OLEH:
ANGELA MERICI BUNGA ANNICA PUTRI
9102319018
LAPORAN
Surabaya,.................................................
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik
(.......................................................) (.........................................................)
LEMBAR KONSULTASI
N TANGGAL KEGIATAN TANDA
O TANGAN
1. Jumat Pre Conference laporan pendahuluan
3 Juli 2020 kasus 2. Revisi:
- Penulisan pada penggunaan bahasa
asing mohon di Italic
Yesiana Dwi
- Perhatikan penulisan yang typo
Wahyu W.,
- Masukkan refrensi pada sitasi yang
S.Kep.,Ns.,M.Kep
belum tercantum
- Mohon jabarkan tentang
penatalaksanaan pada CA Hepar
- Lanjutkan pengkajian - evaluasi
LAPORAN PENDAHULUAN
DEFINISI
Kanker hepar atau kanker hati merupakan penyakit gangguan pada hepar
yang disebabkan karena hepatis kronik dalam jangka waktu panjang yang
menyebabkan gangguan pada fungsi hati (Ghofar & Abdul, 2009)
Kanker hepar berasal dari satu sel yang mengalami perubahan mekanisme
kontrol dalam sel yang mengakibatkan pembelahan sel tidak terkontrol. Sel
abnormal tersebut akan membentu jutaan copy, yang disebut dengan klon. Klon
tersebut tidak dapat melakukan fungsi normal sel hati dan sel terus menerus
memperbanyak diri. Sel-sel abnormal ini akan membentuk tumor (Anonim, 2004)
KLASIFIKASI
2. Stadium 2:
Kanker mempengaruhi pembuluh darah di hepar atau terdapat lebih dari satu
tumor di hepar
3. Stadium 3A:
Kanker berukuran lebih dari 5 cm dan telah menyebar ke pembuluh darah di
dekat hepar
4. Stadium 3B:
Kanker telah menyebar ke organ terdekat seperti lambung namun belum
mencapai limfonodus
5. Stadium 3C:
Kanker berada dalam berbagai ukuran dan telah mencapai limfonodus
6. Stadium 4A:
Ukuran tumor pada hepar dapat bervariasi, sel kanker tersebut telah mungkin
menyebar ke pembuluh darah atau organ terdekat. Kanker telah menyebar ke
kelenjar getah bening terdekat dan belum menyebar ke lokasi-lokasi organ
yang jauh
7. Stadium 4B:
Kanker telah menyebar ke bagian lain dalam tubuh. Ukuran dan jumlah sel
kanker bervariasi. Kelenjar getah bening mungkin sudah terpengaruhi atau
belum terpengaruhi
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
Kanker hepar terjadi akibat kerusakan pada sel-sel parenkim hepar yang
secara langsung disebabkan oleh penyakit hepar primer atau secara tidak langsung
disebabkan oleh obstruksi aliran empedu atau gangguan sirkulasi hepatik yang
menyebabkan disfungsi pada hepar. Sel parenkim hepar akan bereaksi terhadap
unsur-unsur yang paling toksik melalui penggantian glikogen dengan lipid
sehingga terjadi infiltrasi lemak dengan atau tanpa nekrosis atau kematian sel.
Keadaan ini sering disertai dengan infiltrasi sel radang dan pertumbuhan jaringan
fibrosis. Regenerasi sel dapat terjadi jika proses perjalanan penyakit tidak
terlampau toksik bagi sel-sel hepar, sehingga terjadi pengecilan dan fibrosis
selanjutnya akan menjadi kanker hepar. (Jong, 2004)
Pada waktu yang bersamaan peradangan sel hepar memacu proses
regenerasi sel-sel hepar secara terur-menerus (fibrogenesis) yang mengakibatkan
gangguan kemampuan fungsi hepar yaitu gangguan metabolik protein, yang
menyebabkan produksi albumin menurun (hipoalbumin), sehingga tidak dapat
mempertahankan tekanan osmotik koloid. Tekanan osmotik koloid yang rendah
mengakibatkan terjadinya acites dan oedem. Kedua keadaan ini dapat
menyebabkan masalah kelebihan volume cairan. Metabolisme protein
menghasilkan produk sampingan berupa amonia bila kadarnya meningkat dalam
darah dapat menimbulkan kerusakan saraf pusat (SSP) yang dapat menimbulkan
rangsangan mual dan ensefalopati hepatik. (Jong, 2004)
Kerusakan sel hepar juga mempengaruhi terganggunya metabolisme
karbohidrat. Sel hepar tidak mampu menyimpan glikogen sedangkan pemakaian
tetap bahkan meningkat akibat proses radang, menyebabkan depot glikogen di
hepar menurun. Kurangnya asupan (perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan)
akibat anoreksia menyebabkan turunnya produksi energi sehingga timbul gejala
lemas dan lelah yang dapat mengganggu aktivitas. Peradangan hepar
menyebabkan pembesaran pada hepar yang dapat menimbulkan nyeri. Nyeri yang
tidak dapat ditoleransi menimbulkan penurunan nafsu makan sehingga
menyebabkan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (Jong, 2004)
Tanda dan gejala yang sering muncul dan dialami oleh pasien kanker
hepar menurut Fong (2002) adalah:
1. Kulit menjadi berwarna kuning
2. Pembesaran hepar
3. Demam
4. Menggigil
5. Merasa lelah yang luar biasa
6. Nausea atau mual
7. Nyeri pada perut
8. Kehilangan nafsu makan
9. Penurunan berat badan secara drastis
10. Nyeri pada punggung
11. Urine berwarna gelap dan pekat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
a. Darah lengkap: Hb / Ht dan sel darah merah (SDM) mungkin menurun
karena perdarahan kerusakan SDM dan anemia terlihat dengan
hipersplenisme dan defisit besi leukopenia mungkin ada sebagai akibat
hipersplenisme
b. Bilirubin serum: meningkat karena gangguan seluler, ketidakmampuan
hepar untuk mengkonjugasi atau obstruksi bilier
c. AST (SGOT) / ALT (SGPT), LDH: meningkat karena kerusakan seluler
dan mengeluarkan enzim
d. Alkali fosfatase: meningkat karena penurunan eksresi
2. Radiologi
a. Pemeriksaan barium esofagus: menunjukkan peningkatan tekanan portal
b. Foto rontgen abdomen: pada penderita kanker hepar akan terlihat
perubahan ukuran hepar
c. Arteriografi pembuluh darah seliaka: untuk melihat hati dan pankreas
d. Laparoskopi: melihat perbedaan permukaan hepar pada lobus kanan
dengan kiri sehingga jika ada kelainan akan terlihat jelas
e. Biopsi hepar: menentukan perubahan anatomis pada jaringan hepar
f. Ultrasonografi (USG): memperlihatkan ukuran-ukuran organ pada
abdomen
PENATALAKSANAAN
LAMPIRAN 1.
WEB OF CAUSATION
Disfungsi hepar
KANKER HEPAR
B1 B2 B3
B4
Terapi Inflamasi
pengobatan Terapi Inflamasi hepar
kemoterapi pengobatan hepar
kemoterapi Pembesaran
Pembesaran
Obat ukuranhepar
hepar
Regenerasi
kemoterapi Obat (hepatomegali)
sel hepar
bersifat kemoterapi secara Mendesak
korosif bersifat fibrogenesis
Menekanarea&
korosif sekitarnya
mendesak organ
Merusak sel sekitarnya
kanker dan Gangguan
Merusak sel
sel-sel yang fungsi heparMerangsan
kanker dan pelepasan
Mendeak
lainnya sel-sel yang bradikinin
bladder
lainnya Gangguan
Sel darah metabolik
