OLEH:
1
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN PENATALAKSANAAN
Pengobatan utama adalah menggunakan
Karena penyebab dari penyakit ini tidak penghambat beta adrenergik, yang Obat-obat anti-aritmia diberikan bila
diketahui, maka pengobatan yang efeknya disamping mengurangi ada gangguan irama, pemasangan alat
dilakukan sesuai dengan gejala yang obstruksi jalan pengosongan ventrikel pacu jantung untuk gamgguan
muncul. Seperti untuk gagal jantung, kiri, juga untuk mencegah gangguan konduksi yang berat dapat diberikan.
diberikan diuretik, ACE inhibitor dan irama yang sering menyebabkan
penghambat beta. kematian mendadak.
Kardiomiopati Dilatasi Kardiomiopati Dilatasi Kardiomiopati Dilatasi
PATHWAY
ANSIETAS
Penurunan suplai oksigen
PENURUNAN CURAH
JANTUNG
INTOLERANSI AKTIVITAS
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Miokardiopati
Pengkajian Identitas pasien:
Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan,
alamat, tanggal masuk MRS dan diagnosa medis.
Status kesehatan:
Keluhan utama, keluhan tambahan, riawayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan dahulu, riwayat kesehatan keluarga.
Pola-pola kesehatan fungsional:
Pola penatalaksanaan kesehatan/persepsi sehat, pola nurtrisi dan metabolik, pola eliminasi, pola latihan dan aktivitas, pola istirahat dan
tidur, pola kognitif, pola persepsi konsep diri, pola peran dan tanggung jawab, pola seksual-reproduksi, pola koping dan toleransi stres,
pola keyakinan dan nilai.
Diagnosa 1. Penurunan curah jantung b.d perubahan afterload dan preload
2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
3. Ansietas b.d perubahan besar (status kesehatan)
Intervensi NOC NOC NOC
Efektifitas Pompa Jantung Intoleransi Aktivitas Koping
Tanda-tanda vital Setelah dilakukan tindakan Kontrol Kecemasan
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 4 x 24 jam, Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1 x 24 jam, pasien pasien mampu mempertahankan keperawatan selama 3 x 60
tidak mengalami penurunan curah tingkat energi yang adekuat menit (3 jam), pasien tidak
jantung, dengan kriteria hasil: dengan kriteria hasil: mengalami cemas, dengan
1. Tanda-tanda vital dalam rentang 1. Tanda-tanda vital normal kriteria hasil:
normal 2. Sirkulasi status baik 1. Melaporkan berkurangnya
2. Dapat mentoleransi aktivitas, tidak 3. Status kardiopulmonari tanda gejala fisik akibat setres
ada kelelahan adekuat 2. Beradaptasi dalam perubahan
3. Tidak ada edema paru, perifer dan 4. Status respirasi : pertukaran hidup
tidak ada asites gas dan ventilasi adekuat 3. Melaporkan berkurangnya
4. Tidak ada penurunan kesadaran 5. Pasien menentukan dan stress
5. Tidak ada distensi vena leher melakukan aktivitas yang 4. Menggunakan teknik
sesuai dengan kemampuan relaksasi untuk mengurangi
6. Pasien mendapatkan waktu kecemasan
istirahat atau tidur yang tepat 5. Mengontrol respon cemas
NIC NIC NIC
Perawatan Jantung Terapi Aktifitas Pengurangan kecemasan
1. Bantu klien untuk
1. Monitor adanya dispnea mengidentifikasi aktivitas yang 1. Gunakan pendekatan yang
2. Mengevaluasi adanya nyeri dada mampu dilakukan menenangkan
(intensitas, lokasi, durasi) 2. Bantu klien untuk memilih 2. Nyatakan dengan jelas
3. Mencatat adanya disritmia aktivitas konsisten yang sesuai harapan terhadap pelaku
4. Memonitor status kardiovaskuler dengan kemampian fisik, pasien
5. Memonitor adanya perubahan tekanan psiologi dan sosial 3. Jelaskan semua prosedur dan
darah 3. Monitor respon fisik, emosi, apa yang dirasakan selama
6. Atur periode latihan dan istirahat untuk social, dan spiritual prosedur
menghindari keletihan 4. Monitor respon kardiovaskuler 4. Temani pasien untuk
7. Anjurkan untuk menurunkan stress terhadap aktifitas memberikan keamanan dan
8. Berkolaborasi dengan dokter untuk 5. Kolaborasi dengan tenaga mengurangi takut
obat yang bisa diberikan rehabilitasi medic dalam 5. Berikan informasi aktual
merencanakan program terapi mengenai diagnosis, tindakan
Monitor Tanda-tanda vital yang tepat. prognosis
9. nadi, suhu dan RR 6. Libatkan keluarga untuk
10. Catat adanya fluktuasi tekanan darah mendampingi klien
11. Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama 7. Instruksikan pada pasien untuk
dan sesudah aktifitas menggunakan tehnik relaksasi
12. Monitor jumlah dan irama jantung 8. Dengarkan dengan penuh
13. Monitor bunyi jantung. perhatian
14. Beri obat penurun afterload sesuai 9. Identifikasi tingkat kecemasan
program 10. Bantu pasien mengenal situasi
15. Beri diuretik sesuai program yang menimbulkan kecemasan
11. Dorong pasien
untukmengungkapkan
perasaan, ketakutan,persepsi
DAFTAR PUSTAKA
NANDA International. Nursing Diagnosis: Definitions and Classification 2012 – 2014. Jakarta: EGC.
Moorhead, S., et al. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC). 4th ed. Mosbie Elsevier: USA.
Bulechek, G.M., et al. 2008. Nursing Intervention Classification (NIC). 5th ed. Mosbie Elsevier: USA.
Muttaqin Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular. Jakarta:
Salemba Medika.
Aru W. Sudoyo, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing.
KASUS 4
Seorang pasien bernama Tn. A berusia 36 tahun, berjenis kelamin laki-laki dengan alamat di
Banjarmasin. Pendidikan terakhir S1, suku banjar, agama islam, status perkawinan kawin, pekerjaan
swasta, No Rekam Medik 1-21-7X-XX dirawat di ruang jantung dengan diagnosis medis
Kardiomiopati. Pasien masuk rumah sakit karena sesak napas sejak tanggal 5 april 2019 dan semakin
memberat pada tanggal 9 April 2019 sekitar jam 22.00 wita dan di rumah pasien mencoba memasang
oksigen sendiri namun keluhan sesak tidak berkurang sampai sekitar jam 24.00 pasien dibawa keluarga
ke IGD dan mulai di rawat di ruang jantung pada tanggal 10 April 2019 sekitar jam 06.30 wita. Pasien
mempunyai riwayat hipertensi sejak kuliah namun tidak diobati dan riwayat merokok sejak tahun 1999
dan berhenti tahun 2016, pada tahun 2016 pasien di diagnosa jantung pertama kali oleh dokter.
Pasien mempuntai riwayat hipertensi dan sudah 3 kali di rawat di ruang alamanda., terakhir dirawat
sekitar 2 bulan yang lalu, pasien juga mengkonsumsi minuman keras dan obat-obat terlarang kurang
lebih selama 7 tahun terakhir. Orang tua pasien (ayah) juga mempunyai riwayat penyakit jantung.
Pasien terakhir dirawat di RS ±2 bln yang lalu. Pasien tidak ada riwayat operasi dan alergi. Riwayat
pengobatan pasien sebelumnya yaitu, Clopidogril 1x75mg, Digoxin 1x0,125mg , Concor 1x5mg.
Sedangkan, saat ini yaitu Inj. Omeprazole 1x30mg dan Inj. Furosemide 20mg (1-0-0) Saat ditanya
perawat tentang penyakitnya, pasien beranggapan sakit yang dialaminya saat ini adalah karena akibat
kebiasaan merokok dan minuman beralkohol.
Pasien tidak ada gangguan makan, namun terkadang merasa nasi yang disediakan tidak enak, sehingga
terkadang keluarga pasien membawa makanan dari rumah. Pasien makan 3x/hari (dengan porsi yang
disediakan Rumah sakit disertai dengan pisang dan terkadang tidak habis) dan minum ±3 gelas air
mineral (pasien dibatasi untuk cairannya tidak boleh lebih dari 1.250 ml). BB: 92 kg, TB : 169 cm dan
suhu 36,1oC.
Kulit pasien berwarna sawo matang, tidak ada lesi, lembab, keluar keringat dan akral teraba dingin serta
turgor kulit < 3 detik. Rambut hitam bergelombang dan sedikit agak panjang. Kuku pendek, bersih dan
tidak ada yang rusak. Muka pasien terlihat pucat dan seperti kehitaman. Tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid, tidak ada peningkatan JVP (7 cmH2O, tidak ada kaku kuduk, tidak ada sianosis, mukosa lembab,
mulut bersih, tidak ada peradangan tonsil dan gigi lengkap. Tidak ada penggunaan NGT dan pasien
terpasang vemplon dan syringe pump furosemide.
Defekasi terakhir pasien pada tanggal 9 April 2019. Frekuensi defekasi1-2x perhari dengan konsistensi
lembek berwarna kuning. Pasien tidak ada masalah defekasi dan tidak ada penggunaan alat bantu
(laksatif/pispot). Bising usus : 13 x/menit. Struktur abdomen simetris, lingkar perut 92 cm, tidak ada
lesi, tidak ada peradangan di umbilicus, tidak ada distensi dan nyeri tekan. Pasien tidak ada keluhan
dalam berkemih dan tidak ada menggunakan alat bantu berkemih, frekuensi berkemih 3-4x dengan
jumlah ± 600 ml warna kuning kecoklatan. Pasien tidak mengeluh sakit pinggang, palpasi ginjal tidak
teraba, perkusi ginjal redup dan kondisi blast kosong, tidak ada distensi
Pasien dapat melakukan mobilitas ditempat tidur secara mandiri, tetapi mandi, berpakaian, eliminasi,
berpindah dan berjalan dibantu oleh orang lain. Frekuensi napas pasien meningkat yaitu 29 x/mnt
dengan kedalaman dangkal dan irama ireguler. Inspeksi didapatkan napas cuping hidung, bentuk dada
simetris, tidak ada retraksi diding dada, palpasi gerakan dada simetris, taktil premitus gataran simetris,
perkusi sonor pada kedua lapang paru dan auskultasi vesikuler disemua lapang paru. Pasien memiliki
riwayat merokok sejak tahun 1999 sampai 2016 (dalam sehari + 2 bungkus. Tidak ada riwayat
asma/bronchitis/emfisema. Tidak ada riwayat penyakit paru dalam keluarga. Pasien kadang-kadang
batuk tetapi tidak ada sputum. Tidak terlihat adanya penggunaan otot bantu napas dan suara napas
tambahan.
Frekuensi nadi didapatkan 113 x/menit, irama regular, TD 110/90 mmHg. Perkusi dada sonor. Capillary
refill time < 3 detik, Tidak ada nyeri dada, edema, palpitasi. Suhu ekstremitas 36,1oC. Orang tua pasien
(ayah) juga memiliki riwayat penyakit jantung. Pada pemeriksaan dada didapatkan I : pulsasi iktus
kordis tidak terlihat, tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembengkakan tungkai, A : S1 S2
Tunggal, P : PMI teraba di sepanjang ICS V mid clavikula line (MCL) 1-2 cm dan P : batas kanan atas
jantung ICS 2 linea para sternal dextra, kanan bawah ICS V liner para ssternal dextra, kiri atas ics 2
linea para sternal sinistra, kiri bawah ics 5 linea media clavicula sinistra.
Rentang gerak pasien tidak terbatas dengan skala kekuatan otot 5-5-5-5. Cara berjalan pasien seimbang,
bentuk tulang belakang tidak ada kelainan dan genggaman tangan/reflex kuat. Tidak ada penggunaan
tongkat/walker/prostese, tidak ada nyeri pada persendian, tidak ada kekakuan, edema maupun
deformitas. Pasien mengatakan merasa capek dan sesak jika bergerak kekamar mandi jika tidak
menggunakan oksigen.
Pasien mengatakan merasa terganggu saat tidur karena sesak nafas, waktu tidur pasien saat sakit ±4-5
jam sehari. Pasien mengungkapkan keluhan yang mempengaruhi tidur adalah sesak nafas. Fungsi
penglihatan normal, pasien nampak sibuk bermain hp, posisi bola mata, simetris, tidak ada batasan
gerakan mata, konjungtiva tidak anemis, kornea jernih, sclera tidak ikterik, pupil isokor dan tidak ada
pemakaian alat bantu penglihatan. Fungsi pendengaran normal, pasien dapat menjawab sesuai
pertanyaan dan struktur luar telinga simetris kiri dan kanan. Tidak ada cairan dari telinga, perasaan
penuh dalam telinga, tinnitus dan tidak ada penggunaan alat bantu dengar. Fungsi penciuman normal,
pasien mampu mencium bau parfum, kondisi hidung bersih dan simetris, cairan dari hidung tidak ada.
Pasien tidak mengeluh vertigo maupun pusing. Tingkat kesadaran compos mentis dengan GCS E4 V5
M6.
Pasien berkata bahwa dirinya menerima sakitnya sebagai akibat merokok dan HT dan berharap setelah
dirawat bisa menjaga jantungnya lebih baik setelah sembuh. Pasien memberikan ekspresi afek/emosi
sesuai dengan keadaan. Pasien tidak mengalami gangguan pada seksualitas, pasien tidak ada keluhan
mengenai keturunan dan tidak ada riwayat penyakit hubungan seksual maupun keluhan gatal-gatal.
Pasien mengambil keputusan sendiri dan juga berdiskusi dengan istri. Pasien mengungkapkan bahwa
dirinya tidak ada stresor dalam 1 tahun terakhir. Koping yang biasa ia gunakan yaitu berbicara dengan
keluarga karena sistem pendukungnya adalah keluarga. Pasien mengatakan tidak mengalami perasaan
cemas. Peran dalam keluarga ialah sebagai kepala keluarga dan hubungan dengan orang terdekat
terjalin dengan baik. Pasien berinteraksi dengan pasien lain secara baik terlihat pasie meminjamkan
charger hp). Pasien dapat menjawab pertanyaan perawat dan kooperatif saat dilakukan pengkajian.
Bahasa yang pasien gunakan sehari-hari adalah bahasa Banjar. Pasien mengatakan tidak merasakan
adanya efek perubahan peran. Pasien mengatakan bahwa dirinya beragama islam. Kegiatan keagamaan
yang dilakukannya yaitu dengan sholat ditempat tidur. Pasien berharap segera sembuh.
TERAPI MEDIS : Rabu, 9/4/19
Nama Obat Rute Pemberian Dosis Indikasi
Omeprazole IV 1x30mg
Furosemide IV 20mg/1-0-0
Clopidogrel Oral 1 x 75 mg
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 8/4/19
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN METODA
HEMATOLOGI
KIMIA
GULA DARAH
HATI
GINJAL
ELEKTROLIT
Keadaan Umum : kesadaran compos mentis, muka pasien terlihat pucat dan seperti kehitaman,
pasien nampak bernafas cuping hidung RR=29x/menit. pasien terpasang vemplon dan syringe
pump furosemide.
Diagnosa keperawatan:
3. Pola Eliminasi
Tanggal defekasi terakhir : 9 April 2019
Frekuensi defekasi: 2 x/ hari konsistensi: Lembek warna: Kuning
Masalah defekasi: Tidak ada masalah.
Penggunaan alat bantu (laksatif/pispot): Tidak ada penggunaan alat bantu.
Bising usus : 13 x/menit
Struktur abdomen: Struktur abdomen simetris, lingkar perut 92 cm,
o I: tidak ada lesi, tidak ada peradangan di umbilicus
o A : 13x/menit
o P:
o P : tidak ada distensi dan nyeri tekan,
Kebersihan diri:
Di rumah
Mandi : ........................ ¿ /hr
Gosok gigi : ........................ ¿ /hr
Keramas : .................... ¿ /mgg
Potong kuku : .................... ¿ /mgg
Di rumah sakit
Mandi : ........................ ¿ /hr
Gosok gigi : ........................ ¿ /hr
Keramas : .................... ¿ /mgg
Potong kuku : .................... ¿ /mgg
Pernapasan
Frekuensi napas : 29x/menit kedalaman : Dangkal irama : Ireguler.
Bunyi napas : Vesikuler.
Riwayat merokok : Pasien memiliki riawayat merokok.
Riwayat asma/ bronchitis/ emfisema : Tidak ada riwayat asma/ bronchitis/ emfisema.
Riwayat penyakit paru dalam keluarga: Keluarga pasien tidak ada riwayat penyakit paru.
Batuk : . Pasien kadang-kadang batuk tetapi tidak ada sputum
Penggunaan otot bantu napas : tidak ada penggunaan otot bantu napas.
Suara napas tambahan : Tidak ada suara napas tambahan.
Adanya sputum : Tidak ada sputum.
Lain-lain :
pemeriksaan dada (Pernafasan)
I : nafas cuping hidung, dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada
P: gerakan dada simetris, taktil premitus gataran simetris
P: sonor pada kedua lapang paru
A: vesikuler disemua lapang paru.
Sirkulasi
Frekuensi nadi : 113x/menit .irama : Reguler TD: 110/90 mmHg
Perkusi dada: Sonor pada lapang paru Nyeri dada : Tidak ada
Capillary refill: < 3 detik.
Edema: Tidak ada edema.
Palpitasi: Tidak ada palpitasi.
Suhu ekstrimitas: 36,1oC
Riwayat penyakit jantung dalam keluarga: Orang tua pasien (ayah) juga memiliki
riwayat penyakit jantung.
Mobilitas
Pola latihan yang biasa dilakukan Tidak Terkaji
Aktivitas di waktu luang: Tidak Terkaji ,sejak sakit : bed rest
Rentang gerak: Tidak terbatas Skala kekuatan otot: 5-5-5-5
Keseimbangan dan cara jalan:Seimbang Bentuk tulang belakang: tidak ada kelainan
Genggaman tangan/ reflex: Kuat
Penggunaan tongkat/ walker/ prostese: Tidak ada penggunaan tongkat/walker/prostese
Persendian: Tidak terdapat nyeri, tidak ada
kekakuan: Tidak ada
edema: Tidak ada
deformitas: Tidak ada
Lain-lain
Diagnosa keperawatan: Penurunan Curah Jantung, Intoleran Aktivitas, Ketidakefektifan Pola
nafas
5. Pola Istirahat dan Tidur
Waktu tidur : sebelum sakit: - .saat sakit: ±4-5 jam sehari
Keluhan yang mempengaruhi tidur : Pasien mengeluh sesak nafas
Keluhan letih : Klien mengatakan merasa capek dan sesak
Lingkaran gelap di mata Tidak ada.
Penggunaan hipnotik / sedasi : Tidak ada.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 8/4/19
HA
PEMERIKSAAN SIL NILAI RUJUKAN SATUAN METODA
HEMATOLOGI
KIMIA
GULA DARAH
GINJAL
ELEKTROLIT
DO:
TTV:
Sebelum beraktifitas: TD (110/90
mmhg), nadi (98x/ menit), RR
(29x.menit), Suhu (36˚C)
Sesudah Beraktifitas:
TD (135/95 mmhg), nadi (113x/ menit),
RR (34x.menit), Suhu (36˚C)
Pasien terlihat hanya berbaring di
tempat tidur
Rentang gerak pasien tidak terbatas
Skala kekuatan otot 5-5-5-5
Hasil foto rontgen (9/4/19): kardiomegali
Hasil ekokardiogram (1/4/19) : LV
Dilatasi
9. Menghindari adanya
kesalahan dalam
pemberian pengobatan
terhadap pasien