DISUSUN OLEH:
PUTRI RISZA GUSRINA, S. Tr. Kep
MENGETAHUI,
PEMBIMBING AKADEMIK
Peritonitis bakterial akut sekunder (supurativa) : Peritonitis yang mengikuti suatu infeksi
PERITONITIS akut atau perforasi tractusi gastrointestinal atau tractus urinarius
Peritonitis tersier: Peritonitis yang disebabkan oleh jamur, Peritonitis yang sumber kumannya tidak
Etiologi : dapat ditemukan. Merupakan peritonitis yang disebabkan oleh iritan langsung, sepertii misalnya
1. Infeksi bakteri empedu, getah lambung, getah pankreas, dan urine.
Mikroorganisme berasal dari penyakit saluran
gastrointestinal
Appendisitis yang meradang dan perforasi
Tukak peptik (lambung/dudenum) MANIFESTASI KLINIS
KOMPLIKASI
Tukak thypoid Nyeri tekan dan defans muscular
Tukan disentri amuba/colitis Peristaltik usus menurun sampai Penumpukan cairan mengakibatkan penurunan tekanan
Tukak pada tumor hilang akibat kelumpuhan sementara vena sentral yang menyebabkan gangguan elektrolit
Salpingitis/ Peradangan pada tuba fallopi usus bahkan hipovolemik, syok dan gagal ginjal.
Divertikulitis Bila telah terjadi peritonitis bakterial, Abses peritoneal
2. Secara hematogen sebagai komplikasi beberapa suhu badan penderita akan naik Cairan dapat mendorong diafragma sehingga
penyakit akut seperti radang saluran pernapasan Takikardia menyebabkan kesulitan bernafas.
bagian atas, otitis media, mastoiditis, penderita tampak letargik dan syok Sepsis
glomerulonepritis. Penyebab utama adalah
streptokokus atau pnemokokus.
PENATALAKSANAAN :
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK : MEDIS 1. Bila peritonitis meluas dan pembedahan dikontraindikasikan karena syok dan kegagalan sirkulasi,
maka cairan oral dihindari dan diberikan cairan vena untuk mengganti elektrolit dan kehilangan
Pemeriksaan laboratorium protein. Biasanya selang usus dimasukkan melalui hidung ke dalam usus untuk mengurangi
(H2TL) tekanan dalam usus.
Foto polos abdomen 2. Bila infeksi mulai reda dan kondisi pasien membaik, drainase bedah dan perbaikan dapat
diupayakan.
3. Pembedahan mungkin dilakukan untuk mencegah peritonitis, seperti apendiktomi. Bila perforasi
tidak dicegah, intervensi pembedahan mayor adalah insisi dan drainase terhadap abses.
RHD
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PERITONITIS
A. PENGKAJIAN
a. Biodata
Nama, umur, alamat, agama, pendidikan, dll.
b. Riwayat kesehatan
Kaji keluhan utama
Keluhan waktu di data : Terdapat pasien muntah-muntah, demam, sakit kepala, nyeri
ulu hati, makan-minum kurang, turgor kulit jelek, keadaan umum lemah.
Riwayat kesehatan yang lalu : Pernah menderita moviting atau tidak
Riwayat kesehatan keluarga : Apakah anggota keluarga pernah menderita penyakit
seperti pasien
1. Pengkajian primer
a. Airway
Menilai apakah jalan nafas pasien bebas. Adakah sumbatan jalan nafas berupa secret,
lidah jatuh atau benda asing
b. Breathing
Kaji pernafasan klien, berupa pola nafas, ritme, kedalaman, dan nilai berapa frekuensi
pernafasan klien per menitnya.
c. Circulation
Nilai sirkulasi dan peredaran darah, kaji pengisian kapiler, kaji keseimbangan cairan dan
elektrolit klien, lebih lanjut kaji output dan intake klien.
d. Disability
Menilai kesadaran dengan cepat dan akurat. Hanya respon terhadap nyeri atau sama sekali
tidak sadar. Tidak di anjurkan menggunakan GCS, adapun cara yang cukup jelas dan cepat
adalah :
A: Awakening
V: Respon Bicara
P: Respon Nyeri
U: Tidak Ada Nyeri
e. Exposure
Lepaskan pakaian yang dikenakan dan penutup tubuh agar dapat diketahui kelaianan yang
muncul, pada abdomen akan tampak distensi sebagai akibat perubahan sirkulasi,
penumpukan cairan dan udara yang tertahan dilumen.
2. Pengkajian Sekunder
1. Pemeriksaan Fisik
Dapus :
Joanne McCloskey Dochterman, Gloria M. Bulecheck. 2004. NIC. Amerika: United Statis of America
Sue Moorhead, Marion Johnson, Meridean L. Maas, Elizabeth Swanson. 2004. NOC. Amerika: United States of America
T. Heather Herdman. 2012. NANDA Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC