Anda di halaman 1dari 27

DRAFT

Per 21 April 2020

PROTOKOL TELE-KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI (KIE)


MELALUI SISTEM RELAWAN COVID-19 NASIONAL (RECON)
RELAWAN KEMANUSIAAN MELAWAN COVID-19

DIREKTORAT PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
ALUR KERJA TELE-KOMUNIKASI, INFORMASI,
DAN EDUKASI (TELE-KIE)

Penjelasan :

Kategori 1 = masyarakat yang melakukan screening mandiri melalui RECON


dan dikategorikan PDP Sedang/ Berat, karena mengeluhkan gejala demam dan gejala
ringan serta gejala sedang seperti sesak nafas atau tanda-tanda pneumonia
dengan/tanpa faktor resiko bepergian ke area transmisi lokal ataupun kontak dengan
orang terkonfirmasi positif COVID-19. Pada kategori ini tidak dibedakan sedang dengan
berat karena keduanya direkomendasikan mendapatkan pelayanan medis ke RS Darurat
(gejala sedang) dan RS Rujukan (gejala berat).

2
Kategori 2 = masyarakat yang melakukan screening mandiri melalui RECON
dan dikategorikan PDP Ringan, karena mengeluhkan gejala demam dengan/tanpa gejala
ringan seperti batuk, pilek, nyeri tenggorokkan, dan dengan/tanpa salah satu dari faktor
resiko berpergian ke area transmisi lokal atau kontak dengan orang terkonfirmasi positif
COVID-19.

Kategori 3 = masyarakat yang melakukan screening mandiri melalui RECON


dan dikategorikan ODP, karena mengeluhkan salah satu atau kedua: gejala demam dan
gejala ringan seperti batuk, pilek, nyeri tenggorokan dengan salah satu dari faktor resiko:
berpergian ke area transmisi lokal atau kontak dengan orang terkonfirmasi positif COVID-
19

Kategori 4 = masyarakat yang melakukan screening mandiri melalui RECON


dan dikategorikan OTG, karena meski tidak mengeluhkan gejala apapun, namun memiliki
faktor resiko yaitu kontak dengan orang terkonfirmasi positif COVID-19

Kategori 5 = masyarakat yang melakukan screening mandiri melalui RECON


dan tidak mengeluhkan gejala apapun serta tidak memiliki faktor resiko baik ke daerah
transmisi lokal ataupun kontak dengan orang terkonfirmasi positif COVID-19

Komunikator = relawan yang memberikan pendampingan kepada masyarakat /


relawan yang memberikan pendampingan

Komunikan = pelapor/masyarakat yang mengisi screening mandiri melalui


RECON

Pendampingan = kegiatan yang dilakukan komunikator kepada komunikan, dalam


rangka pemberian Tele-KIE atau asistensi dalam mendapatkan layanan kesehatan di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan / RS Darurat / RS Rujukan. Kegiatan pendampingan
dilakukan minimal 1x/hari kepada setiap komunikan dan dapat diakhiri sesuai dengan
tertera pada alur kerja di atas.

3
ETIKA KOMUNIKASI
1. Apabila pertama kali menghubungi komunikan, relawan dapat memulai
pembicaraan dengan memperkenalkan diri terlebih dahulu, sampaikan
nama dan status sebagai relawan

“Selamat pagi/siang/sore/malam Ibu/Bapak/Kakak, perkenalkan saya


_______, relawan yang tergabung dalam RElawan COVID-19 Nasional
(RECON) Kemendikbud. Saya menghubungi karena Ibu/Bapak/Kakak telah
mengisi dan menjawab pertanyaan skrining seputar COVID-19 dan bersedia
didampingi oleh relawan. Apakah saya dapat mendampingi Ibu/Bapak/Kakak?
Apabila diperkenankan, saya akan melakukan verifikasi data terlebih dahulu”

2. Menggunakan bahasa yang sopan, formal, ramah dan mudah dimengerti


disertai intonasi yang menyesuaikan komunikan dalam menjawab maupun
bertanya
a. Apabila komunikan memiliki keterbatasan berbahasa Indonesia, dapat
menggunakan bahasa Indonesia yang lebih halus dan formal, meminta
tolong untuk disambungkan dengan yang fasih berbahasa Indonesia
atau merujuk untuk mendengarkan materi edukasi berbahasa daerah di
https://covid19.heuproject.com/#download
3. Membangun hubungan empati yang baik dengan komunikan
4. Mendengar (demikian pula apabila menggunakan media komunikasi selain
telepon) secara aktif:
a. Memberikan kesempatan komunikan berbicara atau bertanya tanpa
diinterupsi
b. Mencatat hal-hal yang penting apabila diperlukan
c. Memahami komunikan tanpa menghakimi
d. Memberikan tanggapan atau pertanyaan untuk mengklarifikasi apabila
diperlukan

