Anda di halaman 1dari 7

PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)/

BREAST SELF EXAMINATION (BSE):

Langkah melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI):

1) Berdiri tegak. Cermati bila ada perubahan


pada bentuk dan permukaan kulit payudara,
pembengkakan dan/atau perubahan pada
puting. Jangan khawatir bila bentuk payudara
kanan dan kiri tidak simetris.

2) Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan


posisikan tangan di belakang kepala. dorong
siku ke depan dan cermati payudara; dan
dorong siku ke belakang dan cermati bentuk
maupun ukuran payudara. Otot dada Anda
dengan sendirinya berkontraksi saat Anda
melakukan gerakan ini.

3) Posisikan kedua tangan pada pinggang,


condongkan bahu ke depan sehingga payudara
menggantung, dan dorong kedua siku ke depan,
lalu kencangkan (kontraksikan) otot dada
Anda.

4) Angkat lengan kiri ke atas, dan tekuk siku sehingga tangan


kiri memegang bagian atas punggung. Dengan menggunakan
ujung jari tangan kanan, raba dan tekan area payudara, serta cermati seluruh bagian
payudara kiri hingga ke area ketiak. Lakukan gerakan atas-bawah, gerakan lingkaran
dan gerakan lurus dari arah tepi payudara ke puting, dan sebaliknya. Ulangi gerakan
yang sama pada payudara kanan Anda.

5) Cubit kedua puting. Cermati bila ada cairan yang keluar dari puting.
Berkonsultasilah ke dokter seandainya hal itu terjadi.

6) Pada posisi tiduran, letakkan bantal di


bawah pundak kanan. Angkat lengan ke
atas. Cermati payudara kanan dan
lakukan tiga pola gerakan seperti
sebelumnya. Dengan menggunakan
ujung jari-jari, tekan seluruh bagian
payudara hingga ke sekitar ketiak.
Ulangi langkah ini pada sisi
berlawanan, untuk mencermati
payudara sebelah kiri.
PEMERIKSAAN VULVA SENDIRI (SAVARI)/Vulvar Self –Examination (VSE)

Tujuan
Membantu wanita mendeteksi ada tidaknya gejala-gejala penyakit menular seksual

Prosedur
1. Berikan gambar anatomi vulva pada wanita
2. Berikan cermin
3. Lepas celana dalam, kemudian periksa daerah yang tertutup rambut dengan
teliti.
4. Lakukan pemerhatian pada daerah vulva apakah ada benjolan atau bisul, luka
terbuka atau adanya area yang melepuh
5. Periksa pada area labia dan klitoris apakah ada tanda-tanda radang, kutil,
jerawat.

PAP SMEAR

Syarat-syarat melakukan pap smear

1. Saat tidak sedang dalam proses menstruasi, waktu terbaik untuk melakukan pap smear
adalah antara 10 sampai 20 hari setelah hari pertama menstruasi sebelumnya.
2. Dua hari sebelum pelaksanaan tes pasien seharusnya menghindari penggunaan obat-
obatan vagina, spermisida, krim ataupun jeli, kecuali diarahkan oleh dokter.
3. Pasien juga harus menghindari hubungan seksual 1 sampai 2 hari sebelum tes
dilaksanakan karena semua ini dapat menyamarkan hasil dan membuatnya tidak jelas.

Sebelum pemeriksaan dilaksanakan pasien seharusnya diberikan penjelasan mengenai


tindakan yang akan kita lakukan, tujuan dan manfaat dari tindakan ini. Pasien juga diminta
untuk mengisi form tes serta dimintai persetujuan atas tindakan yang akan kita lakukan
(informed consent). Setelah semuanya lengkap, barulah pemeriksaan dilaksanakan melalui
beberapa tahapan meliputi:
1. PERSIAPAN
I. Instrumen dan medikamentosa:
a. Periksa kelengkapan alat yang akan digunakan
▪ Meja periksa, kursi
▪ Lampu penerangan
▪ Sarung tangan, apron
▪ Spekulum Graves/cocor bebek/sekulum cusco
▪ Cervico brush, spatula ayre
▪ Kaca objek berlabel
b. Periksa kelengkapan alat yang digunakan:
▪ Larutan alkohol/etanol 95%
▪ Cytofix/hairspray
c. Periksa alat yang akan digunakan.
II. Pasien
a. Memastikan identitas pasien dan memeriksa kelengkapan informed
concent
b. Memastikan pasien tidak berhubungan intim dan irigasi vagina 3 hari
terakhir
c. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
d. Memastikan pasien sudah buang air kecil dan mencuci bagian
perineum
e. Memastikan pasien membuka pakaian dalam
f. Mempersilahkan pasien untuk tidur pada meja periksa

2. PENATALAKSANAAN

a. Menjelaskan kepada pasien, mungkin selama tindakan akan dirasakan sedikit


sakit. Bila hal itu terjadi agar memberitahukan kepada pemeriksa
b. Memakai apron, cuci tangan dan menggunakan sarung tangan (sebagai
prosedur tindakan pencegahan infeksi)
c. Pemeriksa duduk pada tempat yang sesuai untuk melakukan pemeriksaan.
Periksa daerah genital, inspeksi pada daerah pulpa perineum, meatus uretra
d. Ambil speculum Graves dengan tangan kanan, tangan kiri membantu
membuka labia, kemudian memasukkan ujung speculum pada introitus pararel
dengan labia. Yakinkan tidak ada jaringan yang terjepit di antara lidah
speculum, kemudian dorong speculum perlahan-lahan.
e. Sesudah speculum cukup masuk daerah vagina, putar speculum 90o searah
jarum jam, lidah speculum dibuka perlahan dan dorong perlahan-lahan sampai
ujung lidah speculum mencapai fornix.
f. Lidah speculum berada pada dinding vagina depan dan belakang, kemudian
lidah speculum dibuka lebih lebar sehingga lubang vagina dan portio mudah
diamati. Pertahankan speculum dengan mengunci speculum pada knobnya.
g. Lakukan pemeriksaan pada portio, dinding vagina. Apakah terdapat discharge,
pendarahan, erosi, massa yang rapuh atau keadaan abnormal lainnya
h. Ambil cervico-brush. Masukkan cervico-brush yang cukup pada kanalis
servikalis, dan putar 360o untuk mengusap seluruh permukaan portio
i. Angkat cervico-brush perlahan-lahan, tanpa menyentung jaringan sekitarnya
j. Oleskan cervico-brush pada objek glass yang telah disediakan. Yakinkan
seluruh bagian yang terambil pada cervico-brush sudah kontak dengan objek
glass.
k. Lakukan fiksasi slide tersebut dengan larutan fiksasi yang disediakan (larutan
ethanol 95%, cytofix/hair spray ) dan keringkan.
l. Buka kunci speculum pada posisi semula, putar 90o berlawanan dengan arah
jarum jam sehingga lidah speculum pararel dengan labia dan angkat keluar
secara perlahan.
m. Beritahukan pada pasien, bahwa tindakan telah selesai.

3. PASCA TINDAKAN

a. Kumpulkan peralatan dan masukkan pada larutan dekontaminasi. Bahan habis


pakai masukkan pada tempat yang telah disediakan.
b. Bersihkan darah/secret yang melekat pada sarung tangan, kemudian lepaskan
dan rendam pada larutan dekontaminasi (larutan klorin 0,5%)

• Cuci tangan dan lengan pada air mengalir


• Keringkan dengan handuk bersih

4. KONSELING PASCA TINDAKAN

a. Beritahukan kembali bahwa prosedur pemeriksaan pap smear telah selesai


b. Diskusikan dengan pasien tentang temuan yang didapat selama prosedur
dilakukan dan tindakan selanjutnya
c. Membuat surat pengantar pemeriksaan sitologi dengan menyertakan temuan
klinis yang didapat selama prosedur pemeriksaan.
d. Berikan terapi medikamentosa jika diperlukan
PELAKSANAAN SKRINING IVA
(Inspeksi Visual dengan Asam asetat)

Untuk melaksanakan skrining dengan metode IVA, dibutuhkan tempat dan alat sebagai
berikut:
1. Ruangan tertutup, karena pasien diperiksa dengan posisi litotomi.
2. Meja/tempat tidur periksa yang memungkinkan pasien berada pada posisi litotomi.
3. Terdapat sumber cahaya untuk melihat serviks
4. Spekulum vagina
5. Asam asetat (3-5%)
6. Swab-lidi berkapas
7. Sarung tangan

CARA KERJA IVA


a. Sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien akan mendapat penjelasan mengenai prosedur
yang akan dijalankan. Privasi dan kenyamanan sangat penting dalam pemeriksaan ini.
b. Pasien dibaringkan dengan posisi
c. Vagina akan dilihat secara visual apakah ada kelainan dengan bantuan pencahayaan
yang cukup.
d. Spekulum dimasukkan ke vagina pasien secara tertutup, lalu dibuka untuk melihat leher
rahim.
e. Bila terdapat banyak cairan di leher rahim, dipakai kapas steril basah untuk
menyerapnya.
f. Dengan menggunakan pipet atau kapas, larutan asam asetat 3-5% diteteskan ke leher
rahim. Dalam waktu kurang lebih satu menit, reaksinya pada leher rahim sudah dapat
dilihat.
g. Bila warna leher rahim berubah menjadi keputih-putihan, kemungkinan positif terdapat
kanker. Asam asetat berfungsi menimbulkan dehidrasi sel yang membuat
penggumpalan protein, sehingga sel kanker yang berkepadatan protein tinggi berubah
warna menjadi putih.
h. Bila tidak didapatkan gambaran epitel putih pada daerah transformasi bearti hasilnya
negative.

Daftar Pustaka

Reeder, S. J., Martin, L. L., & Koniak-Griffin, D. (2011). Keperawatan maternitas:


Kesehatan Wanita, bayi & keluarga 18 ed. Vol. 2 (Y. Afiyanti, I. N. Rachmawati,
A. Lusyana, S. Kurnianingsih, N. B. Subekti & D. Yulianti, Trans. Maternity
th
nursing:Family, newborn, and women's health care 18 ed). Jakarta: EGC. Buku
asli diterbitkan tahun 1997.

Ricci, S. S. (2009). Essential of maternity, newborn, and women's health nursing (Second
ed.). Philadelphia, PA: Wolters Kluwer Lippincott Williams and Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai