Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

VESIKOLITIASIS
A. KONSEP DASAR TEORI
1. Definisi

Vesikolitiasis adalah penyumbatan saluran kemih khususnya pada vesika


urinaria atau kandung kemih oleh batu penyakit ini juga disebut batu kandung kemih.
(Smeltzer and Bare, 2005). Vesikolitiasis adalah batu yang terjebak di vesika urinaria
yang menyebabkan gelombang nyeri yang luar biasa sakitnya yang menyebar ke
paha, abdomen dan daerah genetalia. Medikasi yang diketahui menyebabkan pada
banyak klien mencakup penggunaan antasid, diamox, vitamin D, laksatif dan aspirin
dosis tinggi yang berlebihan. Batu vesika urinaria terutama mengandung kalsium atau
magnesium dalam kombinasinya dengan fosfat, oksalat, dan zat-zat lainnya. (Brunner
and Suddarth, 2007).

Batu kandung kemih adalah batu yang tidak normal di dalam saluran kemih
yang mengandung komponen kristal dan matriks organik tepatnya pada vesikaurinari
atau kandung kemih. Batu kandung kemih sebagian besar mengandung batu kalsium
oksalat atau fosfat ( Prof. Dr. Arjatm T. Ph.D. Sp. And dan dr.Hendra Utama, SPFK,
2006).

2. Etiologi

a. Obstruksi kelenjar prostat yang membesar

b. Striktur uretra (penyempitan lumen dari uretra)

c. Neurogenik bladder (lumpuh kandung kemih karena lesi pada neuron yang
menginervasi bladder)

d. Benda asing , misalnya kateter

e. Divertikula,urin dapat tertampung pada suatu kantung di dinding vesikaurinaria

f. Shistomiasis, terutama oleh Shistoma haemotobium, lesi mengarah keganasan

1
Hal-hal yang disebutkan di atas dapat menimbulkan retensi urin, infeksi,
maupun radang. Menurut Smeltzer (2005), bahwa, batu kandung kemih disebabkan
infeksi, statis urin dan periode imobilitas (drainage renal yang lambat dan perubahan
metabolisme kalsium). Faktor-faktor yang mempengaruhi menurut batu kandung
kemih (Vesikolitiasis) adalah :

a. Hiperkalsiuria, suatu peningkatan kadar kalsium dalam urin, disebabkan karena


hiperkalsiuria idiopatik (meliputi hiperkalsiuria disebabkan masukan tinggi
natrium, kalsium dan protein), hiperparatiroidisme primer, sarkoidosis, dan
kelebihan vitamin D atau kelebihan kalsium,

b. Hipositraturia, suatu penurunan ekskresi inhibitor pembentukan kristal dalam air


kemih, khususnya sitrat, disebabkan idiopatik, asidosis, tubulus, ginjal tipe 1
(lengkap atau tidak lengkap), minum Asetazolamid, dan diare dan masukan protein
tinggi,

c. Hipomagnesuria, (Hipomagnesuria merupakan kondisi dimana magnesium berada


dalam kondisi rendah di urin),

d. Hiperurikosuria, (Hiperurikosuria adalah kadar asam urat di dalam urin yang


melebihi 850 mg/24 jam. Asam urat yang berlebihan dalam urin bertindak sebagai
inti batu untuk terbentuknya batu kalsium oksalat. Sumber asam urat di dalam urin
berasal dari makanan yang mengandung banyak purin maupun berasal dari
metabolisme endogen),

e. Hiperoksaluria (Hiperoksaluria adalah eksresi oksalat urin yang melebihi 45 gram


per hari). Keadaan ini banyak dijumpai pada pasien yang mengalami gangguan
pada usus sehabis menjalani pembedahan usus dan pasien yang banyak
mengkonsumsi makanan yang kaya akan oksalat, diantaranya adalah: teh, kopi
instan, minuman soft drink, kokoa, arbei, jeruk sitrun, dan sayuran berwarna hijau
terutama bayam).

2
3. Pathofisiologi

Kelainan bawaan atau cidera, keadan patologis yang disebabkan karena


infeksi, pembentukan batu disaluran kemih dan tumor, keadan tersebut sering
menyebabkan bendungan. Hambatan yang menyebabkan sumbatan aliran kemih baik
itu yang disebabkan karena infeksi, trauma dan tumor serta kelainan metabolisme
dapat menyebabkan penyempitan atau struktur uretra sehingga terjadi bendungan dan
statis urin. Jika sudah terjadi bendungan dan statis urin lama kelamaan kalsium akan
mengendap menjadi besar sehingga membentuk batu.

3
Pathway

Infeksi :
Kelainan organik : Kelainan
Proteus Sp metabolik :
BPH
E Coli Hiperkalsiuria
Struktur uretra
Pseudomonas Hiperoksaluria
Klietsiella

vesikolithiasis

Obstruksi

Retensi urin Ginjal

Tekanan Blas Hidroureter atau Hidronefrosi

Infeksi Iritasi pada blas GFR

Nyeri Sekresi Protein terganggu


Resti
septikemia
GG keseimbangan asam dan basa GG

Produksi asam
Pengelolaan
Mual dan muntah
Sinar laser Pembedahan
Kebutuhan nutrisi<

Pre op Intra op Post op

4
Sumber : NANDA NIC NOC 2015
4. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang dilakukan dilaboratorium yang meliputi pemeriksaan :

1. urine

a. PH lebih dari 7,6 biasanya ditemukan kuman area splitting, organism dapat
berbentuk batu magnesium ammonium phospat, PH yang rendah menyebabkan
pengendapan batu asam urat.
b. Sedimen = sel darah meningkat (90%), ditemukan pada penderita dengan batu,
bila terjadi infeksi makasel darah putih akan meningkat.
c. Biakan urine = untuk mengetahui adanya bakteri yang berkonstribusi dalam
proses pembentukan batu saluran kemih.
d. Ekskresi kalsium, fosfat, asam urat dalam 24 jam untuk melihat apakah terjadi
hiperekskresi.

2. Darah

a. Hb akan terjadi anemia pada gangguan fungsi ginjal kronis.

b. Leukosit terjadi karena infeksi.

c. Ureum kreatinin untuk melihat fungsi ginjal.

d. Kalsium,fosfat, dan asam urat.

3. Radiologi

a. foto BNO/IVP untuk melihat posisi batu, besar batu, apakah terjadi bendungan
atau tidak.
b. Pada gangguan fungsi ginjal maka IVP tidak dapat dilakukan, pada keadaan ini
dapat dilakukan retrogad prelografi atau dilanjutkan antegrad prelografi tidak
memberikan informasi yang memadai.

5
5. Manifestasi Klinis

Menurut Smeltzer (2002:1461), Batu yang terjebak di kandung kemih


biasanya menyebabkan iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus urinarius dan
hematuria, jika terjadi obstruksi pada leher kandung kemih menyebabkan retensi urin
atau bisa menyebabkan sepsis, kondisi ini lebih serius yang dapat mengancam
kehidupan pasien, dapat pula kita lihat tanda seperti mual muntah, gelisah, nyeri dan
perut kembung. Batu yang terjebak dikandung kemih menyebabkan gelombang nyeri
luar biasa, akut dan kolik yang menyebar kepala obdomen dan genitalia. Klien sering
merasa ingin kemih, namun hanya sedikit urin yang keluar, dan biasanya
mengandung darah akibat aksi abrasi batu gejala ini disebabkan kolik ureter.

Berikut beberapa gejala umum yang sering terjadi pada penderita batu ginjal:

1. Nyeri

Gejala utama dari penyakit batu ginjal adalah nyeri yang parah, terutama di
punggung atau pinggang. Hal ini terjadi karena saluran kemih mengalami
kekejangan akibat batu menyumbat saluran tersebut. Biasanya penderita akan
mulai kram dan berlanjut hingga merasakan nyeri yang sangat parah.

2. Mual dan Muntah

Nyeri sangat parah akibat batu ginja bisa menyebabkan rasa mual bahkan muntah.

3. Darah pada Urin

Terkadang kristal batu ginjal merusak saluran kemih saat melewatinya, sehingga
darah mungkin ikut keluar bersama dengan urin.

4. Sering Berkemih

Saluran kemih yang teriritasi membuat penderita merasa ingin berkemih lebih
sering.

6
5. Demam dan Menggigil

Iritasi saluran kemih akibat batu ginjal dapat menimbulkan infeksi. Jika kondisi ini
terjadi, maka penderita akan mengalami demam dan menggigil karena kedinginan
akibat demam.

6. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan frekuensi atau dorongan kontraksi


ureteral.

Intervensi :

a. Catat lokasi, lamanya intensitas (skala 0-10) dan penyebaran. Perhatikan tanda
non verbal, (peningkatan tekanan darah dan nadi, gelisah, merintih,
menggelepar)

b. Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya melaporkanke staf terhadap perubahan


kejadian nyeri.

c. Memperhatikan keluhan peningkatan/menetapnya nyeri abdomen.

Kolaborasi :

a. Berikan obat sesuai indikasi.

b. Memberikan kompres hangat pada punggung.

c. Mempertahankan patensi kateter bila digunakan.

2. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan stimulasi kandung kemih oleh batu
dan obstruksi mekanik.

Intervensi :

a. Mengawasi pemasukan dan pengeluaran dan karakteristik urin.

b. Menentukan pola berkemih normal pasien dan perhatikan variasi.

7
c. Mendorong meningkatkan pemasukan cairan.

d. Memeriksa semua urin,mencatat adanya keluaran batu dan kinin kelaboratorium


untuk analisa.

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan insisi bedah dan pemasangan kateter.

Intervensi :

a. Mempertahankan system kateter steril, memberikan perawatn kateter.

b. Mengawasi tanda vital, memperhatikan demam ringan, menggigil,nadi, dan


pernafasan cepat, gelisah, peka, disorientasi.

c. Observasi drainase dari luka, sekitar kateter suprapubik.

d. Ganti balutan dengan sering, pembersihan dan pengeringan kulit sepanjang


waktu.

8
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Dalam melakukan pengkajian pada vesikolithiasis yaitu :

1. Data biologis meliputi :

a. Identitas klien (umur,jenis kelamin,pekerjaan,pendidikan)


b. Identitas penanggung

2. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST)

Adanya rasa nyeri : lokasi,karakter, durasi dan hubungannya dengan urinasi serta
factor-Factor yang memicu rasa nyeri dan yang meringankannya

3. Riwayat infeksi traktus urinarius

a. Terapi atau perawatan rumah sakit yang pernah dialami untuk menangani
infeksi traktus urinarius
b. Adanya gejala panas atau menggigil
c. Sistoskopi sebelumnya, riwayat penggunaan kateter urine dan hasil-hasil
pemeriksaan diagnostic renal atau urinarius

4. Gejala kelainan urinasi

a. Disuria (sakit dan sulit saat berkemih) kapan keluhan ini terjadi pada saat
urinasi ( awal atau akhir urinasi )
b. Hesistancy (keterlambatan yang abnormal atau kesulitan untuk memulai
urinasi)
c. Mengejan : nyeri selama atau sesudah urinasi dapat menunjukan adanya
kompresi uretra,neurogenik kandung kemih atau obstruksi saluran keluar
d. Inkontinensia (pengeluaran urine diluar kehendak) : dapat terjadi akibat cidera
pada sfingter urinarius eksterna

9
5. Riwayat salah satu berikut :

a. Hematuri : perubahan warna atau volume urin dapat menunjukan adanya kanker
traktus urogenital iritasi pada uretra,ataupun adanya trauma
b. Nokturia : menunjukan penurunan kemampuan ginjal untuk memekatkan urine
c. Penyakit pada usia anak-anak (nefrotik syndrome)
d. Kelainan yang mempengaruhi fungsi ginjal (DM, hipertensi, trauma abdomen,
cidera medulla spinalis)

6. Pemeriksaan fisik

a. TTV
b. Inspeksi : adanya distensi kandung kemih
c. Palpasi : adanya nyeri tekan pada kandung kemih
d. Perkusi : pada daerah supra pubis apakah terdengar suara dullness

7. Diagnosa Keperawatan

a. Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada traktus urinarius


b. Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan, frekuensi, dan ataunokturia)
yang berhubungan dengan obstruksi mekanik (batu)
c. Nyeri yang berhubungan dengan distensi kandung kemih (retensiourine)
d. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan dirumah.
e. Resti gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang berhubungan dengan pasien
mual dan muntah
f. Resti terjadi penurunan HB berhubungan hematuri

8. Rencana Keperawatan

A. Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada traktus urinarius

10
Intervensi :

1) Kaji suhu tubuh pasien setiap 4 jam dan lapor jika suhu diatas 38,50 C

Rasional : Tanda vital menandakan adanya perubahan di dalam tubuh

2) Catat karakteristik urine

Rasional : Untuk mengetahui/mengidentifikasi indikasi kemajuan atau


penyimpangan dari hasil yang diharapkan.

3) Anjurkan pasien untuk minum 2 – 3 liter jika tidak ada kontra indikasi

Rasional : Untuk mencegah stasis urine

4) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotic

Rasional : untuk membunuh bakteri dan mencegah penyebaran infeksi

5) Monitor pemeriksaan ulang urine kultur dan sensivitas untuk menentukan


respon terapi.

Rasional : Mengetahui seberapa jauh efek pengobatan terhadap keadaan


penderita.

6) Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih secara komplit setiap


kali kemih.

Rasional : Untuk mencegah adanya distensi kandung kemih

7) Berikan perawatan perineal, pertahankan agar tetap bersih dan kering.

Rasional : Untuk menjaga kebersihan dan menghindari bakteri yang


membuat infeksi uretra

B. Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan, frekuensi, dan atau nokturia)
yang berhubungan dengan obstruksi mekanik (batu)

Intervensi :

11
1) Ukur dan catat urine setiap kali berkemih

Rasional : Untuk mengetahui adanya perubahan warna dan untuk


mengetahui input/output

2) Anjurkan untuk berkemih setiap 2 – 3 jam

Rasional : Untuk mencegah terjadinya penumpukan urine dalam


vesikaurinaria.

3) Palpasi kandung kemih tiap 4 jam

Rasional : Untuk mengetahui adanya distensi kandung kemih.

4) Bantu klien ke kamar kecil, memakai pispot/urinal

Rasional : Untuk memudahkan klien di dalam berkemih.

5) Bantu klien mendapatkan posisi berkemih yang nyaman

Rasional : Supaya klien tidak sukar untuk berkemih.

6) kolaborasi untuk pemasangan kateter

Rasional : untukk memfasilitasi pengeluaran urine dan mencegah distensi


kandung kemih

C. Nyeri yang berhubungan dengan distensi kandung kemih

Intervensi :

1) Kaji intensitas, lokasi, dan factor yang memperberat atau meringankan nyeri.

Rasional : Rasa sakit yang hebat menandakan adanya infeksi

2) Berikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat aktivitas yang dapat
ditoleran.

Rasional : Klien dapat istirahat dengan tenang dan dapat merilekskan otot-
otot

12
3) Anjurkan minum banyak 2-3 liter jika tidak ada kontra indikasi

Rasional : Untuk membantu klien dalam berkemih

4) lakukan tehnik mengurang nyeri tanpa obat : distraksi dan relaksasi

Rasional : untuk mengurangi nyeri

5) Berikan obat analgetik sesuai dengan program terapi.

Rasional : Analgetik memblok lintasan nyeri

D. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang


proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan dirumah.

Intervensi :

1) Kaji tingkat kecemasan

Rasional : Untuk mengetahui berat ringannya kecemasan klien

2) Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya

Rasional : Agar klien mempunyai semangat dan mau empati terhadap


perawatan dan pengobatan

3) Beri support pada klien

Rasional : untuk memberikan dukungan agar pasien menjadi lebih yakin


terhadap program pengobatan

4) Beri dorongan spiritual

Rasional : Agar klien kembali menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan


YME. Beri support pada klien

5) Beri penjelasan tentang penyakitnya

Rasional : Agar klien mengerti sepenuhnya tentang penyakit yang


dialaminya.

13
E. Resti gangguan pemenuhan kebuthan nutrisi berhubungan dengan pasien mual
dan muntah

Intervensi :

1. Awasi jumlah dan tipe masukan cairan

Rasional : pasien tidak mengkonsumsi cairan sama sekali mengakibatkan


dehidrasi

2. Diskusikan strategi untuk menghentikan muntah

Rasional : membantu pasien menerima perasaan bahwa dengan muntah


dapat mengakibatkan kehilangan cairan lebih lanjut

3. Anjurkan pasien untuk banyak minum

Rasional : untuk mencegah dehidrasi

4. Sajikan makanan dalam keadaan hangat

Rasional : untuk menambah nafsu makan

6. Anjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering

Rasional : untuk menghindari peningkatan asam lambung

F. Resti penurunan Hb berhubungan dengan hematuria

Intervensi

1. Observasi jumlah dan warna perdarahan

Rasional : untuk mengetahui seberapa banyak pasien kekurangan darah

2. Cek kadar Hb

Rasional : untuk menentukan perlu tidaknya dilakukan transfuse darah

3. kolaborasi pemberian tablet suplemen zink

Rasional : untuk mencegah kekurangan darah lebih lanjut

14
4. kolaborasi pemberian obat koagulan

Rasional : untuk menghentikan perdarahan

DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-


2014. Jakarta : EGC.

Pengertian vesikolitiasis , terdapat pada:

http://id.wikipedia.org/wiki/Batu_saluran_kemih

Permasalahan batu kandung kemih, terdapat pada :

http://smart-pustaka.blogspot.com/2011/03/batu-buli-buli-batu-kandung-kemih.html

Tanda dan gejala dari penyakit batu ginjal, terdapat pada:

http://amazine.co/7756/tips-ginjal-sehat-mengenal-5-tanda-gejala-batu-ginjal/

15

Anda mungkin juga menyukai