Pemeriksaan GDS (Gula Darah Sewaktu) Pada Klien Dengan Diabetes Melitus
di Ruang IGD RSUP Dr. Karyadi
1. Identitas Klien
Nama : Ny. N
No CM : C684337
2. Diagnosa Medis
Diabetes Mellitus
3. Dasar Pemikiran
Pada diabetes melitus tipe II terdapat dua masalah utama yang berhungan dengan
insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat
dengan reseptor khusus pada mukosa sel. Resistensi insulin pada DM tipe II disertai dengan
penurunan sekresi atau reaksi intrasel. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk
menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Diabetes melitus merupakan kelainan
neterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar gula dalam darah/ hiperglikemia. Glukosa
secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk oleh hati
dari makan yang dikonsumsi. Insulin, yaitu suatu hormon yang diproduksi oleh pangkreas,
mengendalikan kadar gula dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya.
Pada diabetes melitus, kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat
menurun atau pankreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin. Keadaan ini dapat
menimbulkan hiperglikemia yang dapat mengakibatkan komplikasi metabolik akut seperti
diabetes ketoasidosis dan sindrom hiperglikemik hiperosmoler non ketosik (HHNK).
Hiperglikemia jangka panjang dapat ikut menyebabkan komplikasi mikrovaskuler yang
kronis (penyakit ginjal dan mata) dan komplikasi neuropati (penyakit pada saraf).
Jadi, pengukuran gula darah sewaktu sangat penting guna untuk menegakkan suatu
diagnosa dan perencanaan tindakan selanjutnya.
A. Analisa Sintesa
Riwayat diabetes militus
Penurunan kesadaran
C. Diagnosa Keperawatan
Perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan Diabetes Militus (Hipoglikemi)
D. Data Fokus
Ny. N 65 tahun dibawa ke ruang IGD dengan diagnosa medis sementara
hiperglikemia, kesadaran somnolent, GCS : E3 M4 V2, akral dingin, pasien tampak pucat
dan terbaring lemas, mukosa pasien kering, pasien tampak tremor.
G. Bahaya Yang Mungkin Terjadi Akibat Tindakan Tersebut dan Cara Pencegahannya
1. Bahaya
Bila jarum yang digunakan untuk menusuk tidak steril bisa menyebabkan infeksi
dan jika tindakan tidak sesuai SOP bisa menyebabkan kesalahan dalam hasil GDS
sehingga menyebabkan salah diagnose serta salah intervensi.
2. Pencegahan
Berhati-hati dalam melakukan tindakan dan melakukan tindakan sesuai SOP.
H. Evaluasi (Hasil Yang Didapatkan dan Maknanya)
S : Pasien mengatakan masih lems dan lelah
O : Keadaan umum lemah, hasil GDS : 35 mg/dL
Kepustakaan
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih,
Jakarta : EGC, 2002.
Susanti, D. Buku panduan praktikum laboraturium konsep dasar keprawatan II. Yogyakarta :
PSIK Stikes A.Yani Yogyakarta.