DISUSUN OLEH :
Julia Fizistri A
Miftahul Jannah
Nadhila Nurmaef
Sillvi Natasya
JURUSAN KEPERAWATAN
PEKANBARU
2021/2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum.wr wb.
Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, yang masih
memberikan kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pendahuluan dengan
judul “Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan dengan Diabetes mellitus (DM)”. Tidak
lupa shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang merupakan
inspirator terbesar dalam segala keteladanannya. Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih
kepada para dosen yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah
ini.
Laporan pendahuluan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
MPKKK. Jika ada yang kurang dari makalah ini dengan segala kerendahan hati, saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari pembaca guna penyempurnaan
dan perbaikan pada pembuatan makalah mendatang.
Wassalamualaikum.wr.wb
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I...........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..........................................................................................................................3
1. LATAR BELAKANG............................................................................................................3
2. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................4
3. TUJUAN............................................................................................................................4
BAB II..........................................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI.........................................................................................................................6
A. KONSEP MEDIK................................................................................................................6
1. Definisi.............................................................................................................................6
2. Anatomi Fisiologi.............................................................................................................6
3. Etiologi.............................................................................................................................7
4. Patofisiologi.....................................................................................................................7
6. Manifestasiklinis..............................................................................................................8
7. Penatalaksanaan.............................................................................................................9
8. PemeriksaanDiagnostik...................................................................................................9
9. Komplikasi.....................................................................................................................10
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................................11
1. Pengkajian.....................................................................................................................11
2. Diagnosa keperawatan..................................................................................................13
3. Intervensi keperawatan................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Diabetes mellitus (DM) merupakan kelompo penyakit metaboli dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau
keduanya. Klasifikasi DM secara umum terdiri atas DM tipe 1 atau Insulin Dependen
Diabetes Melitus (IDDM) dan DM tipe 2 atau Non Insulin Dependent Diabetes Melitus
(NIDDM). DM tipe 2 terjadi karena sel B pancreas menghasilkan insulin dalam jumlah
sedikitnatau mengalami resistensi insulin. Jumlah penderita DM tipe 1 sebnayak 5-10%
dan DM tipe 2 sebanyak 90-95% dari penderita DM di seluruh dunia (ADA, 2020 dalam
Lidia Widiastuti, 2020).
1. RUMUSAN MASALAH
1) Apa konsep teori tentang diabetes melitus?
2) Apa konsep asuhan keperawatan pada penyakit diabetes melitus?
3) Bagaimana contoh kasus diabetes melitus?
2. TUJUAN
1) Mahasiswa mengetahui tentang konsep teori penyakit diabetes melitus
2) Mahasiswa mengetahui tentang kondep asuhan keperawatan diabetes melitus
3) Mahasiswa mengetahui contoh kasus diabetes melitus.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP MEDIK
1. Definisi
Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai
dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi
insulin, kerja insulin atau keduanya (smelzeldanBare,2015). Diabetes melitus merupakan
suatu kelompokpenyakit atau gangguan metabolikdengan karakteristik hipeglikemia yang
terjdi karena kelainan sekresi urin, kerja insulin, atau kedua — duanya (ADA,2017)
2. Anatomi Fisiologi
1) Pancreas
Pankreas adalah suatu organ yang terdiri dari jaringan eksokrin dan endokrin. Bagian
eksokrin mensekresi enzim-enzim pencernaan dan mengeluarkan larutan encer alkalis serta
enzim pencernaan melalui duktus pankreatikus ke dalam lumen saluran cerna. Dia antara sel-
sel eksokrin di seluruh pankreas tersebar kelompok-kelompok atau “pulau” sel endokrin yang
dikenal sebagai pulau Langerhans. Sel endokrin pankreas yang terbanyak adalah sel β (beta),
tempat sintesis dan sekresi insulin, dan sel α (alfa) yang menghasilkan glukagon.
Insulin memiliki efek penting pada metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Hormon
ini menurunkan kadar glukosa, asam lemak dan asam amino darah serta mendorong
penyimpanan bahan-bahan tersebut. Sewaktu molekul nutrien ini masuk ke darah selama
keadaan absorptif, insulin mendorong penyerapan bahan-bahan ini oleh sel dan
pengubahannya masing-masing menjadi glikogen, trigliserida dan protein.
3. Etiologi
Menurut Smeltzer 2015 Diabetes Melitus dapat diklasifikasikan ke dalam 2
kategori klinis yaitu:
4. Patofisiologi
Dalam patofisiologi DM tipe 2 terdapat beberapa keadaan yang berperan yaitu :
1) Resistensi insulin
Diabetes melitus tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin,
namun karena selselsasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon insulin secara
normal. Keadaan ini lazim disebut sebagai “resistensi insulin”. Resistensi insulin
banyak terjadi akibatdari obesitas dan kurangnya aktivitas fisik serta penuaan
2) Disfungsi sel B pancreas
Pada awal perkembangan diabetes melitus tipe 2, sel B menunjukan
gangguan pada sekresi insulin fase pertama,artinya sekresi insulin gagal
mengkompensasi resistensi insulin. Apabila tidak ditangani dengan baik , pada
perkembangan selanjutnya akan terjadi kerusakan sel-sel B pankreas. Kerusakan sel-
sel B pancreas akan terjadisecara progresif seringkali akan menyebabkan defisiensi
insulin,sehingga akhirnya penderita memerlukan insulin eksogen. Pada penderita
diabetes melitus tipe 2 memangumumnyaditemukan kedua factor tersebut, yaitu
resistensi insulin dan defisiensi insulin.
5. Pathway
6. Manifestasiklinis
1) Kadar glukosadarah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl
2) Kadar glukosadarah dua jam sesudah makan lebihdari 200 mg/dl
3) Banyak kencing (polyuria), Kadar glukosa darah yang tinggi akan
menyebabkan banyak kencing. Kencing yang sering dalam jumlah yang
banyak akan mengganggu penderita, terutama pada malam hari.
4) Banyak minum (polidipsi), Rasa haus yang sering di alami penderita karena
banyaknya cairan yang keluar melalui kencing. Penderita mengira penyebab
rasa haus ialah udara yang panas atau beban kerja yang berat. Untuk
menghilangkan rasa haus penderita banyak minum.
5) Banyakmakan (polifagi),Rasa lapar yang semakin besar timbul pada penderita
karena pasien mengalami keseimbangan kalori negatif, sehingga timbul rasa
lapar. Untuk menghilangkan rasa lapar penderitabanyak makan.
6) Penurunan berat badan dan rasa lemah, Hal ini disebabkan glukosadalam
darah tidak dapat masuk ke dalam sel, sehinggasel kekurangan bahan bakar
untuk menghasilkan tenaga. Sumber tenaga diambil dari cadangan lain yaitu
sel lemak dan otot. Akibatnya penderita kehilangan jaringan lemakdan otot
sehingga menjadi kurus.
7) Gangguan saraf tepi / kesemutan, Penderita mengeluh rasa sakit atau
kesemutan terutama pada kaki waktu malam hari.
7. Penatalaksanaan
Menurut PERKENI 2015 komponendalampenatalaksan DM yaitu:
1) Diet
2) Olahraga
3) Edukasi/penyuluhan
4) Pemberianobat-obatan
5) Pemantauanguladarah(Pemantauan guladarah harus dilakukansecara
rutin,bertujuan untukmengevaluasi pemberian obat pada diabetes)
6) Melakukanperawatanluka
7) Melakukanobservasitingkatkesadarandantandatanda vital
8) Menjaga intake cairan elektrolit dan nutrisi jangan sampai terjadi hiperhidrasi
9) Mengelola pemberian obat sesuai program
8. PemeriksaanDiagnostik
1. Pemeriksaanlaboratorium
1) Pemeriksaan darah
Glukosadarahsewaktu>200 mg/dl
Glukosadarahpuasa>140 mg/dl
Glukosadarah 2 jam setelahmakan>200 mg/dl
2) Urine
3) Kultur pus
9. Komplikasi
1) Komplikasi akut
a) Hipoglikemia, adalah kadar glukosa darah seseorang di bawah nilai normal (<
50 mg/dl). Hipoglikemia lebih sering terjadi pada penderita DM tipe 1 yang
dapat dialami 1-2 kali per minggu, Kadar guladarah yang terlalu rendah
menyebabkan sel-sel otak tidak mendapat pasokan energi sehingga tidak
berfungsi bahkan dapat mengalami kerusakan.
b) Hiperglikemia, hiperglikemia adalah apabila kadar gula darah meningkat
secaratiba-tiba, dapat berkembang menjadi keadaan metabolisme yang
berbahaya, antara lain ketoasidosisdiabetik, KomaHiperosmoler Non Ketotik
(KHNK) dankemolaktoasidosis.
2) KomplikasiKronis
a) Komplikasi makrovaskuler, komplikasi makrovaskuler yang umum
berkembang pada penderita DM adalah trombosit otak (pembekuan darah
pada sebagian otak), mengalami penyakit jantung koroner (PJK), gagal
jantung kongetif, dan stroke.
b) Komplikasi mikrovaskuler,komplikasi mikrovaskuler terutama terjadi pada
penderita DM tipe 1 seperti nefropati, diabetic retinopati (kebutaan),
neuropati, dan amputasi
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Asuhan keperawatan pada tahap pertama yaitu pengkajian. Dalam pengkajian perlu dikaji
biodata pasien dan data data untuk menunjang diagnosa. Data tersebut harus seakurat
akuratnya, agar dapat digunakan dalam tahap berikutnya, meliputi nama pasien,umur,
keluhan utama
1. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang Biasanya klien masuk ke RS dengan keluhan nyeri,
kesemutan pada esktremitas,luka yang sukar sembuh Sakit kepala, menyatakan seperti
mau muntah, kesemutan, lemah otot, disorientasi, letargi, koma dan bingung.
b. Riwayat kesehatan lalu Biasanya klien DM mempunyai Riwayat hipertensi, penyakit
jantung seperti Infark miokard
c. Riwayat kesehatan keluarga Biasanya Ada riwayat anggota keluarga yang menderita
DM
2. Pengkajian Pola Gordon
a. Pola persepsi Pada pasien gangren kaki diabetik terjadi perubahan persepsi dan
tatalaksana hidup sehat karena kurangnya pengetahuan tentang dampak gangren pada
kaki diabetik, sehingga menimbulkan persepsi negatif terhadap diri dan
kecendurangan untuk tidak mematuhi prosedur pengobatan dan perawatan yang
lama,lebih dari 6 juta dari penderita DM tidak menyadari akan terjadinya resiko kaki
diabetik bahkan mereka takut akan terjadinya amputasi (Debra Clair,Jounal Februari
201)
b. Pola nutrisi metabolik Akibat produksi insulin yang tidak adekuat atau adanya
defisiensi insulin maka kadar gula darah tidak dapat dipertahankan sehingga
menimbulkan keluhan sering kencing, banyak makan, banyak minum, berat badan
menurun dan mudah lelah. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya
gangguan nutrisi dan metabolisme yang dapat mempengarui status kesehatan
penderita. Nausea, vomitus, berat badan menurun, turgor kulit jelek , mual muntah.
c. Pola eliminasi Adanya hiperglikemia menyebabkan terjadinya diuresis osmotik yang
menyebabkan pasien sering kencing(poliuri) dan pengeluaran glukosa pada
urine(glukosuria). Pada eliminasi alvi relatif tidak ada gangguan.
d. Pola ativitas dan latihan
e. Kelemahan, susah berjalan dan bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan
tidur,tachicardi/tachipnea pada waktu melakukan aktivitas dan bahkan sampai terjadi
koma. Adanya luka gangren dan kelemahanotot otot pada tungkai bawah
menyebabkan penderita tidak mampu melakukan aktivitas sehari hari secara
maksimal, penderita mudah mengalami kelelahan.
f. Pola tidur dan istirahat Istirahat tidak efektif adanya poliuri,nyeri pada kaki yang
luka,sehingga klien mengalami kesulitan tidur
g. Kongnitif persepsi Pasien dengan gangren cendrung mengalami neuropati/ mati rasa
pada luka sehingga tidak peka terhadap adanya nyeri. Pengecapan mengalami
penurunan, gangguan penglihatan.
h. Persepsi dan konsep diri Adanya perubahan fungsi dan struktur tubuh menyebabkan
penderita mengalami gangguan pada gambaran diri. Luka yang sukar sembuh ,
lamanya perawatan, banyaknya baiaya perawatan dan pengobatan menyebabkan
pasien mengalami kecemasan dan gangguan peran pada keluarga (self esteem)
i. Peran hubungan Luka gangren yang sukar sembuh dan berbau menyebabkan
penderita malu dan menarik diri dari pergaulan.
j. Seksualitas Angiopati daoat terjadi pada pebuluh darah diorgan reproduksi sehingga
menyebabkan gangguan potensi sek,gangguan kualitas maupun ereksi seta memberi
dampak dalam proses ejakulasi serta orgasme. Adanya perdangan pada vagina, serta
orgasme menurun dan terjadi impoten pada pria. Risiko lebih tinggi terkena kanker
prostat berhubungan dengan nefropatai.
k. Koping toleransi Lamanya waktu perawatan,perjalannya penyakit kronik, persaan
tidak berdaya karena ketergantungan menyebabkan reasi psikologis yang negatif
berupa marah, kecemasan, mudah tersinggung, dapat menyebabkan penderita tidak
mampu menggunakan mekanisme koping yang kontruktif/adaptif.
l. Nilai kepercayaan Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh
serta luka pada kaki tidak menghambat penderita dalam melaksanakan ibadah tetapi
mempengarui pola ibadah penderita.
3. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan Vital Sign Yang terdiri dari tekanan darah, nadi, pernafasan, dan suhu.
Tekanan darah dan pernafasan pada pasien dengan pasien DM bisa tinggi atau
normal, Nadi dalam batas normal, sedangkan suhu akan mengalami perubahan jika
terjadi infeksi.
b. Pemeriksaan Kulit Kulit akan tampak pucat karena Hb kurang dari normal dan jika
kekurangan cairan maka turgor kulit akan tidak elastis. kalau sudah terjadi komplikasi
kulit terasa gatal.
c. Pemeriksaan Kepala dan Leher Kaji bentuk kepala,keadaan rambut Biasanya tidak
terjadi pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar getah bening, dan JVP (Jugularis Venous
Pressure) normal 5-2 cmH2.
d. Pemeriksaan Dada (Thorak) Pada pasien dengan penurunan kesadaran acidosis
metabolic pernafasan cepat dan dalam.
e. Pemeriksaan Jantung (Cardiovaskuler) Pada keadaan lanjut bisa terjadi adanya
kegagalan sirkulasi.
f. Pemeriksaan Abdomen Dalam batas normal
g. Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus Sering BAK
h. Pemeriksaan Muskuloskeletal Sering merasa lelah dalam melakukan aktifitas, sering
merasa kesemutan
i. Pemeriksaan Ekstremitas Kadang terdapat luka pada ekstermitas bawah bisa terasa
nyeri, bisa terasa baal
j. Pemeriksaan Neurologi GCS :15, Kesadaran Compos mentis Cooperative(CMC)
2. Diagnosa keperawatan
1) Ketidakstabilan gula darah berhubungan dengan resistensi insulin
2) Nyeri Akut berhubungan dengan Agen cedera fisik
3) Infeksi b.d peningkatan Leukosit
4) Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan imobilitas
3. Intervensi keperawatan
Edukasi :
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
insulin 6 Iu
Edukasi:
- Jelaskan penyebab dan
periode dan pemicu nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik
Edukasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik
DAFTAR PUSTAKA
ADA. (2017). American Diabetes Assosiation Diabetes Symptom
INFODATIN. 2020. Tetap Produktif, Cegah, dan Atasi Diabetes Melitus. Jakarta: Kemenkes
RI
Smeltzer, S.C dan B,G Bare. 2015. Baru Ajar KeperawatanMedikalBedah Brunner
&Suddarth. Jakarta : EGC
Suryaningsih, Titik. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Tn. T Dengan Diabetes Melitus Pada
Stroke Non Hemoragik Di Ruang Dahlia RSUD Kota Yogyakata. Yogkarta : Polteknik
Kesehatan Kemenkes Yogyakarta