PENDAHULUAN
normal, berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah
melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ penting serta syaraf
jaringan usus besar, terdiri dari kolon (bagian terpanjang dari usus besar)
dan/atau rektum (bagian kecil terakhir dari usus besar sebelum anus).1
Serikat sendiri pada tahun 2016, diprediksi akan terdapat 95.270 kasus kanker
kolorektal baru, dan 49.190 kematian yang terjadi akibat kanker kolorektal.
1 dari 20 orang (5%). Risiko penyakit cenderung lebih sedikit pada wanita
dibandingkan pada pria. Banyak faktor lain yang dapat meningkatkan risiko
1
individual untuk terkena kanker kolorektal. Angka kematian kanker kolorektal
12,8 per 100.000 penduduk usia dewasa, dengan mortalitas 9,5% dari seluruh
kasus kanker. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, kanker
kenaikan tajam yang diakibatkan oleh perubahan pada diet orang Indonesia,
cara makan orang barat yang lebih tinggi lemak serta rendah serat. Meskipun
dan sangat maju, akan tetapi hanya sedikit saja meningkatkan harapan hidup
pasien kanker kolorektal bila sudah ditemukan dalam stadium lanjut. Saat ini
kanker kolorektal tetap termasuk dalam 10 besar kanker yang sering terjadi.
pada tahun 1986-1990, penderita kanker kolorektal berjumlah 275 orang, dan
terus meningkat menjadi 368 orang pada tahun 1991-1995, sementara data
tajam setelah usia 50 tahun lebih dari 90% kasus kanker kolorektal terjadi di
atas usia 50 tahun. Namun, pada dewasa ini kejadian kanker kolorektal tampak
2
Serikat, satu dari 10 penderia kanker kolorektal terdiagnosis saaat berusia 20-
49 tahun. Belum diketahui secara jelas apa yang mempengaruhi hal ini, diduga
pola diet yang tidak sehat seperti tingginya asupan lemak dan rendahnya
muda.7,8
Selain data mengenai usia, dicatat pula data mengenai jenis kelamin
inilah yang menyebabkan prognosis kanker kolorektal pada wanita lebih baik
dibandingkan pada laki-laki. Perbedaan antara wanita dan laki-laki dalam hal
kolorektal.9
yang dikategorikan dari Tx, To s/d T4, N untuk keterlibatan kelenjar getah
menunjukkan ada atau tidaknya metastasis pada kanker. Lokasi yang paling
umum dari kanker kolorektal adalah kolon sigmoid (25%), rektum (21%),
3
ascending colon (10%). Apabila rectosigmoid junction dimasukkan ke bagian
sigmoid, maka 66 persen kejadian kanker kolorektal terjadi di area rektum dan
kolorektal.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kanker kolorektal adalah suatu penyakit dimana sel-sel pada kolon atau
massa tumor. Kanker kolorektal merupakan salah satu jenis kanker yang
terjadi pada mukosa kolon di mana penyakit ini mempunyai angka morbiditas
2.2 Anatomi
dan lebarnya kurang lebih 6 cm dan 7,5 cm. Caecum terletak pada fossa iliaca
sampai ke permukaan visceral dari lobus kanan hepar untuk membelok ke kiri
pada flexura coli dextra untuk beralih menjadi colon transversum. Pendarahan
colon ascendens dan flexura coli dextra terjadi melalui arteri ileocolica dan
arteri colica dextra, cabang arteri mesenterica superior. Vena ileocolica dan
vena colica dextra, anak cabang mesenterika superior, mengalirkan balik darah
dari colon ascendens. Colon transversum merupakan bagian usus besar yang
6
paling besar dan paling dapat bergerak bebas karena bergantung pada
melalui arteri colica dextra dan arteri colica sinistra. Penyaluran balik darah dari
retroperitoneal dari flexura coli sinistra ke fossa iliaca sinistra dan disini beralih
adalah bagian akhir intestinum crassum yang terfiksasi. Ke arah kaudal rectum
2.3 Epidemiologi
12,8 per 100.000 penduduk usia dewasa, dengan mortalitas 9,5% dari seluruh
kasus kanker. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, kanker
kenaikan tajam yang diakibatkan oleh perubahan pada diet orang Indonesia,
cara makan orang barat yang lebih tinggi lemak serta rendah serat. Meskipun
dan sangat maju, akan tetapi hanya sedikit saja meningkatkan harapan hidup
7
pasien kanker kolorektal bila sudah ditemukan dalam stadium lanjut. Saat ini
kanker kolorektal tetap termasuk dalam 10 besar kanker yang sering terjadi.
pada tahun 1986-1990, penderita kanker kolorektal berjumlah 275 orang, dan
terus meningkat menjadi 368 orang pada tahun 1991-1995, sementara data
tajam setelah usia 50 tahun lebih dari 90% kasus kanker kolorektal terjadi di
atas usia 50 tahun. Namun, pada dewasa ini kejadian kanker kolorektal tampak
Serikat, satu dari 10 penderia kanker kolorektal terdiagnosis saaat berusia 20-
49 tahun. Belum diketahui secara jelas apa yang mempengaruhi hal ini, diduga
pola diet yang tidak sehat seperti tingginya asupan lemak dan rendahnya
muda.7,8
Selain data mengenai usia, dicatat pula data mengenai jenis kelamin
inilah yang menyebabkan prognosis kanker kolorektal pada wanita lebih baik
8
dibandingkan pada laki-laki. Perbedaan antara wanita dan laki-laki dalam hal
kolorektal.9
yang dikategorikan dari Tx, To s/d T4, N untuk keterlibatan kelenjar getah
menunjukkan ada atau tidaknya metastasis pada kanker. Lokasi yang paling
umum dari kanker kolorektal adalah kolon sigmoid (25%), rektum (21%),
sigmoid, maka 66 persen kejadian kanker kolorektal terjadi di area rektum dan
2.4 Etiologi
karsinoma misalnya:
b. poliposis
9
juga menyebabkan terjadinya karsinoma dari kolon, dan paling banyak
c. Virus
d. Herediter
e. Kanker kolorektal dapat muncul melalui salah satu dari dua mutasi jalur
akumulasi dari mutasi somatik dalam sel adalah dasar dari kanker usus
besar sporadik.14
2.5 Patogenesis
Gambar 2.1 Perubahan genetik yang terjadi selama evolusi kanker kolorekta.
10
Kanker kolorektal timbul melalui interaksi yang kompleks antara faktor
genetik dan faktor lingkungan. Kanker kolorektal yang sporadik muncul setelah
melewati rentang masa yang lebih panjang sebagai akibat faktor lingkungan
kanker. Kedua jenis kanker kolorektal (herediter dan sporadik) tidak muncul
Kanker kolon terjadi sebagai akibat dari kerusakan genetik pada lokus
melalui mekanisme CIN yang melibatkan penyebaran materi genetik yang tak
Lynch.
somatik terjadi pada gen Adenomatous Polyposis Coli (APC). Gen APC
mengatur kematian sel dan mutasi pada gen ini menyebabkan pengobatan
11
menjadi karsinoma merupakan akibat dari mutasi gen supresor tumor p53.
Dalam keadaan normal protein dari gen p53 akan menghambat proliferasi sel
yang mengalami kerusakan DNA, mutasi gen p53 menyebabkan sel dengan
dengan kerusakan DNA yang lebih parah. Replikasi sel-sel dengan kehilangan
sejumlah segmen pada kromosom yang berisi beberapa alel (misal loss of
yang lain seperti DCC (Deleted in Colon Cancer) yang merupakan transformasi
dapat dibagi dua, yakni faktor yang tidak dapat dimodifi kasi dan yang dapat
dimodifi kasi.
a. Usia
meningkat tajam setelah usia 50 tahun lebih dari 90% kasus kanker
kolorektal terjadi di atas usia 50 tahun. Angka kejadian pada usia 60-79
tahun 50 kali lebih tinggi dibandingkan pada usia kurang dari 40 tahun.
b. Faktor Herediter
12
Cancer (HNPCC), dikenal sebagai sindrom Lynch. Gen-gen yang
perbaikan DNA, disebut gen Mutl Homolog 1 (MLH1) dan Mutl Homolog
pancreas, ginjal, dan ureter. FAP ditemukan pada <1% kasus kanker
hampir semua orang dengan kelainan ini didiagnosis kanker bila kolon
c. Faktor Lingkungan
13
berperan. Kanker kolorektal adalah suatu kanker dengan penyebab
yang lebih kuat dibandingkan orang yang tidak lahir di area perkotaan.
pola makan dapat mengurangi risiko kanker ini hingga 70%. Insidens
adanya heme besi pada daging merah. Beberapa jenis daging yang
14
dimasak pada temperatur tinggi memicu produksi amino heterosiklik dan
15
sensitivitas insulin, juga dipercaya mempengaruhi risiko kanker, dan
asupan energi, hal ini juga dapat mencerminkan perbedaan efi siensi
energi lebih efisien memiliki risiko kanker kolorektal lebih rendah. Skala
c. Merokok
lebih dari 30 tahun individu dengan riwayat merokok lama dan kemudian
16
d. Alkohol
1 porsi per hari. Porsi yang dimaksud adalah satuan jumlah minuman
(kadar alkohol 7%), 29,5 ml brandy atau minuman keras lainnya (kadar
2.7 Gejala
tahun dan umumnya sudah memasuki stadium lanjut sehingga prognosis juga
17
buruk. Keluhan yang paling sering dirasakan pasien adalah perubahan pola
buang air besar, perdarahan per anus (hematokezia dan konstipasi). Kanker
ini umumnya berjalan lamban, keluhan dan tanda-tanda fisik timbul sebagai
awalnya ditandai dengan nyeri abdomen, namun bila obstruksi total terjadi
akan menimbulkan nausea, muntah, distensi dan obstipasi. Kanker kolon dapat
berdarah sebagai bagian dari tumor yang rapuh dan mengalami ulserasi.
hematokezia atau darah tumor dalam feses, tapi tumor yang proksimal sering
disertai dengan anemia defisiensi besi. Invasi lokal dari tumor menimbulkan
Abdomen akut dapat terjadi bila mana tumor tersebut menimbulkan perforasi.
Kadang timbul fistula antara kolon dengan lambung atau usus halus. Asites
maligna dapat terjadi akibat invasi tumor ke lapisan serosa dan sebaran ke
kanker di dalam usus besar. Ukuran dan ekstenbilitas usus ukuran kanan kira-
kira enam kali lebih besar daripada daerah sigmoid dan mengandung aliran
fekal yang cair. Tumor yang terletak di usus bagian kanan walaupun besar
usus. Sebagai salah satu akibatnya gejala dari tumor yang timbul di kolon
18
kanan tidak disebabkan oleh obstruksi walaupun pasien dapat mengalami rasa
yang tidak enak atau kolik di abdomen yang samar-samar. Lebih sering,
penyakit disertai dengan kehilangan darah kronis yang dideteksi dengan tes
darah samar. Sebaliknya tumor di daerah kiri cenderung keras dan tumbuh
mengelilingi usus, dan fungsi normal dalam daerah ini adalah sebagai
penyimpan massa feses yang keras. Gejala obstruksi akut atau kronis adalah
feses.Perdarahan adalah lebih jelas, dengan darah gelap atau darah merah
tumor terletak pada kolon sigmoid dan rektum. Gejala berdasarkan lokasi
1. Kolon kanan
usus kecil.
19
kanan (yang seharusnya lebih membutuhkan terapi) seringkali
dapat dipalpasi dalam fossa iliaka kanan. Apakah ini ada atau tidak,
2. Kolon kiri
lesi pada kolon kiri datang sebagai pasien gawat darurat. Pasien dapat
umum tetapi lebih sering obstruksi usus besar. Sejauh ini penyebab
paling umum dari obstruksi usus besar adalah karsinoma, penting untuk
keluhan pasien yang datang tanpa obstruksi. Hal ini bisa berupa
abdomen.
20
3. Karsinoma rektum
sigmoidoskopi.11
dari beberapa tanda seperti : anemia mikrositik, hematozesia, nyeri perut, berat
badan turun atau perubahan defekasi oleh sebab itu perlu segera dilakukan
memperkuat dugaan neoplasma namun bila tidak ada darah samar tidak dapat
1. Laboratorium
dapat dideteksi melalui darah samar feses atau anemia defisiensi besi. 11
berikut:
a. Tes darah tinja okultisme positif ( Fecal Occult Blood Test / FOBT) :
21
kekhususan rendah untuk mendeteksi hemoglobin manusia, adalah
dan tidak pantas sebagai satu-satunya tes karena hasil negatif tidak
maju dari pada FOBT. Fecal Tes DNA adalah metode skrining yang
tinja yang memiliki genetik spesifik atau perubahan epigenetik. Teknik ini
mendeteksi secara signifikan lebih banyak kanker dari pada FIT tetapi
memiliki lebih banyak hasil positif palsu. Tinggi biaya dan tingkat positif
yang lebih luas Tes DNA. Anemia mikrositik pada kanker kolorektal
kanker kolorektal dari satu kali FIT saja (92,3% vs 73,8%), tetapi
22
c. Meningkatnya Antigen Carcinoembryonic Plasma ( CEA) level: CEA
2. Pemeriksaan radiologi
Gambar 2.2 radiologi kanker kolon dengan menggunakan pemeriksaan barium enema
pemeriksaan ini sering tak bisa mendeteksi lesi berukuran kecil. Enema
3. Kolonoskopi
sangat akurat dan dapat sekaligus melakukan biopsi pada lesi yang
23
pasien. Rasa tidak nyaman yang timbul dapat dikurangi dengan pemberian
sensitivitas 95% dan spesitivitas 99% paling tinggi untuk mendeteksi polip
mengangkat polip.
dengan tepi minimal 6cm dan dengan reseksi en bloc pada semua kelenjar
penetrasi tumor ke dinding usus dan adanya keterlibatan kelenjar limfe regional
N adanya keterlibatan kelenjar limfe, dan M ada tidaknya metastasis jauh. Lesi
superfisial yang tidak mengenai kelenjar limfe regional dan tidak menembus
24
melalui submukosa (T1) atau otot (T2) disebut sebagai tumor stadium (T1-2
(TxNxM1). Kecuali jika jelas terlihat secara kasat mata adanya metastasis,
stadium penyakit tidak dapat dipastikan secara akurat sebelum reseksi bedah
lebih teliti dan rinci terungkap bahwa prognosis setelah reseksi kanker
limfe regional. Prognosis mungkin secara lebih presisi diukur dengan jumlah
kelenjar limfe yang terkena (satu sampai tiga kelenjar limfe versus empat atau
menentukan secara akurat stadium tumor. Prediksi lain untuk prognosis yang
25
buruk, setelah reseksi bedah total adalah penetrasi tumor menembus dinding
resiko yang lebih tinggi untuk metastasis, terutama pada pasien dengan tumor
kanker lain, prognosis pada kabnker kolorektal tidak dipengaruhi oleh urusan
lesi primer jika keterlibatan kelenjar limfe dan diferensiasi histologik telah
disamakan.
ke hati melalui sirkulasi vena porta. Hati merupakan organ visera yang paling
sering mengalami metastasis, hati adalah tempat awal penyebaran jauh pada
sepertiga kasus kekambuhan kanker kolorektal dan terkena pada lebih dari dua
atau otak tanpa lebih dulu menyebar kehati. Pengecualian untama adalah pada
pasien dengan tumor primer di rektum distal, yeng sel-sel tumor mungkin
melibatkan hati. Setelah deteksi metastasis jauh dahulu berkisar dari 6-9 bulan
(hepatomegali, kimia hati abnormal) hingga 24-30 bulan ( nodus kecil di hati
26
yang mulanya diidentifikasi dengan peningkatan CEA lalu CT Scan), tetapi
Stadium dan faktor prognostis kanker kolorektal dapat dilihat pada tabel
Stadium
Deskripsi histopatologi Bertahan 5 tahun (%)
Dukes TMN Derajat
Kanker mencapai
B1 T2N0M0 II 85
muskularis
27
Kanker cenderung
B2 T3N0M0 III masuk/melewati 70-80
mukosa
Tumor melibatkan
C TxN1M0 IV 35-65
KGB regional
D TxN2M1 V Metastasis 5
Table 2.4 Stadium kanker kolorektal
dengan struktur yang tak dapat diangkat, dan derajat histologi yang tinggi.
Semua variabel ini digabung sehingga dapat ditentukan sistem staging yang
kelangsungan hidup adalah sekitar 25% tetapi pada pasien yang bisa diobati
dengan reseksi meningkat menjadi 50% dan jika tidak menembus seluruh
pasien dengan tumor yang belum menembus dinding kolon dan belum terdapat
keterlibatan KGB regional mempunyai harapan hidup 90%, tapi bila KGB
regional sudah terlibat angka harapan hidup menurun tinggal 40%. Jumlah
28
KGB regional yang terlibat juga penting, karena apabila lebih dari 3 KGB
regional terlibat angka harapan hidup menjadi lebih rendah yaitu 15-26%. Pada
intinya kanker yang sudah menunjukkan gejala biasanya pada stadium yang
sudah parah dan angka harapan hidup secara keseluruhan hanya berkisar
50%. Prognosis yang buruk juga terjadi pada pasien dengan usia muda,
2.10 Penatalaksanaan
Reseksi total tumor merupakan terapi optimal jika terdeteksi adanya lesi
29
fisik yang menyeluruh , foto toraks, pemeriksaan biokimiawi fungsi hati, dan
keseluruhan usus besar. Setelah pulih dari reseksi total, pasien perludiamati
setengah tahun, dan pemeriksaan kimia darah setiap tahun. Jika tidak
jahitan) jarang terjadi pada kanker kolorektal asalkan tepi sayatan adekuat dan
bebas tumor.
regional setelah reseksi bedah total tumor stadium II atau III, khususnya jika
30
tumor telah menembus serosa. Angka kekambuhan lokal yang tinggi ini
membatasi luas resesi dank arena jaringan pembuluh limfe yang luas dinding
sel ganas ke jaringan yang tidak dapat diakses secara bedah. Penggunaan
diseksi tajam, bukan tumpul, pada kanker rektum (eksisi mesorektum total)
diindikasikan untuk pasien dengan kanker rektum besar yang sulit direseksi;
lesi semacam ini dapat menciut untuk kemudian diangkat secara bedah. Terapi
Terapi sistemik untuk pasien kanker kolorektal kini semakin efektif. 5-FU
daalm arteri hepatika, tetapi terapi inraarteri mahal dan toksik serta tampaknya
Perbaikan 3 kali lipat dalam angka respons parsial pernah dihasilkan ketika
31
hanya marginal, dan dosis optimal masih belum diketahui. 5-FU biasanya
diberikan secara intravena tetapi juga dapat per oral dalam bentuk kapesitabin
adalah sebagai berikut; irinotekan, 180 mg/m2 sebagai infus 90 menit pada hari
1, LV, 400 mg/m2 sebagai infus 2 jam selama irinitekan, segera diikuti oleh
bolus 5-FU, 400 mg/m2 dan infu kontinu selama 46 jam sebanyak 2,4-3 9/m2
setiap 2 minggu. Diare adalah efek samping utama dari irinotekan. Oksaliplatin,
adalah sebagai berikut: infus 2 jam LV (400 mg/m 2) diikuti oleh bolus 5-FU
(400mg/m2 per hari) dan infus 22 jam ( 1200 mg/m 2) setiap 2 minggu, bersama
kemanjuran setara.
32
jika diberikan tersendiri, terbuktibermanfaat bagi sebagian kecil pasien yang
resiko tromboemboli.
Pada pasien dengan metastasis soliter kehati tanpa bukti klinis atau
tahun 25-30% jika dilakukan pada pasien tertentu oleh dokter bedah yang
berpengalaman.
33
(misalnya FOLFOX) yang mengejutkan, penambahan irinitekan ke 5-FU dan
memberi hasil lebih baik dengan ancangan praoperasi. 5-FU berfungsi sebagai
tahun. Bila usia ini sama sekali tidak sesuai karena manfaat dan toleransi
terhadap terapi adjuvant pada pasien berusia >65 tahun tampaknya serupa
a. Nutrisi
Asia, cenderung memiliki diet lebih tinggi serat, ikan, dan sayuran
b. Serat
34
yang lebih rendah kanker usus besar, dengan serat makanan, serat
d. Kedelai
tempe, susu kedelai,dll adalah bagian umum dari Diet Asia. Meta-
untuk setiap 100 g / hari asupan daging merah dan 28% peningkatan
f. Bawang putih
35
Bawang putih dicirikan oleh kandungan yang tinggi senyawa
g. Kontrol Glikemik
eksisi luas, mencakup daerah drainase limfe yang tepat. Untuk kebanyakan
pasien, eksisi yang tepat adalah hemikolektomi kiri atau kanan, tetapi pada
36
beberapa pasien dengan beberapa adenoma dan pasien muda dengan kanker,
kolon transversal.
37
Jika tidak ada obstruksi usus, maka terpai pilihan untuk kanker kolon
kiri adalah eksisi luas dengan hemikolektomi kiri atau kolektomi sigmoid
1. Kolostomi saja
3. Penutupan kolostomi
Operasi kedua dapat dilakukan jika pasien sudah benar-benar pulih dan
mereseksi tumor tetapi juga melakukan anastomosis primer. Hal ini dibantu
dari feses dan mengurangi disproporsi ukuran antara usus yang di atas
38
melakukan kolektomi subtotal dan anastomosis usus kecil ke sisa kolon
c. Karsinoma rektum
penjahitan manual, tetapi dengan adanya alat stapler sirkuler secara teknik
39
Pilihan terapi untuk karsinoma rektum bagian bawah lebih bervariasi,
terapi standar untuk tumor <6cm dari tepi anal masih dengan eksisi
terapi lokal mungkin efektif; dengan pemilihan cermat, hasil akhir dapat
Indikasi
Semua indikasi jinak dan ganas untuk usus besar reseksi berlaku
Seperti biasa, calon pasien yang ideal untuk kasus-kasus awal adalah
pasien yang sehat yang dekat dengan berat badan ideal mereka, siapa
jinak. Kontraindikasi
Pasien yang tidak stabil atau mereka yang mengancam jiwa patologi
40
yang memiliki usus obstruksi dan distensi usus yang signifikan seringkali
yang memadai, dan karena itu isualisasi tidak bisa diamankan di sekitar
dan mungkin yang terbaik dilayani dengan laparotomi terbuka. Pasien tidak
stabil atau mereka yang memiliki patologi yang mengancam jiwa (seperti
laparoskopi.19
Jalur cepat pasca operasi rutin atau pemulihan yang ditingkatkan jalur
termasuk TAPP dan / atau blok lokal yang dilakukan di penutupan. Obat-
dengan tepat dan, akhirnya, anestesi yang dikontrol pasien dengan narkotika
frekuensi dan mentolerir diet teratur dan obat nyeri oral mereka mungkin
dipulangkan ke rumah.
41
2.12 Komplikasi Operasi
Indikasi Rekomendasi
Risiko rata-rata Dimulai pada usia 50 tahun Colonoskopi setiap 10
tahun.
Computed tomographic
kolonografi setiap 5 tahun
sigmoidoskopi fleksibel setiap 5 tahun
Double-contrast barium enema setiap 5 tahun
Stool tes darah setiap tahun atau tes DNA tinja dapat
diterima tetapi tidak disukai
Satu atau dua Kolonoskopi setiap 5 tahun dimulai pada usia 40
saudara tingkat tahun, atau 10 tahun lebih muda dari diagnosis
pertama paling awal, mana saja yang lebih dulu
dengan CRC pada
usia berapa pun atau
adenoma
pada usia <60 tahun
Herediter Konseling dan skrining genetik Kolonoskopi setiap 1
nonpolyposis kanker hingga 2 tahun, dimulai pada usia 25 tahun dan
kolorektal kemudian setiap tahun setelah usia 40 tahun
Familial Konseling dan pengujian genetik Sigmoidoskopi
adenomatous fleksibel setiap tahun, mulai saat pubertas
polyposis
42
dan varian
Riwayat pribadi Colonoscopy dalam 1 tahun dari reseksi kuratif,
kanker kolorektal ulangi pada 3 tahun dan kemudian setiap 5 tahun
jika normal
Riwayat pribadi Kolonoskopi setiap 3 hingga 5 tahun setelah
kolorektal pengangkatan semua polip indeks
adenoma
43
2.14 Kerangka Teori
Faktor Resiko
Usia
Herediter
Lingkungan
Pola diet Tumor kolorektal
Nutrisi
Aktifitas fisik
Obesitas
Merokok
Alkohol
Biopsi / Operasi
Benign Kanker
kolorektal
44
2.15 Kerangka Konsep
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
dengan melihat rekam medik pada pasien kanker kolorektal di Rumah sakit
Ibnu Sina tahun 2018-2019 yang merupakan objek utama dari penelitian ini.
Adapun data yang diperoleh dari rekam medik ini kemudian akan digunakan
sebagai bahan utama dalam melihat hubungan antara umur dan jenis kelamin
dengan stadium dan letak kanker kolorektal di Rumah Sakit Ibnu Sina.
3.3.1 Populasi
3.3.2 Sampel
46
3.3.3 Instrumen Penelitian
rekam medik.
sampel adalah total sampling atau semua populasi yang memenuhi criteria
2014-2019.
d. Data pasien tentang jenis kelamin, umur, stadium dan letak kanker
berupa rekam medik yang didapatkan dari RS. Ibnu Sina Makassar tahun
2019.
antara jenis kelamin dan umur dengan stadium dan letak kanker kolorektal di
47
Dalam penelitian ini dilakukan tahap-tahap sebagai berikut:
a. Tahap persiapan
1. Memilih populasi.
b. Tahap pelaksanaan
Excel dan SPSS. Data yang telah dikelolah kemudian disajikan delam bentuk
tabel dan dijelaskan dalam bentuk narasi untuk memperjelas hubungan antara
48
3.6 Alur Penelitian
Hasil penelitian
49
3.7 Etika Penelitian
yaitu catatan medik pasien diperlukan Ethical Clearance yang diperoleh dari
meminta izin kepada instansi terkait dalam hal ini adalah Kordinator KTI dan
a. Jenis kelamin
1. Definisi operasional
2. Cara ukur
3. Alat ukur
Check List
4. Kriteria Objektif
Laki-laki
Perempuan
50
b. Umur
1. Definisi Operasional
2. Cara Ukur
3. Alat Ukur
Check List.
4. Kriteria Objektif
Resiko ≥ 40 tahun
1. Definisi Operasional
staging kanker.
2. Cara Ukur
3. Alat Ukur
Check List.
4. Kriteria Objektif
51
Stadium lanjut / Berdifersiasi buruk
diferensiasi.
1. Definisi Operasional
2. Cara Ukur
3. Alat Ukur
Check List.
4. Kriteria Objektif
Caecum
Colon
Rectal
Anorectal
52
3.9 Analisis Data
apakah normal atau tidak dengan shapiro-wilk untuk kelompok kasus (n=30)
significancy dan odd rasio (OR). Batas nilai yang dianggap signifikan dalam
penelitian ini adalah jika p<0,05 dengan interval kepercayaan 95%. Bila
53