2. Etiologi
a. Inflamasi peritoneum parietal : perforasi peritonitis, opendisitis,
diverti kulitis, pankreanitis, kolesistitis.
b. Kelainan mukosa viseral : tukak peptik, inflamatory bowel disease,
kulitis infeksi, esofagitis.
c. Obstrukti viseral : ileus obstruksi, kolik bilier atau renal karena
batu.
d. Regangan kopsula organ : hepatitis kista ovarium, pilelonefritis.
3. Patofisiologi
Peristiwa patofisiologi yang terjadi setelah obstruksi usus adalah
sama, tanpa memandang apakah obstruksi usus tersebut diakibatkan
oleh penyebab mekanik atau fungsional. Perbedaan utamanya adalah
obstruksi paralitik, permulaan, sedangkan pada obstruksi mekanis
peristaltik mula-mula diperkuat kemudian intermiten akhirnya hilang.
Limen usus yang tersumbat profesif akan terenggang oleh cairan dan
gas.
Akumulasi gas dan cairan didalam lumen usus sebelah proksima
dari letak obstruksi mengakibatkan distensi dan kehilangan H2O dan
elektrolit dengan peningkatan distensi maka tekanan intralumen
meningkat, menyebabkan penurunan tekanan vena dan kapiler arteri
sehingga terjadi iskemia dinding usus dan kehilangan cairan menuju
ruang peritonium akibatnya terjadi pelepasan bakteri dan toksin dari
usus, bakteri yang berlangsung cepat menimbulkan peritonitis septik
ketika terjadi kehilangan cairan yang akut maka kemungkinan
terjadi syok hipovolemik.
Keterlambatan dalam melakukan pembedahan atau jika terjadi
stranggulasi akan menyebabkan kematian. (Pice and Wilson, hal 404).
Ileus obstruktif merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang
terjadi karena adanya daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi
dinding usus sehingga menyebabkan penyempitan/penyumbatan lumen
usus. Hal tersebut menyebabkan pasase lumen usus terganggu.
pencernaan.
PATWHAY
KOLIK ABDOMEN
Peningkatan
Gelisah gerak
metabolisme
paksa
aerob
Nyeri karena
Penumpukan
tarikan
asam laktat
Kontraksi
Nyeri Hilang
Berlebihan
Timbul
Nyeri Gangguan
Rasa
Nyaman
4. Manifestasi Klinis
Obstruksi memiliki karakteristik berupa pasial atau komplit dengan
sederhana atau strangulasi. Manifestasinya dapat berupa (Nobie,
2009):
Nyeri perut (karakteristik pada kebanyakan pasien)
Nyeri, sering digambarkan sebagai kram dan intermiten, yang
lebih menonjol pada obstruksi sederhana.
Seringkali, tampilan klinis dapat memberikan petunjuk kepada
perkiraanlokasi dan sifat obstruksi. Nyeri berlangsung selama
beberapa hari, yang menjadi progresif dan dengan distensi perut,
mungkin khas untuk obstruksi yang lebih distal.
Perubahan karakter nyeri dapat menunjukkan perkembangan
komplikasi yang lebih serius (misalnya, nyeri konstan usus
strangulasi atau iskemik).
Mual
Muntah, yang lebih berhubungan dengan obstruksi proksimal
Diare (temuan awal)
Sembelit (sebuah temuan akhir) yang dibuktikan dengan tidak
adanya gerakan usus atau buang angin.
Demam dan takikardia, terjadi belakangan dan mungkin terkait
dengan strangulasi.
Riwayat operasi abdomen atau pelvis dahulu
Riwayat keganasan (terutama ovarium dan usus)
5. Penatalaksanaan
Pengobatan yang diberikan tergantung dari gejala yang dirasakan
oleh pasien. Jika nyeri sangat hebat dapat diberikan pereda nyeri
golongan narkotik yaitu Meperidine (pethidine) dengan dosis 1-1,5
mg/kg IM setiap3 jam. Jika muntah dapat diberikan metoklopramid.
Tidak ada satupun intervensi operasi yang dapat menjamin karena
kolik bilier yang tidak komplikasi dapat mereda dengan pengobatan
konservatif (Gilroy, 2009).
Kolik renal Rasa sakit jenis kolik ini yang dikenal sebagai kolik
ginjal biasanya dimulai pada pertengahan belakang atas lateral dari
sudut costovertebraldan kadang-kadang subkosta. Kemudian menyebar
ke inferior dan anterior menuju pangkal paha. Rasa sakit yang
dihasilkan oleh kolik ginjalterutama disebabkan oleh pelebaran,
peregangan, dan kejang yangdisebabkan oleh obstruksi saluran kemih
akut. Ketika obstruksi beratnamun kronis berkembang, seperti di
beberapa jenis kanker, biasanya tidak menimbulkan rasa sakit (Leslie,
2010)
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang kadang perlu untuk mempermudah
mengambil keputusan, misalnya pemeriksaan darah, urin,feses.
Kadang perlu juga dilakukan pemeriksaan radiologi dan endoskopi.
Beberapa uji laboratorium tertentu dilakukan antara lain nilai
hemoglobin dan hematokrit, untuk melihat kemungkinan adanya
perdarahan atau dehidrasi.
Hitung leukosit dapat menunjukkan adanya proses
peradangan. Hitung trombosit dan faktor koagulasi, disamping
diperlukan untuk persiapan bedah, juga dapat membantu menegakkan
diagnosis yang lainnya.
A. Pengkajian
1. Umum
Anoreksia dan malaise, demam, takikardia, diaforesis, pucat, kekakuan
abdomen kegagalan untuk mengeluarkan feses atau flatus secara rektal,
peningkatan bising
usus (awal obstruksi), penurunan bising usus (lanjut), retensi
perkemihan dan leukositosis
2. Khusus:
a. Usus halus
b. Usus besar
Ketidaknyamana abdominal ringan
Distensi berat
Muntah fekal laten
Dehidrasi laten : asidosis jarang
B. Pemeriksaan Fisik
a. Nyeri ketuk pinggang atas.
b. Pada hidronephrosis atau ginjal polikistik, teraba masa kisti
c. Pada obstruksi saluran kemih bawah teraba kandung kemiH
d. Obstruksi akut sering menyebabkan kenaikan tekanan darah (karena
gangguan ekskresi Natrium, retensi air dan aktivitas sistem renin
angiotensin). Hipotensi dapat terjadi pada keadaan obstruksi partial
dengan poliuri.
URETER PROXIMAL
Colic ginjal, nyeri pinggang, nyeri abdomen atau
URETER TENGAH Colic ginjal, nyeri pinggang, nyeri
abdomen depan URETER DISTAL Colic ginjal, nyeri
pinggang, nyeri abdomen depan, disuria, urinaria frekuensi
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan agen cidera biologis
2. Gangguan rasa nyaman berhungan dengan nyeri karena kontraksi
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
2. Gangguan rasa
nyaman NOC : NIC :
Ansiety 1. Menggunakan
berhubungan dengan Fear leavel pendekatan yang
nyeri karena Sleep defrifation menenangkan
H. Slamet Suyono. Prof. Dr. SpPD. KE., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II
FKUI Jakarta, 2001.
Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC;
2001.
R. Sjamsuhidajat, Wim dc Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta, 2007.
LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN ANAK “A” DENGAN
DIAGNOSA KOLIK ABDOMEN DI RUANG DAHLIA
DI RSUD SAWERIGADING PALOPO
TAHUN 2019
OLEH :
NAMA : FADILA AMALIA
NIM : SDK 161006
CI LAHAN CI INSTITUSI
OLEH :
NAMA : FADILA AMALIA
NIM : SDK 161006
CI LAHAN CI INSTITUSI
berada di abdomen
suprapubikperut bawah
tengah
S : Skala nyeri 4 (sedang)
T : Hilang Timbul
2. Klien tampak menangis selama
1 menit
3. TTV
TD : 110/80
N : 80x/i
P : 20x/i
S : 36,5
DS: Psikologi Gangguan pada
Klien mengatakan susah tidur tidur b.d
pada malam hari Penambahan kelemahan
DO: anggota baru
Wajah klien terlihat mengantuk
dan lemas kelemahan
Terdapat area kehitaman pada
mata klien Masa kritis
TTV
TD : 110/80 mmhg Perubahan pola
N : 80x/i pasien
P : 20x/i