Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR ABDOMEN

DI RUANG NIFAS RSUD ULIN BANJARMASIN

QORINA AMINA

1814901210173

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS B

BANJARMASIN, 2019
LAPORAN PENDAHULUAN
TUMOR ABDOMEN

A. Definisi
Tumor adalah pertumbuhan sel yang tidak normal sehingga terbentuk jaringan baru atau
sering kali oleh masyarakat awam disebut daging baru. Tumor terbagi menajdi dua macam,
yaitu tumor jinak dan ganas (Riksani, Ria. 2015).
Tumor abdomen merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang berbeda-beda,
yang disebabkan oleh sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara autonom
lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel tersebut berbeda dari sel normal
dalam bentuk dan strukturnya (Lukman, 2014).

B. Mekanisme Penyakit

Ada beberapa factor yang dapat Tanda dan gejala : (Sjamsuhidajat, R


menyebabkan terjadinya tumor antara dkk. 2013)

lain: (Sjamsuhidajat, R dkk. 2013) a. Hiperplasia


a. Karsinogen b. Konsistensi tumor umumnya padat
b. Hormone atau keras
c. Gaya hidup, kelebihan nutrisi c. Kadang tampak hipervaskulari
khususnya lemak dan kebiasaan disekitar tumor.
makan makanan yang kurang d. Biasa terjadi pengerutan dam
berserat. mengalami retraksi.
d. Parasit : parasit schistososma e. Edema disekitar tumor disebabkan
hematobin yang mengakibatkan infiltrasi kepembuluh limfe.
karsinoma planoseluler. f. Nyeri
e. Genetic g. Anoreksia, mual, muntah.
f. Infeksi, trauma, hipersensitivitas h. Penurunan berat badan.
terhadap obat-obatan.

Pemeriksaan diagnostik sangat penting dalam Penatalaksanaan:


(LeMone, P. dkk. 2016)
diagnosis awal karena pengkajian fisik biasanya tidak
a. Pembedahan
dapat mendeteksi awal tumor hingga kanker mencapai
b. Kemoterapi
ukuran yang cenderung menimbulkan risiko c. Radioterapi
d. Terapi fotodinamik
bermetatasis. Proses diagnostik ini dapat melibatkan

CT, MRI, USG, pencitraan nuklir, angiografi, dan

tomografi emisi positron (LeMone, P. dkk. 2016).


C. Pengkajian Keperawatan
1. Anamnesa (Muttaqin, 2010)
a. Aktivitas istirahat
Gejala : kelemahan dan keletihan
b. Sirkulasi
Gejala : palpitasi, nyeri, dada pada pengarahan kerja.
Kebiasaan : perubahan pada TD
c. Integritas ego
Gejala : alopesia, lesi cacat pembedahan
Tanda : menyangkal, menarik diri dan marah
d. Eliminasi
Gejala : perubahan pada pola defekasi misalnya : darah pada feces, nyeri pada
defekasi. Perubahan eliminasi urunarius misalnya nyeri atau ras terbakar pada saat
berkemih, hematuria, sering berkemih.
Tanda : perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
e. Makanan/cairan
Gejala : kebiasaan diet buruk ( rendah serat, tinggi lemak, aditif bahan pengawet).
Anoreksisa, mual/muntah.Intoleransi makanan. Perubahan pada berat badan;
penurunan berat badan hebat, berkuranganya massa otot.
Tanda : perubahan pada kelembapan/tugor kulit, edema.
f. Neurosensori
Gejala : pusing, sinkope.
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala : tidak ada nyeri atau derajat bervariasi misalnya ketidaknyamanan ringan
sampai berat (dihubungkan dengan proses penyakit)
h. Pernafasan
Gejala : merokok(tembakau, mariyuana, hidup dengan sesoramh yang merokok.)
Pemajanan asbes.
i. Keamanan
Gejala : pemajanan bahan kimia toksik. KarsinogenPemajanan matahari
lama/berlebihan.
Tanda : demam, ruam kulit, ulserasi.
j. Seksualitas
Gejala : masalah seksualitas misalnya dampak pada hubungan perubahan pada
tingkat kepuasan. Nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun Multigravida,
pasangan seks miltifel, aktivitas seksual dini.
k. Interaksi sosial
Gejala : ketidakadekuatan/kelemahan sotem pendikung. Riwayat perkawinan
(berkenaan dengan kepuasan di rumah dukungan, atau bantuan).
2. Diagnosa keperawatan
Pre operasi
a) Ansietas b/d perubahan status kesehatan.
b) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake inadekuat
c) Hambatan mobilitas fisik b/d adanya odema
Post operasi
a) Nyeri b/d terputusnya kontiniutas jaringan
b) Resti infeksi b/d adanya luka operasi
c) Gangguan pola tidur b/d nyeri operasi
3. Intervensi keperawatan
Pre operasi :
a) Ansietas b/d perubahan status kesehatan
Tujuan : Cemas tidak terjadi dengan kriteria hasil :
- Menunjukkan rentang yang tepat dari perasaan dan berkurangnya rasa takut
- Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang pada tingkat dapat diatasi.
- Mendemonstrasikan penggunaan mekanisme koping efektif dan partisipasi
aktif dalam pengaturan obat.
Intervensi :
1) Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan
R/ Memberikan kesempatan untuk memeriksa takut realistis serta kesalahan
konsep tentang diagnosis.
2) Berikan lingkungan terbuka dimana klien merasa aman untuk mendiskusikan
perasaannya.
R/ Membantu klien untuk merasa diterima pada adanya kondisi tanpa
perasaan dihakimi dan meningkatkan rasa terhormat.
3) Pertahankan kontak sesering mungkin dengan klien.
R/ Memberikan keyakinan bahwa klien tidak sendiri atau ditolak.
4) Bantu klien/keluarga dalam mengenali dan mengklasifikasikan rasa takut
untuk memulai mengembangkan strategi koping.
R/ Dukungan dan konseling sesering diperlukan untuk memungkinkan
individu mengenal dan menghadapi rasa takut.
5) Berikan informasi yang akurat
R/ Dapat menurunkan ansietas

b) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake inadekuat


Tujuan : Nutrisi dapat terpenuhi dengan kriteria hasil :
- Klien mengungkapkan nafsu makan baik, badan tidak lemah, dan HB normal.
Intervensi :
1) Kaji intake dan out put klien.
R/ Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi dan merupakan asupan dalam
tindakan selanjutnya.
2) Timbang berat badan sesuai indikasi.
R/ Mengidentifikasi status cairan serta memastikan kebutuhan metabolic.
3) Identifikasi kesukaan/ketidak sukaan diet dari pasien. Anjurkan pilihan
makanan tinggi protein dan vitamin C
R/ Meningkatkan kerja sama pasien dengan aturan diet. Protein/ vitamin C
adalah contributor utama unatuka pemeliharaan jaringan dan perbaikan.
4) Kolaborasi pemberian therapy cairan dan obat-obatan
R/ Memperbaiki keseimbangan cairan elektrolit dan mencegah muntah dan
menetralkan atau menurunkan prmbentukan asam untuk mencegah erosi
mukosa

c) Hambatan mobilitas fisik b/d adanya odema


Tujuan : hambatan mobilitas fisik tidak terjadi dengan kriteria hasil :
- Mampu melakukan aktivitas secara mandiri / dengan bantuan orang lain.
Intervensi :
1) Kaji kemampuan klien dalam melakukan aktivitas
R/ Membantu merencanakan pemenuhan kebutuhan klien
2) Bantu aktivitas klien
R/ Memenuhi kebutuhan klien yang tidak dapat ia penuhi secara mandiri
3) Anjurkan keluarga membantu aktivitas klien dalam memenuhi personal
hyginenya
R/ Menjaga serta memenuhi kebutuhan personal hygine klien

Post operasi
a) Nyeri b/d terputusnya kontiniutas jaringan
Tujuan : Nyeri berkurang/hilang dengan kriteria hasil :
- Klien mengungkapkan nyeri berkurang dan ekspresi wajah normal.
Intervensi :
1) Kaji karakteristik nyeri.
R/ Mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan oleh klien sebagai acuan untuk
intervensi selanjutnya.
2) Observasi tanda-tanda vital
R/ Mengetahui kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan
3) Ajarkan tehnik relaksasi
R/ Mengurangi nyeri yang dirasakan
4) Penatalaksanaan pemberian obat analgetik.
R/ Obat analgetik dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri

b) Resti infeksi b/d adanya luka operasi


Tujuan : Resiko infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil :
- Luka sembuh dengan baik, verband tidak basah dan tidak ada tanda-tanda
infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor).
Intervensi :
1) Observasi tanda-tanda infeksi
R/ Mengetahui tanda-tanda infeksi dan menentukan intervensi selanjutnya.
2) Observasi suhu tubuh
R/ Peningkatan suhu tubuh menandakan adanya proses infeksi
3) Lakukan perawatan luka dengan teknik septik dan antiseptic
R/ Dapat mencegah terjadinya kontaminasi dengan kuman penyebab infeksi.
4) Kolaborasi pemberian antibiotic
R/ Obat antibiotik dapat membunuh kuman penyebab infeksi

c) Gangguan pola tidur b/d nyeri operasi


Tujuan : Gangguan pola tidur tidak terjadi dengan kriteria hasil :
- Klien dapat tidur dengan nyenyak
- Klien merasa segar saat bangun tidur
Intervensi :
1) Kaji kebiasaan tidur dan perubahan yang terjadi
R/ Mengidentifikasi dan menentukan intervensi yang tepat
2) Atur posisi yang nyaman bagi klien menjelang tidur
R/ Istirahat tidur cukup dapat dapat mengurangi kelemahan
3) Ciptakan suasana tenang menjelang dan pada saat pasien tidur
R/ Mengubah area tekanan dan meningkatkan area istirahat

DAFTAR PUSTAKA

Sjamsuhidajat, R.dkk.(2010), Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: EGC


LeMone, Priscilla., Burke, Karen. M., & Bauldoff, Gerene.(2016). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Muttaqin, Arif. (2010). Pengkajian Keperawatan: Aplikasi pada Praktik Klinik. Jakarta: Salemba
Medika.
Banjarmasin, Agustus 2019
Ners Muda

( Qorina Amina, S.Kep )

Preseptor Klinik,

( Wika Rispudyani R, S.Kep.,Ns )

Anda mungkin juga menyukai