4
e. Melakukan konfirmasi pemahaman komunikan dengan meringkas poin-
poin utama
5. Dalam memberikan materi edukasi, komunikator dapat menyarankan
komunikan untuk mencatat, dan sampaikan poin-poin penting secara perlahan
6. Jika ada pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh komunikator, hindari
menjawab tanpa sumber yang terpercaya. Komunikator dapat menjawab
dengan “Mohon maaf Ibu/Bapak/Kakak, saat ini saya belum dapat menjawab
pertanyaan tersebut, izinkan saya mencari informasi dari narasumber kami,
kemudian saya akan menyampaikannya kepada Ibu/Bapak/Kakak, apakah
Ibu/Bapak/Kakak bersedia dihubungi kembali?”
7. Menutup pembicaraan dengan berterima kasih, salam, dan doa untuk
kesehatan bersama, dan dapat ditambahkan dengan pesan spesifik untuk
mengajak komunikan mendukung upaya menghentikan wabah

5
MEMULAI SESI WAWANCARA, VERIFIKASI
DATA DAN MENAWARKAN TELE-KIE
Awali dengan berdoa terlebih dahulu sebelum memulai sesi pendampingan dengan
komunikan.

1. Perkenalan

“Selamat pagi/siang/sore/malam Ibu/Bapak/Kakak, perkenalkan saya


_______, relawan yang tergabung dalam RElawan COVID-19 Nasional
(RECON) Kemendikbud. Saya menghubungi karena Ibu/Bapak/Kakak telah
mengisi dan menjawab pertanyaan skrining seputar COVID-19 dan bersedia
didampingi oleh relawan. Apakah saya dapat mendampingi Ibu/Bapak/Kakak?
Apabila diperkenankan, saya akan melakukan verifikasi data terlebih dahulu”

2. Verifikasi data komunikan, untuk memastikan komunikasi berlangsung


antara komunikator dengan orang yang sesuai dengan data yang
diberikan.
a. NIK
b. Tanggal lahir & usia
c. Pekerjaan & institusinya (tempat kerja, nama universitas, nama sekolah,
dan lainnya)
d. Alamat

3. Verifikasi gejala saat ini, sesuai dengan hasil pemeriksaan mandiri


a. Ingat Etika Komunikasi dalam melakukan verifikasi gejala. Cocokkan
gejala yang diverifikasi dengan status COVID-19 yang tertera pada
RECON (kategori 1-5), terjemahan dari status COVID-19 tertera pada
tabel berikut.

1
b. Awali dengan pertanyaan terbuka, “Bagaimana kondisi
Ibu/Bapak/Kakak?” atau “Bagaimana kabar Ibu/Bapak/Kakak saat ini?
Apakah ada keluhan?”

2
c. Berikan waktu komunikan untuk menyampaikan kondisi atau bercerita.
Catat dan konfirmasi.

d. Jika beberapa informasi di bawah ini belum disampaikan, dapat


ditanyakan:
i. “Apakah anda mengalami demam/riwayat demam?”
Jika ya, tanyakan sejak kapan, berapa suhu tubuhnya.
ii. “Apakah anda mengalami batuk?”
Jika ya, tanyakan sejak kapan
iii. “Apakah anda mengalami pilek?”
Jika ya, tanyakan sejak kapan
iv. “Apakah anda mengalami nyeri tenggorokan?”
Jika ya, tanyakan sejak kapan
v. “Apakah anda mengalami sesak nafas?”
Jika ya, tanyakan sejak kapan, keluhan sesaknya seperti apa
vi. “Apakah anda mempunyai riwayat perjalanan ke luar negeri atau
ke kota-kota yang diketahui terjangkit COVID-19 dalam 14 hari
sebelum timbul gejala?”
1. Jika ya, tanyakan kemana dan kapan
vii. “Apakah orang di sekitar Anda ada yang memiliki gejala serupa?”
1. Jika ya, tanyakan siapa, sejak kapan dan kondisi orang
tersebut sekarang
viii. “Apakah Anda melakukan kontak erat dengan penderita positif
COVID-19?”
1. Jika ya, tanyakan siapa, kapan dan kondisi orang tersebut
sekarang

e. Menanyakan kondisi dan penyakit penyerta

3
i. Apabila komunikan adalah seorang wanita dan sudah menikah,
dapat ditanyakan “Apakah saat ini Ibu/Kakak sedang
mengandung? Berapa minggu/bulan?”
ii. Untuk semua komunikan, dapat ditanyakan:
1. “Apakah Ibu/Bapak/Kakak pernah berobat dan dinyatakan
oleh dokter memiliki penyakit tertentu?”
2. Berikan waktu komunikan untuk menyampaikan kondisi
atau bercerita. Catat dan konfirmasi.
3. Apabila belum disebutkan, dapat ditanyakan:
a. Kencing manis / diabetes
b. Darah tinggi / hipertensi
c. Penyakit jantung
d. Penyakit paru
e. Penyakit ginjal
f. Penyakit keganasan / tumor / kanker
g. Penyakit imun / daya tahan tubuh terganggu
4. Tanyakan “sejak kapan Ibu/Bapak/Kakak mengidap
kondisi tersebut?” dan “apakah ada obat-obatan yang rutin
diminum? Apa saja?”

f. Setelah komunikator mengetahui gejala dan kondisi penyerta


(komorbiditas) dari komunikan, komunikator harus waspada (dan
harus ditanyakan) terhadap RED FLAGS / TANDA BAHAYA
komplikasi dari COVID-19, yaitu:
i. Sesak nafas berat ketika beristirahat hingga kesulitan
bernafas
ii. Nyeri dada/ dada seperti ditekan
iii. Kulit dingin, lembab, pucat, berbintik-bintik
iv. Kebingungan/ ling-lung
v. Tidak sadarkan diri/ sulit untuk bangun
vi. Bibir atau wajah membiru

4
vii. Urin hanya sedikit atau tidak sama sekali
Dan apabila dicurigai terdapat RED FLAGS / TANDA BAHAYA
komplikasi maka segera eskalasi kepada Case Manager.

g. Menanyakan riwayat pengobatan


Apabila komunikan memiliki gejala sakit seperti yang ditanyakan pada
nomor 5B-D / gejala yang dicurigai berhubungan dengan COVID-19,
dapat ditanyakan:
i. “Untuk gejala yang dirasakan Ibu/Bapak/Kakak saat ini, apakah
sudah pernah memeriksakan diri ke dokter? Kalau pernah,
kemana?”
ii. “Apakah sudah mengonsumsi obat-obatan?”
iii. Berikan waktu komunikan untuk menjelaskan. Catat dan
konfirmasi
h. Menanyakan riwayat rawat inap
Apabila komunikan memiliki gejala sakit seperti yang ditanyakan pada
nomor 5B-D / gejala yang dicurigai berhubungan dengan COVID-19,
dapat ditanyakan:
i. “Untuk gejala yang dirasakan Ibu/Bapak/Kakak saat ini, apakah
pernah menjalani rawat inap di rumah sakit?”
ii. Apabila pernah, tanyakan nama rumah sakit dan tempat/ruang
perawatannya, tanggal masuk dan lama perawatan

i. Menawarkan pemberian tele-KIE


i. Apabila komunikan bersedia, tanyakan informasi yang ingin
diketahui
ii. Jika komunikan tidak memiliki kebutuhan informasi secara
spesifik, atau tampak bingung, tawarkan informasi dengan
“Apakah Ibu/Bapak/Kakak sudah mengetahui penyakit COVID-
19?”

5
iii. Pemberian materi edukasi disesuaikan dengan jawaban dari
pertanyaan.

6
MELAKUKAN TELE-KIE DAN MATERI
EDUKASINYA

1. Apa itu COVID-19?


COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh Novel Coronavirus atau
SARS-Cov-2 (lebih dikenal sebagai virus Corona).

2. Bagaimana penyakit ini bisa menular?


Seseorang dapat mengidap COVID-19 karena ditularkan melalui kontak dekat
dan droplet (yang keluar saat batuk, bersin maupun membuang nafas) dari
pengidap COVID-19 / mereka yang positif, bukan melalui transmisi udara,
karena droplet terlalu berat untuk berterbangan. Oleh karena itu, orang yang
paling beresiko terinfeksi adalah mereka yang berhubungan dekat dengan
pasien COVID-19. Droplet bersama virus dapat jatuh ke benda atau
permukaan di sekitar penderita. Droplet tersebut kemudian dapat tersentuh
oleh orang-orang, dan kemudian dapat masuk ke tubuh karena kebiasaan
menyentuh muka, hidung, mulut. Droplet bersama virus juga dapat terbang
ketika batuk atau membuang napas, dan orang di sekitarnya dapat menghirup
droplet dan virus secara tidak sengaja, atau selain jatuh ke benda atau
permukaan, dapat juga jatuh tepat ke wajah, mata, hidung maupun mulut orang
di sekitarnya. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga jarak 1-2 meter
dari mereka yang sedang sakit, terapkan physical distancing, sebisa mungkin
tetap di rumah dan tidak berpergian dahulu. tetap jaga kebersihan tangan,
hindari menyentuh wajah, mata, hidung dan mulut, serta dapat membersihkan
benda-benda yang sering kita gunakan seperti telepon genggam, dan
sebagainya.

1
a. Apakah virus Corona dapat bertahan lama di benda atau
permukaan?
Virus Corona (SARS-Cov-2) ini tidak jauh berbeda dengan virus SARS-
Cov lainnya dalam hal berapa lama dapat bertahan di benda. Studi
penelitian hingga kini, membuktikan bahwa virus Corona (SARS-Cov-2)
lebih stabil pada bahan plastik dan stainless steell (>72 jam), kardus (24
jam) dan penelitian lain membuktikan virus dapat ditemukan pada
gagang pintu, dudukan toilet, tombol lampu, jendela, lemari, namun
tidak pada sampel udara dari tempat tinggal seseorang yang positif
COVID-19. Namun hal ini bervariasi tergantung kondisi seperti suhu,
kelembapan. Oleh karena itu, tetap jaga kebersihan tangan, hindari
menyentuh wajah, mata, hidung dan mulut, serta dapat membersihkan
benda-benda yang sering kita gunakan seperti telepon genggam, dan
sebagainya.

b. Siapa saja yang beresiko terinfeksi COVID-19?


Orang yang beresiko terinfeksi COVID-19 adalah orang yang
berpergian ke area yang diketahui terjangkit COVID-19, dan orang yang
memiliki kontak dekat dengan pengidap COVID-19, baik itu anggota
keluarga, orang disekitarnya, rekan kerja atau tenaga medis yang
merawat pasien pengidap COVID-19 atau tenaga medis yang merawat
pasien sebelum diketahui pasien tersebut terinfeksi COVID-19. Tidak
ada batasan usia orang yang dapat terinfeksi COVID-19. Namun orang
yang lebih tua dan orang-orang dengan yang memiliki penyakit penyerta
sebelumnya seperti asma, diabetes, penyakit jantung, tekanan darah
tinggi, kanker, penyakit hati/liver atau yang memiliki kebiasaan merokok
lebih rentan untuk mengalami perburukan. Namun, berada dalam satu
lingkungan dengan pengidap COVID-19 tanpa kontak dekat atau
berjarak 2 meter, menurut penelitian termasuk dalam resiko rendah,
Oleh karena itu jaga jarak 2 meter antara anggota keluarga sekalipun

2
dan terapkan physical distancing serta sebisa mungkin tetap di rumah
dan tidak berpergian dahulu.

c. Apakah penyakit COVID-19 menular dari ibu hamil kepada janin?


Hingga kini, peneliti melaporkan menemukan COVID-19 pada bayi baru
lahir, namun belum dapat dibuktikan penularan dari ibu hamil kepada
janin. Pemeriksaan virus pada cairan ketuban, darah tali pusat dan air
susu ibu yang positi COVID-19 menunjukkan hasil negatif. Ibu hamil
yang diketahui positif COVID-19 juga tidak harus menjalani operasi
caesar saat melahirkan dan pemilihan metode caesar berdasarkan
preferensi dan indikasi medis yang sesuai. Oleh karena itu, tetap jaga
kesehatan dan kebersihan baik ibu hamil maupun si kecil yang baru
lahir. Ibu baru melahirkan juga diperbolehkan menyusui/ memberi ASI
dengan sebisa mungkin menggunakan masker dan mencuci tangan
sebelum dan sesudah menyentuh bayi serta menjaga seluruh
permukaan/ benda di sekitar bayi bersih.

d. Apakah penyakit COVID-19 bisa menular melalui hewan?


Hingga kini, belum dapat dibuktikan bahwa hewan seperti anjing, kucing
atau peliharaan lainnya dapat menularkan COVID-19. Meski terdapat
sebuah laporan bahwa ada seekor anjing yang tertular COVID-19,
namun tidak dapat dibuktikan hewan tersebut dapat menularkan virus
Corona pada orang disekitarnya. Oleh karena itu, tetap jaga kebersihan
tangan, hindari menyentuh wajah, mata, hidung dan mulut

e. Apakah penyakit COVID-19 bisa menular melalui feses?


Hingga kini, penularan melalui feses orang yang positif COVID-19
belum dilaporkan, namun beberapa penelitian menemukan virus
Corona pada feses orang yang positif COVID-19. Penularan melalui
feses juga bukanlah penyebab utama pandemi ini. Oleh karena itu, tetap

3
jaga kesehatan, kebersihan tangan dan hindari menyentuh wajah, mata,
hidung dan mulut.

f. Apakah penyakit COVID-19 bisa menular melalui jenazah yang


meninggal dan terinfeksi COVID-19?
Hingga kini, belum terdapat data apakah virus Corona dapat bertahan
dan berapa lama apabila dapat bertahan pada tubuh jenazah. Namun
penanganan jenazah terinfeksi COVID-19 harus dilakukan sesuai
pedoman pemulasaran jenazah COVID-19 menurut Kementerian
Kesehatan.

g. Apakah sebaiknya saya tidak menerima paket / kiriman benda dari


daerah / kota yang telah dilaporkan terdapat COVID-19?
Tidak apa-apa untuk menerima paket / kiriman karena hingga kini,
rendah kemungkinan untuk tertular COVID-19 dari paket yang telah
berpindah tempat, terpapar dengan berbagai kondisi dan suhu. Namun
tetap jaga kebersihan tangan, hindari menyentuh wajah, mata, hidung
dan mulut

3. Apa yang harus dilakukan agar tidak tertular?


a. Physical Distancing dan usahakan sebisa mungkin di rumah
Sebaiknya sebisa mungkin tetap di rumah; bekerja, belajar dan
beribadah di rumah. Hal ini menjadi penting untuk memutus rantai
penularan COVID-19, karena apabila tidak bergejala, kita tidak tahu
apakah orang yang kita temui telah positif COVID-19, atau kita sendiri
tidak tahu apakah diri kita telah positif COVID-19. Oleh karena itu
dengan menerapkan physical distancing dan tetap berada di rumah,
tanpa berpergian dahulu, kita mencegah tertular dari orang lain dan juga
mencegah menularkan kepada orang lain. Apa saja langkah physical
distancing yang dapat dilakukan? Berjaga jarak 1-2 meter (antar
anggota keluarga juga), kurangi menerima tamu, tidak bersalaman,

4
tidak berpelukan maupun berciuman, hindari penggunaan transportasi
publik, dan hindari keramaian.
b. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
- Sering mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir,
selama minimal 20 detik. Lakukan gerakan mencuci tangan dengan
baik. Sebagai alternatif, dapat menggunakan handrub atau hand
sanitizer berbahan alkohol minimal 70%.
- Apabila terpaksa bepergian keluar rumah, setiba dirumah langsung
mencuci tangan dan mandi serta mengganti pakaian
- Melakukan etika bersin dan batuk, yaitu menutup mulut dan hidung
dengan tisu, kemudian langsung dibuang dan mencuci tangan.
Apabila tidak terdapat tisu, dapat menggunakan siku tangan, bukan
telapak tangan. Apabila sudah sering bersin dan batuk, mulailah
menggunakan masker dan tetap di rumah
- Hindari menyentuh mata, mulut dan hidung dengan tangan yang
belum dicuci
- Membersihkan benda dan permukaan terutama yang sering disentuh
menggunakan cairan desinfektan. Contoh barang yang sering
disentuh seperti telepon genggam, gagang pintu, tombol lampu, dan
lainnya. Cairan desinfektan adalah cairan yang mengadung alkohol
minimal 70% atau hipoklorit 0,5%.
c. Berpikir positif, jangan panik
d. Jaga daya tahan tubuh
Suplemen vitamin C dan D dapat dikonsumsi dan jangan berlebihan.
Hindari merokok dan alkohol serta perbaiki pola tidur.
e. Makan makanan yang bergizi dan bersih
f. Istirahat yang cukup
g. Isi hari dengan aktifitas fisik yang cukup / olahraga di rumah
h. Berjemur telah diteliti dapat berperan dalam meningkatkan daya tahan
tubuh, namun hingga kini tidak ada bukti berjemur dapat mencegah
mengidap COVID-19. Oleh karena itu, berjemur dengan durasi

5
secukupnya 10-15 menit dibawah matahari yang tidak menyengat harus
tetap dibarengi dengan menjaga kebersihan diri.

4. Apakah saya dapat menghindari COVID-19 dengan merokok?


Tidak, penelitian membuktikan merokok produk apapun (rokok tembakau,
rokok herbal, dan lainnya) berhubungan erat dengan peningkatan resiko infeksi
saluran pernapasan, menurunkan sistem pertahanan tubuh pada saluran
napas dan seluruh tubuh. Terlebih merokok meningkatkan resiko menyentuh
bibir, dan saat merokok, bibir juga dapat bersentuhan dengan bagian dari rokok
yang mungkin terkontaminasi. Orang yang sudah lama merokok juga beresiko
memiliki penyakit paru-paru sebelumnya, dan hal ini berpengaruh terhadap
resiko perburukan ketiak mengidap COVID-19.

5. Apakah saya dapat menghindari COVID-19 dengan meminum obat-


obatan seperti antibiotik?
Tidak, antibiotik berperan mengobati infeksi bakteri dan bukan virus. Antibiotik
juga tidak boleh digunakan untuk mencegah COVID-19 atau tanpa indikasi/
arahan dari dokter, karena penggunaan antibiotik berlebihan dan tanpa indikasi
medis/ arahan dari dokter dapat berbahaya bagi tubuh. Antibiotik yang
digunakan pada pengobatan pasien COVID-19 hanya diberikan bila dicurigai
terdapat infeksi paru penyerta yang sering diakibatkan bakteri atau kondisi
sepsis (komplikasi akibat infeksi, dimana terjadi peradangan di seluruh tubuh).

6. Saya sepertinya memiliki gejala, apakah saya boleh minta resep obat?
Mohon maaf Ibu/Bapak/Kakak, karena resep obat tidak dapat diberikan oleh
relawan dalam pendampingan. Namun kami dapat berkonsultasi dengan
narasumber kami, terkait gejala-gejala yang ibu alami dan apakah narasumber
kami yang adalah dokter-dokter dapat memberikan rekomendasi obat-obatan
peringan gejala yang dapat dibeli tanpa resep obat.

6
7. Apakah saya harus selalu menggunakan masker?
Hingga kini, WHO merekomendasikan penggunaan masker terutama masker
medis tidak dilakukan oleh semua orang, hanya mereka yang memiliki gejala
seperti bersin, batuk, demam, sesak serta hanya digunakan oleh tenaga medis.
Namun, kita dapat menggunakan masker non-medis seperti masker kain
sebagai alternatif apabila tidak bergejala. Tentu hindari menyentuh bagian luar
masker, dan cuci bersih setiap kali selesai digunakan.

8. Bagaimana seseorang mengetahui bahwa dirinya positif terinfeksi virus


Corona?
Hingga kini, kita tidak bisa mengetahui seseorang positif terinfeksi COVID-19.
Gejala yang paling sering dialami adalah demam (suhu tubuh lebih dari 38
derajat celcius), batuk, pilek/ bersin, nyeri tenggorokan, sesak nafas dan
lemas. Penelitian yang terus berkembang membuktikan COVID-19 dapat
memiliki gejala yang sangat beragam, dari tidak bergejala sama sekali hingga
bergejala berat. Walaupun tidak bergejala, pengidap yang positif COVID-19
tetap dapat menularkannya kepada orang lain. Untuk mengetahui apakah
seseorang positif terinfeksi COVID-19, harus melalui pemeriksaan
laboratorium yang menggunakan hapusan/ bahan dari tenggorokkan yang
diambil oleh petugas/ tenaga medis yang berwenang, untuk kemudian
diperiksa menggunakan metode PCR. Oleh karena itu sangat penting jaga
kebersihan tangan, hindari menyentuh wajah, mata, hidung dan mulut jaga
jarak 2 meter antara anggota keluarga sekalipun dan terapkan physical
distancing serta sebisa mungkin tetap di rumah dan tidak berpergian dahulu,
karena pasien positif COVID-19 juga bisa tidak bergejala. Dan terus memantau
kesehatan kita masing-masing dan orang-orang terdekat kita.

9. Apa gejala dari COVID-19?


Hingga kini, peneliti menemukan bahwa gejala COVID-19 yang sangat
beragam, dari tidak bergejala sama sekali hingga bergejala berat. Gejala yang
paling sering dialami adalah demam (suhu tubuh lebih dari 38 derajat celcius),

7
batuk, pilek/ bersin, nyeri tenggorokkan dan lemas, serta 80% pengidap
COVID-19 memiliki gejala ringan. Beberapa pasien positif COVID-19 juga
mengeluhkan nyeri otot/ pegal-pegal, diare, mual/ muntah, nyeri perut, nyeri
kepala, dan mata merah (namun penelitiannya hingga kini terus berkembang).
1 dari 6 penderita COVID-19 mengalami gejala berat, gejala berat diantaranya
sesak nafas, nafas cepat (menarik nafas lebih dari 30 kali per menit), saturasi
oksigen kurang dari 93% tanpa bantuan oksigen.
Oleh karena itu jangan panik, tetap waspada dan perhatikan kesehatan kita
masing-masing dan orang terdekat, hubungi pusat perbantuan relawan dan
rumah sakit atau call center 119 ext 9 atau 117 apabila membutuhkan bantuan
medis.

10. Apakah gejala COVID-19 dapat terlambat muncul?


Waktu yang diperlukan sejak tertular hinggam muncul gejala adalah masa
inkubasi. Hingga kini, penelitian memperkirakan masa inkubasi COVID-19
antara 1-14 hari. Oleh karena itu, sangat penting kita melakukan karantina
mandiri, tetap berada di rumah dan menerapkan physical distancing sementara
kita terus memantau kondisi kesehatan dan apakah ada gejala yang muncul.

11. Apakah saya bisa sembuh apabila mengidap COVID-19? Dan apakah saya
bisa memiliki gejala berat apabila mengidap COVID-19?
Kebanyakan pasien positif COVID-19 dapat sembuh dan tidak berarti apabila
positif COVID-19 maka akan mengidapnya seumur hidup. Seseorang positif
COVID-19 dapat memiliki gejala berat, yang dapat meningkatkan resiko
diantaranya apabila berumur 60 tahun ke atas, bayi baru lahir, memiliki
penyakit penyerta seperti hipertensi, diabetes, penyakit jantung, kanker, asma,
penyakit paru obstruktif kronis, penyakit hati/ liver, penyakit ginjal dan lainnya.

12. Saya memiliki penyakit penyerta, dan telah dinyatakan positif COVID-19,
apakah saya harus menghentikan konsumsi obat untuk penyakit
penyerta saya?

8
Tidak, penghentian obat yang sudah rutin diminum tidak boleh dilakukan
sendiri, segera hubungi dokter untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Karena penyakit penyerta ini harus dikontrol agar tidak memperburuk gejala
COVID-19.

13. Apakah sudah ada vaksin untuk COVID-19?


Hingga kini, terdapat beberapa penelitian yang masih berjalan terkait vaksin
untuk COVID-19.

14. Saya sepertinya memiliki gejala yang mencurigai COVID-19, apa yang
harus saya lakukan?
Setelah Ibu/Bapak/Kakak menjawab pertanyaan pengecekan mandiri, dan
setelah saya tanya-tanya tadi, betul sekali Ibu/Bapak/Kakak memiliki gejala
yang serupa dengan COVID-19. Selain itu, Ibu/Bapak/Kakak juga memiliki
faktor resiko ... (sesuai yang dijawab pada poin 5.e).
Apabila kategori 2, 3, 4 dan 5: Oleh karena itu yang Ibu/Bapak/Kakak perlu
lakukan adalah tetap tenang, dan lakukan langkah-langkah hidup bersih dan
sehat serta physical distancing (pada poin 3). Selain itu terus melakukan
pemantauan mandiri setiap harinya termasuk pengukuran suhu dan gejala
pernafasan selama 14 hari kedepan. Kemudian mencari bantuan/
menghubungi kami kembali apabila keluhan bertambah berat.
Apabila kategori 1: Oleh karena itu yang Ibu/Bapak/Kakak perlu lakukan
adalah tetap tenang, dan segera menghubungi fasilitas kesehatan/ nomor
bantuan 119 ext 9 (Kemenkes), 117 (BNPB) atau nomor bantuan setempat
lainnya sementara kami juga membantu mencarikan akses ke fasilitas
kesehatan terdekat. Selama menunggu dan melakukan perawatan dirumah,
tetap lakukan langkah-langkah hidup bersih dan sehat serta physical
distancing (pada poin 3), pemantauan mandiri dengan mengukur suhu dan
melihat gejala-gejala berat dan berbahaya, diantaranya:
- Sesak nafas berat ketika beristirahat hingga kesulitan bernafas
- Nyeri dada/ dada seperti ditekan

9
- Kulit dingin, lembab, pucat, berbintik-bintik
- Kebingungan/ ling-lung
- Tidak sadarkan diri/ sulit untuk bangun
- Bibir atau wajah membiru
- Urin hanya sedikit atau tidak sama sekali

Gambar 1. Klasifikasi Gejala COVID-19 - Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 - Dirjen P2P
Kemenkes - 27 Maret 2020

15. Apabila sudah sembuh dari COVID-19, apakah dapat terkena lagi?
Infeksi yang terulang pada seseorang yang sudah sembuh dari COVID-19
masih diteliti hingga kini. Penelitian pada hewan kera, membuktikan kera yang
sudah sembuh dari COVID-19 tidak dapat terinfeksi kembali, namun terdapat

10
laporan bahwa seorang pasien yang sudah dinyatakan sembuh dari COVID-
19, kemudian positif kembali dari hasil pemeriksaan laboratorium (PCR), hal
ini dicurigai karena kesalahan pada pemeriksaan laboratorium sebelum pulang
(negatif palsu) atau kejadian infeksi berulang, oleh karena itu sangat penting
bagi kita untuk tetap menerapkan kebiasaan baik seperti jaga kesehatan,
kebersihan tangan dan jarak.

16. Saya bingung karena banyak sekali informasi, apakah terdapat sumber
informasi terpercaya mengenai COVID-19?
Ingat, selalu saring sebelum sharing, selalu perhatikan kembali kebenaran
informasi sebelum membagikan, dan lebih baik tidak dibagikan apabila sumber
tidak jelas asalnya atau informasi tidak terbukti kebenarannya. Ketika
mendapatkan berita, jangan panik namun tetap waspada, jaga kesehatan,
kebersihan, dan jarak, sekaligus juga mengecek kebenaran informasi.
Beberapa sumber informasi terpercaya mengenai COVID-19:
- Website Kemendikbud:
1. https://relawan.kemdikbud.go.id/korona/
2. https://relawan.kemdikbud.go.id/korona/index.php/site/ngunduh
- Website BNPB:
1. https://www.covid19.go.id/
2. https://www.covid19.go.id/kampanye/materi-edukasi-baru/
- Website Kemenkes:
1. https://www.covid19.kemkes.go.id/
2. https://www.promkes.kemkes.go.id/
- World Health Organization:
1. Halaman utama: https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-
coronavirus-2019
2. Himbauan publik: https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-
coronavirus-2019/advice-for-public
- Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-
19) oleh Dirjen P2P Kemenkes 2020. Revisi 4: 27 Maret 2020

11
- Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID-
19 di Indonesia oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.
Revisi Maret 2020

12
PENUTUP WAWANCARA DAN TELE-KIE

1. Menutup pembicaraan, dapat dengan “Baik, terimakasih Ibu/Bapak/Kakak


karena telah meluangkan waktu dan memberikan informasi. Semoga
Ibu/Bapak/Kakak sekeluarga tetap menjalankan hidup bersih dan sehat,
menjaga jarak dengan orang lain dengan menghindari keramaian dan sebisa
mungkin tetap di rumah. Terimakasih. Salam.”

2. Mengisi activity logbook pada RECON sesuai dengan komunikan yang di-
assigned
a. Activity logbook diisi selengkap mungkin sesuai dengan komponen
yang ada
b. Melakukan pengecekan activity logbook kembali sesuai dengan hasil
Tele-KIE dengan komunikan

3. Melihat komunikan lainnya yang telah di-assigned untuk kemudian dihubungi


kembali

4. Mengucap doa kembali

1
1
LAMPIRAN
1. Kategori Screening Mandiri RECON berdasarkan Kombinasi Jawabannya

Gambar 2. Tabel Hasil Screening Mandiri RECON, Rekomendasi dan Kategorinya

1
2. Tabel Gejala Ringan – Sedang – Berat COVID-19

Gambar 3. Gambar 1. Klasifikasi Gejala COVID-19 - Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 - Dirjen
P2P Kemenkes - 27 Maret 2020

Anda mungkin juga menyukai