Anda di halaman 1dari 4

Direct Observation Prosedural Skill (DOPS)

Nama : Devi Kharismawati

Tanggal : 05 Februari 2018

NIM : 14.IK.385

Ruangan : ICU/ICCU RSUD.Ulin Banjarmasin

1. Identitias klien :
2. Diagnosa medis :
3. Tindakan keperawatan : Pemasangan NGT
4. Diagnosa Keperawatan :

5. Data :

6. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional


a. Pastikan tindakan sesuai dengan advis dalam catatan medis
Rasional : Agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian tindakan
b. Persiapkan alat : selang NGT steril sesuai ukuran, jelly, kassa steril,
stetoskop, sarung tangan steril, spuit 20/50 cc, bengkok, handuk,
tissue, plester (hypafix), kertas lakmus, gunting plester, tonge spatel,
penlight, gelas berisi air
Rasional : memudahkan dalam menggapai peralatan yang dibutuhkan
c. Mencuci tangan
Rasional : mencegah infeksi
d. Menjaga privacy klien
Rasional : agar klien merasa aman dan nyaman
e. Meletakkan handuk dibawah kepala pasien
Rasional : Kebersihan dan kerapian dalam melakukan tindakan
f. Mengatur posisi pasien, tidur telentang dengan memakai 1 bantal
Rasional : Meningkatkan kemampuan klien untuk menelan.
g. Inspeksi lubang hidung yang akan dipasang selang NGT
Rasional : untuk melihat adanya obstruksi atau tidak
h. Memakai sarung tangan steril
Rsional : mencegah infeksi nosokomial
i. Mengukur panjangnya selang NGT yang akan dimasukkan dengan
cara: meletakkan ujung selang NGT pada processus xyphoideus
pasien, memanjang lurus kedahi atau ujung hidung belok kearah
telinga dan diberi tanda batas selang NGT yang harus dimasukkan
Rasional : Memperkirakan dalamnya ujung selang yang harus
mencapai lambung
j. Oleskan jelly pada selang NGT sepanjang 7,5-10 cm
Rasional : Untuk mempermudah masuknya selang NGT
k. Masukkan selang NGT kesalah satu lubang hidung, apabila sudah
mencapai orofaring minta klien untuk menelan
Rasional : agar selang sudah masuk dengan benar
l. Memastikan pipa lambung sudah masuk ke lambung dengan salah
satu cara
- Aspirasi cairan lambung, dan periksa pH menggunakan kertas
lakmus jika berubah berwarna merah berarti telah masuk ke
lambung.
- Auskultasi suara udara yang dimasukkan dengan meletakkan
stetoskop diatas epigastrium klien dan kemudian masukkan 10-30
ml udara ke dalam selang sambal mendengarkan suara “blup”
- Memasukkan ujung selang ke dalam gelas berisi air bila telah
masuk ke dalam lambung tidak ada gelembung udara pada air
- Apabila tanda-tanda pemeriksaan tidak mengindikasikan selang
didalam lambung, masukkan kembali selang sejauh 5 cm, dan
ulangi pemeriksaan
Rasional : Untuk mengetahui apakah unjung selang masuk ke dalam
lambung
m. Melakukan fiksasi selang NGT, lalu diplester pada hidung
Rasional : Menghindari perubahan posisi selang
n. Tutup bagian selang
Rasional : mencegah masuknya udara
o. Bereskan peralatan, melepaskan sarung tangan dan merapikan klien
Rasional : Memberikan kenyamanan kepada klien sesudah melakukan
tindakan

7. Tujuan tindakan tersebut dilakukan:


a. Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada dalam
lambung(cairan,udara,darah,racun)
b. Memberikan nutrisi pada pasien yang tidak sadar dan pasien yang
mengalami kesulitan menelan ( memenuhi kebutuhan cairan atau
nutrisi)
c. Mencegah terjadinya atropi esophagus/lambung pada pasien tidak
sadar
d. Untuk mengeluarkan darah pada pasien yang mengalami muntah
darah atau pendarahan pada lambung
e. Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa
subtansi isi lambung
f. Persiapan sebelum operasi dengan general anaesthesia.
g. Menghisap dan mengalirkan untuk pasien yang sedang melaksanakan
operasi pneumonectomy untuk mencegah muntah dan kemungkinan
aspirasi isi lambung sewaktu recovery (pemulihan dari general
anaesthesia)
8. Bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara
pencegahannya
a. Distres nafas pada pemasangan awal NGT terjadi akibat penempatan
posisi pasien serta teknik pemasangan NGT yang tidak tepat.
Cara pencegahannya : memposisikan pasien pada posisi fowler serta
melakukan tahapan procedur pemasangan NGT dengan berurutan,
yang paling penting adalah konfirmasi letak selang. Penanganan awal
bila muncul tanda-tanda distress nafas adalah segera menarik keluar
NGT.
b. Epitaksis massif dapat menyebabkan gangguan pada jalan nafas
sehingga memerlukan pemasangan tampon.
Cara pencegahannya : melakukan teknik pemasangan NGT yang
tepat yaitu menelusuri dasar hidung menuju ke arah telinga saat
mendorong masuk NGT untuk mengurangi terjadinya turbinasi dan
nyeri serta epistaksis.
c. Pneumonia aspirasi terjadi akibat aspirasi isi lambung saat pasien
muntah.
Cara pencegahannya : memposisikan pasien dengan baik, bila perlu
lakukan intubasi bila saluran napas tidak lapang terutama pada pasien
tidak sadar.

Banjarmasin, Februari
2018

Mahasiswa,

(………………………….)

Preseptor klinik,

(……………………………………….)

Anda mungkin juga menyukai