Anda di halaman 1dari 14

BAB III

KASUS ASUHAN KEPERAWATAN UAP

Tn. I berusia 53 tahun, beragama islam, bertempat tinggal di Wonokromo, 1/IV Surabaya.
Pasien datang ke rumah sakit pada tanggal 16 November 2010 pada pukul 20.00 WIB, dengan
keluhan nyeri dada sebelah kiri. Di IRD kondisi masih sama, dengan keadaan umum lemah,
pucat, sianosis, TD 176/108 mmHg, MAP 127, nadi 99 x/menit ireguler, suhu badan 37 0C,
RR 24 x/menit, CRT <2. Pasien mengeluh nyeri dada saat naik tangga di kantornya. Nyeri
dada seperti tertimpa beban berat di dada sebelah kiri. Pasien terlihat memegang dada dan
juga mengeluh pusing, nyeri bertambah saat menarik napas, berkurang jika dalam keadaan
rileks, kualitasnya seperti otot terasa tegang dan tertarik-tarik, didaerah dada dan punggung,
dengan nilai 9, tiap 4-5 detik sekali. Dahulu pasien menderita hipertensi dan ada keluarganya
yang menderita hipertensi dan arteri koroner
3.1 Pengkajian
3.1.1 Data Biografi
Identitas
Nama : Tn. I
Umur : 53 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Wonokromo, 1/IV Surabaya
No. RM : 12002548
Tanggal masuk IRD : 16-11-2010 / 20.00 WIB
Diagnosa Medis : UAP

3.1.2 Riwayat penyakit


a. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri dada saat naik tangga di kantornya. Nyeri dada
seperti tertimpa beban berat di dada sebelah kiri, dan menyebar ke bahu kiri,
lalu ke setengah bagian iri dari rahang bawah. Nyeri bertambah saat
menarik napas, berkurang jika dalam keadaan rileks, dengan nilai 9, tiap 4-5
detik sekali.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri dada sebelah kiri. Di IRD kondisi masih sama, dengan keadaan
umum lemah,pucat,sianosis, TD 176/108 mmHg, MAP 127, nadi 99
x/menit ireguler, suhu badan 370C, RR 24 x/menit, CRT <2, pasien terlihat
memegang dada dan juga mengeluh pusing. pengkajian nyeri, nyeri
bertambah saat menarik napas, berkurang jika dalam keadaan rileks,
kualitasnya seperti otot terasa tegang dan tertarik-tarik, didaerah dada dan
punggung, dengan nilai 9, tiap 4-5 detik sekali.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mempunyai riwayat penyakit hipertensi
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Ada keluarga pasien yang mempunyai penyakit hipertensi dan arteri
koroner.

3.1.3 Pemeriksaan Fisik


1
a. Breath (B1)
RR 24 kali/menit reguler, pergerakan dada simetris, bunyi napas vesikuler,
SaO2 80%, ada penggunaan otot bantu napas.
b. Blood (B2)
TD 176/108 mmHg, MAP 127, nadi 99x/menit ireguler, konjungtiva
anemis, sianosis, akral dingin.
c. Brain (B3)
KU lemah, pucat, pupil isokor L 2mm/ R 2 mm, rangsang cahaya L+/R+
d. Bladder (B4)
Normal
e. Bowel (B5)
Normal
f. Bone and Integumen (B6)
Ekstremitas dingin, kulit sianosis

3.1.4 Pemeriksaan Penunjang


a. EKG
Sinus Rytym dan Posible Inferior Infaction
b. Terapi
O2 masker flow : 5 lpm
ISDN
MONA
Asetaminofen

3.1.5 Analisa data

No Data Etiologi Masalah Keperawatan


1. Ds: stenosis arteri, trombus, Nyeri
P: Nyeri saat naik tangga spasme arteri
Q: Seperti tertimpa beban
berat Suplay O2 ke sel
R: Nyeri dada sebelah miokardium in adekuat
kiri,dan menyebar ke bahu
kiri,lalu ke setengah bagian Sel miokardium
kiri dari rahang bawah. menggunakan glikogen
S: Nyeri bertambah saat anaerob
menarik napas, berkurang
jika dalam keadaan rileks Memproduksi asam laktat
dengan skala nyeri 9
T: Tiap 4-5 detik sekali Mengiritasi reseptor
Ds: nyeri(nosiseptor)
Wajah tampak terlihat
tegang,pucat,sianosis, TD Nyeri
176/108 mmHg, nadi
99x/mnt

2
2. Ds: Ketidakseimbangan antara Pola nafas tidak efektif
pasien mengatakan sesak. suplay dan kebutuhan O2
Do:
RR: 24x/mnt, penggunaan Kompensasi tubuh
otot bantu napas,napas
cuping hidung. Hiperventilasi

Pola nafas tidak efektif

3. Ds: pasien merasa lemah Iskemia Penurunan curah jantung


Do: pasien gelisah,akral
dingin,sianosis. Kontraksi miokard

CO menurun

Penurunan curah jantung

3.2 Diagnosa Keperawatan:

3.2.1 Nyeri b.d Agen cedera biologis : iskemi miokard

3.2.2 Pola nafas tidak efektif b.d Nyeri


3.2.3 Penurunan curah jantung b.d iskemia miokard

3.3 Intervensi

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


Hasil
Nyeri b.d Tujuan: Menunjukkan
1. Agen tingkat nyeri sedang 1. Aktivitas 1. Nitrogliserin
cedera setelah dilakukan kolaborasi dengan dapat mengurangi
biologis : intervensi keperawatan dokter dengan nyeri angina.Dan
iskemi selama 3 x 24 jam. pemberian pemberian
miokard Kriteria Hasil: nitrogliserin asetaminofen
ditandai sublingual, sebgai analgesik.
dengan TD 1. Nyeri asetaminofen. 2. Memberikan
176/108 berkurang. informasi tentang
mmHg, 2. Kaji dan catat kemajuan
nadi 2. Kegelisahan dan respon pasien /efek penyakit.
ketegangan otot obat. 3. Untuk
99x/mnt
tidak ada mengetahui
3. Pantau TD dan perubahan
nadi perifer tekanan darah dan
3
3. Tekanan darah nadi
dan nadi normal

Pola nafas Tujuan: 1. Pantau dan usaha


1. tidak Menunjukkan pola respirasi. 1. Untuk
efektif b.d pernapasan efektif, 2. Anjurkan napas mengetahui
Nyeri setelah diberikan dalam melalui perubahan
ditandai intervensi selama 3 x abdomen. kecepatan dan
dengan 24 jam 3. Pertahankan irama nafas
24x/mnt, Kriteria Hasil: oksigen aliran
penggunaa 1. Irama dan frekuensi rendah dengan O2 2. Meminimalk
n otot bantu pernapasan dalam maskere. an penggunaan
4. Posisikan pasien otot bantu nafas
napas,napas rentang yang normal
untuk
cuping 2. Tidak ada
mengoptimalkan 3. Mempertaha
hidung. penggunan otot bantu
pernapan, dengan nkan oksigen
posisi kepala yang masuk ke
sedikit fleksi. tubuh

4. Mengoptimal
kan pernafasan
Penurunan Tujuan:
curah Curah Jantung kembali 1. Kolaborasi dengan 1. Ditiazem sebagai
jantung b.d adekuat pemberian penyekat saluran
iskemia Kriteria Hasil: ditiazem. kalsium untuk
miokard Pasien menunjukkan menghilangkan
peningkatan toleransi 2. Diskusikan tujuan iskemia pencetus
aktivitas. dan siapkan untuk spasme arteri
menekankan tes koroner.
dan katerisasi 2. Tes stress
jantung bila memberikan
diindikasikan. informasi tentang
ventrikel sehat
3. Pantau TTV. atau kuat yabg
berguna pada
4. Anjurkan pasien penentuan tingkat
untuk total bedrest aktivitas yang
tepat.Angiografi
untuk
mengidentifikasi
area kerusakan
arteri koroner.
3. Takikardi dapat
terjadi karena
4
nyeri,cemas,hipo
ksemia ,dan
menurunnya
curah jantung.
4. Menurunkan
kerja miokard dan
konsumsi oksigen

3.4 Evaluasi
3.4.1 Pasien sudah tidak merasakan nyeri dan gelisah.
3.4.2 Irama dan frekuensi pasien sudah normal.
3.4.3 Pasien menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas.

ASUHAN KEPERAWATAN NSTEMI

Tn Jl berusia 54 tahun, beragama islam bersuku jawa mempunyai pekerjaan


wiraswasta pergi ke rumah sakit dengan keluhan dada terasa tertekan nyeri
menjalar ke bahu belakang keluar keringat dingin dan tiba tiba pinsan. Sekitar
4 tahun yang lalu tn Jl mengalami sakit jantung dan setelah itu tidak pernah
control kembali.

3.5 Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. JL
Umur : 54 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Alamat : Indonesia
Suku : Jawa
Pekerjaan : Wiraswasta
Mrs : 19 Desember 2005, pukul 14.00 WIB
Pengkajian : 22 Desember 2005
Diagnosa masuk : NSTEMI
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Alasan utama MRS
Klien tiba-tiba pingsan
Keluhan utama
3 jam sebelum MRS klien tiba-tiba pingsan, dada terasa tertekan, nyeri 3T
menjalar ke bahu belakang, keluar keringat dingin. Maka oleh keluarga di bawah
ke IGD RSCM dan masuk ke ICCU. Karena kondisinya membaik maka klien
dipindahkan ke ruang IRNA lantai 6 kanan.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
5
Sekitar 4 tahun yang lalu klien dirawat di RS Haji dengan sakit jantung dan setelah
itu tidak pernah kontrol.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Pada keluarga tidak ada yang menderita penyakit hipertensi, DM, atau jantung.
e. Pola-pola Fungsi Kesehatan
1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Kebiasaan merokok seak muda (sekitar 40 tahun) dengan konsumsi 3
bungkus/hari, jamu (-), Olah raga/gerak badan (-).
2) Pola nutrisi dan metabolisme
Sebelum MRS klien makan 3 x sehari dengan porsi cukup dan suka makan di luar
rumah, saat MRS pemenuhan nutrisi bubur kasar satu porsi habis setiap kali
makan, kesulitan menelan tidak ada, keadaan yang mengganggu nutrisi tidak ada,
status gizi yang berhubungan dengan keadaan tubuh: postur tubuh tinggi besar,
keadaan rambut bersih.
3) Pola eliminasi
BAB BAK

Frekuensi 1x/3 hari Kondom cat

Warna & Bau Dbn Dbn

Konsistensi Dbn

Keluhan Tidak ada Tidak ada

4) Pola tidur dan istirahat


TIDUR ISTIRAHAT

Frekuensi 2X/hari 4-6x/ hari

Jam tidur siang 1-3 jam/ hari 4-6 jam/ hari

Jam tidur malam 6-7 jam/ hari

Keluhan Tidak ada Tidak ada

5) Pola aktivitas
Klien biasanya duduk seharian untuk membuat pola rancangan baju dari
pemesanan. Olah raga kadang-kadang seminggu sekali jalan-jalan pagi ke TMII.
6) Pola sensori dan kognitif
Sensori
Daya penciuman, daya rasa, daya raba, daya pendengaran baik.
Kognitif
Proses berfikir, isi pikiran, daya ingat baik.
7) Pola penanggulangan stress
Penyebab stress, mekanisme terhadap stress, adaptasi terhadap stress, Pertahanan
diri sementara biasanya klien meminta bantuan keluarga terutama istri.
6
8) Pemeriksaan Fisik
Status kesehatan umum
Keadaan penyakit sedang, kesadaran komposmentis, suara bicara jelas,
tekanan darah 120/80 mmHg, suhu tubuh 36,5C, pernapasan 20 X/menit,
nadi 100X/menit, reguler
Sistem integument
Tidak tampak pucat, permukaan kulit baik, tekstur baik, rambut tipis dan
bersih , botak, sianosis tidak ada.
Kepala
Normo cephalic, simetris, nyeri kepala tidak ada.
Muka
Simetris, odema (-), otot muka dan rahang kekuatan normal, sianosis pada
circum oris tidak ada
Mata
Alis mata, kelopak mata normal, konjuktiva anemis (-), pupil isokor sclera
tidak ikterus (-), reflek cahaya positif. Tajam penglihatan normal.
Telinga
Secret, serumen, benda asing, membran timpani dalam batas normal,
pendengaran menurun.
Hidung
Deformitas, mukosa, secret, bau, obstruksi tidak ada, pernafasan cuping
hidung tidak ada.
Mulut dan faring
Bau mulut (-), stomatitis (-), gigi lengkap, Kelainan lidah tidak ada.
Leher: Simetris
Thoraks Paru
Gerakan simitris, retraksi supra sternal (-), retraksi intercoste (-), perkusi
resonan, rhonchi -/-, wheezing -/-, vocal fremitus kuat dan simitris, perkusi
resonan
Jantung
Batas jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal kiri, batas kanan ics 2
sternal kanan dan ics 5 axilla anterior kanan.perkusi dullness. Bunyi s1 dan s2
tunggal, gallop (-), mumur (-). capillary refill 2-3 detik
Abdomen
Bising usus +, tidak ada benjolan, nyeri tekan pada kuadran kanan bawah tidak
ada, pembesaran hepar tidak ada.
Inguinal-Genitalia-Anus
Nadi femoralis teraba, tidak ada hernia, pembengkakan pembulu limfe tidak
ada, tidak ada hemoroid.
Ekstrimitas
Akral hangat, edema -/-, kekuatan 5/5, gerak yang tidak disadari -/-
Tulang belakang

7
Tidak ada lordosis, kifosis atau scoliosis.
9) Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium ( 19 12 2005 )
Hb : 13,2 Albumin : 3,7
Leukosit : 11.800 Na : 138
Trombosit : 284.000 K : 3.7
SGOT/PT : 27/ 34 Cl : 97
Ureum : 24 Creatinin : 1,2
GDA : 119 Diff Count : -/-/75/24/-
PTT : 49.4
Ecokardiograp
Ef : 22 %, dilatasi LV dan LA, hipokinetik global.
EKG ( 22 12- 2005 )
Irama sinus, HR : 100/mnt, axis normal, hipertropi ventrikel tidak ada, ST
elevasi dan depresi tidak ada, interval PR < 0.20.

10) Terapi Obat-obatan


19 Desember 2005 Di ICCU 22 Desember 2005

ISDN 3 x 10 mg Furosemid 1 x 40 mg

Ascardia 1 x 160 mg Captopril 2 x 6.25 mg

Laxadin 3 x C1 Digoxin 1 x 0,25 mg

Diazepam 3 x 2 mg ISDN 3 x 5 mg

KSR 2 x 1 tab Ascardia 1 x 160 mg

Digoxin 1 x 1 tab Omeprazole 1 x 20 mg

Captopril 2 x 6.25 mg Laxadin 3 x C1

Furosemid 1 x 1 tab Diazepam 3 x 2 mg

Bosoprolol 1 x 25 mg KSR 2 x 1 tab

IVFD heparin drip 10.000/12 jam

8
3.6 Diagnosa dan Intervensi

No Data Kriteria evaluasi Nursing intervensi

1 Resiko Nyeri asuhan selama 1- 3 1. anjurkan pasien untuk


memberitahu perawat dengan cepat
berhubungan jam diharap nyeri bila terjadi nyeri dada.
2. observasi pasien tentang skala
dengan ischemia berkurang/
nyeri atau ketidaknyamanan
miokardium hilang 3. Gunakan flow sheet untuk
memonitor nyeri terhadap efek
Subjek ; dengan kreteria: pemberian obat angina.
4. Kaji tentang kepercayaan,
Klien - pasien dapat
kebudayaan, terhadap nyeri pasien
Mengatakan nyeri sudah mengekspresikan dan responnya.
tidak bahwa 5. Managemen nyeri :

ada, tapi 4 hari nyeri - kaji secara

yang lalu nyeri berkurang/ komprehensif

mendadak dan hilang secara terhadap nyeri :

sekarang baru verbal dan lokasi, karekteristik,

keluar dari ICCU oral. onset, durasi,

Objek : - Tanda vital frekuensi, dan

tekanan darah dalam batas kualitasnya.

120/80 mmHg, normal. - Observasi nonverbal

suhu tubuh - Individu dapat pasien terhadap


mendemonstrasikan ketidaknyamanan.
365C, teknik
pernapasan 20X/ 6. observasi gejala yang berhubungan
relaksasi dengan dispnea,mual/muntah, pusing,
menit, nadi untuk palpitasi.
100X/menit, meningkat 8. evaluasi laporan nyeri
reguler , EKG kan pada rahang, leher, bahu,
Irama sinus, kenyamann tangan/lengan khususnya
HR : 100/mnt, - Gambaran

9
axis normal, EKG tidak ada sisi kiri.

hipertropi segmen ST 9. Posisikan pasien pada

ventrikel tidak ada, ST elevated/ istirahat total selama


elevasi
depresi. episode angina.
dan depresi
10. observasi tanda-tanda
tidak ada,
vital tiap 5 menit selama
interval PR <
serangan angina.
0.20.

11. Ciptakan lingkungan yang

tenang, nyaman bila perlu

batasi pengunjung

12. berikan makanan yang

lembut

13. Kolaborasi :

- pemberian oksigen

- Nitrit

- Penyekat beta

- Morfin sulfat

- EKG serial

2 Kurang Setelah dilakukan 1. Jelaskan kembali

pengetahuan asuhan tentang perlunya

tentang penyakit keperawatan mencegah serangan

berhubungan diharapkan : ulang.

dengan deficit - berpatisipasi 2. Dorong klien untuk

knowledge. dalam proses menghindari factor yang

Subjek : belajar dapat sebagai pencetus

Klien mengatakan - Bertanggung episode angina : stress,

10
suka makan di luar rumah jawab untuk belajar kerja fisik, makan terlalu
dan tidak dan banyak/berat, perubahan

bisa menghindari mencari suhu yang ekstrem.

makanan informasi 3. Bantu pasien untuk

berlemak tentang mengidentifikasi sumber

Objek: penyakitnya. fisik dan stress dan

Klien dirawat 2 - Berpartisipasi diskusikan cara yang

kali, tidak suka dalam program dapat mereka hindari.

olahraga, sering pengobatan 4. Jelaskan pentingnya

makan berlemak - Melakukan mengkontrol berat badan,

perubahan menghentikan rokok.

pola hidup. Perubahan diet dan olah

raga.

5. Dorong pasien untuk

mengikuti program

yang ditentukan untuk

pencegahan kelelahan.

6. Tunjukkan pada pasien

untuk memantau nadi

sendiri selama aktivitas

7. diskusikan langkah yang

diambil bila terjadi

serangan angina :

menghentikan aktivitas,

pemberian obat,

penggunaan teknik

11
relaksasi.

8. Diskusikan tentang obatobat

yang sesuai dengan

indikasi.

3.7 Evaluasi Keperawatan NSTEMI


Hasil yang diharapkan :

1. Rasa nyeri pasien dapat terkontrol :


- Nyeri berkurang.
- Kegelisahan dan ketegangan otot tidak ada
- Tekanan darah dan nadi normal

2. Pola pernafasan klien dapat kembali efektiv


- Irama dan frekuensi pernapasan dalam rentang yang normal
- Tidak ada penggunan otot bantu

3. Curah jantung kemvali adekuat


- Pasien menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas.

12
BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Sindrom koroner akut sering disebabkan adanya penumpukan plak di pembuluh
darah arteri (ateroskleoris koroner). Plak yang terdiri dari lemak akan menyumbat
pembuluh arteri sehingga darah sulit mengalir. Akibatnya, jantung tidak dapat memompa
darah kaya oksigen ke seluruh tubuh. Sebagian besar sindrom koroner akut diakibatkan
permukaan plak di arteri pecah dan menyebabkan pembentukan bekuan darah. Adanya
penumpukan plak dan bekuan darah tersebut akan membatasi jumlah darah yang
mengalir ke otot jantung dan menyebabkan sindrom tersebut.
Sumbatan tersebut menyebabkan suatu kondisi yang berkaitan dengan sindrom
unstable angina pectoris (UAP) dan non-ST-elevation myocardial infarction (NSTEMI).
Kedua kondisi ini dibedakan berdasarkan ada tidaknya nekrosis pada miokard.

4.2 Saran
Peran perawat sangat dibutuhkan untuk menangani pasien dengan sindrom koroner
akut. Dengan adanya makalah ini diharapkan perawat dapat menggunakannya sebagai
dasar ilmu dalam memberikan asuhan keperawatan serta mampu berkolaborasi dengan
tim medis lainnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dr Eric Tapan MHA,2005. Kesehatan Keluarga Penyakit Degeneratif. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Baughman, C Diane dan Hackley C Joann.2000. Buku Saku dari Brunner &Suddarth
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:EGC

Corwin, Elizabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi.edisi3. Jakarta: EGC

Anwar, Bahri. 2004. Angina Pectoris Tak Stabil. Sumatera: Universitas Sumatera Utara

http://www.inaheart.org/upload/file/Pedoman_tatalaksana_Sindrom_Koroner_Akut_2015.pdf
dikutip pada 25 September 2016 pukul 13:24 WIB

14

Anda mungkin juga menyukai