Anda di halaman 1dari 17

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PERAWATAN LUKA SC

1. Definisi Perawatan Luka Operasi (SC)

Luka section caesarea adalah luka akibat tindakan operasi pada persalinan dengan tujuan
untuk melahirkan bayi melalui tindakan operasi.

2. Tujuan perawatan luka operasi (SC)


a. Membersihkan luka/menjaga kebersihan luka.
b. Mencegah terjadinya infeksi.
c. Mempercepat penyembuhan luka.
d. Mempertahankan rasa nyaman pada pasien.

3. Alat dan Bahan Untuk Tiap SOP


a. Kasa luka op
b. Lidi waten
c. Kapas alcohol
d. Betadine
e. Plester dan gunting
f. Cucing
g. Baskom atau mangkuk
h. Pinset anatomi
i. Sarung tangan
j. Tempat sampah

4. Karakteristik Luka yang Infeksi dan Tidak Infeksi


1. Luka Infeksi
- Kemerahan pada sekitar area luka.
- Luka mengeluarkan nanah.
- Berbau.
- Bengkak.
- Luka tidak mengering.
2. Luka Tidak Infeksi
- Luka tidak bernanah.
- Tidak berbau.
- Tidak bengkak
5. Penatalaksanaan
a. Persiapan lingkungan.
- Lingkungan tertutup tirai dari orang lain untuk menjaga privasi pasien.
- Jendela dan pintu dalam keadaan tertutup.
b. Persiapan pasien.
- Jelaskan kepada pasien tentang apa yang akan dilakukan dan jawab pertanyaan pasien.
- Pasien dalam posisi terlentang (jika menggunakan grita, dilepas).
c. Persiapan penolong.
- Pelaksana harus seorang profesional kesehatan yang berkompeten dalam prosedur dan
praktek.
- Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan prosedur dengan aman
adalah :
 Anatomi fisiologi alat reproduksi wanita bagian interna dan eksterna.
 Kehati-hatian dalam prosedur pemasangan dan kebijaksanaan penatalaksanaan
perawatan luka operasi (SC).
 Pengetahuan mendalam pada pasien (misalnya : perubahan anatomi dan fisiologi
alat reproduksi wanita, pemenuhan nutrisi yang baik, jadwal control pasien)
6. Cara Merawat Luka Operasi (SC).
1. Mencuci tangan pakai sabun di air yang mengalir sebelum melakukan perawatan luka
operasi (SC).
2. Tuang betadine secukupnya di dalam cucing.
3. Memakai sarung tangan.
4. Siapkan plester yang akan digunakan untuk menutup luka.
5. Lepas plester yang merekat,bila lengket pakai kapas alcohol. Kemudian buka kasa luka
op dan buang.
6. Amati daerah luka (periksa apakah ada tanda-tanda infeksi).
7. Basahi lidi waten dengan betadine.
8. Bersihkan luka dengan menggunakan lidi waten yang sudah dibasahi dengan betadine
dari arah ujung ke ujung lainnya untuk sekali usap lalu buang.
9. Tekan samping kanan dan kiri luka dengan tangan kiri dan tangan kanan menekan luka
dengan menggunakan pinset anatomi yang menjepit kasa untuk melihat apakah ada nanah
yg keluar dari luka lalu buang.
10. Lakukan ulang tindakan g dan h
11. Tutup luka dengan kasa luka op dan rekatkan dengan plester yang sudah disediakan.
12. Rapikan alat-alat dan cuci alat-alat hingga bersih.
13. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan pakai sabun di air yang mengalir.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

VULVA HIGIENE

1. DEFINISI

Tindakan yang dilakukan oleh seorang perawat untuk membersihkan alat kelamin wanita
bagian luar.

2. TUJUAN
- menjaga kebersihan diri terutama perineal genital
- mencegah infeksi
- menghindari kelembapan berlebih
- memberikan pengobatan
- memberika rasa nyaman
3. INDIKASI
- pasien dengan penurunan kesadaran
- Pasien post partum
- pasien dengan luka episiotomii
- pasien dengan masalah pada genitalia
4. PERSIAPAN PASIEN
- memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan
- memposisikan pasien sesuai kebutuhan
5. PERSIAPAN ALAT
1. Kom steril berisi kapas savlon/kapas sublimat
2. sarung tangan
3. pinset anatomis
4. korentang
5. perlak
6. bengkok
7. pispot
8. baskom berisi air bersih
9. pembalut
10. celana dalam
6. CARA KERJA
1. dekatkan alat-alat
2. atur posisi litotomi
3. lepas celana dalam
4. cuci tangan
5. kenakan sarung tangan
6. pasang perlak dan pispot
7. guyur alat genitalia luar dengan air bersih
8. ambil kapas savlon denganpiset bungkung ibu jari dan telunjuk kiri dengan kapas savlon
dan renggangkan labia dengan tangan kanan ambil kapas savlon dengan menggunakan
pinset
9. usapkan kapas savlon pada labia mayora kanan, labia mayora kiri dan minora. Satu kapas
digunakan untuk satu labia. Sekali usap dan buang kebengkok.
10. Pasang pembalut dan celana dalam
11. Rapikan alat
12. Kembalikan pasien pada posisi semula
13. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
14. Dokumentasikan tindakan
STANDAR OPERASONAL PROSEDUR

BREAST CARE & PIJAT OKSITOSIN

1. Definisi

Pemijatan yang dilakukan sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima
atau keenam.

2. Tujuan

Tekhnik ini dapat mengoptimalkan reflek pengeluaran ASI sehingga memperlancar


produksi ASI.

3. Indikasi

Ibu postpartum hari ke 1 sampai ke 3.

4. Kebijakan
- Prosedur ini membutuhkan kerjasama dengan suami ibu atau keluarga
- ibu postpartum (dalam memberi support pada ibu)

5. Persiapan Pasien
- Inform consent dengan ibu dan keluarga tentang pelaksanaaan pijat oksitosin
- Ruangan dan tempat melakukan pijat oksitosin tidak pengap dan mempunyai
sirkulasi udara yang baik.
- Pijat oksitosin dilakukan ditempat yang bersih dan nyaman.

6. Persiapan Alat
1. Kursi,
2. bantal,
3. handuk 1 buah,
4. washlap 1 buah,
5. waskom berisi air hangat 1 buah,
6. handuk/ kain penutup ibu,
7. handscoon, dan masker.

7. Cara Kerja
1. Mencuci tangan, memakai masker dan memakai handscoon sesuai dengan protokol
kesehatan.
2. Melepaskan baju bagian atas
3. Ibu duduk rileks bersandar kedepan, tangan dilipat diatas meja dengan kepala diletakan
diatasnya
4. Memasang handuk
5. Melumuri kedua telapak tangan pemijat dan juga punggung ibu menggunakan baby oil
ataupun miniyak pijat
6. Biarkan payudara tergantung lepas tanpa bra
7. Pijat disepanjang sisi tulang belakang menggunakan dua kepalan tangan dengan ibu jari
menunjuk kedepan.Tekan dengan lembut dan tidak menimbulkan memar, tekan
membentuk gerakan melingkar-lingkar kecil . Lakukan pemijatan 3-5 kali sampai tulang
coeste kelima-keenam
8. Membersihkan punggung ibu menggunakan air hangat atau tisu basah.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

MENYUSUI DENGAN BENAR

1. Pengertian Cara yang digunakan oleh ibu untuk menyusui


dengan cara yang benar
2. Tujuan a. Mencegah puting susu lecet
b. Perlekatan yang benar
c. Bayi bisa menyusu dengan maksimal dan nyaman
d. Mencegah terjadinya pembendungan ASI/ bengkak pada
payudara
3. Indikasi & Kontra Indikasi : Ibu perinatal, menyusui
indikasi Kontra indikasi : kwganasan pada payudara
4. Prosedur Persiapan Alat
a. Kursi
b. Bantal
Persiapan Perawat
a. Lakukan pengkajian: baca catatan keperawatan
dan medis
b. Rumuskan diagnosa terkait
c. Buat perencanaan tindakan (intervensi)
d. Kaji kebutuhan tenaga perawat, minta perawat
lain membantu jika perlu
Persiapan pasien
a. Pastikan identitas klien
b. Kaji kondisi klien
c. Jaga privacy pasien
d. Jelaskan maksud dan tujuan
Cara Kerja
1. Berikan salam, perkenalkan nama dan tanggung
jawab perawat
2. Panggil klien dengan nama kesukaan klien
3. Jelaskan prosedur, tujuan dan lamanya tindakan pada
klien.
4. Berikan kesempatan klien untuk bertanya.
5. Berikan petunjuk alternatif komunikasi jika klien merasa
tidak nyaman dengan prosedur yang dilakukan.
6. Jaga privasi klien.
7. Dekatkan peralatan di samping tempat tidur klien
8. Cuci tangan dengan air mengalir dan keringkan
tangan dengan handuk.
9. Ajarkan pasien menyusui yang benar dengan cara :
a. Masase payudara dahulu
b. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian
oleskan pada puting susu dan areola sekitarnya
c. Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara :
1). Ibu duduk atau berbaring santai,
2). Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak
pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada
lengan, kepala bayi tidak boleh tertengadah dan bokong
bayi ditahan dengan telapak tangan ibu
3). Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan
yang satu didepan
4). Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap
payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi)
5). Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
6). Ibu menatap bayi dengan kasih sayang
d. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain
menopang dibawah, jangan menekan puting susu atau
areolanya saja.
e. Bayi diberi rangsangan dengan membuka mulut (rooting
refleks) dengan cara : menyentuj pipi dengan puting susu
atau menyentuh sisi mulut bayi.
f. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi
didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta areola
dimasukan ke mulut bayi .
g. Setelah bayi mulai menghisap, payudara tak perlu dipegang
atau disangga lagi.
h. Melepas isapan bayi ; jari kelingking ibu dimasukan ke
mulut melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah.
i. Menyusui berikutnya mulai dari payudara yang belum
terkosongkan (yang dihisap terakhir).
j. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian
dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya, biarkan
kering dengan sendirinya.
k. Menyendawakan bayi : bayi digendong tegak dengan
bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk
perlahan- lahan atau bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu,
kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan.
Pengeluaran ASI
Pengeluaran dengan tangan :
a. Sebelum dilakukan pengeluaran ASI, lakukan masase daerah
punggung ibu
b. ibu diminta mencuci tangan sampai bersih
c. ibu dan keluarga menyiapkan cangkir/gelas tertutup yang
telah dicuci dengan air mendidih
d. ibu melakukan masase atau pemijatan payudara dengan
kedua telapak tangan dari pangkal le arah areola, minta ibu
mengulangi pemijatan ini pada sekeliling payudara secara
merata
e. anjurkan kepada ibu untuk memekan daerah areola ke arah
dada dengan ibu jari disekitar areola bagian atas dan jari
telunjuk pada sisi areola yang lain
f. peras areola dengan ibu jari dan jari telunjuk, jangan
memijat /menekan puting karena dapat menyebabkan rasa
nyeri atau lecet
g. minta ibu mengulangi tekan-peras-lepas. Pada mulanya ASI
tidak keluar jangan berhenti, setelah beberapa kali maka ASI
akan keluar

an h. ajurkan kepada ibu agar mengulangi gerakan ini pada


sekeliling areola dari semua sisi sehingga yakin bahwa ASI telah
diperas dari semua segmen payudara.
1. Pengeluaran dengan pompa
a. tekan bola karet untuk mengeluarkan udara
b. letakkan ujung lebar tabung pada payudara dengan puting
susu tepat ditengah dan tabung benar-benar melekat pada
kulit
c. lepas bola karet, sehingga puting dan areola tertarik kedalam
d. tekan dan lepas beberapa kali sehingga ASI akan keluar dan
terkumpul pada lekukan penampung pada sisi tabung
e. cucilah alat dengan bersih, menggunakan air mendidih,
setelah selesai dipakai atau akan dipakai.
f. Cuci tangan

5. Evaluasi & Evaluasi


Dokumentasi
1. Evaluasi respon klien
2. Berikan Reinforcement positif
3. Lakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
4. Akhiri pertemuan dengan cara yang baik
Dokumentasi
1. Catat tindakan yang sudah dilakukan,tanggal dan jam
pelaksanaan pada catatan keperawatan.
2. Catat respon klien dan hasil pemeriksaan
3. Dokumentasikan evaluasi tindakan: SOAP
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

SENAM NIFAS

1. Pengertian Senam nifas adalah senam yang dilakukan setelah ibu


melahirkan berupa gerakan gerakan yang berguna untuk
mengencangkan otot-otot perut yang telah menjadi longgar/
melar setelah kehamilan

2. Tujuan Tujuan dari pelaksanaan senam nifas yaitu:


1. Mengurangi sakit pada otot-otot
2. Melancarkan peredaran darah.
3. Mengencangkan otot-otot dan perinium
4. Melancarkan pengeluaran lochea (sisa-sisa darah
setelah melahirkan)
5. M e m p e r c e p a t i n v o l u s i o u t e r i
6. Mencegah komplikasi: emboli, trombus.
3. Alat dan bahan 1. Matras
2. Bantal
3. Kursi
4. Prosedur Fase Praindikasi :
1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan alat
Fase Orientasi
1. Member salam kepada pasien dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan kesiapan pasien
Fase Kerja

1. Berbaring dengan lutut ditekuk. Tempatkan tangan diatas


perut di bawah area iga-iga. Napas dalam dan lambat
melalui hidung dan kemudian keluarkan melalui mulut,
kencangkan dinding abdomen untuk membantu
mengosongkan paru-paru
2. Berbaring telentang, lengan dikeataskan di atas kepala,
telapak terbuka ke atas. Kendurkan lengan kiri sedikit
dan regangkan lengan kanan. Pada waktu yang
bersamaaan rilekskan kaki kiri dan regangkan kaki kanan
sehingga ada regangan penuh pada seluruh bagian kanan
tubuh.
3. Kontraksi vagina. Berbaring telentang. Kedua kaki
sedikit diregangkan. Tarik dasar panggul, tahan selama
tiga detik dan kemudian rileks.
4. Memiringkan panggul. Berbaring, lutut ditekuk.
Kontraksikan/kencangkan otot-otot perut sampai
tulang punggung mendatar dan kencangkan otot- otot
bokong tahan 3 detik kemudian rileks.
5. Berbaring telentang, lutut ditekuk, lengan
dijulurkan ke lutut. Angkat kepala dan bahu kira-
kira 45 derajat, tahan 3 detik dan rilekskan dengan
perlahan.
6. Posisi yang sama seperti diatas. Tempatkan lengan lurus
di bagian luar lutut kiri.
7. Tidur telentang, kedua lengan di bawah kepala dan kedua
kaki diluruskan. angkat kedua kaki sehingga pinggul dan
lutut mendekati badan semaksimal mungkin. Lalu
luruskan dan angkat kaki kiri dan kanan vertical dan
perlahan-lahan turunkan kembali kelantai
8. Tidur telentang dengan kaki terangkat ke atas,
dengan jalan meletakkan kursi di ujung kasur, badan
agak melengkung dan kaki bawah lebih atas.
9. Lakukan gerakan pada jari-jari kaki seperti
mencakar dan meregangkan. Lakukan ini selama
setengah menit.
10. Lakukan gerakan telapak kaki kiri dan kanan ke
atas dan ke bawah seperti gerakan menggergaji.
Lakukan selama setengah menit.
11. Tidur telentang kedua tangan bebas bergerak. Lakukan
gerakan dimana lutut mendekati badan, bergantian
kaki kiri dan kaki kanan, sedangkan tangan memegang
ujung kaki, dan urutlah mulai dari ujung kaki sampai
batas betis, lutut dan paha. Lakukan gerakan ini 8
sampai 10 kali setiap hari.
12. Berbaring telentang, kaki terangkat ke atas, kedua tangan
di bawah kepala. Jepitlah bantal diantara kedua kaki dan
tekanlah sekuat-kkuatnya. Pada waktu bersamaan
angkatlah pantat dari kasur dengan melengkungkan
badan. Lakukan sebanyak 4 sampai 6 kali selama
setengah menit
13. Tidur telentang, kaki terangkat ke atas, kedua lengan di
samping badan. kaki kanan disilangkan di atas kaki kiri
dan tekan yang kuat. Pada saat yang sama tegangkan kaki
dan kendorkan lagi perlahan-lahan dalam gerakan selama
4 detik. Lakukanlah ini 4 sampai 6 kali selama setengah
menit
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

LEOPOID

1. Pengertian Pemeriksaan lipoid adalah suatu teknik pemeriksaan pada ibu


hamil dengan cara perabaan yaitu merasakan bagian yang
terdapat pada perut ibu hamil menggunakan tangan pemeriksa
dalam posisi tertentu atau memindahkan bagian-bagian
tersebut dengan cara-cara tertentu menggunakan tingkat
tekanan tertentu
2. Tujuan Sebagai pedoma da;am melakukan pemeriksaan leopld agar
diketahui keadaan dan posisi janin dalam uterus
3. Referensi Pedoman pemantauan wilayah setempat ibu dan anak (PWS-
KIA) tahun 2015
4. Alat dan bahan 1. Ranjang periksa
2. Selimut atau kain penutup
5. Prosedur Fase Praindikasi :
6. 1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan alat
Fase Orientasi
1. Member salam kepada pasien dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan kesiapan pasien
Fase Kerja:
1. perawat menjelaskan tentang pemeriksaan yang akan
dilakukan dan tujuannya
2. persilahkan ibu untuk berbaring
3. mencuci tangan
4. sisihkan pakaian ibu sehingga bagian perut ibu tampak
jelas
5. minta ibu untuk meletakan telapak kaki pada ranjang
sehingga terjadi sedikit fleksi pada sendi paha untuk
mengurangi ketegangan dinding perut
6. Tutup paha dan kaki ibu dengan selimut yang
disediakan
7. Posisi petugas berada di sisi kanan ibu dengan
menghadap bagian lateral kanan
8. Petugas memberitahu ibu hamil bahwa akan memulai
pemeriksaan dengan cara :
1. LEOPOLD I
Petugas melekukkan jari-jari kedua tangan
mengelilingi bagian atasfundus, lalu tentukan
tinggi fundus dan bagian teratas janin.
2. LEOPOLD II
Petugas meletakkan kedua telapak tangan pada sisi
kiri dan kanan perutibu dan tekan secara
bergantian telapak kanan dan kiri kemudian
rasakanadanya bagian yang rata dan memanjang
(punggung) dan bagian-bagiankecil (ekstremitas)
3. LEOPOLD II
Petugas menekan dengan ibu jari dan jari tengah
pada salah satu tangansecara lembut dan masuk
kedalam abdomen ibu diatas simpisis
pubis,kemudian peganglah bagian presentasi janin
dan bagian apakah yangmenjadi presentasi
tersebut
4. LEOPOLD IV
Letakkan kedua tangan disisi bawah uterus lalu
tekan kedalam dangerakan jari-jari kearah rongga
panggul, dimanakah tonjolan sefalit danapakah
bagian presentasi sudah masuk.
9. Petugas memberitahukan kepada ibu hasil
pemeriksaan
Fase Terminasi
1. Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan
Mencatat kegiatan dilembar catatan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai