Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak hingga masa awal dewasa,
jadi pada masa remaja ini manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat juga
disebut sebagai anak-anak. Usia remaja biasanya dimulai saat laki-laki atau perempuan
berusia 10-12 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun.
Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang yang cepat, pertambahan berat dan tinggi
badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual
seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara.
Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol dan lebih
suka menghabiskan waktu diluar waktu berkumpul bersama keluarga.
Perubahan-perubahan fisik ini akan mempengaruhi status kesehatan dan gizinya.
Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan masalah
gizi, baik masalah kekurangan gizi atau kelebihan gizi.
Masalah gizi pada remaja akan menimbulkan dampak negatif pada tingkat kesehatan
masyarakat, misalnya penurunan konsentrasi belajar, risiko melahirkan bayi dengan BBLR
(Bayi Berat Lahir Rendah), penurunan kesegaran jasmani. Banyak penelitian telah
membuktikan banyak sekali remaja yang mengalami masalah gizi, masalah tersebut antara
lain Anemi (berkisar 40%) dan IMT kurang dari batas normal atau kurus (berkisar 30%).
Banyak faktor yang bisa menyebabkan hal ini terjadi, tetapi dengan mengetahui faktor-faktor
penyebab yang mempengaruhi hal ini dapat membantu upaya penanggulangannya.   

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang kami angkat yaitu:
1. Apa pengertian dari remaja?
2.Apa saja karakteristik perilaku makan remaja?
3. Apa saja macam-macam nutrisi?
4. Apa saja penyebab dan masalah nutrisi pada remaja?
5. Bagaimana cara mengatasi masalah nutrisi usia remaja?

Makalah Gizi Dan Diet 1


C. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
Mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan remaja, apa itu nutrisi, apa saja macam-macam
nutrisi pada remaja, apa saja masalah yang terjadi pada nutrisi usia remaja dan bagaimana
cara mengatasi masalah tersebut.

Makalah Gizi Dan Diet 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Remaja
Remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak hingga masa awal
dewasa, jadi pada masa remaja ini manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak
dapat juga disebut sebagai anak-anak. Usia remaja biasanya dimulai saat laki-laki atau
perempuan berusia 10-12 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun.
Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses kematangan manusia,
pada masa ini terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan. Perubahan fisik karena
pertumbuhan yang terjadi akan mempengaruhi status kesehatan dan gizinya.
Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan masalah
gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih maupun gizi kurang.
Status gizi dapat ditentukan melalui pemeriksaan laboratorium maupun secara
antropometri. Kekurangan kadar hemoglobin atau anemi ditentukan dengan pemeriksaan
darah. Antropometri merupakan cara penentuan status gizi yang paling mudah dan murah.
Indeks Massa Tubuh (IMT) direkomendasikan sebagai indikator yang baik untuk menentukan 
status gizi remaja.
Menghitung Indeks Masa Tubuh (IMT) atau Body Mass Indeks (IMT) atau Body Mass
Indeks (BMI) RUMUS IMT  : BB (kg) / TB (m2)
Kesehatan reproduksi remaja (adolescent reproductive health) adalah upaya kesehatan re
produksi yang dibutuhkan oleh remaja. Salah satu unsur yang berperan dalam mewujudkan k
esehatan reproduksi remaja adalah status gizi. Asupan gizi zat-zat seimbang sesuai dengan
kebutuhan remaja akan  membantu remaja mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan
masalah gizi baik itu berupa masalah gizi lebih maupun gizi kurang.

Makalah Gizi Dan Diet 3


B. Karakteristik Perilaku Makan Remaja
Berikut ini karakteristik perilaku makan yang dimiliki remaja:
1. Kebiasaan tidak makan pagi dan malas minum air putih.
2. Gadis remaja sering terjebak dengan pola makan tak sehat, menginginkan penurunan berat 
badan secara drastic, bahkan sampai gangguan pola makan. Hal ini dikarenakan remaja me
miliki body image (citra diri) yang mengacu pada idola mereka adalah para artis, pragawat
i, selebriti yang cenderung memiliki tubuh kurus, tinggi dan semampai.
3.  Kebiasaan “ngemil” yang rendah gizi (kurang kalori, protein, vitamin dan mineral)
seperti makanan ringan, kerupuk, dan chips.
4.  Kebiasaan makan  makanan siap saji (fast food) yang komposisi gizinya tidak
seimbang yaitu terlalu tinggi kandungan energinya, seperti pasta, fried chiken, dan
biasaya juga disertai mengkonsumsi minuman bersoda yang berlebihan.

C. Nutrisi pada usia remaja


Masa pubertas yang dialami remaja adalah masa dimana terjadinya perubahan hormonal.
Perubahan hormonal ini berkaitan dengan pertumbuhan pada masa remaja. Dilansir dari
sheknow.com, remaja akan menambah 20% tinggi badannya dan hampir 50% dari berat
orang dewasa selama masa remaja.
Karena masa inilah remaja membutuhkan banyak nutrisi karena kebutuhan gizinya yang
meningkat.

Apa saja nutrisi yang penting dan dibutuhkan oleh tubuh?  


    Kalori
Remaja laki-laki membutuhkan sekitar 2.500 hingga 2.800 kalori setiap harinya, sedangkan
remaja putri membutuhkan kira-kira 2.200 kalori perhari.
Idealnya kebutuhan kalori tersebut bersumber dari protein, susu rendah lemak, biji-bijian
(kacang-kacangan, sayuran dan buah-bauhan.
    Protein
Remaja membutuhkan protein sebesar 45 hingga 60gram perhari untuk tumbuh dan
membentuk otot. Protein sangat mudah didapat dari berbagai sumber makanan sehat, seperti
daging, telur, ikan, dan susu. Untuk vegetarian protein bisa didapat dari makanan yang
berbahan kacang-kacangan.

Makalah Gizi Dan Diet 4


    Kalsium
Saat masa pubertas, tubuh membutuhkan banyak kalsium untuk menyimpannya sebagai
tabungan untuk membentuk tulang yang kuat saat dewasa. Karena memasuki usia 20tahun
penyerapan asupan kalsium untuk tulang akan berkurang. Remaja membutuhkan asupan
kalsium sebesar 1.200mg setiap harinya. Asupan kalsium dapat berasal dari susu, sereal, buah
dan sayur yang kaya akan kalsium.
    Zat besi
Zat besi membantu darah membawa oksigen keseluruh otot, juga membuat fungsi otak
bekerja maksimal dan membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam melawan
penyakit. Remaja laki-laki membutuhkan asupan sebanyak 12mg zat besi perharinya,
sedangkan untuk remaa perempuan membutuhkan asupan zat besi sebanyak 15mg
perharinya. Kebutuhan zat besi remaja perempuan lebih besar dibandingkan kebutuhan zat
gizi untuk laki-laki, hal ini karena perempuan mengalami menstruasi. Saat menstruasi
perempuan membutuhkan zat besi yang lebih banyak untuk menghindari adanya resiko
kekurangan darah.
    Vitamin
Vitamin adalah zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil, yang pada
umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu, harus didatangkan oleh makanan.
Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Tiap
vitamin mempunyai tugas spesifik dalam tubuh.
Kebutuhan vitamin thiamin, riboflavin, dan niasin pada remaja akan meningkat. Zat-zat
tersebut diperlukan untuk membantu proses metabolism energi. Begitu uga dengan folat dan
vitamin B12 yang penting untuk sintesis DNA dan RNA. Tak kalah pentingnya adalah
vitamin D yang dibutuhkan untuk pertumbuhan otot. Vitamin A, C, dan E dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan mendukung fungsi sel baru.

Makalah Gizi Dan Diet 5


D.  Penyebab dan masalah nutrisi pada remaja
Cukup banyak masalah yang berdampak negatif terhadap kesehatan dan gizi remaja.
Disamping penyakit atau kondisi yang terbawa sejak lahir, penyalahgunaan obat, kecanduan
alkohol dan rokok, serta hubungan seksual terlalu dini, terbukti menambah beban para
remaja. Dalam beberapa hal masalah gizi remaja serupa, atau merupakan kelanjutan dari
masalah gizi pada usia anak, yaitu anemia defisiensi besi, kelebihan dan kekurangan berat
badan.
Sedikit sekali yang diketahui tentang asupan pangan remaja. Meski asupan kalori dan
protein sudah tercukupi, namun elemen lain seperti zat besi, kalsium, dan beberapa vitamin
ternyata masih kurang. Survei terhadap mahasiswi kedokteran di Perancis, misalkan,
membuktikan bahwa 16% mahasiswi kehabisan cadangan besi sementara 75% menderita
kekurangan. Penelitian lain terhadap rakyat misikin di Kairo menunjukan asupan besi
sebagian besar remaja wanita tidak mencukupi kebutuhan harian yang dianjurkan. Di negara
yang sedang berkembang, sekitar 27% remaja laki-laki dan 26% remaja perempuan
menderita anemia; sementara dinegara maju angka tersebut hanya berada pada bilangan 5%
dan 7%. Secara garis besar, sebanyak 44% wanita di negara berkembang (10 negara di asia
tenggara, termasuk indonesia) mengalami anemia kekurangan zat besi, sementara wanita
hamil lebih besar lagi, yaitu 55%. 
Di Amerika Serikat, sebagian remaja tidak memperoleh kalsium sebanyak yang
dianjurkan oleh RDA, 18%. Remaja tidak setiap hari makan buah dan sayur, sementara
kudapan asin dan manis (70%) dimakan beberapa kali (sepertiga dari mereka) setiap hari.
Survei Departemen Pertanian Amerika Serikat (1995) membuktikan bahwa remaja putri yang
berusia 12-19 tahun, hanya mengkonsumsi 777mg kalsium perharinya.
Salah satu masalah serius yang menghantui dunia kini adalah konsumsi makanan olahan,
seperti yang ditayangkan dalam iklan televisi, secara berlebihan. Makanan ini , meskipun
dalam iklan diklaim kaya akan vitamin dan mineral, sering terlalu banayak mengandung gula
serta lemak, disamping zat aditif. Konsumsi makanan jenis ini secara berlebihan dapat
menyebabkan kekurangan zat gizi lain. Kegemaran pada makanan olahan yang mengandung
zat ini menyebabkan remaja mengalami perubahan patologis yang terlalu dini. Kekurangan
zat besi dapat menimbulkan anemia dan keletihan. Remaja banyak memerlukan zat besi
apalagi remaja wanita untuk mengganti zat besi yang hilang bersamaan dengan darah haid.
Dampak negatif kekurangan mineral kerap tidak terlihat sebelum mereka mencapai usia
dewasa. Contoh, kalsium sangat penting dalam pembentukan tulang pada usia remaja dan
dewasa muda. Kekurangan kalsium selagi muda merupakan penyebab osteoporosis diusia
Makalah Gizi Dan Diet 6
lanjut, dan keadaan ini tidak dapat ditanggulangi dengan meningkatkan konsumsi zat ini
ketika (tanda) penyakit ini tampak.  
Ketidak seimbangan antara asupan dan kekurangan energi mengakibatkan pertambahan
berat badan. Obesitas yang muncul pada usia remaja cenderung berlanjut hingga dewasa, dan
lansia. Sementara obesitas itu sendiri merupakan salah satu faktor penyebab penyakit
degeneratif seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes melitus, artritis, penyakit kantong
empedu, beberapa jenis kanker, gangguan fungsi pernapasan, dan berbagai gangguan kulit.

Ada tiga alasan mengapa remaja dikategorikan rentan:


     Percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh memerlukan energi dan zat gizi yang
lebih banyak.
     Perubahan gaya hidup dan kebiasaan pangan menuntut penyesuaian pemasukan energi
dan zat gizi.
     Kehamilan, keikutsertaan dalam olahraga, kecanduan alkohol dan obat, meningkatkan
kebutuhan energi dan zat gizi, disamping itu tidak sedikit remaja yang makan secara
berlebihan dan akhirnya obesitas.
Remaja belum sepenuhnya matang, baik secara fisik, kognitif, dan psikososial. Dalam masa
pencarian identitas ini, remaja cepat sekali terpengaruh oleh lingkungan. Kegemaran yang tak
lazim, seperti pilihan untuk menjadi vegetarian atau food fadism, merupakan sebagian contoh
keterpengaruhan ini.
Kecemasan akan bentuk tubuh membuat remaja sengaja untuk tidak makan untuk tetap
mempertahankan bentuk dan berat badannya yang tetapi akan berujung pada anoreksia
nervosa.
Hampir 50% remaja (daniel, 1977) terutama remaa yang lebih tua, tidak sarapan. Penelitian
lain membuktikan masih banyak remaja (89%) yang meyakini bahwa sarapan penting.
Namun mereka yang teratur sarapan hanya 60%. Remaja putri malah melewatkan dua kali
waktu makan, dan lebih memilih kudapan. Sebagian besar kudapan bukan hanya hampa
kalori, tetapi juga sedikit sekali mengandung zat gizi, selain dapat mengganggu
(menghilangkan) nafsu makan. Mengudap sebenarnya tidak dilarang, asalkan tau cara
memilih kudapan yang kaya akan zat gizi.   

Makalah Gizi Dan Diet 7


E. Cara mengatasi masalah nutrisi usia remaja
Peran pemerintah untuk program gizi masyarakat dengan tujuan penanggulangan masalah
gizi sudah banyak yang diluncurkan, antara lain:
Program Edukasi Gizi
Upaya-upaya pendidikan gizi pada remaja lebih efektif dilakukan di sekolah, khususnya
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA),
karena pada masa ini remaja mengalami pertumbuhan cepat (growth spurt) setelah
pertumbuhan pada masa balita.

Program Suplementasi Gizi


Suplementasi adalah penambahan satu atau lebih unsur pada keadaan yang biasa terjadi.
Suplementasi gizi adalah satu atau lebih zat gizi yang ditambahkan ke konsumsi makanan
sehari-hari dengan harapan terpenuhi kebutuhan gizinya.
Contoh: melalui pemberian makanan maupun produk zat gizi seperti pil besi dan vitamin A.

Program Fortifikasi Bahan Makanan


Fortifikasi adalah penambahan zat gizi tertentu ke dalam bahan makanan dengan tujuan agar
masyarakat terhindar dari defisiensi (kekurangan) zat gizi tersebut. Biasanya, zat gizi yang
ditambahkan adalah zat gizi mikro yang masih menjadi masalah di Negara bersangkutan atau
berisiko untuk menjadi masalah jika tidak dilakukan fortifikasi pada bahan makanan tersebut.
Contoh: Umumnya bahan makanan itu adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh
masyarakat dan   iodium pada garam ataupun fortifikasi besi pada tepung.

Makalah Gizi Dan Diet 8


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Remaja mempunyai kebutuhan nutrisi yang lebih, karena pada saat tersebut terjadi
pertumbuhan yang pesat dan terjadi perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan
timbulnya pubertas. Pertumbuhan pada masa remaja akan mempengaruhi kebutuhan,
absorbsi, serta cara penggunaan zat gizi. Kebutuhan gizi pada remaja lebih tinggi daripada
usia anak. Namun, kebutuhan gizi pada remaja perempuan dan laki-laki akan jelas berbeda.
Hal ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan yang pesat, kematangan seksual, perubahan
komposisi tubuh, mineralisasi tulang, dan perubahan aktifitas fisik.BKebutuhan nutrisi yang
meningkat pada masa remaja adalah energi, protein, kalsium, besi, dan zinc. Peran
pemerintah untuk program gizi masyarakat dengan tujuan penanggulangan masalah gizi
sudah banyak yang diluncurkan, antara lain program edukasi gizi, program suplementasi gizi
melalui pemberian makanan maupun produk zat gizi seperti pil besi dan vitamin A, program
fortifikasi bahan makanan seperti iodium pada garam ataupun fortifikasi besi pada tepung.

B. SARAN
Situasi masalah nutrisi remaja di tiap negara berbeda-beda dan terdapat kesulitan dalam
mengumpulkan data tentang masalah nutrisi remaja termasuk di Indonesia. Survei data dasar
mengenai keadaan nutrisi remaja umumnya diperoleh melalui informasi yang tidak langsung
misalnya melalui wawancara terhadap orangtua. Adanya keterbatasan jumlah populasi remaja
yang disurvei kurang bisa menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Survei atau penelitian
masalah nutrisi remaja yang dilakukan secara nasional masih belum ada atau masih sedikit
sekali dibandingkan dengan negara maju. Suatu tim interdisiplin akan lebih berhasil untuk
menyelesaikan masalah remaja di klinik karena pendekatan tersebut akan menguntungkan,
Dengan cara tersebut akan-memberikan pelayanan medik sebagai keseluruhan, yaitu dapat
mensahkan dan membenarkan adanya pemeriksaan psikologik, menghindari terjadinya
masalah nutrisi yang akan merusak kesehatan, mempermudah dalam memeriksa nutrisi
remaja secara komprehensif dan akan menyempurnakan hasil penelitian dengan dokumen dan
catatan medik yang ada. Tim spesialis yang perlu dibentuk adalah tim intervensi krisis, tim
kekerasan fisik dan seksual, tim nutrisi dan gangguan makan, tim penyalahgunaan obat
terlarang dan tim untuk menyelesaikan masalah stres dan bunuh diri.

Makalah Gizi Dan Diet 9


DAFTAR PUSTAKA

http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/nutrisi-pada-remaja

Sumber : Buku Bunga Rampai Keseharan Remaja

Makalah Gizi Dan Diet 10

Anda mungkin juga menyukai