Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA

TN.F DENGAN OBS CHEST PAIN EC STEMI DI RUANG


INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD DR. H. MOCH
ANSARI SALEH BANJARMASIN

Untuk Menyelesaikan Tugas Profesi Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis


Program Profesi Ners

Disusun Oleh:
Muhammad Jamaludin, S. Kep
11194692110109

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Kasus : Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Tn.F Dengan Obs
Chest Pain Ec Stemi Di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rsud
Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin
Nama Mahasiswa : Muhammad Jamaludin, S. Kep
NIM : 11194692110109

Banjarmasin, Mei 2022

Mengetahui,

Preseptor Klinik Preseptor Akademik

Shabit Habibie,S.Kep.,Ners M. Sobirin Mochtar, Ns., M.Kep


NIP. 197910052005011014 NIK. 1166052018124
PENGKAJIAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT
UNIVERSITAS SARI MULIA

I. Identitas Klien
Nama : Tn. F Agama : Islam
No. RM : 1.42.xxxx Suku : Banjar
Umur : 53 tahun Tanggal MRS : 09 Mei 2022
Pendidikan : SMA Jam Masuk IGD : 10.00
Pekerjaan : Swasta Jam Pengk : 10.00
Status Perkawinan : Sudah menikah Diagnosa medis : Obs Chest Pain ec
Alamat : Banjarmasin STEMI

II. Anamnesa
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri ulu hati
P: Nyeri timbul saat istirahat dan beraktivitas
Q: Nyeri seperti di tusuk-tusuk
R: Nyeri di bagian dada/ulu hati
S: Skala nyeri 5
T: Nyeri menetap
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan nyeri ulu hati sejak 5 hari yang lalu, nyeri menyebar ke
belikat atau tembus kebelakang. Saat dilakukan pengkajian pukul 10.00
pasien mengeluh nyeri dibagian ulu hati, kesadaran composmentis, GCS E 4
V 5 M 6, pasien tidak terpasang oksigen, TD:112/82 mmHg, RR:20x/menit,
N:102x/menit, T:36,20C.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan pasien tidak memiliki riwayat penyakit yang sama dan
tidak pernah dirawat di rumah sakit
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan seperti hipertensi,
DM dan menukar seperti TB paru, Hepatitis dll
III. Pengkajian Primer / Triase
1. Keadaan Umum
Pasien tampak meringis kesakitan
Pasien tampak lemah
2. Airway (Jalan Nafas)
Jalan nafas bersih, tidak adanya penumpukan sekret atau sumbatan
Diagnosis Keperawatan:
3. Breathing (Pola Nafas)
Tidak tampak adanya bantuan otot nafas, pergerakan dada simetris, RR :
20x/menit, tidak ada retraksi interkosta, saat di palpasi tidak ada nyeri tekan,
suara napas reguler, SPO2 : 97% tanpa oksigen
Diagnosis Keperawatan:
4. Circulation
Nadi teraba kuat angkat, sianosis TD:112/82 mmHg, RR:20x/menit,
N:102x/menit, T:36,20C, akral teraba hangat, Capillary Refill (CRT) < 2 detik
Diagnosa Keperawatan :
5. Disability
Tinggat kesadaran composmentis GCS : E 4 V 5 M 6, pupil isokor, reaksi
terhadap cahaya +/+
Diagnosa Keperawatan :
6. Explosure
Tidak terdapat deformitas pada tubuh pasien, kondisi lingkungan disekitar
aman.
Diagnosa Keperawatan :

IV. Pemeriksaan SAMPEL


S : Pasien mengatakan nyeri di bagian ulu hati baik saat istirahat ataupun
beraktivitas, nyeri seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 5 menetap.
A : Pasien tidak mempunyai alergi makanan, obat-obatan ataupun cahaya
(dingin/panas)
M : Pasien tidak ada mengkonsumsi obat obatan tertentu.
P : Pasien belum pernah dirawat dirumah sakit
E : Pasien mengatakan ketika bergerak nyeri bertambah
L : 4 jam yang lalu makan nasi dan sayur
V. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala & Leher
Inspeksi : Bentuk kepala simetris, distribusi rambut merata dan rambut
berwarna hitam, leher tampak tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening, tidak ada peningkatan JVP dan tidak ada gangguan menelan.
Palpasi : Tidak terdapat benjolan di area kepala, tidak adanya nyeri tekan,
pada leher palpasi arteri carotis seimbang antara sinistra dan dextra, pada
trakea tidak ada pergeseran dan tidak ada nyeri tekan
2. Penglihatan dan Mata
Inspeksi : Mata tampak simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera ikterik,
pasien tampak tidak strabismus dan tidak menggunakan alat
bantu melihat/kacamata.
3. Mulut dan gigi
Inspeksi : Mukosa bibir tampak kering, tidak tampak adanya strabismus
dan gigi tampak bersih.
4. Dada
Inspeksi : Bentuk dada normo chest, tidak terdapat benjolan, tidak
terdapat bentuk kelainan tulang belakang, terdapat retraksi dinding dada,
tidak terdapat otot bantu nafas, perkembangan dada simestris kiri dan
kanan
Palpasi : Ada nyeri tekan pada dada sebelah kiri, tidak ada krepitasi
dan kelainan bentuk dada

Perkusi : Terdengar suara pekak di ICS 2 hingga ICS 6 garis mid


klavikula dan suara sonor di semua lapang paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler, bunyi jantung S1 dan S2 tunggal
5. Abdomen
Inspeksi : Warna kulit sawo matang, tidak ada jejas, tidak ada
pembesaran, tidak tampak asites.
Auskultasi : Peristaltik usus 16x/menit
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada bagian abdomen
Perkusi : timpani pada abdomen pasien.
6. Pelvis
Inspeksi : Tampak tidak ada kelainan pada pelvis
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada pelvis
7. Ekstremitas Atas/bawah
Ekstremitas atas :
Inspeksi : Tampak panjang tangan kanan dan kiri simetris, tidak ada
lesi/luka, tidak tampak adanya oedem, tidak tampak adanya sianosis, tidak
terdapat adanya krepitasi, tampak tangan kiri terpasang infus Nacl dan
skala otot 5.

Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan dan pitting edem pada


ekstremitas atas. CRT ekstremitas atas < 2 detik.

Ekstrimitas bawah :

Inspeksi : Tampak panjang kaki kanan dan kiri simetris, tidak ada lesi/luka,
tidak tampak adanya oedem, tidak tampak adanya sianosis, tidak terdapat
adanya krepitasi.

Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat edem dan CRT < 2
detik.
8. Punggung
Inspeksi : Bentuk punggung normal, punggung tampak simetris, tidak
ada pembekakan pada punggung
Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada punggung di kedua sisi
9. Eliminasi (BAK dan BAB)
Di Rumah : pasien mengatakan BAB normal 1x, BAK 6-7x/hari
Di RS : Pasien mengatakan selama di IGD belum ada BAB dan
BAK
10. Tanda-Tanda Vital.
Nadi : 102x/menit (Kualitas: kuat ; Ritme: Ireguler)
Respirasi : 20x/menit (Effort:ireguler; Ritme:Reguler)
Suhu : 36.2 ºC
SPO2 : 97% tanpa oksigen
GCS : E: 4 V: 5 M: 6
Tingkat kesadaran : Composmentis
VI. Pemeriksaan Diagnostik dan Laboratorium
1. Pemeriksaan Diagnostik
Hasil pemeriksaan laboratorium 9 Mei 2022
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

HEMATOLOGI

Hemoglobin 15.9 12 – 16.0 g/dL

Leukosit 10.96 4 – 11 Ribu/uL

Eritrosit 5.23* 4–5 Juta/uL

Hematokrit 45.7 37 – 47 %

Trombosit 205 150 – 450 Ribu/uL

MCV 30.1 25 – 35 Fl

MCH 30.1 28 – 32 pg

MCHC 34.8 g/gl


31.0 – 37.0

Eusinofil% 3.3 2-4 %

Neutrophil% 64.3 47 – 73 %

Limfosit% 25.5 20 - 40 %

IG% 0.2 %

P-LCR 31.0* 15 - 25 %

RDW-CV 15.3 %

KIMIA KLINIK

FUNGSI GINJAL

Ureum 22.9 15 - 45 Mg/dL

Creatinine 0.8 0.6 – 1.0 Mg/dL

FUNGSI HATI

SGOT 25 10- 32 uL

SGPT 21 8 - 31 uL
METABOLIK ENDOKRIN

Glocuse sewaktu 121* 70 - 115 Mg/dL

CK-MB 14 25 uL
VII. Pengobatan
Nama obat dosis Indikasi Kontraindikasi Efek samping

Nacl 0,9 % 500 cc Menggantikan hipersensitivitas  Bengkak pada


cairan tubuh kaki/tangan
yang hilang,  Sakit kepala
menjaga tubuh
agar tetap  mual .
terhidrasi

Fibrion 1.500.000 untuk riwayat sakit perut, mual


pengobatan hipersensitivitas dan muntah, diare,
infark miokard terhadap obat pusing atau sakit
(penyumbatan ini atau kepala, mengantuk.
golongan
otot jantung)
sefalosporin
yang telah
lainnya.
diketahui
dengan pasti.

Omeprazole 40 mg Untuk tukak hipersensitivitas Sakit kepala


lambung dan terhadap obat Perut kembung
tukak duodenum, ini atau bahan
tukak lambung Mual atau muntah
lain yang
dan duodenum
terdapat dalam Diare
yang terkait
dengan AINS, lesi formulasi. Sembelit
lambung dan Penggunaan
duodenum, dengan
regimen eradikasi nelfinavir.
H. pylori pada
tukak peptik,
refluks esofagitis,
Sindrom Zollinger
Ellison.

Isosorbide 5 mg untuk penderita Infark miokard  Mual, mulas dan


dinitrate nyeri dada akibat akut, hipotensi, muntah
penyakit jantung. syok,  Pusing dan sakit
Obat ini bekerja hipovolemia, kepala
dengan trauma serebral,  Hipotensi berat
mengendurkan anemia.  Jantung
otot pembuluh berdebar
darah sehingga  Glaukoma sudut
persediaan darah tertutup
dan oksigen  Hipertensi
dapat meningkat.

Klopidogrel 75 mg untuk mencegah hipersensitivitas  Mual, mulas dan


penyumbatan terhadap muntah
pembuluh darah clopidogrel dan  Pusing dan sakit
dan membantu perdarahan kepala
melancarkan patologis aktif,  Hipotensi berat
peredaran darah, misalnya pada  Jantung
sehingga obat ini ulkus peptikum berdebar
dapat atau perdarahan  Glaukoma sudut
menurunkan intrakranial. tertutup
risiko terjadinya  Hipertensi
stroke atau
serangan jantung

Aspilets 2 tab Pengobatan dan Hipersensitivitas  Mual, mulas dan


chewable pencegahan terhadap aspirin muntah
angina pektoris atau NSAID  Pusing dan sakit
dan Infark lainnya. Ulkus kepala
Miokard peptikum,  Hipotensi berat
penyakit  Jantung
hemoragik, berdebar
gangguan  Glaukoma sudut
koagulasi tertutup
(misalnya  Hipertensi
hemofilia,
trombositopenia
), asam urat.
Gangguan hati
dan ginjal yang
parah.
VIII. Analisa Data
No. DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS : Agen pencedera Nyeri akut
- Pasien mengeluh nyeri ulu hati fisiologis (stemi) (D.0077)
P: Nyeri timbul saat istirahat dan
beraktivitas
Q: Nyeri seperti di tusuk-tusuk
R: Nyeri di bagian dada/ulu hati
S: Skala nyeri 5
T: Nyeri menetap
DO :
- Pasien tampak meringis kesakitan
- TTV :
TD : 112/82 mmHg
N:102x/menit
RR:20x/menit
T:36,20C.
2. DS : Imobilitas Intoleransi
- Pasien mengatakan nyeri dada/ulu Aktivitas
hati bertambah jika terlalu banyak (D.0065)
bergerak

DO :
- Pasien tampak lemas
- Wajah pasien tampak pucat
VIII. Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi (TABEL)

Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi Implementasi


Diagnosa: Nyeri akut b.d Kontrol Nyeri (L.08063) Manajemen Nyeri (I. 08238) 10.15
Agen pencedera fisiologis Setelah dilakukan tindakan Observasi Manajemen Nyeri (I. 08238)
(D.0077) keperawatan selama 1 x 8 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, Observasi
DS : Jam, Nyeri klien membaik, durasi, frekuensi, kualitas, 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
- Pasien mengeluh nyeri dengan kriteria hasil: intensitas nyeri frekuensi, kualitas, intensitas nyeri (P: Nyeri timbul
ulu hati 1. Kemampuan 2. Identifikasi skala nyeri saat istirahat dan beraktivitas, Q: Nyeri seperti di
P: Nyeri timbul saat menggunakan teknik Teraupetik tusuk-tusuk, R: Nyeri di bagian dada/ulu hati, S: Skala
istirahat dan beraktivitas non-farmakologis dari 1. Berikan teknik nonfarmakologis nyeri 5, T: Nyeri menetap)
Q: Nyeri seperti di tusuk- skala 2 (meingkat) 2. Fasilitasi istirahat dan tidur 2. Mengidentifikasi skala nyeri (skala nyeri 5)
tusuk menjadi skala 5 Edukasi Teraupetik
R: Nyeri di bagian 2. Keluhan nyeri dari skala 1. Jelaskan penyebab , periode, dan 1. Memberikan teknik nonfarmakologis (memberikan
dada/ulu hati 1 (meningkat) menjadi pemicu nyeri relaksasi nafas dalam)
S: Skala nyeri 5 skala 4 cukup menurun 2. Jelaskan strategi meredakan nyeri 2. Memfasilitasi istirahat dan tidur (mengatur lingkungan
T: Nyeri menetap Kolaborsi: pasien senyaman mungkin)
3. Penggunaan analgesik
DO : 1. Kolaborasi pemberian analgetik Edukasi
dari skala 1 (meningkat)
- Pasien tampak meringis 1. Menjelaskan penyebab nyeri (nyeri disebabkan
menjadi skala 5
kesakitan karena penurunan cardiac output)
(menurun)
- TTV : 2. Menjelaskan strategi meredakan nyeri (menjelaskan
TD : 112/82 mmHg strategi meredakan nyeri dengan teknik relaksasi
N:102x/menit
nafas dalam)
RR:20x/menit
Kolaborsi:
T:36,20C.
Berkolaborasi pemberian Isosorbide dinitrate 5 mg

Evaluasi:

S: Pasien mengatakan masih nyeri


P: Nyeri timbul saat bergerak
Q: Nyeri seperti di tekan
R: Nyeri di bagian dada/ulu hati
S: Skala nyeri 5
T: Nyeri menetap
O:
- pasien tampak meringis
- TTV:
TD : 120/87 mmHg
N: 114x/menit (Kuat/Ireguler)
R: 25 x/menit
SpO2: 98% tanpa oksigen
A:
- Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
Intoleransi Aktivitas b.d Toleransi Aktivitas Manajemen Energi (I.05178) 10:30
Imobilitas (D.0065) (L.05047) Observasi Manajemen Energi (I.05178)

DS : Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor kelelahan fisik Observasi:

- Pasien mengatakan keperawatan 1 x 24 jam 2. Monitor lokasi dan 1. Memonitor kelelahan fisik

nyeri dada/ulu hati diharapkan tingkat infeksi ketidaknyamanan setelah (Pasien mengatakan nyeri dada bertambah jika

bertambah jika terlalu menurun dengan kriteria melakukan aktivitas terlalu banyak bergerak)

banyak bergerak Hasil: Terapeutik 2. Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan setelah


1. Keluhan lelah, dari 1. Lakukan latihan gerak pasif/gerak melakukan aktivitas
DO : meningkat (5) ke aktif (Nyeri dibagian dada kiri setelah banyak bergerak)
- Pasien tampak lemas menurun (1) Kolaborasi Terapeutik:
- Wajah pasien tampak 2. Dispnea saat 1. Kolaborasi dengan ahli gizi cara 1. Melakukan latihan rentang gerak pasif/aktif
pucat meningkatkan asupan makanan
beraktivitas, dari (pasien dilatih secara pelan-pelan untuk posisi 90⁰
meningkat (5) ke agar tidak tirah baring terlalu lama)
menurun (1) 2. Memberikan aktivitas distraksi yang menenangkan
3. Dispnea setelah (distraksi dan relaksasi)
beraktivitas, dari Edukasi:
meningkat (5) ke 1. Menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
menurun (1) (Menganjurkan duduk secara pelan-pelan)
4. Warna kulit, dari 2. Menjelaskan aktifitas yang boleh dan tidak boleh
memburuk (1) ke dilakukan
membaik (5) (Jangan berjalan sendiri tanpa didampingi perawat)
Evaluasi
S:
- Pasien mengatakan nyeri dada bertambah jika terlalu
banyak bergerak

O:

 Wajah tampak pucat


 Pasien tampak lemas
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
Catatan Perkembangan
No Diagnosa Keperawatan Tanggal/Jam Evaluasi (SOAP)
1. Diagnosa: Nyeri akut b.d 09 Mei 2022/11.00 Manajemen Nyeri (I. 08238)
Agen cedera fisik (D.0077) 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri (P: Nyeri timbul
saat istirahat dan beraktivitas, Q: Nyeri seperti di tusuk-tusuk, R: Nyeri di bagian dada/ulu hati, S:
Skala nyeri 3, T: Nyeri menetap)
2. Mengidentifikasi skala nyeri (skala nyeri 3)
3. Memfasilitasi istirahat dan tidur (mengatur lingkungan pasien senyaman mungkin)
3. Menjelaskan penyebab nyeri (nyeri disebabkan karena penurunan cardiac output)
4. Menjelaskan strategi meredakan nyeri (menjelaskan strategi meredakan nyeri dengan teknik
relaksasi nafas dalam)
Evaluasi:
S: Pasien mengatakan masih nyeri
P: Nyeri timbul saat istirahat dan beraktivitas
Q: Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R: Nyeri di bagian dada/ulu hati
S: Skala nyeri 3
T: Nyeri menetap
O:
- pasien tampak meringis
- TTV:
TD : 121/85
N: 111x/menit (Kuat/Ireguler)
R: 26 x/menit
SpO2: 99% tanpa oksigen
A:
- Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
2. Intoleransi Aktivitas b.d 09 Mei 2022/11.15 Manajemen Energi (I.05178)
Imobilitas (D.0065) 1. Memonitor kelelahan fisik
(Pasien mengatakan nyeri dada bertambah jika terlalu banyak bergerak)
2. Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan setelah melakukan aktivitas
(Nyeri dibagian dada kiri setelah banyak bergerak)
3. Memberikan aktivitas distraksi yang menenangkan
(distraksi dan relaksasi)
4. Menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
(Menganjurkan duduk secara pelan-pelan)
5. Menjelaskan aktifitas yang boleh dan tidak boleh dilakukan
(Jangan berjalan sendiri tanpa didampingi perawat)
Evaluasi
S:
- Pasien mengatakan nyeri dada bertambah jika terlalu banyak bergerak

O:

- Wajah tampak pucat


- Pasien tampak lemas
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai