,6
2. Pemeriksaan biakan
Bahan yang akan diperiksa ditanam dalam agar dekstrosa glukosa Sabouraud, dapat
pula agar ini dibubuhi antibiotik (kloramfenikol) untuk mencegah pertumbuhan
bakteri. Perbenihan disimpan dalam suhu kamar atau lemari suhu 370 , koloni tumbuh
setelah 24-48 jam, berupa yeast like colony.2 Koloni berwarna putih dan berbentuk
mukoid.1 Identifikasi Candida albicans dilakukan dengan membiakkannya pada corn
meal agar. 2
Pada kandidiasis sistemik dengan lesi kulit, diagnosis biasanya dapat dibuat dengan
pemeriksaan histopatologi dan kultur biopsi kulit. Hasil kultur darah biasanya
negatif.1
3. Pathologi
Kandidiasis superfisial memiliki karakteristik pustul sub korneal. Organismenya
kadang terlihat di dalam pustul namun dapat dilihat di dalam stratum korneum dengan
bantuan pewarnaan Periodik Acid- Schiff (PAS). Pemeriksaan histologik dari
granuloma kandida memperlihatkan papilomatosis dan hiperkeratosis dan infiltrat
dermal yang terdiri dari limfosit, granulosit, sel plasma dan multinukleated giant cell.1
7

2.8 Diagnosis Banding


Diagnosis banding dari kandidiasis oral yang paling mendekati yaitu lichen planus, infeksi
herpes, eritema multiforme dan pernisius anemia. Perlu dipertimbangkan kemungkinan
mukositis karena kemoterapi, lupus eritematosus, histoplasmosis dan toksisitas salisilat.1
Kandidosis lokalisata dengan:
a. Eritrasma: lesi di lipatan, lesi lebih merah, batas tegas, kering tidak ada satelit,
pemeriksaan dengan sinar wood positif.1,2
b. Dermatitits intertriginosa2
c. Dermatofitosis (tinea) 1,2
d. Psoriasis1
e. Dermatitis seboroik1
Diagnosis banding paronichia karena kandida antara lain paronichia bakterial,
paronichia yang berasosiasi dengan hipoparatiroidisme, celiac disease, acrodermatitis
enteropatica,sindrom artritis reaktif, akrokeratosis paraneoplastica dan terapi retinoid.1
Kandidosis vulvovaginitis didiagnosis banding dengan trikomonas vaginalis, gonore
akut, leukoplakia, liken planus.2

2.9 Penatalaksanaan
1. Menghilangkan atau menghindari faktor predisposisi.1,2,3,4,5
2. Topikal
a. Larutan ungu gentian 0,5-1% untuk selaput lendir, 1-2% untuk kulit, dioleskan sehari
2 kali selama 3 hari. 2
b. Nistatin: berupa krim, salep, emulsi.2 Pada kandidiasis oral tanpa komplikasi
diberikan 400 ribu sampai 600 ribu unit 4 kali sehari.1 Nistatin merupakan obat
antifungal polyene untuk beberapa infeksi jamur dan ragi yang sensitif, termasuk
candida. Nystatin berikatan dengan ergosterol ( komponen utama dinding sel jamur),
menyebabkan lubang dan terjadi kebocoran ion kalium.7
c. Amfoterisin B2. Memiliki cara kerja yang sama dengan nistatin, selain memiliki efek
anti fungi juga memiliki efek antiprotozoa.8
d. Grup azol antara lain2:
- Mikonazol 2% berupa krim atau bedak
- Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dan krim
- Tiokonazol, bufonazol, isokonazol
- Siklopiroksolamin 1%larutan, krim
8

Golongan azol memiliki spektrum aktivitas antijamur yang luas. Mekanisme kerja
primer sebagai antijamur ialah menghambat sintesis ergosterol membran sel jamur
dengan cara mengikat enzim sitokrom P-450, yaitu enzim yang mengkatalisis sintesis
ergosterol.9
3. Sistemik
Obat anti jamur oral diindikasikan untuk infeksi jamur di kulit yang luas, tinea pedis,
onikomikosis dan tinea kapitis.10
a. Golongan alinamin
Terbinafin merupakan salah satu derivat antijamur yang termasuk golongan
alinamin.9,10 Bersifat fungisidal terhadap dermatofita, jamur dimorfik dan filamentosa
akan tetapi bersifat fungistatik terhadap candida.9 memiliki efektifitas yang baik
terhadap dermatofita namun kurang efektif untuk ragi.10 Bekerja menghambat
epoksidasi skualen pada pembentukan ergosterol. Terjadi akumulasi skualen yang
menyebabkan peningkatan permeabilitas membran.9,10
b. Golongan triazol
Obat ini merupakan obat antimikotik berspektrum luas. Memiliki cara kerja yang
sama dengan golongan azol.9,10 Jenisnya antara lain itrakonazol dan flukonazol.
Itrakonazol memiliki efektifitas melawan dermatofita, ragi dan jamur dimorfik.
Diindikasikan untuk vaginal candidosis, kandidosis orofaring dan esofageal. Sering
digunakan pada onikomikoziz oleh candida, infeksi kutaneus dan mukokutan kronik
oleh kandida.10
c. Golongan imidazol.
Ketokonazol diperkenalkan tahun 1971 sebagai anti fungal golongan azol pertama
yang efektif. Namun karena efek samping, keamanan dan dan efisasi pengobatan,
tidak digunakan sebagai lini pertama melawan dermatofita dan candida.10

2.10 Prognosis
Umumnya baik, bergantung pada berat ringannya faktor predisposisi.2
9

BAB III
SIMPULAN

Kandidosis kutis merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur genus
Candida pada kulit. Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, dapat menyerang semua umur,
baik laki-laki maupun perempuan. Jamur penyebabnya terdapat pada orang sehat sebagai
saprofit. Infeksi kandida dapat terjadi apabila ada faktor predisposisi baik edogen maupun
eksogen.
Kandidosis kutis dapat berupa kandidosis intertriginosa, kandidosis perianal maupun
kandidosis kulit generalisata. Candida albican memiliki predileksi berkoloni di daerah lipatan
kulit yang lembab dan terdapat maserasi. Lokasi utama intertriginosa pada lipatan kulit
ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara, antara jari tangan atau kaki, glans penis dan
umbilicus. Faktor predisposisi antara lain kegemukan, menggunakan pakaian yang ketat, dan
diabetes mellitus. Kandidosis kutis tampak sebagai kulit gatal yang eritema dan terdapat
maserasi pada area intertriginosa dengan lesi satelit berupa vesikopustul. Pustule ini pecah
dan meniggalkan dasar yang eritema dengan keloret yang epidermisnya mudah terlepas.
Penangan kandidosis kulit mencakup menghilangkan atau menghindari faktor
predisposisi dan pemberian obat topikal.
DAFTAR PUSTAKA

1. Janik M.P., Michael P H.: Yeast Infection: Candidiasis and Tinea (Pityriasis)
Versicolor, in: Katz G.S., Paller B.G., Wolff K. (eds), Fitzpatrick Dermatology in
general Medicine, 6th ed. The McGraw Hill Companies, 2008, Chapter 189. pp.
1822-1830
2. Kuswadji.: kandidosis, in: Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Ed 5, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta, 2007, pp. 106-109.
3. Scheinfeld N. S: Candidiasis Cutaneus, Emedicine. Available at:
http://emedicine.medscape.com/article/1090632. (Accessed: July 9, 2010)
4. Siregar R.S.: Kandidiasis, in: Atlas Berwarna: Saripati Penyakit Kulit, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 1996.
5. Medline: Cutaneus Candidiasis. Available at:
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000880.htm (Accessed: july 9,
2010)
6. Lousbergh D.:Diagnosing Dermatomycosis in General Practice. Oxford
university press. 1999
7. Wikipedia: Nystatin. Wikipedia, the free encyclopedia. Available at:
http://en.wikipedia.org/wiki/nystatin.htm. (Accessed: July 14 , 2010)
8. Wikipedia: Amfoterisin B. Wikipedia, the free encyclopedia. Available at:
http://en.wikipedia.org/wiki/amfoterisin.htm. (Accessed: July 14, 2010)
9. Kuswadji.: Penatalaksanaan Dermatofitosis di Indonesia. MDVI 1997. Pp 36-
39.
10. Lee M.S., Bellantoni N.K.: Oral Antifungal Agent, in: Katz G.S., Paller B.G.,
Wolff K. (eds), Fitzpatrick Dermatology in general Medicine, 6th ed. The
McGraw Hill Companies, 2008, Chapter 233. pp. 2211-2216

Anda mungkin juga menyukai