Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TONSILITIS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah KMB 1

Dosen Pembimbing: Novi Widya.,S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun oleh

Tri Yuniarti 2620152660

Triana Nopitasari 2620152661

Vinolia Aini Eka M 2620152662

Winda Febriana 2620152664

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA

2016

1
DAFTAR ISI

HalamanJudul......................................................................................................1

Daftar Isi..............................................................................................................2

Kata Pengantar ....................................................................................................3

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...............................................................................................4


B. Tujuan ............................................................................................................5
C. Rumusan Masalah .........................................................................................5

BAB 2 KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. Konsep Dasar Penyakit .................................................................................6


1. DefinisiTonsilitis .......................................................................................6
2. Etiologi .....................................................................................................6
3. Tanda dan Gejala ......................................................................................7
4. Patofisiologi ..............................................................................................8
5. Klasifikasi .................................................................................................9
6. Penatalaksanan ...........................................................................................9

BAB 3 DOKUMENTASI KEPERAWATAN

A. Pengkajian .....................................................................................................11
B. Riwayat Kesehatan .........................................................................................11
C. Diagnosa Keperawatan ..................................................................................12
D. Rencana Keperawatan.....................................................................................12

BAB 4 PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................................15
B. Saran ..............................................................................................................15

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan
rahmat, dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tonsilitis.Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan mata kuliah
KMB 1.

Penyusunan makalah ini ditunjukan untuk memenuhi tugas kelompok mata ajar
Dokumentasi Keperawatan tingkat dua Akademi Keperawatan Notokusumo
Yogyakarta. Makalah ini dapat terselesaikan atas bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada Ibu Novi Widya, S.Kep.,Ns.,M.Kep.Namun kami selaku
penulis tidak memungkiri bahwa masih terdapat banyak kekurangan pada
makalah ini.Untuk itu segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini dan semoga bermanfaat bagi
pihak-pihak yang memerlukannya.

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil palatina yang merupakan bagian dari
cincin Waldeyer yang disebabkan oleh mikroorganisme berupa virus, bakteri, dan
jamur yang masuk secara aerogen atau foodborn. Radang kronis pada tonsil masih
menjadi problrm kesehatan dunia. Di Amerika Serikat prevalensi tonsilitis kronis
padatahun 1995 adalah sebesar 7 per 1000 penduduk atau 0,7 %, di Norwegia
11,7%, di Turki tonsilitis rekuren di temukan pada 12,1 % anak (
Rusmarjono,2011).
Bakteri penyebab tonsilitis kroniks pada umumnya sama dengan tonsilitis akut
yaitu bakteri aerob gram positif dan gram negatif (Nurjannah Z, 2011). Tonsilitis
dapat menyebar dari orang ke orang melalui kontak tangan, menghirup udara
setelah seseorang dengan tonsilitis bersin atau berbagai peralatan seperti sikat gigi
dari orang yang terinfeksi. Anak-anak dan remaja usia sekolah adalah yang paling
mungkin untuk menderita tonsilitis, tetapi dapat menyeang siapa saja, Beberapa
Literatur menebutkan tonsilitis kronis sering terjadi pada usia 5-20 tahun
(National, 2010).
Kondisi sebelum operasi dan setelah operasi pada klien dengan tonsilitis
mengalami gangguan rasa nyaman nyeri pada saat menelan, menyebabkan asupan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, sehingga perawat memberikan tindakan
keperawatan untuk mengatasi nyeri dengan cara mengajarkan teknik relaksasi dan
distraksi. Mengingat banyaknya masalah yang bisa terjadi pada tonsilitis maka
perhatian dan perawatan pada tonsilitis tidak boleh di abaikan agar terhindar dari
komplikasi, berdasarkan kondisi tersebut maka perawat perlu mengetahui tentang
asuhan keperawatan dengan baik ( Rusmarjono,2011).

4
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Mengetahui asuhan Keperawatan pada penderita Tonsilitis

b. Mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat secara nyata dalam memberikan


asuhan keperawatan pada klien dengan tonsilitis secara komprehensif

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi pengertian, etiologi, tanda dan gejala, klasifikasi,
patofisiologi, dan penatalaksanaan
b. Mampu melaksanakan pengkajian secara menyeluruh pada klien tonsilitis
c. Mampu menganalisa dan menentukan masalah keperawatan pada pasien
tonsilitis

C. Rumusan Masalah
1. Apa saja pengkajian yang perlu dilakukan pada pasien dengan Tonsilitis?
2. Apa saja masalah-masalah keperawatan yang muncul pada Tonsilitis?
3. Intervensi apa saja yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan
pada Tonsilitis?