yang normal Desakan
protein Merangsang
Sel darah berkemih
juga ikut nosiseptor
yang normal
dirusak oleh (reseptor
juga ikut Penurunan nyeri)
obat
Penurunan Penurunan Tidak dapat Mengompol
Menghantarkan
dirusak oleh produksi Sering
kemoterapi
jumlah sel jumlah sel mempertahan impuls
BAKke
obat albumin
darah darah nodus medulla
kan tekanan
kemoterapi (hipoalbumin) MK:
merah merah osmotik spinalis
koloid Gangguan
eliminasi
Penurunan Anemia urine
Merangsang
Hemoglobin Penurunanhipotalamus
Mukosa tekanan
bibir pucat osmotik
Penurunan Korteks
Dispnea dan sianosis koloid
suplai O2 serebri
Tidak mampu Piting edema
Peningkatan Konjungtiva Persepsi nyeri
melakukan
frekuensi pucat
banyak aktivitas
pernafasan Acites &
(RR) oedem
Aktivitas terbatas Akral teraba MK: Nyeri
dingin Kronis
Sesak nafas MK:
Dispnea Hipervolemia
Telapak
Penggunaan saat/setelah
tangan pucat
otot bantu aktivitas
nafas
MK: Kuku-kuku
CRT > 3 B5 B6
Intoleransi jari detik
sianosis
MK: Pola
nafas tidak Aktivitas
Terapi pengobatan Kerusakan
Sel tumor
efektif MK: Perfusi kemoterapi sel
mampu
hepar
perifer tidak
menyerap
efektif
lebih
Neurotransmitter Metabolisme
banyak
yang bekerja pada karbohidrat
nutrisi
Chemoreseptor terganggu
Trigger Zone
(CTZ) Capek dan
Sel hepar
lelah saat
tidak mampu
beraktivitas
CTZ merangsang menyimpan
pelepasan glikogen
serotonin MK:
Keletihan
Peningkatan
Berikatan dengan pemakaian
reseptor 5HT-3 di glikogen
nervus vagus akibat proses
inflamasi
Memicu
timbulnya mual Penurunan
Nafsu makan Tidak mampu
depot
Penurunan
menurun melakukan
glikogen
produksidi
perawatan
hepardiri
energi
Intake makanan
berkurang Lemas
MK: &
Defisit
lemahdiri
perawatan
Cadangan lemak
pada subcutan Tirah baring
berkurang
Jangka
Penurunan
waktu
Penurunan BB tonus
panjang
otot pada
ekstremitas
Keterangan:
: Laki-laki : Pasien
: Perempuan : Meninggal
II. ANAMNESIS
Masalah Keperawatan:
Nyeri Kronis
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengatakan pada April 2017
mengalami nyeri pada seluruh bagian perut atas. Pasien menganggap
hal tersebut biasa saja karena sudah sering terjadi setiap kali pulang
kerja. Juni 2017 pasien meraba perutnya semakin membesar dan keras.
Seiring berjalannya waktu perutnya tersebut semakin besar dan nyeri.
Pasien datang ke Puskesmas A Surabaya untuk periksa, oleh dokter
dirujuk ke RS tipe B untuk pemeriksaan lanjutan seperti laboratorium
darah, foto rontgen abdomen, USG abdomen. Pada hasil laboratorium
darah lengkap adalah nilai SGOT dan SGPT tinggi. Pada hasil foto
rontgen abdomen dan USG abdomen tampak ada pembesaran pada
hati, kemudian dilakukan pemeriksaan lanjutan yaitu laparoskopi.
Pasien diduga mengalami kanker hati, untuk penegakan diagnosa lebih
lanjut, pasien dilakukan biopsi jaringan hati. Juli 2017 pasien
didiagnosa kanker hati stadium 4A oleh dokter. Pasien mengatakan
saat itu merasa sangat terpukul dan tidak terima kalau dirinya
menderita kanker. Kemoterapi pasien yang pertama kali dilakukan
pada tanggal 5 Agustus 2017. Pasien mengatakan menjalani
kemoterapi di rumah sakit hanya sebanyak 6x. Pasien mengatakan saat
ini hanya minum obat kemoterapi yang diambil di Puskesmas A
Surabaya. Pada saat dilakukan kunjungan rumah pasien mengatakan
nyeri pada seluruh bagian perut atas dan tidak kunjung membaik sejak
terdiagnosa kanker sampai sekarang. Pasien tampak berbaring lemah di
atas tempat tidur, pada sklera pasien tampak ikterus, pada kedua kaki
pasien terdapat pitting edema derajat 2 dan tonus otot kaki tampak
menurun. Pasien mengatakan tidak bisa makan karena mulut penuh
dengan sariawan, jadi pasien hanya makan roti tawar yang dicelupkan
ke dalam teh dan langsung ditelan. Pasien tampak sangat kurus.
Keluarga pasien (istri pasien) mengatakan pasien setiap hari hanya bisa
berbaring di atas tempat tidur, segala kebutuhan pasien dipenuhi oleh
anak-anaknya secara bergantian. Anak-anak pasien sering kesulitan
mengatur waktu antara pekerjaan dan merawat ayahnya. Keluarga
pasien (istri pasien) mengatakan sangat khawatir terhadap kondisi
pasien jika harus dirawat di rumah sakit karena tidak ada yang menjaga
pasien, semua anaknya bekerja.
2. Sistem Kardiovaskuler
a. Keluhan nyeri dada ◊ Ya √ Tidak
b. Suara Jantung √ Normal ◊ Tidak Normal Masalah Keperawatan:
c. CRT √ < 3 dtk ◊ > 3 dtk Tidak ada masalah
keperawatan
d. Konjuctiva pucat ◊ Ya √ Tidak
e. Tensi : 120/80 mmHg Nadi : 112x/menit Suhu : 36,5oC
RR:20x/menit
Lain-lain: tidak ada
3. Sistem Persarafan
a. Kesadaran : Compos Mentis GCS (EVM): E:4 V:5 M:6
b. Pupil : √ Isokor ◊ Anisokor
Diameter : 3 mm / 3 mm Reflek cahaya : + / +
c. Reflek fisiologi : √ Ada ◊ Tidak Masalah Keperawatan:
d. Reflek patologi : Tidak ada Nyeri kronis
e. Gangguan persepsi sensorik : ◊ Ya √ Tidak
Pusing : ◊ Ya √ Tidak
Kebutuhan tidur : 8 jam/hari
f. Lain-lain: Pasien mengatakan nyeri pada seluruh bagian perut atas dan
tidak kunjung membaik sejak terdiagnosa kanker sampai sekarang
4. Sistem Perkemihan
a. Keluhan: ◊ Kencing menetes ◊ Inkontinensia ◊ Retensi
◊ Disuria ◊ Hematuria ◊ Anuria √ Tidak ada
b. Produksi Urine : 1200 ml/hari √ Warna: kuning jernih
√ Bau: khas urine
c. Intake cairan: √ Oral: 1300 cc/hari
◊ Parenteral : ……… cc/hari Masalah Keperawatan:
Status balance cairan: Hipervolemia
Intake – Output: 1300 – (1000 + 50 + 50)
: 1300 – 1100 = + 200
d. Lain-lain: Tidak ada
5. Sistem Pencernaaan
a. Terpasang NGT : ◊ Ya √ Tidak
Jumlah cairan keluar : Tidak ada Karakteristik : Tidak ada
b. Abdomen : √ Nyeri tekan ◊ Luka operasi ◊ Jejas ◊ Kolostomi
◊ Supel ◊ Flet ◊ Distensi
√ Nyeri pada seluruh bagian perut atas
c. Bising usus : 40kali/menit
d. Keluhan: Mual ◊ Ya √ Tidak
Muntah ◊ Ya √ Tidak Jumlah :
Tidak bisa makan karena sariawan: √ Ya ◊ Tidak
e. Diare / konsipasi / melena : Tidak ada
Jumlah : 50 cc Karakteristik : lembek Masalah Keperawatan:
f. Kebiasaan BAB: 3 kali/minggu. - Defisit nutrisi
g. Jadwal makan : 3 Kali/hari. - Nyeri kronis
h. Jenis makanan: Roti tawar yang dicelupkan ke dalam teh
i. Porsi makan : ◊ Habis √ Tidak
j. Lain-lain: Pasien mengatakan tidak mau makan karena mulut penuh
dengan sariawan, setiap hari hanya makan roti tawar yang dicelupkan
ke dalam teh dan langsung ditelan, BB sebelum sakit: 80 kg, BB saat
sakit: 50 kg, TB: 175 cm, IMT saat sakit: 16, 32
Masalah Keperawatan:
V. STATUS SOSIAL Tidak ada masalah keperawatan
Masalah Keperawatan:
Gangguan mobilitas fisik
Masalah Keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan
Masalah Keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan
Masalah Keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan
IX. PEMERIKSAAN PENUNJANG (bisa terlampir)
1. Laboratorium :
2. Radiologi :
3. Patologi anatomi :
X. DIAGNOSIS MEDIS
A. Utama : Kanker Hepar
Stadium : 4A
Staging : T N M
B. Paliatif
Nyeri: Jenis : Nosiseptif somatic tulang
Nosiseptif somatic bukan tulang
√ Nosiseptif visceral
Deaferentasi: terus menerus / intermitten
Sifat: Akut √ Kronis
Derajat: ringan sedang √ berat
Penyebab: Akibat tumor
√ Akibat pengobatan tumor
Lain-lain
Keluhan selain nyeri: tidak ada
XI. TERAPI
1. Codein 10 mg (3x1)
2. Neurosanbe (2x1)
3. Methotrexate tablet 15 mg (1x1)
4. Furosemide tablet 40mg (2x1)
.
SKALA STATUS PENAMPILAN KARNOFSKY
TANGGAL 30
A. Mampu 100 Normal tanpa keluhan, tidak ada
melaksanakan kelainan
aktifitas normal, tidak 90 Mampu melaksanakan kegiatan
perlu perawatan normal, keluhan dan gejala
khusus minimal
80 Melaksanakan kegiatan normal
dengan bantuan, dijumpai beberapa
gejala dan tanda-tanda penyakit
B. Tidak mampu 70 Mampu merawat diri sendiri, tak
bekerja tetapi dapat mampu melaksanakan kegiatan √
tinggal di rumah, normal/bekerja
memerlukan berbagai 60 Memerlukan bantuan khusus, tapi
tingkat bantuan masih sanggup memenuhi
kebutuhan pokok untuk dirinya
sendiri
50 Memerlukan bantuan dan
pengobatan medis
C. Tidak mampu 40 Memerlukan bantuan ocial dan
merawat diri sendiri, medis
30 Memerlukan perawatan di rumah
baik di institusi sakit, meskipun kematian belum
maupun dirumah mengancam
sakit, penyakit dapat 20 Harus dirawat di rumah sakit,
diperlukan pengobatan suportif
menjadi progresif 10 Maribud penyakit menjadi
progresif dengan cepat dan fatal
0 Meninggal dunia
DATA FOKUS
Riwayat nyeri : Ya Sejak : 3 tahun yang lalu
Tidak
Frekuensi : Terus menerus
Kadang-kadang dengan gerakan
Istirahat Lain-lain
Lokasi (arsirlah!)
Skala nyeri
Dalam 1 minggu terakhir
Nyeri paling ringan :6
Nyeri paling berat :8
Nyeri rata-rata :7
Nyeri saat ini :7
No MASALAH
DATA ETIOLOGI
. KEPERAWATAN
1. DS: Kerusakan sel hepar Gangguan
Keluarga pasien (istri Mobilitas Fisik
pasien) mengatakan pasien Metabolisme karbohidrat
terganggu
hanya bisa berbaring saja,
segala kebutuhan pasien Sel hepar tidak mampu
dipenuhi oleh anak-anaknya menyimpan glikogen
secara bergantian
DO: Peningkatan pemakaian
- Pasien tampak berbaring glikogen akibat proses
lemah di atas tempat tidur inflamasi
- Tonus otot pasien tampak
menurun Penurunan depot
- Pasien tampak nyeri glikogen di hepar
ketika bergerak
Penurunan produksi
energi
Tirah baring
Tidak mampu
beraktivitas
Produksi albumin
menurun (hipoalbumin)
Tidak dapat
mempertahankan tekanan
osmotik koloid
Penurunan tekanan
osmotik koloid
Pitting edema
MK: Hipervolemia
Penurunan depot
glikogen di hepar
Penurunan produksi
energi
Tirah baring
Penekanan / gesekan
pada tonjolan tulang
Penurunan BB
Nilai: Pembenaran
Kriteria Skor Bobot (skor/nilai
Max) x Bobot
1. Sifat masalah.
Skala :
Aktual 3 3 1 (3/3) x 1 1
Resiko 2
Potensial 1
2. Kemungkinan
masalah dapat diubah.
Skala :
Mudah 2 2 2 (2/2) x 2 2
Sebagian 1
Tdk dapat 0
3. Potensial masalah
untuk dicegah.
Skala :
Tinggi 3 2 1 (2/3) x 1 0,6
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya
masalah.
Skala :
Masalah berat harus
segera di tangani 2
2 1 (2/2) x 1 1
Ada masalah tapi
tidak perlu ditangani 1
Masalah tidak
dirasakan 0
Nilai: Pembenaran
Kriteria Skor Bobot (skor/nilai
Max) x Bobot
1. Sifat masalah.
Skala :
Aktual 3 3 1 (3/3) x 1 1
Resiko 2
Potensial 1
2. Kemungkinan
masalah dapat diubah.
Skala :
Mudah 2 2 2 (2/2) x 2 2
Sebagian 1
Tdk dapat 0
3. Potensial masalah
untuk dicegah.
Skala :
Tinggi 3 3 1 (3/3) x 1 1
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya
masalah.
Skala :
Masalah berat harus
segera di tangani 2
2 1 (2/2) x 1 1
Ada masalah tapi
tidak perlu ditangani 1
Masalah tidak
dirasakan 0
JUMLAH SKOR: 5
SKORING MASALAH KEPERAWATAN III:
RESIKO GANGGUAN INTEGRITAS KULIT / JARINGAN
Nilai: Pembenaran
Kriteria Skor Bobot (skor/nilai
Max) x Bobot
1. Sifat masalah.
Skala :
Aktual 3 2 1 (2/3) x 1 0,6
Resiko 2
Potensial 1
2. Kemungkinan
masalah dapat diubah.
Skala :
Mudah 2 2 2 (2/2) x 2 2
Sebagian 1
Tdk dapat 0
3. Potensial masalah
untuk dicegah.
Skala :
Tinggi 3 3 1 (3/3) x 1 1
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya
masalah.
Skala :
Masalah berat harus
segera di tangani 2
2 1 (2/2) x 1 1
Ada masalah tapi
tidak perlu ditangani 1
Masalah tidak
dirasakan 0
Nilai: Pembenaran
Kriteria Skor Bobot (skor/nilai
Max) x Bobot
1. Sifat masalah.
Skala :
Aktual 3 3 1 (3/3) x 1 1
Resiko 2
Potensial 1
2. Kemungkinan
masalah dapat diubah.
Skala :
Mudah 2 2 2 (2/2) x 2 2
Sebagian 1
Tdk dapat 0
3. Potensial masalah
untuk dicegah.
Skala :
Tinggi 3 3 1 (3/3) x 1 1
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya
masalah.
Skala :
Masalah berat harus
segera di tangani 2
2 1 (2/2) x 1 1
Ada masalah tapi
tidak perlu ditangani 1
Masalah tidak
dirasakan 0
JUMLAH SKOR: 5
SKORING MASALAH KEPERAWATAN V:
DEFISIT NUTRISI
Nilai: Pembenaran
Kriteria Skor Bobot (skor/nilai
Max) x Bobot
1. Sifat masalah.
Skala :
Aktual 3 3 1 (3/3) x 1 1
Resiko 2
Potensial 1
2. Kemungkinan
masalah dapat diubah.
Skala :
Mudah 2 2 2 (2/2) x 2 2
Sebagian 1
Tdk dapat 0
3. Potensial masalah
untuk dicegah.
Skala :
Tinggi 3 3 1 (3/3) x 1 1
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya
masalah.
Skala :
Masalah berat harus
segera di tangani 2
2 1 (2/2) x 1 1
Ada masalah tapi
tidak perlu ditangani 1
Masalah tidak
dirasakan 0
JUMLAH SKOR: 5
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
09.00 - Mengubah posisi tiap 2 jam jika tirah A: Masalah resiko gangguan
baring: “Pak, ini sekarang saya bantu integritas kulit / jaringan teratasi
untuk tidur miring kanan ya diganjal sebagian
sama bantal, nanti 2 jam dari sekarang
harus ganti posisinya menjadi tidur P: Intervensi dilanjutkan: intervensi
miring kiri dan diganjal sama bantal no 2 dan 3
supaya punggungnya tidak lembab dan
tidak lecet karena terlalu lama tiduran”
R/: Pasien dan istri pasien kooperatif