Pengertian Membantu pasien dalam cara berbaring pasien dengan posisi duduk dengan sudut 45-
60° (Fowler) dan memberikan posisi berbaring dengan sudut 15-45° (Semi Fowler)
Tujuan 1. Mengurangi sesak nafas
2. Memberikan rasa nyaman
3. Membantu memperlancar keluarnya cairan, misalnya : pada penderita yang
memakai WSD (Water Seal Drainage)
4. Membantu mempermudah tindakan pemeriksaan
Persiapan 1. Bantal 2 – 5
Alat 2. K/p sandaran punggung
3. Tempat tidur fungsional bila ada
Persiapan 1. Lakukan tindakan dengan 5 S
Pasien 2. Lakukan pengenalan diri dan Identifikasi pasien
3. Beri penjelasan tentang tujuan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien
4. Jelaskan prosedur pelaksanaan
5. Minta persetujuan dari pasien dan keluarga (Inform Consent)
Persiapan 1. Jaga privasi pasien dengan memasang sketsel/tirai
Lingkungan 2. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan aman
Prosedur 1. Perawat mencuci tangan
2. Dudukkan pasien
a) Bila pasien dapat membantu
✓ Perawat berdiri disebelah kanan menghadap pasien
✓ anjurkan pasien untuk menekuk kedua lutut
✓ anjurkan pasien untuk menopang badan dengan kedua lengan
✓ Tangan kanan perawat membantu dibawah ketiak dan tangan kiri
dibelakang punggung pasien
✓ Anjurkan pasien untuk mendorong badannya kebelakang
b) Bila pasien tidak dapat membantu :
✓ Dua perawat berdiri dikedua sisi tempat
✓ Masing-masing perawat merentangkan 1 tangan dibawah bahu dan 1
tangan dibawah pangkal paha, saling berpegangan
✓ Anjurkan pasien untuk menudukkan kepala dan kedua tangan diatas perut
✓ Salah satu perawat memberi aba – aba dan bersama mengangkat pasien ke
atas
3. Jika posisi Fowler : berikan posisi duduk dengan sudut 45-60°, tetapi jika posisi
semi fowler : berikan posisi duduk dengan posisi kepala sudut 15-45°
4. Pasang sandaran punggung atur bantal pada sandaran, baringkan pasien ke
sandaran. Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan tangan. Berikan bantal
pada bagian bawah punggung pasien. Letakkan bantal guling di bawah lipatan lutut
agar tidak merosot. Letakkan bantal kecil pada pergelangan kaki
5. Rapikan pasien
6. Tutup pagar pengaman tempat tidur
7. Perawat mencuci tangan
Evaluasi 1. Dokumentasi
2. Evaluasi hasil tindakan dan respon pasien
FISIOTERAPI DADA
Pengertian Terapi yang terdiri dari drainase postural, perkusi dada, dan vibrasi dada dimana tujuannya
adalah untuk mengeluarkan sekresi pada jalan nafas, menggunakan grafitasi untuk
mendrainase dan melepaskan sekresi berlebihan dan menurunkan akumulasi sekresi pada
klien tidak sadar atau lemah
Tujuan a. Memfasilitasi pembersihan jalan nafas dari sekresi yang tidak dapat dikeluarkan melalui
batuk efektif
b. Mengeluarkan sekret di jalan nafas
c. Meningkatkan pertukaran udara yang adekuat
d. Mengurangi pernafasan dangkal
e. Membantu batuk lebih efektif
f. Menurunkan frekuensi pernafasan dan meningkatkan ventilasi dan pertukaran udara
g. Mengembalikan dan memelihata fungsi otot-otot pernafasan
h. Memperbaiki pergerakan dan aliran sekret
i. Meminimalisasi risiko komplikasi
Persiapan 1. Bantal 2-3 buah
Alat 2. Bengkok
3. Mangkuk sputum berisi desinfektan
4. Tisu
5. Handuk kecil
6. Stetoskop
7. Handschoen bersih
Persiapan 1. Lakukan tindakan dengan 5 S
Pasien 2. Lakukan pengenalan diri dan Identifikasi pasien
3. Beri penjelasan tentang tujuan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien
4. Jelaskan prosedur pelaksanaan
5. Minta persetujuan dari pasien dan keluarga (Inform Consent)
Persiapan 1. Jaga privasi pasien dengan memasang sketsel/tirai
Lingkungan 2. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan aman
Prosedur 1. Cuci tangan 6 langkah
2. Gunakan masker dan handschoen
3. Longgarkan seluruh pakaian terutama daerah leher dan pinggang
4. Kaji apakah pasien mempunyai refleks batuk atau memerlukan suction untuk
mengeluarkan sekret
5. Auskultasi area paru menggunakan stetoskop
6. Atur posisi pasien sesuai dengan area paru yang akan di drainase
7. Untuk paru kanan dan kiri bagian atas sisi depan ➔ anak diposisikan tidur terlentang dan
bersandar (450) pada bantal/ dengan posisi seperti pada gambar
8. Untuk paru kanan dan kiri bagian atas sisi belakang ➔ anak diposisikan duduk dengan
memeluk guling/ bantal membentuk sudut 450 seperti pada contoh gambar
9. Paru kanan dan kiri bagian tengah sisi depan ➔ Pada posisi ini anak cukup dengan tidur
terlentang
10. Paru bagian tengah sisi belakang ➔ anak diposisikan tidur tengkurap beralaskan bantal
atau guling seperti gambar
11. Paru bagian atas sisi kanan/kiri belakang ➔ Anak diposisikan tidur tengkurap dengan
sedikit dimiringkan kerah kanan atau kiri dimana paru yang ada dahaknya diposisikan diatas
15. Vibrating dilakukan dengan meletakkan telapak tangan pada area paru anak
16. Kedua tangan dan otot lengan tegang dan menggunakan tumit tangan kemudian lakukan
getaran. Getaran tangan dihentikan ketika pasien inhalasi
17. Getaran dilakukan sebanyak lima kali hembusan nafas setiap segmen paru yang terkena
18. Bersihkan sputum dengan tissue jika dikeluarkan anak. Lakukan suction bila perlu
19. Minta anak untuk duduk, nafas dalam, dan batuk efektif bila sudah bisa dan kooperatif
20. Rapikan alat yang digunakan
21. Cuci tangan bila tindakan semua sudah selesai
Evaluasi 1. Evaluasi hasil tindakan dan respon pasien (pola nafas, sputum: warna, volume, suara
pernafasan)
2. Dokumentasi tindakan (jam, hari, tanggal, respon pasien)
MERAWAT KATETER MENETAP
Pengertian Suatu tindakan keperawatan dalam memelihara kateter dengan antiseptic untuk
membersihkan ujung uretra dan selang kateter bagian luar serta mempertahankan
kepatenan posisi kateter
Evaluasi 1. Dokumentasi (kondisi meatus dan jaringan sekitarnya, keluhan yang disampaikan
pasien)
2. Evaluasi hasil tindakan dan respon pasien
Mubarak, Wahit Iqbal; Indrawati, Lilis dan Susanto, Joko. 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar Buku
2. Jakarta: Salemba Medika
MERAWAT LUKA INFUS
NOTE
• Perawatan infus dilakukan apabila balutan basah, kotor atau lepas
• Pengukuran skor phlebitis dilakukan setiap hari
• Perawatan dilakukan dengan Teknik aseptic dan antiseptic
• Penggantian infus dilakukan sedikitnya setiap 3 hari, namun untuk pasien anak
bisa dipertimbangkan
• Knifer ditempatkan ±10 cm dari ruang tetesan infus
• Pada penambahan saluran infus dengan triway, yakinkan fiksasi benar–benar
aman dan kuat
Evaluasi 1. Dokumentasi
2. Evaluasi hasil tindakan dan respon pasien
Hidayat, A. Aziz Alimul dan Uliyah, Musrifatul. 2016. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta:
Salemba Medika
Hermaningsih, Susy. (2013). Perawatan Luka Infus Menggunakan Oles Pavidone Iodine 10 Persen
Terhadap Kejadian Plebitis. Healthy Journal 1 (1) Pg 15-21. ISSN 2339-1383
Suprayoga, B; Hamarno, R. & Herawati, T. (2019). Perawatan Luka Infus Terhadap Kejadian Phlebitis.
Jurnal Keperawatan Terapan 5 (1) Pg 1-9. ISSN 2442-6873
MEMBERI TERAPI ORAL
Pengertian Pemberian obat melalui mulut dalam bentuk tablet, capsul, puyer, maupun cair
Tujuan 1. Proses reabsorbsi obat lebih lambat
2. Memudahkan pemberian obat
3. Mengurangi gejala sesuai efek terapi obat
Evaluasi 1. Dokumentasi reaksi dan efek samping obat seperti perubahan denyut nadi,
tekanan darah, dll
2. Evaluasi hasil tindakan dan respon pasien
Hidayat, A. Aziz Alimul dan Uliyah, Musrifatul. 2016. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta:
Salemba Medika