5
BAB 2
KONSEP DASAR KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Pengertian Tonsilitis
Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari
cincin Waldeyer. Cincin Waldeyer terdiri dari susunan kelenjar limfa yang
terdapat didalam rongga mulut yaitu tongsil faringeal (adenoid), tonsil palatina
(tonsil faucial), tonsil ligual (tongsil pangkal lidah), tonsil luba Eusachius
(lateral band dinding faring/gerlachs tonsil). Penybaran infeksi melalui udara
(air borne droplets), tangan dan ciuman. Dapat terjadi pada semua umur
terutama pada anak-anak(Efiaty,2007).
Tonsilitis adalah terdapatnya peradangan umum dan perkembangan dari
jaringan tonsil dengan pengumpulan leukosit , el-sel epitel mati dan bakteri
patogen dalam kripta(Andra,2013).
Terdapat peradangan umum dan pembengkakan dari jaringan tonsila dengan
pengumpulan leukosit, sel-sel epitel mati dan bakteri patogen dalam kripta
(Rospa,2011)

2. Etiologi
Penyebab tonsilitis bermacam-macam, diantaranya adalah:
a. Streptokokus Beta Hemolitikus
Streptokokus Beta Hemolitikus adalah bakteri gram positif yng dapat
berkembang biak ditenggorokan yang sehat dan bisa menyebabkan infeksi
sluran nafas akut.
b. Streptokokus Viridans
Streptokokus Viridans adalah kelompok besar bakteri streptokokus
komensial yang baik a-hemolitik, menghasilkan warna hijau pekat, viridans
memiliki kemampuan yang unik sintesis dekstran dari glukosa yang
memungkinkan mereka mematuhi agregat fibrin platelet dikatup jantung
yang rusak.

6
c. Streptokokus Piogenes
Streptokokus Piogenes adalah bakteri gram positif bentuk bundar yang
tumbuh dalam rantai panjang dan menyebabkan infeksi streptkokus group
A. Strepkokus piogenes adalah penyebab banyak penyakit penting pada
manusia berkisar dari infeksi khasnya bermula di tengorokan dan kulit.
d. Virus Infuenza
Virus Infuenza adalah virus RNA dari famili Orthomyxo viridae (virus
inflienza). Virus ini ditularkan dengan medium udara melalui bersin pada
manusia gejala umum yang terjadi yaitu demam, sakit tengorokan, sakit
kepala, hidung tersumbat. Dalam kasus yang buruk influenza dapat
menyebabka terjadinya pneumonia(Andra,2013).
3. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejalanya adalah tenggorokan terasa kering, timbul nyeri
menelan yang makin hebat, nyeri hebat dapat menjalar ke telinga, panas badan
yang tinggi sampai menimbulkan kejang, nyeri kepala, badan lesu, nafsu
makan berkurang.
a. Keluhan dan Gejala
Pada umumnya keluhan dan gejala hampir sama yaitu seperti :
1) Penderita mengeluh sakit tenggorokan
2) Malaise
3) Sering mengeluh panas atau suhu tinggi
4) Pada kasus yang berat penderita mengeluh nafsu makan menurun kadang
menolak makan atau minum
5) Otalgia
6) Nafas bau
7) Beberapa pasien merasa seperti benda asing yang menetap
8) Sakit menelan
b. Komplikasi
1) Otitis media
2) Abses peritonsil
3) Tuli karena adanya pembesaran adenoid

7
4) Abses parafaring
c. Pemeriksaan penunjang
1) Laboratorium :
a) Swab kultur tenggorokan
b) Darah lengkap
c) Golongan darah A, B, O, / Rh

2) Radiologi :
a) Foto lateral jaringan lunak nasofaring
b) Foto polos
4. Patofisiologi

Invasi kuman patogen (bakteri/virus)

Penyebaran limfogen

Faring dan tosil

Proses inflamasi

Tonsil akut Hipertermi

Edema tonsil Tonsil & adenoid membesar

Nyeri telan Obstruksi pada tuba eustakii

Kelemahan
Sulit makan & minum
Kurangnya Infeksi sekunder
pendengaran
Resiko perubahan nutrisi < dari Intoleransi
kebutuhan aktifitas Otitis media

8
Gangguan persepsi sensori : pendengaran
(Andra,2013).

5. Klasifikasi
a. Tonsilitis akut
Disebabkan oleh steptococcus ppada hemolitikus, streptococcus viridians
dan streptococcus pyogene, dapat juga disebabkan oleh virus.
b. Tonsilitis falikularis
Tonsil membengkak dan hiperemis, pemukaan diliputi eksudat diliputi
bercak putih yang mengisi kipti tonsil yang disebut detritus.Detritus ini
terdapat leukosit epitel yang terlepas akibat peradangan dan sisa-sisa
makanan yang tersangkut.
c. Tonsilitis lakunaris
Bercak yang berdekatan bersatu dan mengisi lacuna (lekuk-lekuk)
permukaan tonsil.
d. Tonsilitis membranosa (septis sore throat)
Eksudat yang menutupi permukaan tonsil yang membengkak tersebut
menyerupai membran.Membran ini biasanya mudah diangkat atau dibuanag
dan berwarna putih kekuning-kuningan.
e. Tonsilitis kronik
Tonsilitis yang berkurang, faktor : rangsangan kronik (rokok, makanan)
pengarug cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat dan hygiene
mulut yang buruk (Andra,2013).
6. Penatalaksanaan
Penanganan pada pasien tonsilitis akut menurut Andra tahun 2013:
a. Penatalsanaan medis :

9
1) antibiotik baik injeksi maupun oral seperti cefotaxim, penisilin,
amoksisilin, arotromisin.
2) Antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol, ibuprofen.
3) Analgesik
b. Penatalaksanaan keperawatan
1) Kompres dengan air hangat
2) Istirahat yang cukup
3) Pemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangat
4) Kumur denga air hangat
5) Pemberian diit cair atau lunak sesuai kondisi pasien

Penatalaksanaan tongsilitis secara umum

a. Jika penyebabnya bakteri, diberikan antibiotik peroral (melalui mulut)


selama 10 hari, jika mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam
bentuk suntikan.
b. Pengangkatan tonsil dilakukan jika
1) Tonsililitis terjadi sebanyak 7 kali atau lebih dalam setahun.
2) Tonsililit terjadi sebanyak 5 kali atau lebih/ tahun dalam kurun waktu 2
tahun.
3) Tonsililit terjadi sebanyak 3 kali atau lebih/ tahun dalam kurun waktu 3
tahun.
4) Tonsillitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik
(Andra,2013).

10
BAB 3
DOKUMENTASI KEPERAWATAN

I. Pengkajian

Identitas Diri Klien

Nama : Nn.T

Umur : 19 th

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat : Sleman,Jogjakarta

Status Pernikahan : Belum menikah

Suku : Jawa, Indonesia

Diagnosa Medis : Tonsilitis Akut

Tanggal Masuk RS : 28 November 2016

II. Riwayat Kesehatan

A. Keluhan Utama :

Klien mengatakan nyeri pada tenggorok dan sakit saat menelan.

D. Riwayat penyakit lalu :

Belum pernah mengalami penyakit pernapasan

E. Riwayat penyakit sekarang :

Awalnya klien demam selama 2 hari. Kemudian klien mengukur suhu dan
diperoleh suhu 38,20C. Setelah itu klien memutuskan untuk periksa ke rumah
sakit X, karena ia mengalami nyeri pada tenggorok dan sakit saat menelan. Saat
dilakukan pemeriksaan bagian mulut terjadi pembesaran pada jaringan limfatik
kedua sisi orofaring. Klien kemudian disarankan untuk dilakukan pemeriksaan

11
kultur : usap tonsilar. Ternyata hasilnya positif terdapat Streptococcus group A.
Tim medis menyarankan klien untuk dilakukan operasi dan klien menyetujui.

III. Diagnosa Keperawatan

1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit.


2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera (biologis).
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan makan.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

IV. Rencana Keperawatan

1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit.


Nursing Outcome Classification (NOC):
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan suhu tubuh klien dalam batas normal dengan kriteria Hasil:
a. Suhu tubuh: 36,5-37,5C

Nursing Intervention Classification (NIC):

a. Monitor suhu minimal 2 jam sekali, sesuai dengan kebutuhan.


b. Sesuaikan suhu lingkungan.
c. Anjurkan asupan cairan oral
d. Gunakan tindakan nonfarmakologi seperti: kenakan baju tipis,
membuka selimut, kompres hangat. Jelaskan hal-hal tersebut pada
pasien dan keluarga.
e. Kolaborasi dengan tim medis : pemberian antipiretik.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera (biologis).
Nursing Outcome Classification (NOC):
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan nyeri berkurang sampai hilang diitandai dengan kriteria Hasil:
a. Klien tidak tampak meringis

12
b. Klien mengungkapkan nyeri berkurang
c. Pasien mampu menggunakan metode non farmakologi untuk
mengurangi nyeri.
d. TTV dalam batas normal. nadi: 60-100 x/menit; RR: 16-20 x/menit.

Nursing Intervention Classification (NIC):

a. Kaji nyeri menggunakan PQRST.


b. Observasi tanda vital.
c. Ajarkan teknik relaksasi.
d. Berikan informsi tentang nyeri, seperti sebab nyeri, berapa lam akan
berlangsung.
e. Kolaborasi dengan dokter pemberian analgesic.

3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan ketidakmampuan makan.
Nursing Outcome Classification (NOC):
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam
diharapkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan kriteria hasil:
a. Masa tubuh dan berat badan dalam batas normal
b. Nafsu makan klien meningkat

Nursing Intervention Classification (NIC):

a. Kaji status nutrisi pasien.


b. Kaji kemampuan menelan.
c. Beriakan makanan yang lunak.
d. Berikan nutrisi melalui IVFD.
e. Anjurkan keluarga untuk menyuapi klien, bila perlu
f. Kolaborasi berikan diet tinggi protein tinggi kalori.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Nursing Outcome Classification (NOC):

13
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat
melakukan aktifitas seperti biasa dan pasien dapat pulih dari kelemahan
dengan kriteria hasil :
a. Konservasi Energi
b. Istirahat dan aktivitas seimbang
c. Mengetahui keterbatasan energinya
d. Mengubah gaya hidup sesuai dengan tingkat energy
e. Menggunakan teknik konservasi energy

Nursing Intervention Classification (NIC):

a. Terapi aktivitas
b. Menentukan penyebab intoleransi aktivitas (fisik, psikologis,
emosional)
c. Berikan periode aktivitas selama beraktivitas
d. Pantau respon kardiopulmonal setelah melakukan aktivitas dan
sebelum melakukan aktivitas
e. Minimalkan kerja kardiovaskular dengan memberi posisi dari tidur
keposisi setengah duduk
f. Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medik dalam merencanakan
program terapi yang tepat.

14
BAB 4
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A
streepfokus bila hemolitil, namun dapat juga disebabkan oleh infeksi virus.
Tonsilitis mempunyai ciri atau tanda dan gejala seperti demam, tidak enak badan,
mual, muntah, tonsil membesar dengan permukaan tidak rata. Tosilitis dapat
disembuhkan dengan pengobatan atau terapi-terapi dari dokter dan insisi bedah.

B. Saran
Diharapkan perawat lebih mengerti tentang konsep dasar penyakit
Tonsilitis dan disarankan perawat lebih banyak lagi mencari informasi tentang
konsep KDM nya sehingga menambah wawasan yang lebih maksimal dan dapat
melaksanakan asuhan keperawatan dengan baik dan benar. Untuk menghindari
terjadinya DM, maka sebaiknya kita sebagai seorang perawat sebaiknya memberi
contoh masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, dan juga
tidak mengkonsumsi makanan sembarangan yang belum teruji kesehatannya.

15
DAFAR PUSTAKA

Soepardi, Efiaty Arsyad, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan TELINGA,
HIDUNG, TENGGOROKAN, KEPALA & LEHAR. Jakarta: FKUI
Wijaya, Andra Saferi, dkk. 2013. KMB 1 KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
(Keperawatan Dewasa). Nuha Medika: Yogyakarta
Hetharia, Rospa. 2011 Asuhan Keperawatan Gangguan THT (Telinga Hidung
Tenggorokan). Jakarta: Trans Info Media

16

Anda mungkin juga menyukai