Keb
RUANG : CATLEYA II
JENJANG : PK I KEBIDANAN
10. Langkah pemberian oksigen Low Flow (nasal canule, masker sederhana, masker
rebreathing, masker non rebreathing) sesuai SPO
Cara memberikan O2 sederhana/canul
a. Mempersiapkan alat dan bahan
b. Mengucapkan salam
c. Menjelaskan maksud dan tujuan
d. Menanyakan keseiapan pasien, aturposisi pasien
e. Cuci tangan
f. Menutup sampiran
g. Siapkan nasal canul 1 set tabung oksigen
h. Hubungkan nasal canul dengan flowmeter pada tabung oksigen dinding
i. Bila hidung pasien kotor, bersihkanlubang hidung pasien
j. Cek fungsi flowmeter dengan memutar pengatur konsentrasi oksigen dan mengamati
adanya gelembun gudara dalam humidifier
k. Cek aliran oksigen dengan cara mnegalirka noksigen melalui nasal kanul kepunggung
tangan perawat
l. Pasang nasal canul kelubang hidung pasien dengan tepat
m. Tanyakan kepada pasien apakah aliranoksigennya sudah terasa
n. Atur pengika toksigen canul dengan benar, pastikan terpasang dengan aman
o. Atur aliran oksigen sesuai dengan program
p. Alat dibereskan
q. Cuci tangan
r. Mengucapkan salam
11. Melakukan suction pasien dewasa
A. Fase Orientasi :
1) Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2) Melakukan identifikasi pasien
3) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
4) Menanyakan persetujuan atau kesiapan klien atau keluarga
B. Fase Kerja
1) Cuci tangan
2) Persiapan alat :
a) Bak instrument
b) Nacl / air matang
c) Perlak dan pengalas
d) Mesin suction
e) Tissue / handuk
f) Catheter penghisap lendir seteril
g) Sarung tangan steril
h) Larutan desinfektan
i) Kasa steril
j) Stetoskup
3) Menjaga Privasi pasien
4) Mendekatkan alat
5) Memberikan posisi yang nyaman pada pasien kepala sedikit extensi
6) Memberikan oksigen 2 – 5 liter /menit
7) Meletakan pengalas di bawah dagu pasien
8) Memakai sarng tangan
9) Menghidupkan mesin , mengecek tekanan dan botol penampung
10) Memasukan kanul suction dengan hati – hati ( hidung ± 5 cm mulut ± 10 cm )
11) Menghisap lendir dengan menutup lubang canul,menarik keluar perlahan sambil
memutar ( ± 5 detik untuk anak – anak ,± 10 detik untuk dewasa )
12) Membilas canul dengan Nacl ,berikan pasien bernafas
13) Mengulangi prosedur tersebut 3 – 5 kali suction
14) Mengobservasi keadaan umum pasien dan status pernafasannya
15) Mengobservasi sekret tentang warna , bau dan volumenya
C. Fase Terminasi
1) Mengevaluasi hasil atau respon pasien
2) Mengakhiri kegiatan dan membereskan alat – alat
3) Berpamitan kepada pasien
4) Mencuci tangan
5) Mendokumentasikan hasilnya
13. Bagaimana cara memasang dan melepas intra veneus line chateter tanpa penyulit
( sesuai SPO )
cara memasang infus
A. Mempersiapkan alat :
Standar infus
Iv cateter sesuai kebutuhan
Infus set (makro/ mikro/ blood)
Cairan yang diperlukan
Kassa steril dalam tempatnya
Gunting plester
Plester/hepavik
Sarung tangan
Alcohol swab
Pengalas
Torniquet
Tempat sampah infeksius/ noninfeksius
Safety box
B. Cuci Tangan
C. Mengidentifikasi pasien
D. Menjaga privasi
E. Memposisikan pasien tidur terlentang
F. Memakai sarung tangan
G. Membebaskan lengan pasien dari lengan baju
H. Memasang torniquet 5-15cm di atas tempat tusukan
I. Meletakkan perlak pengalas di bawah lengan pasien
J. Menghubungakan cairan infus dengan infus set dan gantungan di tiang infus
K. Mengalirkan cairan infus melalui selang infus sehingga udara keluar
L. Mengencangkam klem sampai infus tidak menetes
M. Memilih area penusukan
N. Menganjurkan pasien untuk mengepal tangannya
O. Membersihkan kulit yang akan di tusuk dengan alkohol swab
P. Menekan jaringan dan vena di atas dengan ibu jari
Q. Memegang jarum pada posisi 30-45• pada vena yang akan di tusuk
R. Merendahkan posisi jarum sejajar pada kulit dan tarik jarum sedikit lalu teruskan
tusuk plastik IV kateter ke dalam vena
S. Menekan dengan jari ujung plastik IV kateter
T. Menarik jarum infus keluar dan langsung di buang di safety box
U. Melepaskan torniquet
V. Menyambungkan plastik IV kateter dengan ujung selang infus
W. Membuka klem infus sampai cairan mengalir lancar
X. Menutup area penusukan dengan kassa steril
Y. Memfiksasi posisi plastik IV kateter dengan plester
Z. Menatur tetesan infus sesuai kebutuhan,
AA. Merapikan alat
BB. Cuci tangan
CC. Dokumantasi
14. Sebutkan Langkah melepas dan memasang kateter urin (sesuai SPO)
A. Memasang urine chateter
1. Memberikan salam
2. Melakukan identifikasi pasien
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan
4. Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya
5. Menjaga privasi klien (tutup pinto kamar, pasang tirai)
6. Mengatur posisi klien
7. Memasang pengalas pada bokong
8. Mendekatkan alat-alat
9. Memakai sarung tangan steril
10. Menggunakan tangan non dominant untuk mengekpos meatos
11. Melakukan disenfeksi (menggunakan kapas betadin dengan pinset secara
aseptis)
12. Memasukkan kapas bekas kedalam tempat sampah infeksius
13. Menutup genetal prig dengan duk lubang
14. Membuka vulva dengan tangan non dominant
15. Mengoles jelly pada kateter
16. Memasukkan kateter
17. Mengisi balon dengan air stern sejumlah yang tertera pada kateter
18. Tarik kateter sampai ada tahanan
19. Gunting plastic yang membungkus kateter
20. Melakukan fiksasi kateter pada paha
21. Membuka sarung tangan
22. Tempatkan penampung dan saluran dengan benar
23. Bantu pasien untuk posisi nyaman
24. Kumpulkan dan sisihkan alat disposible
25. Cuci tangan
B. Melepas Chateter
1. Memberikan salam
2. Melakukan identifikasi pasien
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan
4. Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya
5. Menjaga privasi klien (tutup pintu kamar, pasang tirai)
6. Mengatur posisi klien
7. Memasang pengalas pada bokong
8. Mendekatkan alat-alat
9. Memakai sarung tangan steril
10. Melakukan disenfeksi (menggunakan kapas betadin dengan pinset secara
aseptis)
11. Memasukkan kapas bekas kedalam tempat sampah infeksius
12. Mengeluarkan air pengunci kateter dengan spuit
13. Menarik voley kateter dengan meminta pasien untuk menarik nafas panjang
14. Merapikan alat
15. Melapaskan sarung tangan
16. Melakukan kebersihan tangan
17. Memberikan salam
18. Melakukan dokumentasi
15. Jelaskan Langkah mengukur TTV (Tekanan darah/ suhu/Nadi/ RR) (sesuai SPO)
Cara TTV :
a. Mengukur Tekanan Darah
1) Mengatur posisi pasien
2) Menempatkan diri disebelah kanan pasien
3) Letakkanlengan yang hendak diukur
4) Pasang manset pada lengan atas sekitar 3 cm diatas fossa cubiti
5) Tentukan denyut nadi arteriradialis secara perlahan
6) Letakkan diafragmastetoskop diatas nadibrakialis
7) Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmHg lebihtinggidarititik radialis
tidakteraba
8) Kempeskan balon udara manset secara perlahan
9) Catat, mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba Kembali. Nilai ini
menunjukkan tekanan sistolik
10) Dan catat denyut nadi saat terakhir kali dan ini mennunjukan tekanan diastolik
b. Mengukur Suhu
1) Jelaskan prosedur pada pasien
2) Cuci tangan
3) Gunakan sarung tangan
4) Atur posisi pasien
5) Tentukan letakak sila dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan tisu
6) Letakkan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien fleksi diatas dada
7) Catat hasil, bersihkan thermometer dengan tisu
8) Cucit angan
c. Mengukur pernafasan
1) Hitungs iklus pernafasan pasien (1 inspirasi dan 1 ekspirasi) selama 1
menit( untuk anak berumur< 2 tahun atau pada dewasa yang irama pernafasannya
tidak teratur
2) Perhatikan pula irama dan kedalaman pernafasan pasien
3) Cuci tangan dan keringkan
4) Catat hasil pada lembar dokumentasi
16. Sebutkan dan jelaskan Langkah melakukan perekaman EKG (sesuai SPO)
Cara melakukan EKG:
1. Melakukan kebersihan tangan
2. Menjaga prifasi pasien/ pasang tirai penyekat
3. Mendekatkan alat
4. Memakai sarung tangan bersih
5. Memposisikan pasien tidur telentang
6. Membuka pakaian atas pasien
7. Membersihkan area ekstremitas dan dada, pergelangan tangan kaki yang akan di
pasang elektroda dengan menggunakan kapas alkohol
8. Memberikan jelly pada tempat yang akan di pasang elektroda
9. Memasang kabel dan elektroda pada pasien
a. Kabel merah (R) pada pergelangan tangan kanan
b. Kabel kuning (L) pada pergelangan tangan kiri
c. Kabel hijau (F) pada kaki kiri
d. Kabel hitam (N) pada kaki kanan
e. V1 interkosta ke 4, kanan
f. V2 interkosta ke 4 kiri
g. V3 interkosta ke 4-5 antara V2 dan V4
h. V4 interkosta ke 5, linea medclavicularis kiri
i. V5 horisontal terhadap V4 di linea aksilaris anterior
j. V6 horisontal terhadap V5 pada lina midaksilaris
10. Menghubungkan kabel listrik dengan mesin EKG
11. Menyalakan power ON mesin EKG
12. Mencetak rekam jantung
13. Mematikan mesin EKG setelah selesai
14. Melepas elektroda dan bersihkan dengan kasa kering
15. Membersihkan badan pasien bekas jelly
16. Memakaikan baju pasien dan rapikan
17. Merapikan alat
18. Membuka tirai
19. Melepas sarung tangan
20. Melakukan kebersihan tangan
21. Melakukan salam prima
22. melakukan dokumentasi
19. Sebutkan langkah pengambilan semple laborat urin dan sekret vagina ( sesuai SPO )
Pengambilan sampel laborat urin
1. Menyiapkan botol/ tempat sample
2. Menyiapkan alat tulis spidol
3. Memeberikan tempat sample yang sudah tertulis nama, alamat. Umur
4. Memeberikan informasi cara pengambilan sample urin yang benar
yaitu urin yang keluar pertama di buang kemudian urin selanjutanya di
tampung kira kira 10ml pada botol sample yang di gunakan sebagai
sample dan sisa urin yang keluar dibuang
5. Mempersilahkan pasien mengambil sample urin di kamar mandi
6. Menerima sample dari pasien
7. Melengkapi form laborat
8. Merapikan bahan
9. Cuci tangan
21. Jelaskan Langkah memberikan terapi oral, intra vena, intra muscular, sub cutan, intra
cutan ( sesuai SPO )
terapi oral :
1) Ucapkan salam pada pasien dan keluarga
2) Lakukan kebersihan tangan
3) Lakukan identifikasi pasien
4) Tanyakan kebiasaan pasien minum obat
5) Pasang tisue/pengalas di bawah dagu(k/p)
6) Berikan obat pada pasien dengan cara sesuai kebutuhan
7) Lakukan observasi sampai obat habis di minum
8) Bersihkan mulut pasien dengan tissue ( k/ p )
9) Tanyakan perasaan pasien sehabis minum obat
10) Rapikan pasien dan alat
11) Lakukan kebersihan tangan
12) Ucapkan salam pada pasien dan keluarga
13) Dokumentasi hasil tindakan
intra vena :
A. Persiapan alat
Siapkan alat :
1) Sepuit sesuai ukuran yang diinginkan
2) Bak spuit
3) Alkohol swab
4) Obat sesuai program terapi
5) Sarung tangan
6) Kasa steril
7) Plester/hypafix
8) Gunting
9) Tempat sampah infeksius
10) Tempat sampah non infeksius
11) Safety box
B. Persiapan pasien
1) Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan
2) Jaga privasi pasien
C. Prosedur tindakan
1) Ucapkan salam kepada pasien/keluarga pasien
2) Lakukan kebersihan tangan
3) Pakai APD ( sarung tangan )
4) Lakukan identifikasinpasien
5) Atur posisi pasien
6) Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja
7) Tentukan lokasi yang akan di injeksi
8) Pasang perlak
Subcutan :
A. Persiapan alat
Siapkan alat dalam troli tindakan :
1) Sepuit sesuai ukuran yang dibutuhkan
2) Bak spuit
3) Alkohol swab
4) Perlak/pengalas
5) Obat sesuai program terapi
6) Buku injeksi
7) Safety box
8) Tempat sampah infeksius
9) Tempat sampah non infeksius
B. Persiapan pasien
1) Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan
2) Jaga privasi pasien
C. Prosedur tindakan
1) Ucapkan salam kepada pasien/keluarga pasien
2) Lakukan kebersihan tangan
3) Lakukan identifikasi pasien
4) Atur posisi pasien
Merapikan alat
Cuci tangan
Dokumentasi
2. Melepas NGT
Mempersiapkan alat
a) Handscoon
b) Kapas alcohol
c) Kapas steril
d) Bengkok
e) Tissue
Mempersiapkan pasien
Menutup tirai
Mencuci tangan
Mendekatkan alat
Cuci tangan
31. -
32. -
33. -
34. -
35. -
36. -
37. -
38. -
39. -
40. -
41. -
42. -
43. -
44. -
45. -
46. Jelaskan asuhan kebidanan pada ibu nifas fisiologis
Asuhan kebidanan pada masa nifas adalah penata laksanaan asuhan yang diberikan pada
pasien mulai dari saat setelah lahirnya bayi sampai dengan kembalinya tubuh dalam
keadaan seperti sebelum hamil atau mendekati keadaan sebelum hamil
48. Jelaskan prosedur asuhan kebidanan pada ibu pre op ( sesuai SPO )
Pengertian: Suatu periode persiapan dan pengkajian fisik serta psikologis yang
dibutuhkan klien secara individu sejak klien masuk IGD, rawat jalan dan rawat inap yang dinyatakan
harus menjalani operasi sampai dilakukannya tindakan operasi baik itu obstetri maupun ginekology
Tujuan di lakukan tindakan pre op adalah:
1. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental agar dapat mengikuti prosedur operasi yang telah
ditetapkan. 2. Mengkaji kondisi fisik dan psikologis klien sehingga potensi masalah dapat
diantisipasi dan dicegah. 3. Memperkecil resiko infeksi post operasi. 4. Mencegah atau menghindari
kemungkinan terjadinya komplikasi yang tidak diharapkan. 5. Adanya keseimbangan cairan
elektrolit dalam tubuh (homeostatis).
Tindakan pre op yang dilakukan yaiyu:
Inform consent
Anjurkan klien untuk berpuasa
Kaji keadaan klien secara fisik dan psikologis
Pastikan bahwa status lengkap dan persiapan sesuai dengan identitas yang benar
Catat tekanan darah, denyut nadi, pernafasan, suhu dan berat badan klien. Check apakah
klien telah dilakukan pemeriksaan, seperti: EKG, laboratorium,
Konsul dengan dsokter anestesi atau dalam jika dibutuhkan
Semua aiat-alat perhiasan, kosmetika, kuku bercat harus dilepaskan dan dibersihkan.
Sedia darah
Berikan premedikasi jika dibutuhkan
Koordinasikan dengan tim IBS
49. Jelaskan prosedur laktasi dan rawat gabung pada bayi sehat tunggal / gemelli
Rawat gabung adalah suatu cara perawatan yang diberikan kepada bayi baru lahir dimana ibu dan
bayi yg baru lahir tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan dalam 1kamar selama 24jam penuh.
Adapun tahap kerja dari rawat gabung bayi tunggal dan gemely yaitu:
Lakukan kebersihan tangan
Setelah bayi lahir bayi dikeringkan dan d lakukan IMD
Setelah IMD 30-60 mnt bayi diidentifikasi dengan benar
Petugas penerima bayi memperlihatkan kepada ibu , bayi dan gelang identutas pasien.
Beritahu jenis kelamin dan bb bayi
Dokter/Bidan penerima bayi melakukan penilaian dan menentukan bayi rawat gabung. Untuk
bayi gemely perinatal menyerahkan bayi untuk rawat gabung kepada bidan di ruang inap ibu pasca
salin setelah dilakukan observasi 2jam
Ibu diberikan penjelasan tentang rawat gabung
Bidan rawat inap mengecek gelang bayi dan ibu
Bayi ditempatkan di box bayi dekat ibu
Bidan melakukan pendampingan saat ibu menyusui termasuk perlekatan,dan posisi yang
benar
Melakukan pengecekan berkala keberadaan ibu dan bayi
Rapikan pasien
Rapikan alat
Lakukan kebersihan tangan
Dokumentasikan tindakan di RM
50. Melakukan perawatan bayi normal (memandikan, perawatan tali pusat)
a) Memandikan Bayi:
Baringkan bayi pada alas ganti dan buka pakaiannya secara perlahan.
Gunakan salah satu lengan dan tangan untuk menyangga kepala dan badan
bayi, sementara tangan yang lain untuk menopang tubuh bagian bawah.
tangan lainnya untuk membersihkan tubuh bayi. Jangan lupa pastikan kepala
Bersihkan tubuh bayi mulai dari mata dengan memakai kapas yang sudah
dicelupkan dalam air hangat. Pakai kapas atau kain yang berbeda untuk setiap
mata.
Apabila ibu memakai sabun, tuangkan sedikit atau oles tipis pada kulit ibu
Bersihkan area ketiak, leher, belakang telinga, dan kelamin secara lembut.
Siram tubuh dan kepala menggunakan gayung, lalu angkat bayi dari ember
mandi.
Letakkan pada tempat tidur yang telah diberi handuk, keringkan perlahan.
safety box.
1. Memijat payudara
serta bersihkan puting susu dengan kapas yang telah diberikan baby oil selama 5
menit. Pijat mulai dari sisi atas, ke samping, kemudian ke sisi kiri selanjutnya
Perah ASI dapat dilakukan jika anak sulit menyusu dengan tujuan agar anak
bisa menyusu lewat dot dengan aman dan nyaman. Aktifitas pompa susu
53. Edukasi apa saja yang harus disampaikan pada ibu nifas
dalam menyusui. Managemen laktasi sebaiknya sudah dilakukan sejak awal kehamilan
Asi yang baru diperah dapat bertahan di suhu kamar hingga 4 jam, ASIP yang
Jika disimpan dalam wadah tertutup dengan kantong es ASIP bertahan hingga
24 jam