Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.A DENGAN KARDIOMIOPATI

OLEH:

NURUL SHOLEHAH, S. Kep NIM. 2030913320035

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2020

1
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : NURUL SHOLEHAH, S.Kep


NIM : 2030913320035
JUDUL LP : Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Dengan Kardiomiopati

Banjarbaru, September 2020

Mengetahui,

Koordinator Stase Keperawatan Medikal Bedah Clinical Teacher (CT)

Noor Diani, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.Kep.MB Agianto, S.Kep,,Ns., M.N.S.,Ph.D


NIP. 19780317 200812 2 001 NIP.19820818 200812 1 003
KARDIOMIOPATI
Kardiomiopati merupakan suatu kelompok penyakit yang langsung mengenai otot jantung atau miokard itu sendiri. Tanpa memperhatikan perbedaan masing-
masing, fisiologi kardiomiopati merupakan urutan kejadian yang progresif yang diakhiri dengan terjadinya gngguan pemompaan ventrikel kiri. Karena volume
sekuncup makin lama makin berkurang, maka terjadi stimulasi syaraf simpatis, mengakibatkan peningkatan tahanan vaskuler sistemik.

DILATASI/KONGESTIF HIPERTROFIK RESTRIKTIF

ETIOLOGI ETIOLOGI ETIOLOGI


Penyebabnya belum diketahui pasti, Penyebab belum diketahui pasti, Penyebab penyakit ini tidak
tetapi kemungkinan besar kelainan namun di duga disebabkan diketahui. Kardiomiopati restriktif
ini merupakan hasil akhir dari katekolamin kelainan pembuluh ini sering ditemukan pada
kerusakan darah kecil, kelainan yang amiliodosis, hemokromatosis,
miokard akibat produksi berbagai menyebabkan iskemia miokard, deposisi glikogen, fibrosis
macam toksin, zat metabolis dan kelainan konduksi atrioventikuler endomiokardial, eosinofilia, dan
infeksi. dan kelaina kolagen. fibroelastosis.

MANIFESTASI KLINIS MANIFESTASI KLINIS


MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinis fase lanjut terjadi Gambaran klinis meliputi
gagal jantung kongestif yang timbul dispnea, angina pektoris, mudah Gambaran klinis meliputi lemah,
secara bertahap akibat kegagalan lelah, palpitasi, dan pusing. sesak napas, payah jantung sebelah
ventrikel kiri dengan manifestasi Gangguan irama sering tejadi kanan, tanda serta gejala sistemis ;
penurunan curah jantung, penurunan dan hemokromatosis.
perfusi menyebabkan berdebar-debar,
jaringan, mengganggu ventrikel tekanan darah sistolik dapat pula
kanan dengan manifestasi emboli turun
sistemis dan paru.
PEMERIKSAAN

PEMERIKSAAN Pada pemeriksaan fisik ditemukan


PEMERIKSAAN
adanya pembesaran jantung sedang.
Pada pemeriksaan mikroskopis otot
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan Terdengar bunyi jantung ke-3 atau ke-4
memperlihatkan berkurangnya jumlah
pembesaran jantung ringan. Pada apeks dan adanya regurgitasi mitral atau
elemen kontraktil serat otot. Radiologi
teraba getaran jantung sistolik. Bunyi trikuspid.
dada untuk pembesaran jantung dan
jantung keempat biasanya terdengar. Pemeriksaan elektrokardiografi
elektrokardiografi.
Foto rontgen dada untuk melihat ditemukan low volt-age dan
Pada pemeriksaan fisik jantung dapat
pembesaran, pemeriksaan ekokardiografi tampak dinding
ditemukan tanda-tanda: prekardium
elektrokardiografi untuk kelainan ventrikel kiri menebal serta
bergeser kea rah kiri,impuls pada
segmen ST, gelombang T dan penambahna massa didalam ventrikel.
ventrikel kanan,impuls apical bergeser ke
gelombang Q abnormal.
lateral yang menunjukkan dilatasi
ventrikel kiri, terdengar presistolik gallop
(s4) dan gallop ventrikuler (S3)

PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN PENATALAKSANAAN
Pengobatan utama adalah menggunakan
Karena penyebab dari penyakit ini tidak penghambat beta adrenergik, yang Obat-obat anti-aritmia diberikan bila
diketahui, maka pengobatan yang efeknya disamping mengurangi ada gangguan irama, pemasangan alat
dilakukan sesuai dengan gejala yang obstruksi jalan pengosongan ventrikel pacu jantung untuk gamgguan
muncul. Seperti untuk gagal jantung, kiri, juga untuk mencegah gangguan konduksi yang berat dapat diberikan.
diberikan diuretik, ACE inhibitor dan irama yang sering menyebabkan
penghambat beta. kematian mendadak.
Kardiomiopati Dilatasi Kardiomiopati Dilatasi Kardiomiopati Dilatasi
PATHWAY

Ejeksi ventrikel kiri terganggu,statis darah dalam ventrikel dan


atrium peningkatan preload dan afterload

Gagal Jantung Kongestif

Curah Jantung menurun Kondisi Prognosis Peningkatan beban volume


penyakit atrium kiri sesak nafas

ANSIETAS
Penurunan suplai oksigen

PENURUNAN CURAH
JANTUNG

INTOLERANSI AKTIVITAS
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Miokardiopati
Pengkajian Identitas pasien:
Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan,
alamat, tanggal masuk MRS dan diagnosa medis.
Status kesehatan:
Keluhan utama, keluhan tambahan, riawayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan dahulu, riwayat kesehatan keluarga.
Pola-pola kesehatan fungsional:
Pola penatalaksanaan kesehatan/persepsi sehat, pola nurtrisi dan metabolik, pola eliminasi, pola latihan dan aktivitas, pola istirahat dan
tidur, pola kognitif, pola persepsi konsep diri, pola peran dan tanggung jawab, pola seksual-reproduksi, pola koping dan toleransi stres,
pola keyakinan dan nilai.
Diagnosa 1. Penurunan curah jantung b.d perubahan afterload dan preload
2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
3. Ansietas b.d perubahan besar (status kesehatan)
Intervensi NOC NOC NOC
Efektifitas Pompa Jantung Intoleransi Aktivitas Koping
Tanda-tanda vital Setelah dilakukan tindakan Kontrol Kecemasan
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 4 x 24 jam, Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1 x 24 jam, pasien pasien mampu mempertahankan keperawatan selama 3 x 60
tidak mengalami penurunan curah tingkat energi yang adekuat menit (3 jam), pasien tidak
jantung, dengan kriteria hasil: dengan kriteria hasil: mengalami cemas, dengan
1. Tanda-tanda vital dalam rentang 1. Tanda-tanda vital normal kriteria hasil:
normal 2. Sirkulasi status baik 1. Melaporkan berkurangnya
2. Dapat mentoleransi aktivitas, tidak 3. Status kardiopulmonari tanda gejala fisik akibat setres
ada kelelahan adekuat 2. Beradaptasi dalam perubahan
3. Tidak ada edema paru, perifer dan 4. Status respirasi : pertukaran hidup
tidak ada asites gas dan ventilasi adekuat 3. Melaporkan berkurangnya
4. Tidak ada penurunan kesadaran 5. Pasien menentukan dan stress
5. Tidak ada distensi vena leher melakukan aktivitas yang 4. Menggunakan teknik
sesuai dengan kemampuan relaksasi untuk mengurangi
6. Pasien mendapatkan waktu kecemasan
istirahat atau tidur yang tepat 5. Mengontrol respon cemas
NIC NIC NIC
Perawatan Jantung Terapi Aktifitas Pengurangan kecemasan
1. Bantu klien untuk
1. Monitor adanya dispnea mengidentifikasi aktivitas yang 1. Gunakan pendekatan yang
2. Mengevaluasi adanya nyeri dada mampu dilakukan menenangkan
(intensitas, lokasi, durasi) 2. Bantu klien untuk memilih 2. Nyatakan dengan jelas
3. Mencatat adanya disritmia aktivitas konsisten yang sesuai harapan terhadap pelaku
4. Memonitor status kardiovaskuler dengan kemampian fisik, pasien
5. Memonitor adanya perubahan tekanan psiologi dan sosial 3. Jelaskan semua prosedur dan
darah 3. Monitor respon fisik, emosi, apa yang dirasakan selama
6. Atur periode latihan dan istirahat untuk social, dan spiritual prosedur
menghindari keletihan 4. Monitor respon kardiovaskuler 4. Temani pasien untuk
7. Anjurkan untuk menurunkan stress terhadap aktifitas memberikan keamanan dan
8. Berkolaborasi dengan dokter untuk 5. Kolaborasi dengan tenaga mengurangi takut
obat yang bisa diberikan rehabilitasi medic dalam 5. Berikan informasi aktual
merencanakan program terapi mengenai diagnosis, tindakan
Monitor Tanda-tanda vital yang tepat. prognosis
9. nadi, suhu dan RR 6. Libatkan keluarga untuk
10. Catat adanya fluktuasi tekanan darah mendampingi klien
11. Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama 7. Instruksikan pada pasien untuk
dan sesudah aktifitas menggunakan tehnik relaksasi
12. Monitor jumlah dan irama jantung 8. Dengarkan dengan penuh
13. Monitor bunyi jantung. perhatian
14. Beri obat penurun afterload sesuai 9. Identifikasi tingkat kecemasan
program 10. Bantu pasien mengenal situasi
15. Beri diuretik sesuai program yang menimbulkan kecemasan
11. Dorong pasien
untukmengungkapkan
perasaan, ketakutan,persepsi
DAFTAR PUSTAKA

NANDA International. Nursing Diagnosis: Definitions and Classification 2012 – 2014. Jakarta: EGC.

Moorhead, S., et al. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC). 4th ed. Mosbie Elsevier: USA.

Bulechek, G.M., et al. 2008. Nursing Intervention Classification (NIC). 5th ed. Mosbie Elsevier: USA.

Muttaqin Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular. Jakarta:

Salemba Medika.

Aru W. Sudoyo, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing.
KASUS 4
Seorang pasien bernama Tn. A berusia 36 tahun, berjenis kelamin laki-laki dengan alamat di
Banjarmasin. Pendidikan terakhir S1, suku banjar, agama islam, status perkawinan kawin, pekerjaan
swasta, No Rekam Medik 1-21-7X-XX dirawat di ruang jantung dengan diagnosis medis
Kardiomiopati. Pasien masuk rumah sakit karena sesak napas sejak tanggal 5 april 2019 dan semakin
memberat pada tanggal 9 April 2019 sekitar jam 22.00 wita dan di rumah pasien mencoba memasang
oksigen sendiri namun keluhan sesak tidak berkurang sampai sekitar jam 24.00 pasien dibawa keluarga
ke IGD dan mulai di rawat di ruang jantung pada tanggal 10 April 2019 sekitar jam 06.30 wita. Pasien
mempunyai riwayat hipertensi sejak kuliah namun tidak diobati dan riwayat merokok sejak tahun 1999
dan berhenti tahun 2016, pada tahun 2016 pasien di diagnosa jantung pertama kali oleh dokter.
Pasien mempuntai riwayat hipertensi dan sudah 3 kali di rawat di ruang alamanda., terakhir dirawat
sekitar 2 bulan yang lalu, pasien juga mengkonsumsi minuman keras dan obat-obat terlarang kurang
lebih selama 7 tahun terakhir. Orang tua pasien (ayah) juga mempunyai riwayat penyakit jantung.
Pasien terakhir dirawat di RS ±2 bln yang lalu. Pasien tidak ada riwayat operasi dan alergi. Riwayat
pengobatan pasien sebelumnya yaitu, Clopidogril 1x75mg, Digoxin 1x0,125mg , Concor 1x5mg.
Sedangkan, saat ini yaitu Inj. Omeprazole 1x30mg dan Inj. Furosemide 20mg (1-0-0) Saat ditanya
perawat tentang penyakitnya, pasien beranggapan sakit yang dialaminya saat ini adalah karena akibat
kebiasaan merokok dan minuman beralkohol.
Pasien tidak ada gangguan makan, namun terkadang merasa nasi yang disediakan tidak enak, sehingga
terkadang keluarga pasien membawa makanan dari rumah. Pasien makan 3x/hari (dengan porsi yang
disediakan Rumah sakit disertai dengan pisang dan terkadang tidak habis) dan minum ±3 gelas air
mineral (pasien dibatasi untuk cairannya tidak boleh lebih dari 1.250 ml). BB: 92 kg, TB : 169 cm dan
suhu 36,1oC.
Kulit pasien berwarna sawo matang, tidak ada lesi, lembab, keluar keringat dan akral teraba dingin serta
turgor kulit < 3 detik. Rambut hitam bergelombang dan sedikit agak panjang. Kuku pendek, bersih dan
tidak ada yang rusak. Muka pasien terlihat pucat dan seperti kehitaman. Tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid, tidak ada peningkatan JVP (7 cmH2O, tidak ada kaku kuduk, tidak ada sianosis, mukosa lembab,
mulut bersih, tidak ada peradangan tonsil dan gigi lengkap. Tidak ada penggunaan NGT dan pasien
terpasang vemplon dan syringe pump furosemide.
Defekasi terakhir pasien pada tanggal 9 April 2019. Frekuensi defekasi1-2x perhari dengan konsistensi
lembek berwarna kuning. Pasien tidak ada masalah defekasi dan tidak ada penggunaan alat bantu
(laksatif/pispot). Bising usus : 13 x/menit. Struktur abdomen simetris, lingkar perut 92 cm, tidak ada
lesi, tidak ada peradangan di umbilicus, tidak ada distensi dan nyeri tekan. Pasien tidak ada keluhan
dalam berkemih dan tidak ada menggunakan alat bantu berkemih, frekuensi berkemih 3-4x dengan
jumlah ± 600 ml warna kuning kecoklatan. Pasien tidak mengeluh sakit pinggang, palpasi ginjal tidak
teraba, perkusi ginjal redup dan kondisi blast kosong, tidak ada distensi
Pasien dapat melakukan mobilitas ditempat tidur secara mandiri, tetapi mandi, berpakaian, eliminasi,
berpindah dan berjalan dibantu oleh orang lain. Frekuensi napas pasien meningkat yaitu 29 x/mnt
dengan kedalaman dangkal dan irama ireguler. Inspeksi didapatkan napas cuping hidung, bentuk dada
simetris, tidak ada retraksi diding dada, palpasi gerakan dada simetris, taktil premitus gataran simetris,
perkusi sonor pada kedua lapang paru dan auskultasi vesikuler disemua lapang paru. Pasien memiliki
riwayat merokok sejak tahun 1999 sampai 2016 (dalam sehari + 2 bungkus. Tidak ada riwayat
asma/bronchitis/emfisema. Tidak ada riwayat penyakit paru dalam keluarga. Pasien kadang-kadang
batuk tetapi tidak ada sputum. Tidak terlihat adanya penggunaan otot bantu napas dan suara napas
tambahan.
Frekuensi nadi didapatkan 113 x/menit, irama regular, TD 110/90 mmHg. Perkusi dada sonor. Capillary
refill time < 3 detik, Tidak ada nyeri dada, edema, palpitasi. Suhu ekstremitas 36,1oC. Orang tua pasien
(ayah) juga memiliki riwayat penyakit jantung. Pada pemeriksaan dada didapatkan I : pulsasi iktus
kordis tidak terlihat, tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembengkakan tungkai, A : S1 S2
Tunggal, P : PMI teraba di sepanjang ICS V mid clavikula line (MCL) 1-2 cm dan P : batas kanan atas
jantung ICS 2 linea para sternal dextra, kanan bawah ICS V liner para ssternal dextra, kiri atas ics 2
linea para sternal sinistra, kiri bawah ics 5 linea media clavicula sinistra.
Rentang gerak pasien tidak terbatas dengan skala kekuatan otot 5-5-5-5. Cara berjalan pasien seimbang,
bentuk tulang belakang tidak ada kelainan dan genggaman tangan/reflex kuat. Tidak ada penggunaan
tongkat/walker/prostese, tidak ada nyeri pada persendian, tidak ada kekakuan, edema maupun
deformitas. Pasien mengatakan merasa capek dan sesak jika bergerak kekamar mandi jika tidak
menggunakan oksigen.
Pasien mengatakan merasa terganggu saat tidur karena sesak nafas, waktu tidur pasien saat sakit ±4-5
jam sehari. Pasien mengungkapkan keluhan yang mempengaruhi tidur adalah sesak nafas. Fungsi
penglihatan normal, pasien nampak sibuk bermain hp, posisi bola mata, simetris, tidak ada batasan
gerakan mata, konjungtiva tidak anemis, kornea jernih, sclera tidak ikterik, pupil isokor dan tidak ada
pemakaian alat bantu penglihatan. Fungsi pendengaran normal, pasien dapat menjawab sesuai
pertanyaan dan struktur luar telinga simetris kiri dan kanan. Tidak ada cairan dari telinga, perasaan
penuh dalam telinga, tinnitus dan tidak ada penggunaan alat bantu dengar. Fungsi penciuman normal,
pasien mampu mencium bau parfum, kondisi hidung bersih dan simetris, cairan dari hidung tidak ada.
Pasien tidak mengeluh vertigo maupun pusing. Tingkat kesadaran compos mentis dengan GCS E4 V5
M6.
Pasien berkata bahwa dirinya menerima sakitnya sebagai akibat merokok dan HT dan berharap setelah
dirawat bisa menjaga jantungnya lebih baik setelah sembuh. Pasien memberikan ekspresi afek/emosi
sesuai dengan keadaan. Pasien tidak mengalami gangguan pada seksualitas, pasien tidak ada keluhan
mengenai keturunan dan tidak ada riwayat penyakit hubungan seksual maupun keluhan gatal-gatal.
Pasien mengambil keputusan sendiri dan juga berdiskusi dengan istri. Pasien mengungkapkan bahwa
dirinya tidak ada stresor dalam 1 tahun terakhir. Koping yang biasa ia gunakan yaitu berbicara dengan
keluarga karena sistem pendukungnya adalah keluarga. Pasien mengatakan tidak mengalami perasaan
cemas. Peran dalam keluarga ialah sebagai kepala keluarga dan hubungan dengan orang terdekat
terjalin dengan baik. Pasien berinteraksi dengan pasien lain secara baik terlihat pasie meminjamkan
charger hp). Pasien dapat menjawab pertanyaan perawat dan kooperatif saat dilakukan pengkajian.
Bahasa yang pasien gunakan sehari-hari adalah bahasa Banjar. Pasien mengatakan tidak merasakan
adanya efek perubahan peran. Pasien mengatakan bahwa dirinya beragama islam. Kegiatan keagamaan
yang dilakukannya yaitu dengan sholat ditempat tidur. Pasien berharap segera sembuh.
TERAPI MEDIS : Rabu, 9/4/19
Nama Obat Rute Pemberian Dosis Indikasi

Omeprazole IV 1x30mg

Furosemide IV 20mg/1-0-0

Digoxin Oral 1x 1,25mg

Clopidogrel Oral 1 x 75 mg

Concor Oral 1x2,5 mg

Uperio Oral 2x50 mg

PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 8/4/19
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN METODA

HEMATOLOGI

Hemoglobin 12,4 12.50 – 15.60 g/dl Colorimetric

Leukosit 8,4 4.65 - 10.3 ribu/ul Impedance

Eritrosit 4,49 4.00 – 5.30 juta/ul Impedance

Hematokrit 38,6 37.00 - 47.00 vol% Analyze Calculates

Trombosit 366 150 – 450 ribu/ul Impedance

MCV, MCH, MCHC

MCV 86,0 75.0 - 96.0 fl Analyze Calculates


MCH 27,2 28.0 - 32.0 pg Analyze Calculates

MCHC 31,6 33.0 – 37.0 % Analyze Calculates

KIMIA

GULA DARAH

Gula darah sewaktu 137 <200 mg/dl GOD-PAP

FAAL LEMAK DAN JANTUNG

CKMB 6 0-24 U/L Optimized (C)

HATI

SGOT 27 0–46 U/I IFCC

SGPT 24 0–45 U/I IFCC

GINJAL

Ureum 37 10 – 50 mg/dl Moodif-Berhelot

Creatinin 0,91 0.6 – 1.2 mg/dl Jaffe

ELEKTROLIT

Natrium 138 135 – 146 mmol/I ISE

Kalium 3,6 3.4 – 5.4 mmol/I ISE

Chlorida 102 95 – 100 mmol/I ISE

 Ekokardiogram Tanggal 1/4/19


- MR Ringan
- Dimensi LA top normal, LV Dilatasi, tak tampk thrombus/vegetasi intra kardiak
- Fungsi sistolik LV Menurun (EF by teach 18%)
- LVH Eksentrik
- Analisa segmental LV akinetik antero septal anterior-intero septal-interon-hipokenitik
segmen yang lain

 Foto Rontgen Tanggal 9/4/19


- Posisi AP
- ICS terlihat sampai 8 costa
- Vaskularisasi terlihat banyak
- Costaphrenicus tumpul
- Kardio phrenicus tajam
- Pinggang Jantung Hilang
- Apeks jantung tertanam
- CTR:4+8/19=63%
- Kesimpulan : kardiomegali, efusi pleura, masalah katup dan oedema paru, serta
kardiomiopati

 EKG Tanggal 9/4/19


- Irama : Sinus
- HR : 1500 : 15 = 100x/m
- Axis : normo axis
- Gelombang P : 2 0,08 detik
- Interval PR : 0,16 Detik
- Komplek QRS : 0,04 Detik
- Gelombang T : 0,04 Detik
- Q patologis : V1, V2, V3
- Kesimpulan : Low Voltage, Sinus takikardi, OMI Anteriol Septal
PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Nama Mahasiswa : Nurul Sholehah


NIM : 2030913320035
Kelompok :3
Tgl praktik/mgg ke : .............................................................................................
Tgl/jam Pengkajian : ………………………… Tgl/jam MRS : …………………
Identitas Pasien :
Nama : Tn. A
Umur : 36 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Banjarmasin
Pendidikan terakhir : S1
Suku : Banjar
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Swasta
No Rekam Medik :1-21-7X-XX
Diagnosa : Kardiomiopati

Keadaan Umum : kesadaran compos mentis, muka pasien terlihat pucat dan seperti kehitaman,
pasien nampak bernafas cuping hidung RR=29x/menit. pasien terpasang vemplon dan syringe
pump furosemide.

Keluhan Utama : Pasien mengatakan sesak nafas


1. Pola Persepsi Kesehatan dan Penanganan Kesehatan
Alasan masuk rumah sakit : Pasien masuk rumah sakit karena sesak napas sejak tanggal 5
april 2019 dan semakin memberat pada tanggal 9 April 2019 sekitar jam 22.00 wita dan di
rumah pasien mencoba memasang oksigen sendiri namun keluhan sesak tidak berkurang
sampai sekitar jam 24.00 pasien dibawa keluarga ke IGD dan mulai di rawat di ruang
jantung pada tanggal 10 April 2019 sekitar jam 06.30 wita
a. Riwayat penyakit sekarang : Pasien mempuntai riwayat hipertensi dan sudah 3 kali di
rawat di ruang alamanda., terakhir dirawat sekitar 2 bulan yang lalu
b. Riwayat penyakit dahulu :
Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak kuliah namun tidak diobati dan riwayat merokok
sejak tahun 1999 dan berhenti tahun 2016, pada tahun 2016 pasien di diagnosa jantung
pertama kali oleh dokter
c. Riwayat penyakit keluarga :
. Orang tua pasien (ayah) juga mempunyai riwayat penyakit jantung.

Riwayat medik dan sosial Riwayat pengobatan


 Kecelakaan: Tidak Pernah  Sebelumnya : Clopidogril 1x75mg, Digoxin
 Dirawat: Pasien terakhir dirawat di RS 1x0,125mg , Concor 1x5mg.
±2 bln yang lalu  Saat ini : Inj. Omeprazole 1x30mg dan Inj.
 Operasi: Tidak ada Furosemide 20mg (1-0-0)
 Alergi: Tidak Ada  Persepsi klien tentang kesehatan :
 Penyakit :Hipertensi pasien beranggapan sakit yang dialaminya saat
 Lain-lain ini adalah karena akibat kebiasaan merokok
dan minuman beralkohol

Diagnosa keperawatan: Tidak ada


2. Pola Nutrisi – Metabolik
Intake nutrisi sebelum sakit Intake nutrisi saat sakit
 Makanan  Makanan
Tidak terkaji Pasien tidak ada gangguan makan, namun
terkadang merasa nasi yang disediakan tidak
enak, sehingga terkadang keluarga pasien
membawa makanan dari rumah. Pasien
makan 3x/hari (dengan porsi yang disediakan
Rumah sakit disertai dengan pisang dan
terkadang tidak habis)
 Minuman  Minuman
Tidak terkaji minum ±3 gelas air mineral (pasien dibatasi
untuk cairannya tidak boleh lebih dari 1.250
ml).
 Nafsu makan  Nafsu makan
................................................................ Nafsu makan pasien berkurang porsi yang
................................................................ disediakan Rumah sakit disertai dengan
pisang dan terkadang tidak habis.
 Muntah  Muntah
................................................................ Tidak Ada Muntah.
................................................................
 Keluhan /masalah yang mempengaruhi  Keluhan /masalah yang mempengaruhi
asupan nutrisi asupan nutrisi
................................................................................
Tidak Terdapat Masalah.
................................................

 Keadaan kulit, rambut dan kuku


Kulit pasien berwarna sawo matang, tidak ada lesi, lembab, keluar keringat dan akral teraba
dingin serta turgor kulit < 3 detik. Rambut hitam bergelombang dan sedikit agak panjang.
Kuku pendek, bersih dan tidak ada yang rusak

BB : 92 Kg TB : 169 cm Suhu : 36,1oC


 Kelembaban kulit: Lembab
 Warna kulit : Sawo Matang
 Turgor: < 3 detik
 Kondisi kulit:
 Kuku: Kuku pendek, bersih dan tidak ada yang rusak
 Rambut dan kepala: Rambut hitam bergelombang dan sedikit agak panjang
 Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
 JVP : Tidak ada bendungan atau peningkatan JVP.
 Kaku kuduk: Tidak ada kaku kuduk
 Kebersihan mulut : mulut bersih.
 Peradangan tonsil : Tidak ada peradangan tonsil.
 Gigi : Gigi pasien lengkap
 Penggunaan NGT : Tidak ada
 Terapi intravena / parentera: pasien terpasang vemplon dan syringe pump furosemide.
 Lain-lain

Diagnosa keperawatan:
3. Pola Eliminasi
 Tanggal defekasi terakhir : 9 April 2019
 Frekuensi defekasi: 2 x/ hari konsistensi: Lembek warna: Kuning
 Masalah defekasi: Tidak ada masalah.
 Penggunaan alat bantu (laksatif/pispot): Tidak ada penggunaan alat bantu.
 Bising usus : 13 x/menit
 Struktur abdomen: Struktur abdomen simetris, lingkar perut 92 cm,
o I: tidak ada lesi, tidak ada peradangan di umbilicus
o A : 13x/menit
o P:
o P : tidak ada distensi dan nyeri tekan,

 Distensi : Tidak ada distensi.


 Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan.
 Lain-lain ………………………………………………………………..........
 Frekuensi berkemih: 3-4 kali/hari jumlah: 600 ml/hari Warna: Kuning kecoklatan
 Penggunaan alat bantu berkemih: Tidak ada penggunaan alat bantu.
 Keluhan /masalah berkemih : tidak ada keluhan
 Sakit pinggang: Tidak ada keluhan sakit pinggang.
 Palpasi ginjal: Tidak teraba
 Perkusi ginjal: Redup
 Kondisi blast: kosong
Diagnosa keperawatan: Tidak ada
4. Pola Aktivitas – Latihan

Kemampuan perawatan diri:


SMRS MRS
Aktivitas
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian/ berdandan
Eliminasi/ toileting
Mobilitas di tempat tidur
Berpindah
Berjalan
Naik tangga
Berbelanja
Memasak
Pemeliharaan rumah
Skor:
0 = mandiri 1 = alat bantu 2 = dibantu orang lain
3 = dibantu orang lain & alat 4 = tergantung/tidak mampu

Kebersihan diri:
Di rumah
Mandi : ........................ ¿ /hr
Gosok gigi : ........................ ¿ /hr
Keramas : .................... ¿ /mgg
Potong kuku : .................... ¿ /mgg
Di rumah sakit
Mandi : ........................ ¿ /hr
Gosok gigi : ........................ ¿ /hr
Keramas : .................... ¿ /mgg
Potong kuku : .................... ¿ /mgg

Pernapasan
Frekuensi napas : 29x/menit kedalaman : Dangkal irama : Ireguler.
Bunyi napas : Vesikuler.
Riwayat merokok : Pasien memiliki riawayat merokok.
Riwayat asma/ bronchitis/ emfisema : Tidak ada riwayat asma/ bronchitis/ emfisema.
Riwayat penyakit paru dalam keluarga: Keluarga pasien tidak ada riwayat penyakit paru.
Batuk : . Pasien kadang-kadang batuk tetapi tidak ada sputum
Penggunaan otot bantu napas : tidak ada penggunaan otot bantu napas.
Suara napas tambahan : Tidak ada suara napas tambahan.
Adanya sputum : Tidak ada sputum.
Lain-lain :
pemeriksaan dada (Pernafasan)

 I : nafas cuping hidung, dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada
 P: gerakan dada simetris, taktil premitus gataran simetris
 P: sonor pada kedua lapang paru
 A: vesikuler disemua lapang paru.

Sirkulasi
 Frekuensi nadi : 113x/menit .irama : Reguler TD: 110/90 mmHg
 Perkusi dada: Sonor pada lapang paru Nyeri dada : Tidak ada
 Capillary refill: < 3 detik.
 Edema: Tidak ada edema.
 Palpitasi: Tidak ada palpitasi.
 Suhu ekstrimitas: 36,1oC
 Riwayat penyakit jantung dalam keluarga: Orang tua pasien (ayah) juga memiliki
riwayat penyakit jantung.

Mobilitas
 Pola latihan yang biasa dilakukan Tidak Terkaji
 Aktivitas di waktu luang: Tidak Terkaji ,sejak sakit : bed rest
 Rentang gerak: Tidak terbatas Skala kekuatan otot: 5-5-5-5
 Keseimbangan dan cara jalan:Seimbang Bentuk tulang belakang: tidak ada kelainan
 Genggaman tangan/ reflex: Kuat
 Penggunaan tongkat/ walker/ prostese: Tidak ada penggunaan tongkat/walker/prostese
 Persendian: Tidak terdapat nyeri, tidak ada
 kekakuan: Tidak ada
 edema: Tidak ada
 deformitas: Tidak ada
 Lain-lain
Diagnosa keperawatan: Penurunan Curah Jantung, Intoleran Aktivitas, Ketidakefektifan Pola
nafas
5. Pola Istirahat dan Tidur
 Waktu tidur : sebelum sakit: - .saat sakit: ±4-5 jam sehari
 Keluhan yang mempengaruhi tidur : Pasien mengeluh sesak nafas
 Keluhan letih : Klien mengatakan merasa capek dan sesak
 Lingkaran gelap di mata Tidak ada.
 Penggunaan hipnotik / sedasi : Tidak ada.

Diagnosa keperawatan: Gangguan rasa nyaman


6. Pola Kognitif – Persepsi
 Fungsi penglihatan : Normal
 Posisi bola mata : Simetris.
 Gerakan mata : Tidak ada batasan gerakan mata
 Konjungtiva : Tidak anemis.
 Kornea : Jernih
 Sklera : tidak ikterik
 Pupil :.Isokor.
 Keluhan nyeri : Tidak ada keluhan nyeri.
 Pemakaian alat bantu penglihatan : Tidak ada penggunaan alat bantu penglihatan.
 Fungsi pendengaran : Normal
 Struktur luar telinga : Bersih, tidak ada massa/benjolan.
 Cairan dari telinga : Tidak ada keluar cairan
 Perasaan penuh dalam telinga : Tidak ada perasaan penuh dalam telinga.
 Tinnitus : Tidak ada.
 Keluhan nyeri : .Tidak ada nyeri.
 Penggunaan alat bantu dengar : Tidak ada penggunaan alat bantu dengar.
 Fungsi penciuman : Normal
 Kondisi hidung : Bersih dan simetris
 Cairan dari hidung : Tidak ada keluar cairan dari hidung.
 Vertigo : Tidak ada. Pusing: Tidak ada.
 Tingkat kesadaran: compos mentis GCS E4 V5 M6
 Kemampuan mengambil keputusan: Pasien mengambil keputusan sendiri dan juga
berdiskusi dengan istri.
Diagnosa keperawatan: Tidak ada
7. Pola Persepsi Diri – Konsep Diri
 Persepsi klien tentang penyakitnya: Pasien berkata bahwa dirinya menerima sakitnya
sebagai akibat merokok dan HT dan
 Harapan setelah dirawat : Pasien berharap setelah dirawat bisa menjaga jantungnya lebih
baik setelah sembuh: Tidak Terkaji
 Ekspresi afek/ emosi: Sesuai dengan keadaan
 Isyarat nonverbal perubahan harga diri: Tidak Terkaji
Diagnosa keperawatan: Tidak ada
8. Pola Seksualitas – Reproduksi
 Dampak sakit terhadap seksualitas : Tidak mengalami gangguan pada seksualitas
 Riwayat haid : -
 Pemeriksaan payudara sendiri : -
 Keluhan mengenai keturunan : tidak ada keluhan mengenai keturunan
 Tindakan pengendalian kelahiran : -
 Riwayat penyakit hubungan seksual : Tidak ada
 Keluhan gatal-gatal : Tidak ada
 Lain-lain
Diagnosa keperawatan: Tidak ada
9. Pola Koping – Toleransi Stres
 Cara pengambilan keputusan klien : Pasien mengambil keputusan sendiri dan juga
berdiskusi dengan istri
 Stresor dalam 1 tahun terakhir : Pasien mengungkapkan bahwa dirinya tidak ada stresor
dalam 1 tahun terakhir.
 Koping yang biasa digunakan : Koping yang biasa ia gunakan yaitu berbicara dengan
keluarga karena sistem pendukungnya adalah keluarga
 Pengobatan untuk mengatasi stress : Tidak Terkaji
 Kecemasan : Pasien mengatakan tidak mengalami perasaan cemas
 Sistem pendukung : Tidak Terkaji
 Perilaku yang ditunjukkan klien : Pasien Kooperatif.
 Lain-lain.

Diagnosa keperawatan: Tidak ada

10. Pola Peran – Hubungan


 Peran dalam keluarga : Pasien berperan sebagai kepala keluarga.
 Hubungan dengan orang terdekat : Terjalin dengan baik.
 Interaksi dengan pasien lain : Pasien berinteraksi dengan pasien lain secara baik terlihat
pasie meminjamkan charger hp)
 Cara berkomunikasi : Secara verbal dengan bahasa Banjar
 Efek perubahan peran : Pasien mengatakan tidak merasakan adanya efek perubahan peran
 Perilaku selama dirawat : Pasien tampak kooperatif.
 Bahasa yang digunakan sehari-hari : Bahasan Banjar
 Lain-lain ………………………………………………………………...........

Diagnosa keperawatan: Tidak ada


11. Pola Nilai – Kepercayaan
 Persepsi klien tentang agama : Pasien mengatakan bahwa dirinya beragama islam
 Kegiatan keagamaan : Kegiatan keagamaan yang dilakukannya yaitu dengan sholat
ditempat tidur
 Sikap terhadap nilai : Tidak Terkaji
 Bantuan spiritual : Tidak Terkaji
 Lain-lain ………………………………………………………………...........

Diagnosa keperawatan: Tidak ada


TERAPI MEDIS : Rabu, 9/4/19
Nama Obat Rute Pemberian Dosis Indikasi

Indikasi OMZ adalah untuk


pengobatan jangka pendek tukak
lambung, tukak duodenum, refluks
esofagitis ulseratif/erosive, sindroma
Omeprazole IV 1x30mg zollinger-ellison.

Obat untuk mengurangi cairan berlebih


dalam tubuh (edema) yang disebabkan
oleh kondisi seperti gagal jantung,
penyakit hati, dan ginjal. Obat ini juga
digunakan untuk mengobati tekanan
Furosemide IV 20mg/1-0-0 darah tinggi.

Obat ini bekerja dengan membuat irama


jantung kembali normal dan memperkuat
jantung dalam memompa darah ke seluruh
Digoxin Oral 1x 1,25mg tubuh

Clopidogrel Oral 1 x 75 mg Obat untuk mencegah stroke dan serangan


jantung pada penderita penyakit jantung
atau gangguan pembekuan darah

Concor Oral 1x2,5 mg


Obat untuk mengobati tekanan darah
tinggi(hipertensi) dengan kandungan utama
bisoprolol. Obat ini bekerja dengan cara
melemasakan kerja pembuluh darah
sekaligus memperlambat deta jantung,
sehngga berangsur-angsur membantu
menurunkan tekanan darah serta
meringankan gejala gejala hipertensi

Uperio Oral 2x50 mg


Obat ini digunakan untuk mengobati gagal
jantung pada psien dengan penurunan
ejeksi

PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 8/4/19
HA
PEMERIKSAAN SIL NILAI RUJUKAN SATUAN METODA
HEMATOLOGI

Hemoglobin 12,4 12.50 – 15.60 g/dl Colorimetric

Leukosit 8,4 4.65 - 10.3 ribu/ul Impedance

Eritrosit 4,49 4.00 – 5.30 juta/ul Impedance

Hematokrit 38,6 37.00 - 47.00 vol% Analyze Calculates

Trombosit 366 150 – 450 ribu/ul Impedance

MCV, MCH, MCHC

MCV 86,0 75.0 - 96.0 fl Analyze Calculates

MCH 27,2 28.0 - 32.0 pg Analyze Calculates

MCHC 31,6 33.0 – 37.0 % Analyze Calculates

KIMIA

GULA DARAH

Gula darah sewaktu 137 <200 mg/dl GOD-PAP

FAAL LEMAK DAN JANTUNG

CKMB 6 0-24 U/L Optimized (C)


HATI

SGOT 27 0–46 U/I IFCC

SGPT 24 0–45 U/I IFCC

GINJAL

Ureum 37 10 – 50 mg/dl Moodif-Berhelot

Creatinin 0,91 0.6 – 1.2 mg/dl Jaffe

ELEKTROLIT

Natrium 138 135 – 146 mmol/I ISE

Kalium 3,6 3.4 – 5.4 mmol/I ISE

Chlorida 102 95 – 100 mmol/I ISE

 Ekokardiogram Tanggal 1/4/19


- MR Ringan
- Dimensi LA top normal, LV Dilatasi, tak tampk thrombus/vegetasi intra kardiak
- Fungsi sistolik LV Menurun (EF by teach 18%)
- LVH Eksentrik
- Analisa segmental LV akinetik antero septal anterior-intero septal-interon-hipokenitik segmen yang lain
 Foto Rontgen Tanggal 9/4/19
- Posisi AP
- ICS terlihat sampai 8 costa
- Vaskularisasi terlihat banyak
- Costaphrenicus tumpul
- Kardio phrenicus tajam
- Pinggang Jantung Hilang
- Apeks jantung tertanam
- CTR:4+8/19=63%
- Kesimpulan : kardiomegali, efusi pleura, masalah katup dan oedema paru, serta kardiomiopati

 EKG Tanggal 9/4/19


- Irama : Sinus
- HR : 1500 : 15 = 100x/m
- Axis : normo axis
- Gelombang P : 2 0,08 detik
- Interval PR : 0,16 Detik
- Komplek QRS : 0,04 Detik
- Gelombang T : 0,04 Detik
- Q patologis : V1, V2, V3
- Kesimpulan : Low Voltage, Sinus takikardi, OMI Anteriol Septal
ANALISIS DATA
Nama Pasien : TN.A
Umur : 36 Tahun
Ruangan/kamar : Ruang Jantung
No. RM : 1-21-7X-XX
No Data Etiologi Masalah
1 DS: Disfungsi Neuromuskular Ketidakefektifan Pola Nafas
 Pasien mengatakan kalau dirinya
mengalami sesak nafas
 Pasien mengatakan sesak nafas semakin
bertambah setelah melakukan aktifitas
DO:
 TTV:
Sebelum beraktifitas: TD (110/90
mmhg), nadi (98x/ menit), RR
(29x.menit), Suhu (36˚C)
Sesudah Beraktifitas:
TD (135/95 mmhg), nadi (113x/ menit),
RR (34x.menit), Suhu (36˚C)
 Muka pasien terlihat pucat seperti
kehitaman
 Nafas cuping hidung
 Frekuensi nafas dangkal dan irama
ireguler
 CRT <3 Detik
 Hasil foto rontgen efusi pleura, dan
oedema paru,

2. DS: Perubahan afterload dan preload Penurunan Curah Jantung


 Pasien mengatakan kalau dirinya
mengalami sesak nafas
 Pasien mengatakan sesak nafas semakin
bertambah setelah melakukan aktifitas
 Pasien mengatakan merasa capek dan
sesak jika bergerak kekamar mandi jika
tidak menggunakan oksigen
DO:
 TTV:
Sebelum beraktifitas: TD (110/90
mmhg), nadi (98x/ menit), RR
(29x.menit), Suhu (36˚C)
Sesudah Beraktifitas:
TD (135/95 mmhg), nadi (113x/ menit),
RR (34x.menit), Suhu (36˚C)
 Turgor kulit <3 detik
 SPO2: 98%
 Pemberian furosemide 20 mg (1-0-0)
dan jika pemberian di stop maka
diberikan Nacl 20 Tpm sebagai
gantinya
 Kesimpulan pemeriksaan EKG :Low
Voltage, Sinus takikardi, OMI Anteriol
Septal
 Muka pasien nampak pucat dan seperti
kehitaman.
 Kulit pasien lembab, keluar keringat dan
akral teraba dingin
 Pasien kadang-kadang batuk tanpa
sputum
 Hasil ekokardiogram (1/4/19) : LV
Dilatasi, Fungsi sistolik LV menurun

 Hasil foto rontgen (9/4/19): kardiomegali


dan masalah katup, edema pada paru dan
vaskularisasi terlihat banyak

3 DS: Ketidakseimbangan antara suplei dan Intoleransi Aktivitas


 Pasien mengatakan aktifitas dibantu kebutuhan Oksigen
oleh orang lain kecuali aktifitas
ditempat tidur bias melakukan secara
mandiri
 Pasien mengatakanm erasa capek dan
sesak jika bergerak kekamar mandi jika
tidak menggunakan oksigen

DO:
 TTV:
Sebelum beraktifitas: TD (110/90
mmhg), nadi (98x/ menit), RR
(29x.menit), Suhu (36˚C)
Sesudah Beraktifitas:
TD (135/95 mmhg), nadi (113x/ menit),
RR (34x.menit), Suhu (36˚C)
 Pasien terlihat hanya berbaring di
tempat tidur
 Rentang gerak pasien tidak terbatas
 Skala kekuatan otot 5-5-5-5
 Hasil foto rontgen (9/4/19): kardiomegali
 Hasil ekokardiogram (1/4/19) : LV
Dilatasi

4 DS: Gejala Terkait Penyakit Gangguan Rasa Nyaman


 Pasien mengatakan sesak nafas semakin
berat setelah beraktifitas
 Pasien mengatakan tidak nafsu makan
karena sesak nafas yang dialaminya
 Pasien mengatakan jam tidurnya
berkurang dan hanya 4 jam saat malam
hari dikarenakan sesak nafas tersebut
DO:
 RR pasien (29x.menit),
 Pasien mengalami gangguan pada pola
tidur
 Pasien hanya dapat tidur 4-5 jam pada
malam hari

5 DS: Gangguan Mekanisme Regulasi Kelebihan Volume Cairan


 Pasien mengeluhkan sesak nafas
 Pasien sering merasakan capek
DO:
 TTV:
Sebelum beraktifitas: TD (110/90
mmhg), nadi (98x/ menit), RR
(29x.menit), Suhu (36˚C)
Sesudah Beraktifitas:
TD (135/95 mmhg), nadi (113x/ menit),
RR (34x.menit), Suhu (36˚C)
 Pada foto rontgen terdapat eodem paru
dan efusi pleura
PRIORITAS MASALAH

Nama Pasien : Tn. A


Umur : 36 Tahun
Ruangan/Kamar : Ruang Jantung
No. RM : 1-21-7X-XX
Tanggal Paraf
No. Masalah Keperawatan
Ditemukan Teratasi (Nama Perawat)
1 Ketidakefektifan Pola Nafas b.d 10 April 2019 Nurul Sholehah,
Disfungsi Neuromuskular
S.kep
2 Penurunan Curah Jantung b.d 10 April 2019 Nurul Sholehah,
Perubahan afterload dan preload
S.kep
3 Intoleransi Aktivitas b.d 10 April 2019 Nurul Sholehah,
Ketidakseimbangan antara suplei
S.kep
dan kebutuhan Oksigen
4 Gangguan Rasa 10 April 2019 Nurul Sholehah,
Nyaman b.d
S.kep
Gejala Terkait Penyakit
5 Kelebihan Volume Cairan b.d 10 April 2019 Nurul Sholehah,
Gangguan Mekanisme Regulasi
S.kep
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. A Nama Mahasiswa : Nurul Sholehah, S.Kep.
Ruangan/Kamar : Ruang Jantung NIM : 2030913320035
Diagnosis Medis : KARDIOMIOPATI Paraf :
No. Diagnosis Tujuan dan Kriteria Rencana Keperawatan (NIC) Rasional
Keperawatan Hasil (NOC)
1 Ketidakefektifan Status Pernafasan NIC: Monitor pernafasan 1. Mengetahui adanya
Setelah dilakukan tindakan perubahan status
Pola Nafas b.d 1. Monitor kecepatan,irama, kedalaman dan kesulitan
keperawatan selama 2x30 pernafasan pasien
Disfungsi bernafas
menit pasien menunjukkan 2. Mengidentifikasi adanya
Neuromuskular 2. Catat pergerakan dada retraksi dinding dada
keefektifan pola nafas
3. Monitor adanya dispneu dan kejadian yang dapat 3. Mengidentifikasi
dengan krieria hasil:
terjadinya sesak nafas
1. Frekuensi pernafasan menimbulkan dispneu
pada pasien
4. Auskultasi suara nafas,catat area dimana terjadi 4. Mengetahui area yang
( skala 2 ke 3)
2. Irama pernafasan penurunan atau tidak adanya ventilasi dan mengalami perubahan
keberadaan suara nafas tambahan status pernafasan
( skala 2 ke 3) 5. Agar pasien dpat bernfas
3. Kedalaman Inspirasi dengan normal kembali
NIC: Terapi Oksigen 6. Pemberian oksigen
( skala 2 ke 3)
Keterangan: 1. Pertahankan kepatenan jalan nafas untuk pemenuhan pasien
1=Deviasi berat dari kisaran 2. Berikan O2 sesuai program yang mengalami sesak
normal nafas
2=Deviasi cukup berat dari 3. Berikan O2 melalui nasal canul atau masker 7. Pemberian dengan nasal
kisaran normal
3=Deviasi sedang dari 4. Monitor pemberian O2 kanul atau masker
kisaran normal disesuaikan dengan
4=Deviasi ringan dari kebutuhan pasien
kisaran normal 8. Pemberian O2 diawasi
5=Tidak ada deviasi dari
kisaran normal agar tidak terjadi
kelebihan pemberian.

2 Penurunan Curah  Keefektifan pompa Perawatan jantung 1. Mengetahui tanda dan


1. Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac gejala perubahan cardiac
Jantung b.d jantung
output output
Perubahan  Status sirkulasi 2. Monitor status kardiovaskuler
2. Mengidentifikasi adanya
afterload dan  Status tanda-tanda 3. Monitor statur pernafasan yang menandakan gagal
jantung rasa sakit, masalah atau
preload vital pembekuan darah pada
4. Monitor balance cairan
jantung
Setelah dilakukan tindakan
Monitor tanda-tanda vital
keperawatan selama 3 x 24 1. Monitor TD, Nadi, Suhu dan RR. 3. Mengidentifikasi adanya
kelebihan atau kekurangan
jam masalah penurunan 2. Monitor Vital sign saat pasien berbaring, duduk
atau berdiri volume cairan
jantng pasien teratasi dengan
3. Monitor Vital sign sebelum, selama dan setelah 4. Mengidentifikasi
kriteria hasil:
aktivitas perubahan ttv yang dapat
1. Tanda-tanda vital 4. Monitor jumlah, bunyi dan irama jantung mengancam pasien
dalam rentang normal
( skala 2 ke 3) Pemberian Obat (2300) 5. Mengetahui adanya
1. Kolaborasikan pemberian obat perubahan pada tanda-
2. Tidak ada kelelahan 2. Ikuti prosedur 10 benar pemberian obat tanda vital saat berbaring
3. Catat alergi yang di alami pasien sebelum
( skala 2 ke 3) dan saat berdiri
pemberian obat
3. Tidak ada eodem pada 4. Beritahukan klien mengenai jenis obat, alasan
6. Mengetahui adanya
paru ( skala 2 ke 3) pemberian obat, hasil yang diharapkan serta efek
perubahan pada tanda-
samping obat.
4. Warna Kulit Normal 5. Evaluasi kondisi sebelum dan sesudah pemberian tanda vital dalam beberapa
( skala 2 ke 3) obat aktivitas
Keterangan: 6. Dokumentasikan pemberian obat.
1=Deviasi berat dari kisaran 7. Mengidentifikasi
normal keumungkinan adanya
2=Deviasi cukup berat dari perubahan jumlah bunyi
kisaran normal
3=Deviasi sedang dari dan irama jantung pasien
kisaran normal
4=Deviasi ringan dari 8. Berkolaborasi dengan
kisaran normal dokter dan farmasi untuk
5=Tidak ada deviasi dari pemberian obat yang
kisaran normal sesuai

9. Menghindari adanya
kesalahan dalam
pemberian pengobatan
terhadap pasien

10. Menghindari terjadinya


alergi terhadap pasien

11. Pasien dapat mengetahui


pengobatan yang sedang
dijalaninya

12. Mengetahui reaksi yang


terjadi sesudah diberikan
pengobatan

13. Pendokumentasian agar


memudahkan perawat
melihat riwayat
pengobatan sebelumya.

3 Intoleransi Toleransi terhadap aktifitas Terapi Aktivitas 1. Mengetahui


Setelah dilakukan 1. Kaji kemampuan klien untuk berpindah dari
Aktivitas b.d kemampuan pasien
tindakan keperawatan tempat tidur, berdiri, dan ambulasi
Ketidakseimbang dalam melakukan
selama 3x24 jam klien 2. Pantau respon oksigen terhadap aktivitas
an antara suplei aktifitas
sudah bisa melakukan 3. Pantau respon kardiorespiratori terhadap
dan kebutuhan 2. Mengidentifikasi
aktivitas sendiri dengan aktivitas
Oksigen adanya perubahan
kriteria hasil: 4. Penggunaan Tarik nafas terkontrol selama
sirkulasi pernafasan
aktivitas,jika perlu
 Berpartisipasi dalam pada pasien
5. Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas yang
kegiatan fisik tanpa 3. Mengidentifikasi
tidak berlebihan
adanya peningkatan adanya nyeri dada atau
TD,RR dan nadi (2 sesak serta pernafasan
ke 4) pada pasien
 Mampu melakukan 4. Untuk meminimalkan
aktifitas sehari-hari rasa sesak pasien
secara mandiri (2 ke 5. Menghindari terjadi
4) kelelahan dan
Keterangan perubahan status
1= Sangat terganggu
2= Banyak terganggu pernafasan pasien
3= cukup terganggu
4= sedikit terganggu
5= Tidak terganggu
4 Gangguan Rasa Status kenyamanan Peningkatan keamanan 1. Agar pasien dan
Setelah dilakukan tindakan 1. Jelaskan semua prosedur pada pasien/keluarga keluarga mengetahui
Nyaman b.d
keperawatan selama 3x 24 tindakan dan prosedur
2. Bantu pasien/ keluarga mengidentifikasi factor
Gejala Terkait yang diberikan untuk
jam gangguan rasa nyaman
apa yang meningkatkan rasa keamanan pasien
Penyakit teratasi dengan kriteria hasil: 2. Keluarga dan pasien
3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi respon
1. Kontrol terhadap dapat meningkatkan
koping yang biasa nya rasa keamanan secara
gejala (skala 2 ke 4) mandiri
3. Pasien dapat melakukan
Peningkatan Tidur
2. Perawatan sesuai koping dengan baik saat
1. Tentukan pola tidur/aktivitas pasien
terjadi hal yang
dengan kebutuhan
2. Monitor/catat pola tidur pasien dan jumlah tidur mengancam pasien
(skala 2 ke 4) 4. Pemberian aktivitas
3. Monitor pola tidur dan catat kondisi fisik pasien
pasien agar tidak
Keterangan berlebihan dan
1= Sangat terganggu meningkatkan pola tidur
2= Banyak terganggu pasien
3= cukup terganggu 5. Mengidentifikasi
4= sedikit terganggu adanya perubahan pola
5= Tidak terganggu tidur dan jumlah tidur
pasien
6. Mengidentifikasi hal-
hal yang mengganggu
pola tidur pasien
5 Kelebihan Keseimbangan cairan Manajemen Cairan 1. Agar pasien mengetahui
Setelah dilakukan tindakan 1. Ajarkan pasien cara pembatasan diet, diet yang diperluka, dan
Volume Cairan keperawatan selama 3x 24 penggunan obat-obatan
jam kelebihan volume cairan penggunaan dosis dan efek samping obat yang di
b.d Gangguan yang diberikan
teratasi dengan kriteria hasil:
programkan 2. Puasa diberikan untuk
Mekanisme 1. Keseimbangan intake
meminimalkan cairan
Regulasi dan output dalam 24 2. Anjurkan pasien untuk puasa sesuai kebutuhan yang masuk kedalam
jam (skala 2 ke 4) tubuh
3. Tinggikan ekstremitas untuk meningkatkan
3. Memaksimalkan aliran
2. Turgor kulit (skala 2 aliran balik vena balik vena agar tidak
ke 4) terjadi hambatan pada
4. Pertahankan dan alokasikan pembatasan cairan
saat sirkulasi
pasien 4. Pembatasan cairan
Keterangan diberikan agar tidak
1= Sangat terganggu terjadi kelebihan cairan
2= Banyak terganggu pada pasien
3= cukup terganggu
4= sedikit terganggu
5= Tidak terganggu

Anda mungkin juga menyukai